Abstrak Gerakan literasi sekolah sudah dilaksanakan selama 2 tahun dan menjadi agenda nasional se... more Abstrak Gerakan literasi sekolah sudah dilaksanakan selama 2 tahun dan menjadi agenda nasional sejak 2015. Gambaran mengenai kegiatan literasi yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan menengah menjadi program yang wajib dilaksanakan sesuai diamanatkan dalam Permendikbud Nomor 23 tahun 2015. Muatan kebijakan pemerintah tentang penumbuhan sikap positif dan budi pekerti siswa melalui pembiasaan membaca buku selama 15 menit. Hal ini merupakan tahap awal sebagai tahap pembiasaan literasi sekolah. Melalui observasi yang dilakukan pada Februari 2017 dari lima sekolah menengah atas yang menjadi objek kajian masing-masing sekolah belum mampu menciptakan iklim literasi dengan baik. Banyak faktor penghambat dalam menjalankan tahap pembiasaan seperti belum adanya kesamaan pandangan dalam memprioritaskan gerakan literasi oleh seluruh warga sekolah termasuk masalah utama yaitu terbatasnya jumlah buku bacaan. Pada tahap pembiasaan literasi mutlak diperlukan banyak buku bacaan disamping sebagai buku penunjang pelajaran dan juga keberhasilan tahap pembiasaan literasi agar berjalan lancar sangat bergantung pada buku-buku nonpelajaran. Kajian ini berangkat dari masalah kurang maksimalnya proyek jurnal membaca siswa dan kegiatan 15 menit membaca padahal dalam buku teks siswa khususnya untuk pelajaran bahasa Indonesia proyek ini sudah terintegrasi dalam buku teks/buku wajib yang harus dilakukan siswa setiap akhir bab atau akhir kompetensi pelajaran artinya kegiatan ini memiliki bobot yang sama pentingnya dengan tugas pelajaran. Rancangan kegiatan literasi diperoleh melalui survey maupun observasi pada lima Sekolah Menengah Atas di kabupaten Sleman dan berdasarkan substansi tahap pembiasaan literasi sekolah dalam buku panduan GLS yaitu model kegiatan yang saat ini tengah menjadi agenda setiap sekolah yaitu kegiatan 15 menit membaca sebelum pelajaran dan proyek jurnal membaca siswa sedangkan konsep buku bacaan diperoleh melalui kajian pustaka yang relevan dan analisis dokumen pelajaran berupa silabus dan kurikulum 2013. Buku bacaan ini memiliki konsep pengembangan berdasarkan kompetensi pelajaran analisis teks yang meliputi teks LHO, eksposisi, anekdot, narasi, negosiasi, prosedur, dan eksplanasi dengan tujuan agar buku bacaan ini lebih menjadi pilihan guru dan siswa untuk digunakan sebagai buku pendamping buku teks siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia. Kata kunci: buku bacaan, pendamping buku teks, dan jurnal membaca A. Pendahuluan
Abstrak Gerakan literasi sekolah sudah dilaksanakan selama 2 tahun dan menjadi agenda nasional se... more Abstrak Gerakan literasi sekolah sudah dilaksanakan selama 2 tahun dan menjadi agenda nasional sejak 2015. Gambaran mengenai kegiatan literasi yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan menengah menjadi program yang wajib dilaksanakan sesuai diamanatkan dalam Permendikbud Nomor 23 tahun 2015. Muatan kebijakan pemerintah tentang penumbuhan sikap positif dan budi pekerti siswa melalui pembiasaan membaca buku selama 15 menit. Hal ini merupakan tahap awal sebagai tahap pembiasaan literasi sekolah. Melalui observasi yang dilakukan pada Februari 2017 dari lima sekolah menengah atas yang menjadi objek kajian masing-masing sekolah belum mampu menciptakan iklim literasi dengan baik. Banyak faktor penghambat dalam menjalankan tahap pembiasaan seperti belum adanya kesamaan pandangan dalam memprioritaskan gerakan literasi oleh seluruh warga sekolah termasuk masalah utama yaitu terbatasnya jumlah buku bacaan. Pada tahap pembiasaan literasi mutlak diperlukan banyak buku bacaan disamping sebagai buku penunjang pelajaran dan juga keberhasilan tahap pembiasaan literasi agar berjalan lancar sangat bergantung pada buku-buku nonpelajaran. Kajian ini berangkat dari masalah kurang maksimalnya proyek jurnal membaca siswa dan kegiatan 15 menit membaca padahal dalam buku teks siswa khususnya untuk pelajaran bahasa Indonesia proyek ini sudah terintegrasi dalam buku teks/buku wajib yang harus dilakukan siswa setiap akhir bab atau akhir kompetensi pelajaran artinya kegiatan ini memiliki bobot yang sama pentingnya dengan tugas pelajaran. Rancangan kegiatan literasi diperoleh melalui survey maupun observasi pada lima Sekolah Menengah Atas di kabupaten Sleman dan berdasarkan substansi tahap pembiasaan literasi sekolah dalam buku panduan GLS yaitu model kegiatan yang saat ini tengah menjadi agenda setiap sekolah yaitu kegiatan 15 menit membaca sebelum pelajaran dan proyek jurnal membaca siswa sedangkan konsep buku bacaan diperoleh melalui kajian pustaka yang relevan dan analisis dokumen pelajaran berupa silabus dan kurikulum 2013. Buku bacaan ini memiliki konsep pengembangan berdasarkan kompetensi pelajaran analisis teks yang meliputi teks LHO, eksposisi, anekdot, narasi, negosiasi, prosedur, dan eksplanasi dengan tujuan agar buku bacaan ini lebih menjadi pilihan guru dan siswa untuk digunakan sebagai buku pendamping buku teks siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia. Kata kunci: buku bacaan, pendamping buku teks, dan jurnal membaca A. Pendahuluan
Uploads
Papers by Miftahurrahman Scout