Antibiotik
Antibiotik
Antibiotik
Definisi Antibotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Antibiotik dapat dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh.
Spektrum Kerja Berdasarkan spektrum kerja antibiotik dapat digolongkan menjadi: 1. Spektrum luas (aktivitas luas): antibiotik yang aktif bekerja terhadap banyak mikroba yaitu gram positif dan gram negatif. 2. Spektrum sempit: antibiotik yang bersifat aktif bekerja hanya terhadap beberapa jenis mikroba saja, bakteri gram positif atau gram negatif saja.
Mekanisme Kerja: 1. 2. 3. 4. 5. Antibiotik yang menghambat metabolisme sel mikroba. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel mikroba. Antibiotik yang mengganggu keutuhan membran sel mikroba. Antibiotik yang menghambat sintesis protein sel mikroba. Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba
Klasifikasi Antibiotik Penisilin Penilisin merupakan kelompok antibiotik beta laktam yang telah lama dikenal. Pada tahun 1928 dilondon, Alexander Fleming menemukan antibiotik pertama yaitu penisilin yang satu dekade kemudian dikembangkan oleh Florey dari biakan Penicillium notatum untuk penggunaan sistemik. Penisilin yang digunakan dalam pengobatan terbagi dalam penisilin alam dan penisilin semisintetik. Penisilin sintetik diperoleh dengan cara mengubah struktur kimia penislin alam atau dengan cara sintetis dari inti penisilin. Penisilin diklasifikasikan menjadi 4 yaitu: 1. Zat-zat dengan spektrum sempit terdiri dari peniciline G dan peniciline-V dan fenetisilin. Aktif terhadap kuman Gram-positif dan diuraikan oleh penisilinase 2. Zat-zat tahan-laktamase terdiri dari metisilin, kloksasilin dan flukloksasilin. Zat ini hanya aktif terhadap stafilokok dan streptokok.
3. Zat-zat dengan spektrum-luas terdiri dari ampicilindan amoxicillin, bakampisilin, pivampisilin, CO Amoksiklav (amoksisilin-asam klauvanat) 4. Zat-zat anti-Pseudomonas terdiri dari tikarsilin, piperasilin, piperasilin + tazobaktam, tikarsilin + asam klavulanat
Sefalosporin Sefalosporin termasuk antibiotika betalaktam dengan struktur, khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin tetapi dengan keuntungan spektrum antibakterinya lebih luas dan resisten terhadap penisilnase asal stafilokoki tetapi tetap tidak efektif terhadap stafilokoki yang resisten terhadap metisilin. Antibiotik ini spektrum-kerjanya luas dan meliputi banyak kuman Gram-positif dan Gramnegatif termasuk E.coli, Klebsiella dan Proteus. Berdasarkan khasiat antimikroba dan resistensinya terhadap betalaktamase, sefalosporin lazimnya digolongkan menjadi: 1. Generasi pertama: sefolotin, sefazolin, sefaleksin, sefradin, sefadroksil. Sefalosporin generasi pertama ini terutama aktif terhadap kuman Gram-positif. 2. Generasi kedua: sefaklor, sefamandol, sefmentazol dan sefuroksim. Golongan ini kurang aktif terhadap bakteri Gram-postif tetapi lebih aktif terhadap kuman Gram-negatif. 3. Generasi ketiga: sefoperazon, sefotaksim, seftizoksim, seftriakson, sefotiam, sefiksim, sefpodoksim dan sefprozil. Aktivitasnya terhadap kuman Gram-negatif lebih kuat dan luas lagi dan meliputi pseudomonas dan bacterodes. Resistensinya terhadap laktamase juga lebih kuat. 4. Generasi keempat: sefepim dan sefpirom. Mempunyai spektrum lebih luas dari generasi ketiga dan lebih stabil terhadap hidrolisis oleh betalaktamase.
Antibiotik beta-laktam lain 1. Aztreonam Bekerja khusus terhadap kuman Gram-negatif aerob termasuk Pseudomonas, H. Influenzae dan gonocci yang resisten terhadap penisilinase. Berkhasiat bakterisid dengan cara penghambatan sintesa dinding sel. 2. Iminepem Khasiat bakterisidnya berdasarkan perintangan sintesa dinding sel kuman sama dengan zatzat penisilin dan sefalosporin. Sprektrum-kerjanya luas meliputi banyak kuman Gram-positif dan negatif .
