Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi Kelompok Untuk Membantu Siswa Dalam Kemantapan Pengambilan Keputusan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA DALAM KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT

Tuti Rindiani1 dan Tamsil Muis2 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok untuk kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut. Penelitian ini menggunakan rancangan pre eksperimental berupa one group pretest posttest design. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket tertutup dengan pilihan jawaban checklist yang digunakan untuk mengetahui kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut. Subyek penelitian ini adalah 10 siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Mojosari yang memiliki kategori rendah pada skor kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut. Teknik analisis yang digunakan adalah uji bertanda Wilcoxon. Data perhitungan diperoleh Thitung = 0, sedangkan Ttabel untuk N = 10 dan taraf signifikan 5% sebesar 8. Maka, Thitung lebih kecil dari Ttabel. Hal ini berarti hipotesis penelitian yang berbunyi mpenggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok untuk kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Mojosari dapat diterima.

Kata kunci : Diskusi kelompok, kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut

1 2

Alumni Prodi BK FIP Unesa Staf Pengajar Prodi BK FIP Unesa

PENDAHULUAN Siswa Sekolah Menegah Atas (SMA) berada pada rentang usia 15-18 tahun. Pada rentangan usia tersebut seorang individu berada pada tahap perkembangan masa remaja akhir, yang dalam perkembangan mereka dihadapkan pada berbagai permasalahan. Berikut ada empat macam masalah yang sering dialami oleh siswa sekolah menegah atas. Menurut pendapat Gunawan (2001:197) adalah: 1) Keputusan meninggalkan sekolah, 2) Persoalan-persoalan belajar, 3) Pengambilan keputusan ke Perguruan Tinggi, 4) Problem sosial siswa Sekolah Menegah Atas. Keempat permasalahan tersebut, salah satunya dihadapi oleh siswa SMA adalah pengambilan keputusan ke perguruan tinggi, dimana seorang siswa yang telah lulus dari Sekolah Menengah Atas dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Seorang siswa dalam kehidupannya akan dihadapkan dengan sejumlah alternatif, baik yang berhubungan dengan kehidupan pribadi, sosial, maupun karirnya. Adakalanya siswa mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan dalam menentukan altematif mana yang sebaiknya dipilih. Apakah nantinya akan meneruskan studi lanjut yakni melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, atau akan bekerja maupun mengikuti pelatihan-pelatihan atau kursus. Para siswa SMA yang akan melanjutkan pendidikannya maupun yang langsung bekerja, tidak begitu saja dapat melakukannya melainkan melalui suatu proses pengambilan keputusan. Mereka diharuskan siap dalam mengambil keputusan yang khusus menentukan masa

depannya sehubungan dengan karir yang dicita-citakan. Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karir akan dapat dihindari manakala siswa memiliki sejumlah informasi yang memadahi tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia karirnya. Maka seorang siswa membutuhkan bantuan bimbingan dari guru pembimbing yang ada disekolah, guna memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang berbagai kondisi dan karakteristik diri. Apabila masalah ini tidak ditindak lanjuti maka akan membuat siswa kehilangan kesempatan, salah pilih jurusan, salah pilih pekerjaan, dan tidak dapat meraih kesempatan dengan baik sesuai dengan cita-cita, bakat, minat, berbagai kelebihan serta kekurangan yang ada dalam diri individu tersebut. Agar terhindarkan dari permasalahan tersebut maka para siswa perlu dibekali dengan informasi yang cukup dan akurat. Pemberian bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok bertujuan membantu peserta didik agar dapat memahami diri dan lingkungannya. Seperti kondisi sosio-kultural, pasar kerja, persyaratan, jenis dan prospek pekerjaan, serta hal-hal lainnya yang bersangkutan dengan dunia kerja. Sehingga pada akhirnya siswa dapat membuat atau mengambil keputusan secara tepat dan terbaik bagi masa depannya terutama berkaitan dengan rencana karir yang akan ditempuhnya kelak. Indikator utama yang digunakan untuk mengetahui kemampuan dalam mengambil keputusan adalah preferansi pekerjaan dan profesi setelah tamat jenjang pendidikan menengah. Siswasiswi yang belum mengambil keputusan

