dbo:abstract
|
- The 1947 Yogyakarta Dakota accident occurred when a Douglas C-47 Skytrain was carrying medical supplies to the de facto republican government of Indonesia at Yogyakarta which crashed on 29 July 1947. During the Indonesian National Revolution (1945–1949), several Indonesian nationalists, including Commodores Agustinus Adisucipto and Abdul Rahman Saleh, were tasked to deliver medical supplies from Malaya. Near the completion of the mission, as their aircraft – chartered from an Indian businessman and flown by an Australian pilot – approached the airfield at Maguwo, Yogyakarta, two Dutch Curtiss P-40 Kittyhawks flew in and shot the aircraft down over Ngoto, Bantul. Only one person survived the crash. Although the Dutch initially denied complicity, investigation showed that the Kittyhawks had caused the crash; the Dutch later made restitution to India. On 1 March 1948 a monument to remember the event was built in Ngoto. Since 1979, the Indonesian Air Force has celebrated a Service Day (Hari Bakti) in commemoration of the crash and in remembrance of the deaths. (en)
- Dakota VT-CLA adalah sebuah pesawat Douglas DC-3 yang ditembak jatuh oleh P-40 Kittyhawk Belanda pada tanggal 29 Juli 1947 di Dusun Pandeyan, Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul dalam perjalanan pulang dari Singapura membawa bantuan obat-obatan dari Palang Merah Malaya menuju pangkalan udara Maguwo. Peristiwa naas ini menewaskan awak pesawat tersebut, yaitu pilot berkebangsaan Australia mantan perwira RAF, Noel Constantine dan seorang kopilot berkebangsaan Inggris mantan perwira RAF, Roy Hazelhurst. Bersama mereka turut pula tewas Komodor Udara Adisucipto, Komodor Udara Prof. Dr. Abdulrahman Saleh, operator radio Adisumarmo Wiryokusumo, Zainal Arifin dan seorang teknisi India, Bidha Ram. Akibat luka yang parah, istri Constantine juga tewas tak berapa lama setelah kecelakaan. Satu-satunya yang selamat adalah Abdul Gani Handonotjokro. Pesawat Dakota VT-CLA tersedia untuk Republik Indonesia berkat jasa Biju Patnaik, seorang pengusaha dan pilot dari Orissa, India yang adalah teman dekat Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India saat itu. Peristiwa ini dapat dikaitkan dengan kejadian pengeboman oleh sebuah pesawat Guntei serta dua Cureng yang diterbangkan para kadet AURI di atas pasukan militer Belanda di Semarang, Salatiga dan Ambarawa pada 29 Juli 1947, sekitar pukul 05.00 pagi. Dengan para penerbang yakni Mulyono, Sutardjo Sigit dan Suharnoko Harbani, hal ini merupakan operasi pengeboman pertama AU di Indonesia yang merupakan jawaban atas serangan Agresi Militer Belanda I atas pangkalan udara Maguwo pada tanggal 21 Juli 1947. Setelah pengeboman itu, Belanda memperketat patroli udaranya dan menemukan Dakota VT-CLA yang akan mendarat. (in)
|
rdfs:comment
|
- The 1947 Yogyakarta Dakota accident occurred when a Douglas C-47 Skytrain was carrying medical supplies to the de facto republican government of Indonesia at Yogyakarta which crashed on 29 July 1947. During the Indonesian National Revolution (1945–1949), several Indonesian nationalists, including Commodores Agustinus Adisucipto and Abdul Rahman Saleh, were tasked to deliver medical supplies from Malaya. Near the completion of the mission, as their aircraft – chartered from an Indian businessman and flown by an Australian pilot – approached the airfield at Maguwo, Yogyakarta, two Dutch Curtiss P-40 Kittyhawks flew in and shot the aircraft down over Ngoto, Bantul. Only one person survived the crash. (en)
- Dakota VT-CLA adalah sebuah pesawat Douglas DC-3 yang ditembak jatuh oleh P-40 Kittyhawk Belanda pada tanggal 29 Juli 1947 di Dusun Pandeyan, Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul dalam perjalanan pulang dari Singapura membawa bantuan obat-obatan dari Palang Merah Malaya menuju pangkalan udara Maguwo. Pesawat Dakota VT-CLA tersedia untuk Republik Indonesia berkat jasa Biju Patnaik, seorang pengusaha dan pilot dari Orissa, India yang adalah teman dekat Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India saat itu. (in)
|