Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Spektrofotometri Uv

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB 2

SPEKTROMETER DAN SPEKTROFOTOMETER Untuk pelaksanaan teknik analitisis spektroskopi dipakai instrumen sebagai pengukuran dan perekam sinyal hasil interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik. Ada dua macam instrumen pada teknik spektrometer dan spektrofotometer. Instrumen yang memakai monokromator celah yang tetap pada bidang yang di pakai disebut dengan spektrometer. Apabila spektrometer tersebut dilengkapi dengan detektor yang bersifat fotoelektrik maka disebut dengan

spektrofotometer. Ada banyak instrumen yang bisa digunakan untuk penentuan konsentrasi dari larutan berwarna, diantaranya yang sederhana dan mudah di pakai adalah spektronik 20 dan 21 yang bisa disebut spec20 dan spec21.

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Adalah anggota teknik analisis spektroskopi yang memekai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat (190 380 nm) dan sinar tampak (380 780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Radiasi ultraviolet jauh (100 190 nm) tidak dipakai sebab pada daerah radiasi tersebut diabsorbsi oleh udara. Adakalanya spekrofotometer UV-Vis yang beredar diperdangangkan memberikan rentangan pengukuran panjang gelombang 190 1100 nm. Hal ini pelu diperhatikan lebih seksama sebab diatas panjang gelombang 780nm merupakan daerah radiasi infra merah. Oleh sebab itu pengukuran diatas panjang gelombang 780 nm harus dipakai detektor dengan kualitas sensitif terhadap radiasi infra merah. Spektrofotometri UV-Vis melihatkan energi elektronik yang cukup besar

pada molekul yang di analisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. 1. Interaksi elektron , dan n dengan radiasi elektromagnetik (REM) Ada tiga macam distribusi elektron didalam suatu senyawa organik secara umum, yang selanjutnya dikenal sebagi orbital elektron pi () , sigma () dan elektron tidak berpasangan (n). Ketiga orbital elektron tersebut ada pada senyawa formaldehid berikut : orbital elektron
X orbital elektron
O

orbital elektron n

Apabila pada molekul tersebut dikenakan radiasi elektromagnet maka akan terjadi eksitasi elektron ke tingkat energi yng lebih tinggi yang dikenal sebagai orbital elektron anti bonding. Diagram tingkat energi elektronik :

Eksitasi elektron ( *) memberikan energi yang terbesar dan terjadi pada daerah ultra violet jauh yang diberikan oleh ikatan tunggal sebagi contoh pada alkana. Sedangkan eksitasi elektron ( *) di berikan oleh ikatan rangkap dan rangkap tiga (alkena & alkuna) terjadi pada daerah ultraviolet jauh.

Pada gugus karbonil (dimetil keton & asetetaldehid) akan terjadi eksitasi elektron ( *) yang terjadi pada daerah ultraviolet jauh. Disamping itu gugus karbonil juga memberikan eksitasi elektron ( *) yang terjadi pada panjang gelombang 280 290 nm. Tapi eksitasinya terlarang karena memberikan harga E maksimum 12 16 (>1000). Semua gugus dan gugusan atom yang mengabsorbsi radiasi UVVis disebut sebagai kromofor. Pada senyawa organik dikenal pula gugus Ausokrom, yaitu gugus gugus fungsional yang mempunyai elektron bebas seperti OH, O-NH2 dan O-CH3 yang memberikan transisi (n *). 2. Pemilihan pelarut Spektrofotometri UV-Vis dapat melakukan penentuan terhadap sampel yang berupa larutan, gas, atau uap. Untuk sampel yang berupa larutan perlu diperhatikan beberpa persyaratan pelarut yang dipakai, diantara lain : Pelarut yang dipakai tidak boleh mengandung sistem ikatan rangkap terkonyugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna. Tidak terjadi interksi dengan molekul senyawa yang dianalisis. Kemurninnya harus tinggi atau derajat untuk analisis. Pada umumnya pelarut yang sering dipakai dalam analisis spektrofotometri UV-vis adalah air, etanol, sikloheksana dan isopropanol. Absorbsi pelarut yang dipakai pada daerah UV-vis (penagal UV = UV cut OFF). Hal yang perlu diperhatikan adalah polaritas pelarut yag dipakai. Karena akan sangat mempengaruhi terhadap pergeseran spektrum molekul yang dianalisis. Kaidah franks dan Cordon beranggapan bahwa selama elektron dalam keadaan tereksitasi, molekut tersebut dalam keadaan diam hanya terjadi pergeseran elektronnya saja. Selanjutnya elektron suatu molekul

yang tereksitasi maupun tidak akan berasosiasi dengan pelarut sehingga terjadi penurunan tingkat energi E untuk 1 - 1* < * dan n1 1* > n * . Pengaruh polaritas pelarut terhadap eksitasi elektron dalam spektrofotometer UV-vis.

