Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Ahmose-Nefertari dari Mesir Kuno merupakan Ratu pertama dari Dinasti Kedelapan Belas. Ia adalah putri Seqenenre Tao dan Ahhotep I, dan saudari kerajaan dan istri kerajaan agung firaun, Ahmose I. Ia adalah ibunda Raja Amenhotep I dan mungkin bertindak sebagai pemangku takhta ketika ia masih muda. Ahmose-Nefertari dipuja setelah kematiannya.

Ahmose-Nefertari
Permaisuri Mesir

Istri Kerajaan Agung
Istri Dewa Amun

Pemangku takhta
Ahmose Nefertari seperti yang digambarkan di makam TT359
Kelahiran1562 SM
Kematian1495 SM
PasanganAhmose I
KeturunanAmenhotep I
Ahmose-ankh
Siamun
Ramose ?
Ahmose-Meritamun
Mutnofret ?
Ahmose-Sitamun
Nama lengkap
Ahmose-Nefertari
AyahSeqenenre Tao
IbuAhhotep I
AgamaAgmaa Mesir kuno
Ahmose-Nefertari di dalam hieroglif
<
N12
F31
F35M17X1
D21
Z4
>

Ahmose Nefertari Jꜥḥ ms Nfr trj Lahir dari Iah, pendamping cantik

Keluarga

sunting
 
Ahmose-Nefertari dan putranya Amenhotep I.

Ahmose-Nefertari adalah putri Seqenenre Tao dan Ahhotep I dan cucu perempuan Senakhtenre dan Ratu Tetisheri.[1] Ahmose-Nefertari lahir di Thebes, sepertinya selama masa pemerintahan Senakhtenre Ahmose (bukan Tao—karena nomen raja ini sekarang telah ditemukan sebagai 'Ahmose' seperti cucunya Ahmose I).[2][3] Ia dibesarkan dengan beberapa saudara dan saudari termasuk pangeran-pangeran Ahmose, Ahmose-Sipair dan Binpu, dan putri-putri Ahmose-Henutemipet, Ahmose-Tumerisy, Ahmose-Nebetta, Ahmose-Meritamon, juga beberapa saudari tiri Ahmose-Henuttamehu, Ahmose dan Ahmose-Sitkamose.

Ahmose-Nefertari diduga menikah dengan Firaun Kamose, tapi jika demikian tidak ada catatan tentang pernikahan semacam itu. Ia memang menjadi istri kerajaan agung Firaun Ahmose I. Dengan Ahmose ia memiliki setidaknya tiga orang putra. Ia digambarkan di prasasti dari Karnak dengan seorang putra bernama Ahmose-ankh, seorang putra bernama Siamun dimakamkan kembali di cache kerajaan DB320, tapi putranya Amenhotep I yang pada akhirnya akan menggantikan ayahandanya di atas takhta. Ia adalah ibunda Ratu Ahmose-Meritamun dan Ahmose-Sitamun. Ia juga diduga adalah ibunda Mutnofret, istri Thutmose I. Seorang pangeran bernama Ramose termasuk di antara Tuan Barat dan dikenal dari patung sekarang di Liverpool, mungkin putra lain Ahmose-Nefertari.

Kehidupan

sunting
 
Prasasti anumerta Amenhotep I dan Ahmose-Nefertari memberi persembahan kepada Osiris.

Ahmose-Nefertari lahir pada bagian akhir Dinasti ketujuh belas, selama masa pemerintahan kakeknya, Senakhtenre Ahmose. Ayahandanya Seqenenre Tao bertempur melawan Hyksos dan mungkin tewas di medan pertempuran. Ia digantikan oleh Kamose. Mungkin saja Ahmose-Nefertari menikah dengan Kamose, tapi tidak ada bukti adanya pernikahan semacam itu.

Setelah kematian Kamose, takhta jatuh ke tangan Ahmose I. Firaun Ahmose masih sangat muda dan ibunda ratu Ahhotep I bertindak sebagai pemangku takhta selama tahun-tahun awal masa pemerintahannya. Ahhotep akan diutamakan di istana atas putrinya Ahmose-Nefertari, yang adalah istri kerajaan agung. Ahmose I menjadi raja pertama Dinasti Kedelapan belas, seorang firaun yang memerintah di sebuah negara yang bersatu kembali.

Ratu Ahmose-Nefertari memegang banyak gelar, termasuk putri turun temurun (iryt-p`t), rahmat agung (wrt-im3t), pujian agung (wrt-hzwt), ibunda raja (mwt-niswt), istri raja agung (hmt-niswt-wrt), istri dewa (hmt-ntr), bersatu dengan mahkota putih (khnmt-nfr-hdjt), putri raja (s3t-niswt), dan saudari raja (snt-niswt).[4] Sang ratu dipuja sebagai "Dewi Kebangkitan" dan dapat dibilang wanita paling dihormati dalam sejarah Mesir.[5]

Sumbangan prasasti dari Karnak mencatat bagaimana raja Ahmose membeli kantor Nabi Kedua Amun dan diberkahi posisi dengan tanah, barang dan administrator. Penganugerahan itu diberikan kepada Ahmose-Nefertari dan keturunannya. Secara terpisah posisi adoratrix ilahi juga diberikan kepada Ahmose-Nefertari.[6] Catatan dari zaman kemudian menunjukkan bahwa dalam posisi ini ia akan bertanggung jawab atas semua properti kuil, administrasi wilayah, lokakarya, perbendaharaan dan semua staf administrasi terkait.[7]

