Rebung
Rebung adalah tunas atau anakan yang masih muda yang tumbuh dari akar bambu. Penduduk Indonesia maupun Asia umumnya memanfaatkan rebung bambu sebagai bahan makanan. Rebung bambu termasuk salah satu sayuran yang disukai banyak orang karena teksturnya yang renyah dan rasa manis serta aroma khas yang dimilikinya.[1]
Rebung | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Setunas rebung. | |||||||||||
Nama Tionghoa | |||||||||||
Hanzi tradisional: | 竹筍 | ||||||||||
Hanzi sederhana: | 竹笋 | ||||||||||
| |||||||||||
Nama Jepang | |||||||||||
Kanji: | 竹の子 or 筍 | ||||||||||
Kana: | タケノコ | ||||||||||
| |||||||||||
Nama Korea | |||||||||||
Hangul: | 죽순, 대나무싹 | ||||||||||
| |||||||||||
Nama Nepali | |||||||||||
Nepali: | तामा (Tama) |
Di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, bambu muda diolah menjadi Lemea yaitu jenis makanan Lemea berasal dari tumbuhan tunas rebung yang dicincang kecil-kecil lalu di endap (fermentasi) dengan udang atau ikan.
Rebung bambu digunakan sebagai isi lumpia, makanan khas Semarang; rebung juga sering digunakan sebagai bahan baku masakan khas Jawa Tengah, seperti sayur lodeh. Selain itu, rebung juga diolah menjadi lema.
Saat ini, rebung sudah dapat diolah untuk berbagai macam bahan makanan olahan berbahan dasar rebung seperti tepung rebung yang memiliki kandungan pati tinggi, cuka rebung, keripik rebung, rebung beku, dan asinan rebung.
Di daerah Jawa, rebung kering dikenal dengan nama klingking. Sebelum dimasak, rebung kering ini dicuci bersih dan direbus terlebih dahulu. Rebung ini dimasak dengan santan dan memiliki tekstur renyah yang mirip daging ayam.[2]
Rebung memiliki kandungan karbohidrat, protein, dan dua belas asam amino penting yang sangat diperlukan oleh tubuh. Konsumsi rebung secara teratur diyakini[siapa?] merupakan salah satu tindakan preventif untuk menghambat berbagai jenis penyakit, termasuk kanker.
Sumber rebung
suntingSemua rebung bambu memiliki kandungan asam sianida (HCN). Rebung bambu dengan tingkat HCN tinggi berbahaya jika dikonsumsi, sebaliknya yang enak dikonsumsi adalah yang tingkat HCN-nya rendah.[1] Di wilayah tropis, jenis-jenis bambu yang biasa diambil rebungnya untuk makanan adalah yang biasa ditanam di pekarangan atau tumbuh di tepi hutan/sungai, seperti:
- Bambu betung (Dendrocalamus asper)
- Bambu apus/tali (Gigantchloa apus)
- Bambu wulung/hitam (Gigantochloa atroviolacea)
- Bambu ater/jawa (Gigantochloa atter)
- Bambu gombong/surat (Gigantochloa pseudoarundinacea)
- Bambu ampel (Bambusa vulgaris)
- Bambu kuning/gading (Bambusa vulgaris var. striata)
Dari kawasan subtropis dikenal jenis-jenis bambu yang biasa diambil rebungnya, yaitu:
- Madake (Phyllostachys bambusoides)
- Moso (Phyllostachys edulis)
- Bambusa oldhamii
- Bambusa odashimae
- Bambusa blumeana
- Fargesia spathacea
Galeri
sunting-
Rebung sebelum diambil
-
Rebung dalam kaleng
-
Rebung kering
-
Rebung yang telah dipotong-potong
-
Rebung Bambusa oldhamii yang telah dipotong-potong
Lihat pula
suntingCatatan kaki
sunting- ^ a b Andoko, Agus (2003). Budi Daya Bambu Rebung. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. hlm. 7. ISBN 979-21-0660-X. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-16. Diakses tanggal 2019-02-20.
- ^ "Klingking si Rebung Kering". detikcom. Diakses tanggal 2019-02-09.