Dari kaidah Franks dan Cordon tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Kenaikan polaritas pelarut untuk elektron yang bertransisi n1 1* akan memberikan pergeseran biru (hipokromik). Hal ini disebabkan ikatan hidrogen dengan keadaan dasar elektron n yang lebih mantap dibandingkan dengan keadaan * yang turun energinya menjadi 1* (dalam keadaan polar). Sebalinya untuk transisi elektron 1 - 1* polaritas pelarut akan menimbulkan pergeseran merah (hatokromik). Hal ini disebabkan

pelarut yang polar akan lebih memantapkan keadaan * sehingga E untuk 1 - 1* < *.

Pelarut untuk UV-Vis dan batas minimum transparasi (cut off point) Pelarut Cut off point (nm) Air Metnol Sikloheksana Heksana Dietil eter p-dioksan Etanol Kloroform CCl4 Benzena Toluen Piridina Aseton Karbon disulfida 190 210 210 210 220 220 220 250 265 280 285 305 330 380

3. Instrumen Pada umumya konfigurassi dasar setiap spektrofotometer UV-Vis berupa susunan optis yang terkonstruksi sebagai berikut :

Ket :

SR M SK D A VD

= sumber reduksi = monokromator = sampel kopartemen = detektor = amplifier atau penguat = visual display atau motor

Dilihat dari sistem optik spektrofotometer dapat digolongkan dalam 3 macam : 1. Sistem optik radiasi berkas tunggal (single beam)

2. Sistem optik radiasi ganda (double beam)

3. Sistem radiasi berkas terpisah (splitter beam)

SUMBER RADIASI Beberapa macam sumber rasiasi yang dipakai pada spektrofotometer UVVis adalah lampu deutorium, lampu tungstein dan lampu merkuri. Sumber radiasi deutorium dapat dipakai pada daerah panjang gelombang 190 380 nm (daerah ultra violet). Karena pada rentangan panjang gelombang tersebut sumber radiasi deutorium memberikan spektrum energi radiasi yang lurus. Sedangkan pada panjang gelombang 480 nm dan 651,1 nm memberikan dua spektra yang dapat dipakai untuk mengecek ketepatan panjang gelombang pasda spektrofotometer UV-Vis. Umur sumber radiasi Deutorium (D2) sekitar 500 jam pemakaian. Sumber radiasi tungstein merupakan campuran dari filamen tungstein dan gas iodin (halogen). Oleh sebab itu disebut sebagai sumber radiasi tungsteiniodin. Sumber radiasi tungstein-iodin ini dipakai pada spektrofotometri UV-Vis sebagai sumber radiasi pada daerah pengukuran sinar tampak dengan rentangan panjang gelombang 380 900 nm, karen pada sumber radiasi tersebut radiasi tungstein iodin memberikan energi radiasi sebagai garis lengkung. Umur tungstein iodin sekitar 1000 jam pemakaian. Sumber radiasi merkuri adalah sumber radiasi mengandung uap merkuri bertekanan rendah dan biasanya sumber radiasi merkuri ini dipakai untuk mengecek atau kalibrasi panjang gelombang pada spektrofotometer UV-Vis pada daerah ultraviolet khususnya sekitar panjang gelombang 365 nm dan sekaligus untuk mengecek resolusi dari monokromator

MONOKROMATOR

Berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromatis dari sumber radiasi yang memancarkan radiasi polikromatis. Monokromatis pada spektrofotometer UV-Vis biassanya terdiri dari susunan : celah (slit) masuk filter plasma kisi (grating) celah luar. CELAH (SLIT) monokromator adalah bagian yang pertama dan terakhir di suatu sistem optik monokromator pada spektrofotometer UV-Vis. Celah dibuat dari logam yang kedua ujungnya diasah dengan cermat sehingga sama. Lebar celah masuk dan celah keluar harus sama yang dapat diatur dengan memutar tombol mekanik atau diatur dengan sistem elektronik.

Hubungan intensitas radiasi (l) dengan panjang gelombang yang telah diatur spektrofotometer dengan monokromator celah masuk dan celah keluar identik. Hubungan antara interaksi radiasi (l) yang keluar dari celah terhadap panjang gelombang merupakan grafik segitiga seperti tampak pada gambar. Panjang gelombang (puncak segitiga) adalah panjang gelombang maksimum yang terbaca pada spektrofotometer dan disebut pula sebagai panjang gelombang normal. Lebar pita efektif (effectif band width) atau lebar celah spektra ialah rentangan panjang gelombang yanng dipancarkan dari celah keluar.