adalah mereka yang memiliki prestasi akademik yang baik maupun yang memiliki prestasi akademik sedang. Hal ini didukung oleh pendapat dari Santrock (2002) yang menyatakan bahwa kesulitan, kebingungan, dan ketakutan terasa ketika harus memilih dan memutuskan jurusan di perguruan tinggi. Kurangnya informasi akan jurusan dan lapangan kerja yang akan dihadapi oleh remaja ketika mereka lulus menembah kekhawatiran dalam pengambilan keputusan tersebut. Kemantapan Pengambilan Keputusan Studi Lanjut Untuk memahami istilah kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut maka terlebih dahulu akan dibahas istilah yang terkait, yaitu kemantapan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:713) kemantapan memiliki arti " Hal (keadaan), mantap (stabil, aman, teguh hati, tetap tidak berubah ". Kemantapan pengambilan studi lanjut ke perguruan tinggi adalah bagian dari pengambilan keputusan karir yang diartikan oleh Basori (2004:91), "sebagai suatu kematangan diri dalam proses untuk menentukan pilihan dari berbagai alternatif yang berkaitan dengan pendidikan ke perguruan tinggi yang berorientasi pada pekerjaan atau jabatan ". Menurut Terry (dalam Manrihu, 1992:170) "definisi pengambilan keputusan (decision making) adalah pemilihan alternatife perilaku dari dua alternatife atau lebih ". Siagian (dalam Syamsi, 2000:5) menerangkan bahwa: Memberikan pengertian bahwa pada hakekatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap hakekat suatu pengumpulan fakta-fakta dan data

penentuan yang matang dari altematif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Basori (2004:91) menyebutkan bahwa "pengambilan keputusan merupakan suatu proses untuk menentukan berbagai altematif yang berkaitan dengan suatu hal sesuai dengan keadaan diri dan lingkungannya". Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:563) menyebutkan bahwa: "studi lanjut adalah belajar sambungan". Menurut Sutikna (1998:17) "studi lanjut adalah kelanjutan studi". Pengertian studi lanjut di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa studi lanjut adalah pendidikan sambungan atau lanjutan setelah lulus dari SMA atau pendidikan yang lebih tinggi dari yang saat ini ditempuh. Berdasarkan uraian pendapat di atas tentang kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut dapat disimpulkan bahwa kepastian dan tidak berubahnya pengambilan keputusan studi lanjut atau proses penentuan pilihan dari berbagai alternatif yang berkaitan dengan studi lanjut atau pendidikan lanjutan yang lebih tinggi yakni perguruan tinggi. Diskusi Kelompok Diskusi kelompok adalah salah satu teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok, hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Slameto (1988:87), bahwa diskusi kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan kelompok yang sifatnya lebih umum. Menurut Hasibuan (1991), diskusi kelompok merupakan suatu proses percakapan teratur yang

melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah. Menurut Romlah (2001:89), diskusi kelompok adalah percakapan yang sudah direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau memperjelas suatu persoalan, di bawah pimpinan seorang pemimpin. Sanggalang (1985), berpendapat bahwa diskusi kelompok adalah suatu peristiwa tanya jawab yang dilakukan oleh sekelompok orang. Menurut Sukardi (1984: 494), diskusi kelompok adalah Suatu bentuk pendekatan yang keinginannya bercirikan suatu keterikatan pada suatu pokok masalah atau pertanyaan, dimana anggota-anggota atau peserta diskusi secara jujur berusaha untuk memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan dan mempelajari, serta mempertimbangkan pendapat-pendapat yang dikemukakan dalam diskusi. Menurut TIM MKDK (1991 : 61), diskusi kelompok adalah suatu cara membimbing lewat kelompok dengan jalan mendiskusikan masalah bersama-sama guna mencapai pemecahan bersama-sama. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diskusi kelompok adalah suatu teknik bimbingan kelompok yang terdiri dari tiga orang atau lebih, yang dilaksanakan dengan maksud agar sebagai anggota kelompok dapat mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan jalan

