Non Zihan Analisa Resep
Non Zihan Analisa Resep
Non Zihan Analisa Resep
pulv no XII S 3ddI pulv Mataram, 1/6-13 no III no III no III no III
Identitas dokter Superscriptio Nama, nomor klinik Tempat dan tanggal penulisan resep Simbol R/ Nama, umur, alamat pasien Inscriptio Obat 1
Sesuai Ketentuan Lengkap/Tidak Tidak alamat, Tidak izin Lengkap Lengkap Tidak Tidak
Keterangan No. SIP tidak dicantumkan Alamat dan no. Izin klinik dicantumkan Alamat pasien tidak lengkap - BSO tidak dicantumkan - Dosis obat tidak dicantumkan
tidak
- BSO tidak dicantumkan - Dosis obat tidak dicantumkan - BSO tidak dicantumkan - Dosis obat seharusnya dicantumkan - BSO tidak dicantumkan - Dosis obat seharusnya dicantumkan - Seharusnya dicantumkan penggunaan sebelum atau sesudah makan Seharusnya ada paraf dokter
ANALISA RESEP Obat 1. Dosis Obat Dosis obat pertama GG (Glyceryl Guaiacolate) no III Pada obat ini seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan, kemudian harus juga dicantumkan jenis sediaan obatnya karena untuk Glyceryl Guaiacolate ada beberapa sediaannya yaitu kapsul dan larutan. Bentuk sediaan tablet dengan dosis, 50 mg atau 100 mg untuk setiap tablet. Sirup dengan dosis 100mg/5ml . Untuk dosis pada anakanak yaitu 2-6 tahun : liquid/syrup, dosis secara oral 50 sampai 100 mg setiap 4 jam; dosis maksimum 600 mg/hari
Obat kedua DMP (dextrometorphan) no III Pada obat ini seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan, kemudian harus juga
dicantumkan jenis sediaan obatnya karena untuk Dekstrometorfan HBr terdapat sediaan tablet 15 mg, sirup 10mg/5 ml dalam botol 60 ml. Anak-anak 1mg/kgBB/hari (dibagi dalam 3-4 dosis).
Obat ketiga yaitu Parasetamol no III Pada obat ini juga tidak dicantumkan satuan berat obat dan bentuk sediaan obat, parasetamol memilki berbagai bentuk sediaan obat seperti Paracetamol Tablet : Setiap tablet mengandung Parasetamol 500 mg. Paracetamol Sirup 125 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Parasetamol 125 mg. Paracetamol Sirup 160 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Parasetamol 160 mg. Paracetamol Sirup Forte 250 mg/5 ml : Setiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Parasetamol 250 mg dan parasetamol suppositoria. Dosis untuk anak-anak, yaitu Anak-anak 6 12 tahun : 1, tablet 3 4 kali sehari. Paracetamol Sirup 125 mg/5 ml Anak usia 2 6 tahun : 1 2 sendok takar (5mL), 3 4 kali sehari. Obat keempat yaitu Kotrimoksazol no III Pada resep tersebut seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan karena ada dua bentuk sediaan Cotrimoxazole Tablet : Tiap tablet mengandung forte mengandung Trimethoprim 160 mg Trimethoprim 80 mg dan dan Sulfamethoxazole 800 Sulfamethoxazole 400 mg. Cotrimoxazole Tablet/Kaplet Forte : Tiap tablet/kaplet mg.Cotrimoxazole Syrup : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Trimethoprim 40 mg dan Sulfamethoxazole 200 mg. Untuk dosisnya Bayi usia 6 minggu 6 bulan : 120 mg, 2 kali sehari. Anak usia 6 bulan 6 tahun : 240 mg, 2 kali sehari. Anak usia 6 12 tahun : 480 mg, 2 kali sehari. Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 960 mg, 2 kali sehari.
Pada resep racikan ini juga tidak rasional untuk diracik karena kotrimoksazole merupakan antibiotik yang sudah ditentukan lama pemberian obatnya dan obat-obat antibiotik harus diminum secara habis sedangkan untuk paracetamol, gg dan dmp merupakan pengobatan simptomatik, sehingga tidak rasional untuk diracik. Pada resep juga terdapat gg dan dmp dimana gg merupakan ekspektoran dan dmp merupakan antitusif tidak rasional juga untuk diracik karena fungsi obatnya berbeda. Selain itu juga pada resep tidak dicantumkan bentuk sediaan obatnya, karena obat yang bisa diracik itu memiliki beberapa macam syarat yaitu : Obat tidak bersalut Kemudian tidak boleh mencampurkan obat dengan jadwal minum yang berbeda (t berbeda) Untuk polifarmaka; tidak boleh mengkombinasikan obat simptomatik dengan obat kasusal. Contohnya antibiotik dengan obat-obatan simptomatik Tidak boleh mencampurkan obat yang memilki jadwal minum sama yaitu misalnya 3 kali sehari tetapi waktunya berbeda misalnya ada yang sebelum makan dan ada yang setelah makan
Tidak boleh mencampur senyawa oksidan dengan vitamin C Tidak boleh mengkombinasikan obat dengan efek yang berbeda Sehingga pada resep racikan di atas karena tidak rasional maka dibuat terpisah saja, karena pada resep tersebut terdapat dua macam obat batuk yaitu gg dan dmp, maka dipilih salah satunya sesuai dengan keluhan pasien, misalnya untuk batuk berdahak diberikan GG. Untuk anak-anak terutama dibawah 6 tahun sebaiknya diberikan sediaan sirup. Sehingga kita dapatkan 3 resep obat yaitu GG, Parasetamol dan Kotrimoksazole.
2. Interaksi obat Awalnya terjadi ketidakcocokan antara dmp dan GG, namun setelah kita keluarkan DMP dari resep maka tidak akan terjadi reaksi obat dari parasetamol, kotrimoksazole dan GG
SEHARUSNYA PENULISAN RESEP POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM Dr. Cantik Sip.xxxxxxx Mataram, 1 Juli 2013
R/ syr Glyceryl Guaiacolate ml 60 lag I S.p.r.n 2 d.d C plastik 1/2 paraf R/ Syr Paracetamol ml 60 lag 1 S.p.r.n 3.d.d.C plastik 1 paraf R/ Syr Kotrimaoksazol ml 60 lag 1 S 2d.d C plastik I a.c Paraf