YouTuber
YouTube, naravlog YouTube, atau penggiat YouTube adalah videografer yang membuat video untuk diunggah di YouTube. Beberapa YouTuber punya sponsor dari perusahaan untuk menempatkan produk mereka dalam video yang diunggah YouTuber tersebut tnya 3
Etimologi
sunting"YouTuber" berarti orang yang menggiati YouTube.[1]
Sejarah
suntingNama domain Internet www.youtube.com
diaktifkan pada tanggal 14 Februari 2005 oleh Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim, ketika mereka bekerja di PayPal.[2] Kanal YouTube pertama bernama "Jawed" dibuat pada tanggal 23 April 2005 oleh Jawed Karim.[3][4] Dia mengunggah video YouTube pertama berupa vlog pendek dengan judul "Me at the zoo".[5]
Pada bulan Oktober 2005, YouTube meluncurkan fitur langganan ke kanal-kanal mereka.[6] Menurut The New York Times, hingga 2006, kebanyakan video di YouTube berisi konten bakat, aksi salto, sinkronisasi bibir, dan bakat-bakat orang lain yang diunggah dalam bentuk klip, seperti klip dari kanal Saturday Night Live.[7] Pada bulan Juni 2006, berbagai perusahaan musik Hollywood terkenal menjalin bisnis formal dengan pembuat konten berbakat "buatan sendiri" di YouTube. Blogger pelawak Brooke "Brookers" Brodack adalah yang pertama bekerja sama dengan perusahaan Hollywood (via Carson Daly),[8] disusul oleh musisi Justin Bieber (via Usher),[9] dan dokter sekaligus satiris politik Bassem Youssef (via jaringan televisi Mesir).[10][11] Pada tahun 2007, YouTube menyelenggarakan "Program Mitra", yaitu bagi hasil pendapatan dari iklan yang dihasilkan di video-video milik YouTuber.[12]
Pada bulan Oktober 2015, ada sekitar 17.000 kanal YouTube dengan 100.000 pelanggan, dan sekitar 1.500 kanal dengan lebih dari sejuta pelanggan.[13] Pada bulan Januari 2019, angka ini terus melambung menjadi 44.000 kanal dengan 250.000 pelanggan.[14]
Pengaruh
suntingMenurut beberapa penelitian, para YouTuber telah menjadi sumber informasi dan hiburan penting bagi generasi milenial. YouTuber yang berpengaruh sering dideskripsikan sebagai mikroselebritas.[1] Karena YouTube secara luas dipahami sebagai platform video media sosial dari bawah ke atas, mikroselebritas tampaknya tidak terlibat dengan sistem komersial dan budaya selebritas yang sudah mapan, melainkan tampak memerintah sendiri dan independen. Penampilan ini, pada gilirannya, menyebabkan YouTubers dipandang lebih relatable dan otentik, yang juga dipupuk oleh koneksi langsung antara artis dan pemirsa menggunakan media YouTube.[1][13]
Dalam survei tahun 2014 yang dilakukan oleh University of Southern California di kalangan anak-anak berusia 13-18 tahun di Amerika Serikat tentang apakah 10 selebritas YouTube atau 10 selebritas tradisional lebih berpengaruh, tokoh YouTube mengambil lima tempat teratas, dengan Smosh sebagai selebritas paling berpengaruh.[13] Ketika diulangi pada tahun 2015, survei menemukan enam YouTuber di peringkat pertama, dengan KSI sebagai yang paling berpengaruh.[13][15]
Beberapa YouTuber terkemuka dan pengaruhnya adalah subjek untuk studi ilmiah, seperti Zoella[1] dan PewDiePie.[16] Karena tingkat pengaruh ini, Robert Hovden berpendapat untuk pembuatan indeks baru yang mirip dengan indeks-g dan indeks-h untuk mengevaluasi keluaran dan dampak seseorang di YouTube.[17]
Keberhasilan komersial
suntingKeberhasilan video YouTube mereka telah menjadikan para YouTuber target dari sponsor korporat yang membayar untuk dimasukkan dalam video [18]. Pada 2015, Forbes melaporkan bahwa Felix Kjellberg, yang dikenal di YouTube sebagai PewDiePie, telah menghasilkan $12 juta pada tahun 2014, lebih dari beberapa aktor populer seperti Cameron Diaz atau Gwyneth Paltrow.[19] Pada 2015, NME menyatakan bahwa vlogging telah menjadi bisnis besar.[20] Pada tahun 2018, Walmart, Nordstrom, dan lainnya mencari bintang YouTube sebagai pemengaruh (influencer).[21] Selain itu, bintang-bintang YouTube telah menyeberang ke platform media lain termasuk televisi larut malam seperti YouTuber Kanada Lilly Singh,[22] yang menjadi pembawa acara A Little Late with Lilly Singh di NBC.