Amenhotep I mulai berkuasa saat ia masih muda. Seperti ibundanya, Ahmose-Nefertari, mungkin telah bertugas sebagai wali penguasa untuknya sampai ia mencapai kedewasaan.[8]

Ahmose-Nefertari terbukti hidup pada tahun-tahun awal pemerintahan raja Tuthmosis I. Ia digambarkan di Nubia oleh Raja muda Kush Ahmose yang disebut Turo di dampingi raja yang baru dinobatkan dan Ratu Ahmose. Fragmen vas yang ditemukan di KV20 bertuliskan cartouche ganda raja Tuthmosis I dan Ahmose-Nefertari dan julukannya menunjukkan bahwa ratu itu masih hidup. Sebuah patung besar ratu Ahmose-Nefertari dari Karnak mungkin merupakan salah satu patung terakhir yang dibuat untuk menghormatinya sebelum ia meninggal.

Kematian dan pemakaman

sunting
 
Fragmen batu kapur dari relief makam menunjukkan cartouche dari Ahmose-Nefertari di atas wajah tokoh kerajaan yang memakai uraeus. Mungkin dari Deir el-Madinah, Mesir. Dinasti ke-19. Petrie Museum

Ahmose-Nefertari kemungkinan meninggal pada sekitar tahun kelima atau keenam Thutmose I. Kematiannya tercatat di prasasti imam wab bernama Nefer. Teks tersebut menyebutkan bahwa "permaisuri ilahi Ahmose-Nefertari, yang dibenarkan dengan tuan penguasa agung dari Barat, yang terbang ke surga". Helck mengusulkan agar liburan kultus tahunan (II Shemu 14) yang dipersembahkan kepada Ahmose-Nefertari di Deir el-Medina mungkin telah memperingati hari kematiannya. Ayahanda Nefer, yang sepertinya tidak lain adalah pengawas kerajaan yang bekerja dengan Ineni, mengawasi pemakamannya.[9]

Ia kemungkinan dimakamkan di Dra Abu el-Naga, dan memiliki sebuah kuil makam di sana. Muminya diasumsikan telah diambil dari makamnya di akhir Kerajaan Baru dan pindah ke cache kerajaan di DB320. Yang diduga jasadnya, tanpa tanda identifikasi, ditemukan pada abad ke-19 dan dibuka pada tahun 1885 oleh Emile Brugsch namun identifikasi ini telah ditantang.[10] Mumi itu mengeluarkan bau yang tidak sedap sehingga Brugschterpaksa memakamkannya kembali di bawah tanah museum Kairo sampai bau menyengat itu mereda. Ahmose-Nefertari meninggal di usia 70-an. Rambutnya sudah menipis dan anyaman rambut palsu dijalin dengan tangannya sendiri untuk menutupi ini. Tubuhnya telah rusak pada zaman kuno dan kehilangan tangan kanannya.

Pendewaan dan ibadah

sunting
 
Ahmose-Nefertari digambarkan lebih dari 200 tahun setelah setelah kematiannya oleh firaun Ramesses II di Karnak.

Penduduk desa Deir el-Madinah memandang Amenhotep I dan ibundanya Ratu Ahmose Nefertari dengan hormat selama beberapa generasi. Ketika Amenhotep meninggal, ia menjadi pusat kultus pemakaman desa, disembah sebagai "Kota Amenhotep". Ketika Ratu meninggal ia juga didewakan dan menjadi "Nyonya Langit" dan "Nyonya Barat".[11]

Referensi

sunting
  1. ^ Dodson, Aidan and Hilton, Dyan. The Complete Royal Families of Ancient Egypt. Thames & Hudson. 2004. ISBN 0-500-05128-3
  2. ^ Forbes, Dennis C. Imperial Lives: Illustrated Biographies of Significant New Kingdom Egyptians. KMT Communications, Inc. 1998. ISBN 1-879388-08-1
  3. ^ Sébastien Biston-Moulin, "Le roi Sénakht-en-Rê Ahmès de la XVIIe dynastie", ENIM 5, pp.61-71, 22 mars/march 2012 [online: [1]
  4. ^ Grajetzki, Ancient Egyptian Queens: A Hieroglyphic Dictionary, Golden House Publications, London, 2005, ISBN 978-0-9547218-9-3
  5. ^ The Woman in Black, Graciela Gestoso Singer University & Heritage - Unesco World Heritage Centre [2]
  6. ^ Tyldesley, Joyce. Chronicle of the Queens of Egypt. Thames & Hudson. 2006. ISBN 0-500-05145-3
  7. ^ "The Great Goddesses of Egypt", Barbara S. Lesko, p. 246, University of Oklahoma Press, 1999, ISBN 0-8061-3202-7
  8. ^ Shaw, Ian. The Oxford History of Ancient Egypt. Oxford University Press. 2000. ISBN 0-19-280458-8
  9. ^ Louise Bradbury, Nefer's Inscription: On the Death Date of Queen Ahmose-Nefertary and the Deed Found Pleasing to the King, Journal of the American Research Center in Egypt, Vol. 22 (1985), pp. 73-95
  10. ^ The so-called Royal Cachette TT 320 was not the grave of Ahmose Nefertari [3]
  11. ^ Tyldesley, Joyce (1996). "Hatchespsut: The Female Pharaoh", p62, Viking, ISBN 0-670-85976-1.

Pranala luar

sunting