Trilogi Profesi Konselor
Trilogi Profesi Konselor
Trilogi Profesi Konselor
Oleh: Prayitno A. Trilogi Profesi Pendidik Di awal abad ke-21 ini dunia pendidikan di Indonesia mulai memasuki era profesional. Hal ini ditandai dengan penegasan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 39 Ayat 2), dan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU No.14 Tahun 2005 Pasal 1 Butir 4).
Untuk menjadi profesional, profesional dalam bidang apapun, seseorang harus menguasai dan memenuhi ketiga komponen trilogi profesi, yaitu (1) komponen dasar keilmuan, (2) komponen substansi profesi, dan (3) komponen praktik profesi, sebagaimana gambar berikut :
Komponen dasar keilmuan memberikan landasan bagi calon tenaga profesional dalam wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap berkenaan dengan profesi yang dimaksud. Komponen substansi profesi membekali calon profesional apa yang menjadi fokus dan objek praktis spesifik pekerjaan profesionalnya. Komponen praktik mengarahkan calon tenaga profesional untuk menyelenggarakan praktik profesinya itu kepada sasaran pelayanan atau pelanggan secara tepat dan berdaya guna. Penguasaan dan penyelenggaraan trilogi profesi secara mantap merupakan jaminan bagi suksesnya penampilan profesi tersebut demi kebahagiaan sasaran pelayanan. Penguasaan ketiga komponen profesi tersebut diperoleh di dalam program pendidikan profesi dan pendidikan akademik yang mendasarinya. Konselor, yang adalah pendidik (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1 Butir 6) , sebagai tenaga professional dituntut untuk menguasai dan memenuhi trilogi profesi dalam bidang pendidikan, khususnya bidang konseling, yaitu Komponen Dasar Keilmuan Komponen Substansi Profesi : Ilmu Pendidikan : Proses pembelajaran terhadap
pengembangan diri/ pribadi individu melalui modus pelayanan konseling. Komponen Praktik Profesi : Penyelenggaraan proses pembelajaran terhadap sasaran pelayanan melalui modus pelayanan konseling. B. Komponen Profesi Konselor 1. Ilmu Pendidikan Konselor diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan kinerja profesionalnya dalam bidang pelayanan konseling, karena
konselor digolongkan ke dalam kualifikasi pendidik; dan oleh karenanya pula kualifikasi akademik seorang konselor pertama-tama adalah Sarjana Pendidikan. Atas dasar keilmuan inilah konselor akan menguasai dengan baik kaidah-kaidah keilmuan pendidikan sebagai dasar dalam memahami peserta didik (sebagai sasaran pelayanan konseling) dan memahami seluk beluk proses pembelajaran yang akan dijalani peserta didik melalui modus pelayanan konseling. Dalam hal ini proses konseling tidak lain adalah proses pembelajaran yang dijalani oleh sasaran layanan bersama konselornya. Dalam arti yang demikian pulalah, konselor sebagai pendidik diberi label juga sebagai agen pembelajaran. 2. Substansi Profesi Konseling Di atas kaidah-kaidah ilmu pendidikan itu konselor membangun substansi profesi konseling yang meliputi objek praktis spesifik profesi konseling, pendekatan, dan teknologi pelayanan, pengelolaan dan evaluasi, serta kaidahkaidah pendukung yang diambil dari bidang keilmuan lain. Semua subtansi tersebut menjadi isi dan sekaligus fokus pelayanan konseling. Secara keseluruhan substansi tersebut sebagai modus pelayanan konseling*). Objek praktis spesifik yang menjadi fokus pelayanan konseling adalah kehidupan efektif sehari-hari (KES). Dalam hal ini, sasaran pelayanan konseling adalah kondisi KES yang dikehendaki untuk dikembangkan dan kondisi kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T). Dengan demikian, pelayanan konseling pada dasarnya adalah upaya pelayanan dalam