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ a b c d Jerslev, Anne (14 Oktober 2016). "In the Time of the Microcelebrity: Celebrification the YouTuber Zoella". International Journal of Communication (dalam bahasa Inggris). 10 (2016): 5233–5251. ISSN 1932-8036.
- ^ Graham, Jefferson (21 November 2005). "Video websites pop up, invite postings". USA Today. Diakses tanggal 2 Mei 2018.
- ^ "jawed". YouTube (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2 Juni 2018.
- ^ "YouTube Data Viewer". Amnesty International. Diakses tanggal 2 Juni 2018.
- ^ "YouTube created a FOMO viewing culture over the past 13 years". Polygon. 23 April 2018.
- ^ "It's been awhile since our last update". Official YouTube Blog (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ Carney, John (16 April 2006). "People Who Watch People: Lost in an Online Hall of Mirrors". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 3 Juni 2018.
- ^ Collins, Scott (19 Juni 2006). "Now she has their attention". Los Angeles Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Januari 2014. Diakses tanggal 18 Mei 2020.
- ^ Herrera, Monica (19 Maret 2010). "Justin Bieber - The Billboard Cover Story". Billboard. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Januari 2014. Diakses tanggal 6 Juni 2018.
- ^ Simon, Bob (16 Maret 2014). "Meet the "Jon Stewart of Egypt": Bassem Youssef (60 Minutes transcript)". CBS News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Maret 2014. Diakses tanggal 7 Juni 2018.
- ^ "Youssef: 'Important to have other opinions'". Deutsche Welle. 7 Februari 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Maret 2014. Diakses tanggal 7 Juni 2018.
- ^ John Seabrook (26 Januari 2012). "Streaming Dreams". The New Yorker (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Januari 2014. Diakses tanggal 6 Juni 2018.
- ^ a b c d Dredge, Stuart (3 Februari 2016). "Why are YouTube stars so popular?". The Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 3 Mei 2018.
- ^ Patrick van Kessel (4 Desembee 2019). "10 facts about Americans and YouTube". Pew Research Center. Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ Ault, Susanne (2015-07-23). "Digital Star Popularity Grows Versus Mainstream Celebrities". Variety (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-05-03.
- ^ Beers Fägersten, Kristy (2017-08-01). "The role of swearing in creating an online persona: The case of YouTuber PewDiePie". Discourse, Context & Media (dalam bahasa Inggris). 18: 1–10. doi:10.1016/j.dcm.2017.04.002. ISSN 2211-6958.
- ^ Hovden, Robert (2013-09-12). "Bibliometrics for Internet media: Applying theh-index to YouTube". Journal of the American Society for Information Science and Technology (dalam bahasa Inggris). 64 (11): 2326–2331. arXiv:1303.0766 . doi:10.1002/asi.22936. ISSN 1532-2882.
- ^ Andres, Sarah (2021-11-26). "How to Get Sponsored on YouTube: Definitive Guide". Videosgrow.
- ^ Mandle, Chris (15 October 2015). "Forbes names PewDiePie as highest-earning YouTuber with annual income reaching $12m". The Independent. Diakses tanggal 11 June 2018.
- ^ Bassett, Jordan (13 August 2015). "NME Investigation: Are YouTubers The New Pop Stars?". NME. Diakses tanggal 28 January 2020.
- ^ Jones, Charisse (6 August 2018). "Walmart, Nordstrom and others look to YouTube stars to woo millennials and Gen Z". CNBC. NBCUniversal. Diakses tanggal 7 August 2018.
- ^ Leskin, Paige. "The life and rise of Lilly Singh, the YouTube star who now hosts her own late night show and is now worth over $10 million". Business Insider. Diakses tanggal 13 April 2020.