Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Ibrahim al-Jaafari


Dr. Ibrahim al-Ashaiqir al-Jaafari (Arab: إبراهيم الأشيقر الجعفري; lahir 25 Maret 1947) adalah mantan Perdana Menteri Irak dalam Pemerintahan Transisional Irak yang terpilih dalam pemilihan Januari 2005. Ia seorang Shiah dan sebelumnya merupakan salah satu dari dua wakil presiden Irak di bawah Pemerintahan Sementara Irak (2004) dan juga juru bicara utama untuk Partai Dawa Islam di Irak. Ia dipaksa menarik pencalonan dirinya untuk jabatan perdana menteri untuk pemerintahan yang permanen karena munculnya tuduhan-tuduhan dari partai-partai Kurdi dan Sunni di Irak bahwa kepemimpinannya lemah.

Infobox orangIbrahim al-Jaafari

Edit nilai pada Wikidata
Nama dalam bahasa asli(ar) إبراهيم الجعفري Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran25 Maret 1947 Edit nilai pada Wikidata (77 tahun)
Hindiya (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Minister of Foreign Affairs (en) Terjemahkan
8 September 2014 – 25 Oktober 2018
36 Daftar Perdana Menteri Irak
3 Mei 2005 – 20 Mei 2006
← Ayad Allawi (en) TerjemahkanNouri al-Maliki →
Daftar Perdana Menteri Irak
1r Agustus 2003 – 31 Agustus 2003
President of the Governing Council of Iraq (en) Terjemahkan
1r Agustus 2003 – 31 Agustus 2003
← Mohammad Bahr al-Ulloum (en) TerjemahkanAhmed Chalabi → Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
AgamaIslam Syiah Edit nilai pada Wikidata
PendidikanUniversity of Mosul (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanpolitikus, diplomat Edit nilai pada Wikidata
Partai politikNational Iraqi Alliance (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
23 Januari 2018World Economic Forum Annual Meeting 2018 (en) Terjemahkan
20 Januari 2016World Economic Forum Annual Meeting 2016 (en) Terjemahkan
21 Januari 2015World Economic Forum Annual Meeting 2015 (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata

Situs webal-jaffaary.net Edit nilai pada Wikidata

Permulaan hidup, karier, dan keluarga

sunting

Ia lahir dengan nama Ibrahim al-Ashaiqir (Arab: إبراهيم الأشيقر) di Karbala. Ia seorang sayid (keturunan Nabi Muhammad) dan kakek buyutnya, Sayyid Mahdi bin Sayyid Ali bin Sayyid Baqir al-Ushaiqir, memimpin pemberontakan al-Ushaiqir di Karbala pada 1876 melawan Kekaisaran Ottoman. Keluarga Al-Ushaiqir berasal dari kota al-Ushaiqir di wilayah yang kini merupakan bagian dari Arab Saudi. Jaafari belajar di universitas di Mosul untuk menjadi dokter.[1]

Terjun ke politik

sunting

Ia bergabung dengan Partai Dawa Islam pada 1968. Setelah lulus pada 1974, ia aktif bekerja untuk partai di Irak yang berusaha menggulingkan pemerintahan sekuler Ba'athis. Ia pergi ke Iran pada 1980 dan terlibat dalam gerakan melawan Saddam Hussein di sana. Ia mengambil nama al-Jaafari di pembuangan untuk melindungi keluarganya di Irak dari pembalasan oleh Saddam. Ia pindah ke London pada 1989 dan di sana ia menjadi juru bicara al-Dawa di Britania Raya serta anggota penting dalam gerakan anti Saddam. Sementara di Britania Raya ia banyak menghadiri acara-acara orang Iral dan memberikan khotbah-khotbah keagamaan.

Setelah invasi Irak 2003, ia segera kembali ke negaranya. Ia dipilih pada Juli 2003 sebagai anggota dari Dewan Pemerintahan Irak Sementara yang didukung AS, dan menjabat sebagai ketuanya yang pertama serta presiden interim pada masa pasca-Saddam selama satu bulan. Pada 1 Juni 2004, ia dipilih sebagai salah satu dari dua wakil presiden dari pemerintahan Irak yang baru.


Setelah pemilihan umum nasional pada Desember 2005, bersama-sama dengan Adel-Abdul-Mahdi dari SCIRI, Al-Jaafari menjadi calon utama untuk jabatan perdana menteri. UIA, organisasi yang di dalamnya terlibat Al-Jaafari dan Abdul-Mahdi, akhirnya mencalonkan Al-Jaafari.

Perdana Menteri al-Jaafari dikenal sebagai seseorang yang lemah lembut bicaranya dan menggunakan bahasa yang berbunga-bunga yang dihiasi dengan ungkapan-ungkapan dari buku-buku klasik Arab dan sastra.

Dalam jajak pendapat umum yang dilakukan setelah invasi AS terhadap Irak pada tahun 2003, al-Jaafari terus-menerus memperoleh tingkat penerimaan terbaik dibandingkan para politikus lainnya, dan terbaik dibandingkan dengan figur publik lainnya setelah Sistani dan Moqtada al-Sadr, dan al-Dawa hingga kini tetap merupakan partai terpopuler di Irak.

Ia menggantikan al-Maliki sebagai sekretaris jenderal Partai Dawa pada Mei 2007.[2]

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting
Didahului oleh:
Iyad Allawi
(Pemerintahan Irak Sementara / Perdana Menteri sementara)
Perdana Menteri Negara Irak
7 April 200520 Mei 2006
Diteruskan oleh:
Nouri al-Maliki
Didahului oleh:
Penguasa Koalisi Sementara
Wakil Presiden Irak
20042005
Diteruskan oleh:
Adil Abdul Mahdi dan Ghazi Mashal Ajil al-Yawer