pengembangan KES dan penanganan KES-T. Berkenaan dengan pendekatan dan teknologi, pengelolaan dan evaluasi pelayan konseling, konselor wajib menguasai berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukungnya dengan landasan teori, acuan praksis, standar prosedur
operasional (SPO), serta implementasinya dalam praktik konseling. Pendekatan dan teknologi, pengelolaan dan evaluasi pelayanan itu perlu didukung oleh kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi seperti psikologi, sosiologi, teknologi-
informasi-komunikasi
sebagai
alat
untuk
lebih
menepatgunakan
dan
mendayagunakan pelayanan konseling. 3. Praktik Pelayanan Konseling Praktik pelayanan konseling terhadap sasaran pelayanan merupakan puncak dari keberadaan bidang konseling pada setting tertentu**). Mutu pelayanan konseling diukur dari penampilan paktik pelayanan oleh konselor terhadap sasaran pelayanan. Pada setting satuan pendidikan misalnya, mutu kinerja konselor di sekolah/ madrasah dihitung dari penampilannya dalam praktik pelayanan konseling terhadap siswa yang menjadi tanggung jawabnya. Penguasaan konselor atas materi ketiga komponen trilogi profesi konseling tersebut diperolah dari studi pada program bidang konseling tingkat sarjana (S-1) ditambah dengan pendidikan profesi konselor (PPK). Seluruh materi tersebut dipadukan dalam bentuk praktik pelayanan konseling melalui persiapan yang matang berupa berbagai program pelayanan sesuai dengan kebutuhan sasaran pelayanan.
C.
Pelayanan Konseling dalam KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum pendidikan yang diberlakukan untuk setiap satuan pendidikan yang didasarkan pada Peraturan Materi Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah serta Permen Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. KTSP meliputi tiga komponen, yaitu komponen mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Komponen pengembangan diri terdiri dari dua sub-komponen, yaitu pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler. KTSP yang meliputi tiga komponen itu digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
Lebih jauh, tenaga pengampu masing-masing komponen KTSP telah pula ditentukan. Mata pelajaran dan muatan lokal diampu oleh guru, pelayanan konseling diampu oleh konselor, dan kegiatan ekstra kurikuler diampu oleh pembina khusus yang masing-masing memiliki kewenangan dan kemampuan dalam bidang yang diampunya itu. Pada era profesionalisasi, para pengampu bidang-bidang yang dimaksud haruslah mereka yang benar-benar profesional dalam bidangnya. Dalam kaitan ini, pelayanan konseling, yang merupakan salah satu pokok isi komponen KTSP, haruslah diampu oleh tenaga profesional yang disebut konselor. Memenuhi trilogi profesinya konselor menguasai kaidah-kaidah keilmuan pendidikan sebagaimana juga dikuasai oleh guru. Dalam kaidah-kaidah keilmuan pendidikan inilah konselor dan guru, dan juga para pendidik lainnya bertemu. Konselor dan guru sama-sama sebagai agen pembelajaran bagi para siswa dalam
KTSP. Apabila dalam praktik profesionalnya guru terfokus pada pengembangan PMP dan penanganan KPMP siswa dengan modus pengajaran untuk matapelajaran tertentu maka konselor terfokus pada pengembangan KES dan penanganan KES-T siswa dengan modus pelayanan koseling yang meliputi sembilan jenis layanan (yaitu layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi dan mediasi) serta enam kegiatan pendukung, yaitu aplikasi instrumentasi, himpunan data, koferensi kasus, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus). Disekolah/madrasah pengembangan potensi siswa, didukung secara bersama-sama melalui praktek pengajaran (oleh guru), praktek pelayanan konseling (oleh konselor), dan kegiatan ekstrakurikuler (oleh pembina khusus).