mendiskusikan masalah tersebut secara bersama-sama di bawah pimpinan seorang pemimpin. Metode Penelitian ini menggunakan rancangan Pre-Eksperimental Design dikarenakan hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen tidak hanya dipengaruhi oleh variabel independen (treatment adaiah sebagai variabel independen, dan hasil adaiah sebagai variabel dependen) dan sampel tidak dipilih secara random (sugiono,2007). Menggunakan metode one group pretestposttest design. Eksperimen dilakukan pada satu kelompok tanpa menggunakan kelompok kontrol dengan memberikan pretes sebelum perlakuan, bertujuan agar hasil perlakuan dapat diketahui secara akurat setelah diberikan postes dengan cara membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Untuk menentukan data kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut yang akurat, sesuai dengan kebutuhan penelitian maka metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode angket. Penelitian ini menggunakan angket langsung bentuk tertutup, responden menjawab sendiri butir pernyataan/pernyataan yang sudah tersedia. Data dikumpulkan melalui angket yang telah dikembangkan sendiri. Proses pengumpulan data, memerlukan alat atau instrument pengumpul data yang benar-benar dapat mengumpulkan data dengan baik. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji jenjang-bertanda Wilcoxon (Wilcoxon's Signed Rank Test). Uji jenjang Wilcoxon merupakan penyempurnaan uji tanda sebelumnya.

Pembahasan Pemberian angket dilakukan sebayak dua kali, yaitu pre-test dan posttest. Angket pre-test diberikan pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Mojosari yang berjumlah 30 Siswa. Berdasarkan hasil analisis pre-test, maka dapat diketahui siswa yang memiliki minat belajar rendah sebanyak 10 orang. Berdasarkan hasil analisis pre-test dapat diketahui siswa yang belum mantap dalam mengambil keputusan studi lanjut sebanyak 10 siswa. Semua siswa tersebut diberi perlakuan berupa diskusi kelompok sebanyak 7 kali pertemuan. Kemudian setelah diberi perlakuan, masing-masing peserta melaksanakan post-test. Setelah menganalisis hasil post-test, maka diperoleh data bahwa siswa yang diberi perlakuan diskusi kelompok, mengalami perubahan dalam kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut. Hasil pre-test dan post-test yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis.Analisis data ini bertujuan untuk menguji diterima atau ditolak hipotesis yang diajukan. Sehingga, tidak terjadi kesalahan penarikan simpulan. Penelitian ini menggunakan analisis statistik non-parametrik dengan uji jenjang-bertanda Wilcoxon (wilcoxon's Signed Rank Test). Skor pretest dan post-test dicari selisihnya dan diberikan jenjang {rank) untuk tiap-tiap beda. Jenjang diberikan dari yang terkecil sampai terbesar tanpa memperhatikan tanda dari beda itu. Terkecil adalah + 8 dan terbesar adalah +22. Setelah itu, diberikan tanda positif dan negatif pada jenjang untuk tiap-tiap beda sesuai dengan tanda dari beda tersebut. Kemudian, semua jenjang baik bertanda positif (+) dan negatif (-)

dijumlahkan. Diketahui jumlah yang bertanda (+) sebesar 55, sedangkan yang bertanda negatif (-) adalah 0 Thitung ditentukan dari jumlah skor total dari yang bertanda (+) atau negatif (-) yang memiliki jumlah yang lebih kecil setelah tandanya dihilangkan. Sehingga, hasilnya Thitung yaitu 0. Langkah selanjutnya adalah membandingkan Thitung dengan Ttabel Berdasarkan tabel nilai kritis T untuk uji jenjang-bertanda Wilcoxon dengan taraf