Rentang panjang gelombng (band width) yang dipancarkan dari intensitas radiasi menuju celah keluar (lebarnya adalah dua kali lebar pita efektif pada keadaan celah masuk dan celah keluar yang identik.

Celah monokromator berperan penting dalam hal terbentuknya radiasi monokromator dan resolusi panjang gelombang. FILTER OPTIK. Cahaya tamapk yang merupakan radiasi elektromagnetik

denagan panjang gelombang 380 780 nm adalah cahaya putih yang merupakan campuran cahaya dengan berbagai macam panjang gelombang. Filter optik berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya tampak yang diteruskan sesuai dengan warna filter optik yang dipakai. Filter optik yang sederhana dan banyak dipakai terdiri dari kaca yag berwarna. Dengan adanya filter optik sehingga bagian dari monokromator akan dihasilkan pita cahaya sangat sempit sehingga kepekaan analisis lebih tinggi. dan lebih dari itu didapatkan cahaya yang lampu monokromatis sehingga akan mengikuti hukum Beer pada analisis kuntitatif. PRISMA dan KISI (GRATING) merupakan bagian monokromator yang terpenting. Prisma dan kisi pada prinsipnya menispersi radiasi elektromagnetik sebatas mungkin supaya didiapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromtis. Prisma dibuat dari leburan silika dan pada sisi siku-siku dari plasma Littrow dilapisi dengan kaca aluminium. Sedangakn prisma Cornu tidak ada pelapisan dengan kaca aluminium. Prisma Littow lebih banyak dipakai pada

spektrofotometer karena bentuknya yang kompak, daya resolusi yang lebih baik serta refleksi radiasi elektromagnetik yang datang memberikan keuntungan menghilangkan pengaruh optis aktif.

Keuntungan monokromatis prisma : Prisma dapat dipakai sebagai monokromator pada daerah panjang gelombang yang luar yaitu 185 nm (daerah UV) sampai 2500 nm (daerah ir dekat). Tidak menimbulkan tingkat order difraksi. Monokromator prisma sangat efektiv untuk monokromator di daerah UV dekat (185 300 nm). Kekurangan monokromatis prisma : Dispersi radiasi elektromagnetik untuk prisma tidak memberikan skala panjang gelombang yang linier. Resolusi radiasi elektromagnetik untuk prisma tidak memberikan harga yang sama (uniform).

Dispersi dan resolusi radiiasi elektromagnetik pada daerah sinar tampak dan daerah infra merah kurang baik.

Kisi (grating) dibuat dari lempengn kaca yang pada permukaannya dilapisi oleh resin sintesis dengan garis-garis (1200 garis tiap cm). Kemudian pada permukaannya dilapisi lagi dengan kaca aluminium. Bentuk yang konkaf (cekung) lebih menguntungkan dibandingkan yang datar, karena bentuk kisi konkaf memberikan resolusi yang lebih baik. Kebaikan monokromator kisi : Kisi memberikan dispersi radiasi yang besar, sehingga memberikn resolusi radiasi yang baik pada daerah yang panjang gelombang sinar tampak dan infra merah dekat dibandingkan dengan prisma. Resolusi dan dispersi radiasi elektromgnetik oleh kisi boleh dikatakan tidak dipengaruhi oleh perubahan tempertur. Resolusi radiasi elektromagnetik oleh kisi memberikan harga yang konstan pada lebar celah yang tetap. Dispersi radiasi elektromagnetik oleh kisi akan memberikan skala panjang gelombang yang linier.

SEL atau KUVET merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Ditinjau dari pemakaiannya kuvet ada dua macam yaitu kuvet yang permanen terbuat dari bahan gelas atau leburan silika dan kuvet dispossible untuk satu kali pemakaian yang terbuat dari teflon atau plastik. Ditinjau dari bahan yang dipakai membuat kuvet ada dua macam yaitu : kuvet dari leburan silika ( kuarsa) dan kuvet dari gelas. Kuvet dari leburan silika dapat dipakai untuk analisa kuantitatif dan kulitatif pada daerah pengukuran 380 1100 nm. Dan kuvet dari bahan gelas dipakai pada daerah pngukuran 380 1100 nm karena bahan dari gelas mengabsorbsi radiasi UV.