Visi Visi Pelayanan Konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan b). Misi Pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. c). Misi Pengentasan Masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik
Pengertian Bimbingan Konseling Pelayanan Bantuan untuk peserta didik baik individu / kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi sosial belajar, karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Tujuan Bimbingan dan Konseling Membantu Memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal. Paradigma Bimbingan & Konseling BK merupakan pelayanan psikopaedagogis dalam bingkai budaya Indonesia dan religius. Arah Bimbingan Konseling mengembangkan kompetensi siswa untuk mampu memenuhi tugas-tugas perkembangannya secara optimal. Membantu siswa agar mampu mengatasi berbagai permasalahan yang mengganggu dan menghambat perkembangannya. Visi Bimbingan dan Konseling Terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal dengan hakekat kemanusiaannya sebagai hamba Allah SWT, sebagai makhluk individu, makhluk sosial dalam hubungannya dengan manusia dan alam semesta. Misi Bimbingan dan Konseling
Menunjang perkembangan diri dan kemandirian siswa agar dapat menjalani kehidupan sehari-hari sebagai siswa secara efektif, kreatif dan dinamis serta memiliki kecakapan hidup untuk masa depan karir dalam : Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME. Pemahaman perkembangan diri dan lingkungan. Pengarahan diri ke arah dimensi spiritual. Pengambilan keputusan berdasarkan IQ, SQ dan EQ. Pengaktualisasian diri secara optimal. Fungsi Bimbingan Konseling Fungsi Pemahaman Fungsi Pencegahan Fungsi Pengentasan Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan Fungsi Advokasi Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling Prinsip berkenaan dengan sasaran layanan. Prinsip berkenaan dengan permasalahan individu. Prinsip berkenaan dengan program layanan. Prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan. Bimbingan dan Konseling
Asas Kerahasiaan Asas Kesukarelaan Asas Keterbukaan Asas Kegiatan Asas Kekinian Asas Kedinamisan Asas Keterpaduan Asas Kenormatifan Asas Keahlian Asas Kemandirian Asas Alih Tangan Kasus Asas Tut Wuri Handayani Tugas Perkembangan Kompetensi Materi Bimbingan dan Konseling Kegiatan Bimbingan dan Konseling Layanan Pendukung Penilaian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
Penempatan dan Penyaluran Pengenalan Diri dan lingkungan Serta Pengembangan Diri dan Karir Siswa mengenal dan memahami siapa dirinya. Siswa mengenal dan memahami lingkungan budaya dan masyarakat. Lingkungannya meliputi lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, sosial dan masyarakat budaya, Pengenalan dan pemahaman terhadap diri sendiri dan lingkungan itu dikerahkan untuk pengembangan diri siswa dalam segenap aspek pribadinya, termasuk pengembangan ke arah karir yg hendak diraihnya di masa yang akan datang Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling Aplikasi Instrumentasi (BK) Himpunan Data (Pribadi, Siswa, Presentasi, Observasi, Kasus). Konferensi Kasus Alih Tangan
Alih tangan kasus Kunjungan Rumah Layanan Informasi/ Orientasi/ Pembelajaran Penilaian Layanan BK Kompetensi LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN Perencanaan Mengidentifikasi kondisi individu Menetapkan subyek/sasaran layanan penempatan Menetapkan fasilitas layanan Menyiapkan kelengkapan administrasi 2. Pelaksanaan 1. mengorganisasikan kegiatan layanan penempatan dan penyaluran 2. mengisi materi layanan penempatan dan penyaluran
1. menetapkan norma / standar analisis 2. melakukan analisis 3. menafsirkan hasil analisis 4. Tindak Lanjut Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait Melaksanakan rencana tindak lanjut 5. Laporan Menyusun laporan layanan penempatan dan penyaluran Menyampaikan laporan kepada pihak terkait Mendokumentasikan laporan layanan penempatan dan penyalu
Terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan
pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri, dan bahagia
MISI BK:
1. Misi Pendidikan mendidik individu dan/atau kelompok melalui pengembangan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan terkait dng masa depan
3. Misi Pengentasan Masalah membantu dan menfasilitasi pengentasan masalah individu mengacu kepada kehidupan sehari-hari yang efektif.
TUJUAN BK
Membantu individu dalam mengembangkan potensi dan kemandirian secara optimal pada setiap tahap perkembangannya diarahkan kepada pengenalan diri sendiri dan lingkungan,
pengembangan diri dan arah karir dijabarkan ke dalam kompetensikompetensi yang mengarah kepada keefektifan hidup sehari-hari (efektive daily living)