signifikan 5% dan N= 10 diperoleh Ttabel= 8 sehingga Thitung lebih kecil dari Ttabel (0<8).
Simpulan Penelitian dengan judul bimbingan kelompok dengan teknik diskusi untuk membantu siswa dalam kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Mojosari mengungkapkan hipotesis Terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut antara sebelum dan sesudah penerapan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi terhadap siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Mojosari Simpulan tersebut didasarkan pada hasil analisis data dengan uji jenjang bertanda Wilcoxon. Dari hasil perhitungan, didapatkan Thitung = 0. Sehingga, berdasarkan tabel nilai kritis T untuk uji jenjang bertanda Wilcoxon dengan taraf signifikan 5% dan N = 10 diperoleh Ttabel = 8, maka Thitung lebih kecil Ttabel (0 < 8). Sehingga hipotesis alternatif yang berbunyi Terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut antara sebelum dan sesudah penerapan

bimbingan kelompok dengan teknik diskusi terhadap siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Mojosari dapat diterima. Dengan demikian, penerapanbimbingan kelompok dengan teknik diskusi dapat meningkatkan kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Mojosari. Saran Berdasarkan pembahasan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan beberapa saran (rekomendasi) kepada pihak-pihak berikut. 1) Agar penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah khususnya bidang bimbingan karir. 2) Secara khusus agar diberikan waktu khusus untuk pelaksanaan Bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok terutama tentang studi lanjut mengenai Perguruan Tinggi Negeri

maupun Swasta dalam hal ini sebagai pilihan alternatif. 3) Dengan penelitian ini diharapkan siswa siap dan mantap dalam mengambil keputusan studi lanjut dan dapat bersikap aktif dalam mencari informasi terbaru serta data - data terkait tentang studi lanjut, serta dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menentukan program studi yang diminati. 4) Untuk peneliti lain, apabila ingin mempergunakan penelitian ini sebagai acuan, hendaknya memperhatikan alokasi waktu dalam proses penelitian. Kemudian untuk kelompok perlakuan sebaiknya menggunakan anggota kelompok yang lebih bervariasi serta dapat menggunakan anggota kontrol sebagai pembanding. Selain itu, dalam metode pengumpulan data perlu ditambahkan metode observasi sebagai data pelengkap untuk mengetahui adanya perubahan perilaku secara verbal.

Daftar Rujukan
AkademiaNet. 2008.Mau Kemana Setelah SMA?(online).(http://remajaislam cerdas.blogspot .com/2008/12/mau-kemana-setelah-SMA.html.diakses 16 mei 2010). Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta. Basori, Muh.2004.Paket Bimbingan Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Karir Bagi Siswa SMU.Malang:UniversitasNegeri Malang. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1998.Mengenal Pendidikan tinggi di Indonesia (online,diakses 16 mei 2010). . Gani, Ruslan Abdul.1992.Bimbingan Karir.Bandung:Angkasa. Gunawan, Yusuf.2001.Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa.Jakarta:Prenhallindo. Kansil, C.S.T dan Kansil,Christine.S.T.1997.Melangkah ke Perguruan Tinggi.Jakarta:Pustaka Sinar Harapan. Manrihu, Muh.Thayeb.1992.Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir.Jakarta:Bumi Aksara. Muhlis. 2007.Hubungan Antara Tingkat Pemahaman Informasi Karir Tentang Perguruan Tinggi Dengan Tingkat Kesiapan Pengambilan Keputusan Studi Lanjut ke Perguruan Tinggi.Skripsi tidak diterbitkan.Surabaya: PPB FIP.Unesa. Nursalim, Muhammad dan Suradi. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya: UNESA University Press. Prayitno. 2004. Pedoman Bimbingan Kelompok. Padang: Universitas Padang Pres. Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok: Dasar dan Profil. Jakarta: Ghalia Indonesia, Romlah, Tatiek. 2001. Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang. Rubin, Theodore Isaac. 1993. 8 Strategi Keputusan yang Efektif. Semarang : Dahara Prize. Sugiono.2007.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Alfabeta. Syamsi, Ibnu.2000.Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi.Jakarta:Bumi Aksara. Sutikna, Agus. 1998. Bimbingan Karir untuk SMA. Jakarta: Intan Pariwara. Zain, Badudu. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Anda mungkin juga menyukai