Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Seleukia (bahasa Inggris: Seleucia Pieria; bahasa Yunani: Σελεύκεια ἐν Πιερίᾳ; kemudian dinamakan Suedia) adalah sebuah kota kuno, ibu kota kerajaan Seleukos I Nikator, di Siria Prima. Kota ini dibangun sedikit di utara muara sungai Orontes, di antara sungai-sungai kecil pada lereng barat gunung Coryphaeus, salah satu puncak-puncak selatan pegunungan Amanus. Orang Makedonia-Yunani menyebut tanah itu Pieria, menurut sebuah distrik di kampung halaman mereka yang juga terletak di antara laut dan pegunungan (Olympus).[1]

Berfungsi sebagai pelabuhan laut komersial dan angkatan laut dari ibu kota barat Kekaisaran Seleukia, Antiokhia ad Orontes, sekarang kota modern Antakya. Menurut Pausanias dan Malalas, tampaknya di sini sebelumnya berdiri sebuah kota yang bernama Palaeopolis ("Kota Tua"; "Old City"). Sekarang, kota tua itu terletak di desa tepi laut Çevlik[2] dekat kota Samandağ di Hatay Province negara Turki. Seleukia, Apamea, Laodikea (Latakia), dan Antiokhia membentuk "tetrapolis Siria".

Sebuah "sarkofagus" (peti mayat) Romawi kuno di pegunungan atas kota ini

Seleukia Pieria dan Kekristenan

sunting

Kota ini memeluk Kekristenan sejak awal. Sebagai pelabuhan kota Antiokhia di Siria, "Seleukia di tepi laut"— demikian sebutannya untuk membedakan dari kota-kota lain dengan nama yang sama — paling dikenali sebagai tempat pemberangkatan Rasul Paulus dan Barnabas [pada tahun 45 M] ketika memulai perjalanan misionaris pertama mereka, sebagaimana dicatat dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen, terutama dalam kitab Kisah Para Rasul13:4. Di akhir perjalanan itu mereka tentunya mendarat kembali di Seleukia sebelum pulang ke Antiokhia.[3] Jalur perjalanan misionaris kedua adalah melalui darat, sehingga tidak berangkat dari Seleukia (lihat Kisah Para Rasul 15:40–41), meskipun kembalinya harus melewati Seleukia lagi (lihat Kisah Para Rasul 18:22). Perjalanan ketiga sekali lagi melalui jalan darat, sehingga tidak melalui Seleukia (lihat Kisah Para Rasul 19:1), dan di akhir perjalanan itu Paulus tidak kembali ke Antiokhia, sehingga tidak pernah melihat Seleukia lagi (lihat Kisah Para Rasul 21:7–8). Kemungkinan Paulus juga melintasi kota ini dalam sejumlah kunjungan ke Antiokhia sebelum memulai perjalanan misi besarnya (lihat Kisah Para Rasul 11:26; 12:25).

Uskup tertua yang dikenal adalah Zenobius, turut hadir dalam Konsili Nicaea pada tahun 325 M. Uskup-uskup lain termasuk Eusebius, seorang penganut Arianisme, dan Bizus pada abad ke-4, bersama duabelas lainnya yang dicatat oleh Le Quien (Oriens Christianus, II, 777-780). Pada abad ke-6 M Notitia Episcopatuum Antiokhia, memberi Seleukia Pieria status autocephalous archbishopric, sebagai suffragan dari Antiokhia (Echos d'Orient, X 144); dioses ini tetap ada sampai abad ke-10 M, dan batas-batasnya juga diketahui jelas (Echos d'Orient, X, 97).

 
Sebagian dari Terowongan Titus.

Seleucia Pieria adalah sebuah dioses Gereja Ortodoks Suriah pada abad ke-8 dan ke-9 M, tiga uskupnya dikenali. Uskup Ortodoks Suriah yang diketahui, Ahron (847/874 M), disebut dalam daftar yang dibuat oleh Mikhael orang Siria.


Menurut Flavius Yosefus, seorang sejarawan Yahudi-Romawi (37–100), budak-budak Yahudi Jewish dipekerjakan untuk membangun terowongan atas perintah Kaisar Titus, sehingga disebut "Terowongan Titus". Titus ini yang merebut Yerusalem pada tahun 70 M. Sejumlah orang Yahudi yang ditawan itulah yang dijadikan budak dan dibawa ke Seleukia. Tawanan lain dikirim ke Roma, di mana mereka dipekerjakan untuk membangun Colosseum. Menurut inskripsinya, terowongan atau kanal itu belum selesai sampai pemerintahan Antoninus Pius (138-161 M). Pekerja-pekerja terakhir adalah legionaris Romawi.[1]

Sejumlah besar bagian terowongan ini masih utuh dan dapat ditelusuri dengan berjalan kaki. Makam-makam dalam batu juga ditemukan pada dinding-dinding kanal.

Tokoh penting

sunting

Penduduk kota ini yang terkenal antara lain: Apollophanes, seorang tabib pribadi raja Antiokhos III yang Agung (abad ke-3 SM), dan Firmus yang menghasut Palmyra dan Mesir melawan Romawi pada tahun 272 M.

Referensi

sunting

Sumber pustaka

sunting
Artikel ini menggunakan sebagian teks dari Kamus Alkitab Easton, sebuah buku ranah publik, aslinya diterbitkan pada 1897.

Templat:Former settlements in Turkey

36°07′26″N 35°55′19″E / 36.124°N 35.922°E / 36.124; 35.922