DETEKTOR merupakan bagian yang penting, oleh sebab itu kualitas detektor akan menentukan kualitas spektrofotometer UV-Vis. Fungsi detektor dalam spektrofotometer adalah mengubah sinyal radiasi yang diterima menjadi sinyal elektronik. Beberapa macam detektor yang pernah dipakai dalam spektrofotometer UV-Vis adalah : Detektor foto sel Detektor tabung foton hampa Detektor tabung penggandaan foton (photomultiplier tube) Detektor photo diode array Beberapa persyaratan tentang kualitas dan fungsi detektor di dalam spektrofotometer UV-Vis antara lain : 1. Detektor harus mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap radiasi yang diterima, tetapi harus memberikan derau (noise) yang sangat minimum. 2. Detektor harus mempunyi kemampuan untuk memberikan respon terhadap reaksi pada daerah panjang gelombang yang lebar (UV-Vis). 3. Detektor harus memberikan respon terhadap radiasi dalam waktu yang serempak. 4. Detektor harus meberikan jaminan terhadap respon kuantitatif dan sinyal elektronik yang dikeluarkan harus berbanding lurus dengan sinyal yang diterima. 5. Sinyal elektronik yang diteruskan detektor harus dapat diaplikasikan

untuk penguat (amplifer) ke rekorder (pencatat).

TABUNG FOTON Detektor fotolistrik yang paling sederhana adalah tabung foton. Ini berupa tabung hampa udara dengan jendela yang tembus cahaya yang berisi sepasang elektroda, melintasi elektroda itu diberi selisih potensial. Permukaan elektroda negatif bersifat peka cahaya, artinya elektron akan terpental dari dalam permukaan

ini bila permukaan disinari dengan foton-foton yang energinya cukup. Elektron dipercepat ke arah elektroda positif, ketika melintasi selisih potensial itu dan mengalirkn arus dalam rangkaian itu. Apakah elektroda akan dipancarkan atau tidak bergantung pada sifat dasar permukaan elektroda dan frekuensi radiasi. Banyaknya elektron yang dipancarkan persatuan waktu dan karenanya arus listrik itu bergantug pada radiasi.

TABUNG PENGGANDA FOTON Tabung pengganda foton lebih peka dari pada tabung foton biasa karena penggandaan yang tinggi dicapai dengan tabung itu sendiri. Tabung semacam itu mempunyai sederean elektroda- elektroda yang potensial positifnya relatif terhadap katoda makin besar. Geometri tabung itu sedemikian rupa sehingga foto elektron primer di fokuskan menjadi suatu berkas dan dipercepat ke arah elektroda yang 50 90 V lebih positif dari katodanya. Pembaruan elektroda ini (atau dinode, demikian namanya) membebaskan elektron sekunder yang lebih banyak, yang dipercepat ke arah elektroda ketiga yang lebih positif dan seterusnya, barangkali untuk 10 tahap. Dibutuhkan suplay daya yang bervoltase tinggi yang diatur memberikan sekitar 500 900 V untuk menjalankan tabung itu. Keluaran pengganda foton itu masih digandakan lebih lanjut dengan suatu penguat (amplifier) elektronik luar. Kepekaan yang ditingkatkan dari detektor ini memungkinkan celah dalam monokromator disempitkan dan karena itu sruktur halus spectralnya dapat dipisahkan dengan lebih baik.

DETEKTOR PHOTO DIADE-ARRAY Merupakan detektor dengan teknologi yang terbaru pada spektrofotometri UV-Vis. Terdiri atas satu tatanan yang teratur (array) dari foto diode aktif dalam jumlah yang sangat banyak (330 buah). Dan tiap-tiap foto diode ktif dalam tatanan tersebut memberikan respon yang spesifik terhadap radiasi dengan panjang gelombang tertentu. Dengan demikian radiasi polikromatis dengan rentang panjang gelombang yang luas (UV-Vis) akan dapat diterima dengan cepat dan serempak oleh foto diode aktiv yang ada didalam tatanan tersebut, sehingga akan memberikan kecepatan scaning yang sangat tinggi, karena tidak ada gerakan mekanis untuk mengatur panjang gelombang dan tiap-tiap foto diode aktiv hanya memberikan respon yang spesifik terhadap radiasi yang diterima, maka akibat

kedua hal tersebut waveleght reproducibility pada spektrofotometer dengan detektor photo diade-array akan lebih terjamin ( 0,05 nm).

Beberapa perbedaan yang juga merupakan keunggulan photo diode-array spektrofotometer UV-Vis dibandingakan spektrofotometer UV-Vis yang lain : 1. Memakai sumber radiasi tunggal yaitu lampu D2 ( deutorium) 2. Radiasi yang diukur adalah polikromatis, sehingga sampel kompartemen berada dalam keadaan terbuka. 3. Waveleght reproducibility, karena tidak ada gerakan mekanis untuk mengatur panjang gelombang. 4. Kecepatan scaning keseluruhan daerah pengukuran panjang gelombang sangat tinggi.

Anda mungkin juga menyukai