Sefalopoda
Sefalopoda adalah kelas dalam filum moluska. Di dalamnya mencakup semua gurita, cumi-cumi, dan sotong[1]. Namanya diambil dari bahasa latin cephalus (kepala) dan poda (kaki)—berarti "kaki di kepala"—diambil dari ciri khas hewan ini yang memiliki tentakel di sekitar kepalanya, yang berfungsi seperti tungkai (lengan dan kaki). Ilmu yang mempelajari sefalopoda disebut sebagai teutologi (theutology, "ilmu mengenai cumi-cumi"), dan merupakan cabang dari malakologi.
Sefalopoda (gurita dan kerabatnya) Rentang waktu: Kambrium Akhir - Kini
| |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | Eukaryota |
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Mollusca |
Subfilum: | Conchifera |
Kelas: | Cephalopoda Cuvier, 1797 |
Ordo | |
Subkelas Nautiloidea
Subkelas †Ammonoidea Subkelas Coleoidea
|
Sefalopoda memiliki otak yang berkembang baik dan beberapa jenisnya memiliki kemampuan mengingat dengan baik, bahkan dapat belajar. Manusia memanfaatkan anggota-anggota sefalopoda sebagai bahan pangan dan dalam industri.
Struktur tubuh
suntingHewan ini memiliki ciri khas yaitu mempunyai tentakel yang dilengkapi dengan alat pengisap. Alat ini terdapat pada kepala yang berguna untuk menangkap mangsa. Misalnya, pada cumi-cumi dan sotong mempunyai 8 tentakel pendek dan 2 tentakel yang panjang. Nautilus mempunyai sekitar 60–90 tentakel. Gurita mempunyai 8 tentakel. Pada kepala terdapat sepasang mata yang telah berkembang dengan baik, yaitu memiliki lensa mata dan iris, tetapi tidak mempunyai kelopak mata, dapat membedakan beraneka ragam lingkungan. Dengan mata yang tajam dapat segera menghindari musuh sehingga jenis moluska ini lebih maju dibandingkan dengan yang lainnya. Ada juga lengan penangkap yang bersatu membentuk bagian leher, corong, sifon (sebagai jalan keluar masuknya air). Sifon ini berfungsi sebagai alat untuk menyemprotkan air. Di sebelah perut terdapat kantung tinta yang mengandung pigmen melanin. Semua anggota hewan ini memilikinya, kecuali nautilus. Fungsi tinta itu yaitu untuk menghindari musuh. Pada saat musuh datang, tinta ini akan disemprotkan melalui sifon. Setelah air keruh, ia akan memelesat meninggalkan tempat tersebut. Sefalopoda juga memiliki mantel yang terletak di bagian punggung (dorsal) yang melekat pada tubuh, sedangkan pada bagian perut (ventral) mantelnya tidak melekat sehingga tubuh berbentuk rongga.[2]
Sistem organ
suntingSistem pencernaannya adalah dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus yang letaknya pada bagian tubuh di sebelah bawah sifon. Respirasinya dengan menggunakan insang, sedangkan sistem sirkulasinya adalah peredaran darah tertutup. Jantung mempunyai satu bilik dan dua serambi. Sistem ekskresinya berupa dua kantong ginjal. Sistem saraf hewan ini terdiri atas simpul otak, simpul kaki, dan simpul alat-alat dalam. Alat kelamin pada hewan ini sudah dipisahkan.[2]
Perkembangbiakan
suntingPada saat perkawinan, hewan jantan menyalurkan sel sperma ke dalam rongga mantel hewan betina dengan menggunakan lengan yang terletak pada bagian ventral, kemudian terjadilah pembuahan. Ovum akan tumbuh dan berkembang di dalam tubuh, kemudian menetas. Setelah cukup dewasa akan keluar dari dalam tubuh dan hidup bebas.[2]
Referensi
sunting- ^ Parker, Sybil, P (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company.
- ^ a b c Buku sekolah elektronik [Kistinnah, Endang Sri Lestari] (2009). Biologi 1 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-129-3 (no. jilid lengkap) / ISBN 978-979-068-131-6. Periksa nilai
|author-link1=
(bantuan)