Aminoglikosida Aminoglikosida dapat dibagi atas dasar rumus kimianya sebagai berikut: 1. 2. Streptomisin yang mengandung, satu molekul gula-amino dalam molekulnya. Kanamisin dengan turunannya amikasin, dibekasin, gentamisin dan turunannya netilmisin dan tobramisin yang semuanya memiliki dua molekul gula yang dihubungkan oleh sikloheksan. 3. Neomisin, framisetin dan paromomisin dengan tiga gula-amino
Aktivitasnya bakterisid berdasarkan dayanya untuk menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom dalam sel. Aminoglikosida sekalipun berspektrum antimikroba lebar, jangan digunakan pada setiap jenis infeksi oleh kuman yang sensitif, karena resistensi terhadap aminoglikosida relatif cepat berkembang, toksisitasnya relatif tinggi, dan tersedianya berbagai antibiotik lain yang cukup efektif dantoksisitasnya lebih rendah
Tetrasiklin Antibiotik golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan ialah klortetrasiklin yang dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens. Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari streptomyces rimosus. Tetrasiklin sendiri dibuat secara semisintetik dari klortetrasiklin tetapi juga dapat diperoleh dari spesies streptomyces lain. Khasiatnya bersifat bakteriostatis, mekanisme kerjanya berdasarkan diganggunya sintesa protein kuman. Pada umumnya antibiotika golongan tetrasiklin merupakan obat yang aman, walaupun dapat memperburuk kondisi gagal ginjal yang sudah ada. Pada penggunaan oral seringkali terjadi gangguan lambung-usus. Efek samping lebih serius adalah sifat penyerapannya pada jaringan tulang dan gigi yang sedang tumbuh pada janin dan anak-anak.
Makrolida Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin derivatnya klaritromisin, roksitromisin, azitromisin dan diritromisin. Eritromisin bekerja bakteriostatis terhadap terutama bakteri Gram-positif. Mekanisme kerjanya yakni melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga sintesa proteinnya dirintangi.
Polipeptida Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E(kolistin), basitrasin dan gramisidin. Khasiat bakterisidnya berdasarkan aktivitas permukaan dan kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri, sehingga permeabilitas sel meningkat dan
akhirnya meletus. Antibiotik ini sangat toksik bagi ginjal, polimiksin juga toksik bagi organ pendengaran.
Kuinolon Asam Nalidiksat adalah prototip antibiotika golongan kuinolon lama yang dipasarkan sekitar tahun 1960. Walaupun obat ini mempunyai daya antibakteri yang baik terhadap kuman gram negatif, tetapi eliminasinya melalui urin berlangsung terlalu cepat sehingga sulit dicapai kadar pengobatan dalam darah. Oleh karena itu, penggunaan obat kuinolon lama ini terbatas sebagai antiseptik saluran kemih saja. Pada awal tahun 1980, diperkenalkan golongan kuinolon baru dengan atom Fluor pada cincin kuinolon (karena itu dinamakan juga Fluorokuinolon). Perubahan struktur ini secara dramatis meningkatkan daya bakterinya, memperlebar spektrum antibakteri, memperbaiki penyerapannya di saluran cerna, serta memperpanjang masa kerja obat.
Sulfonamid Sulfanamid adalah kemoterapeutik pertama yang digunakan secara sistemik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia. Sulfonamid mempunyai spektrum antibakteri yang luas, meskipun kurang kuat dibandingkan antibiotik dan strain mikroba yang resisten makin meningkat. Berdasarkan kecepatan absorpsi dan eksresinya, sulfonamid dibagi dalam 4 golongan besar yaitu : 1. 2. Sulfonamid dengan absorpsi dan eksresi cepat antara lain sulfadiazin dan sulfisoksazol. Sulfonamid yang hanya diabsorpsi sedikit oleh saluran cerna antara lainsulfatizol dan sulfasalazin 3. Sulfonamid yang terutama digunakan untuk pemberian topikal antara lain sulfasetamid mafenid dan Ag sulfadiazin. 4. Sulfonamid dengan masa kerja panjang antara lain sulfadoksin.
Antibiotika lainnya 1. Kloramfenikol Kloramfenikol berkhasiat bakteriostatis. Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesa polipetida kuman. Efek samping umum berupa gangguan lambung-usus, neuropati optis dan perifer, radang lidah dan mukosa mulut. Tetapi yang sangat berbahaya adalah depresi sumsum tulang (myelodepresi).
2. Vankomisin Obat ini tidak diserap melaui saluran cerna dan untuk mendapatkan efek sistemik selalu harus diberikan intravena karena pemberian intramuscular menimbulkan nekrosis setempat. Efek samping berupa gangguan fungsi ginjal terutama pada penggunaan lama dengan dosis tinggi, juga neuropati perifer, rekasi alergi kulit, mual dan demam. Kombinasinya dengan aminoglikosida meningkatkan resiko nefrotoksik dan ototoksisitas. 3. Spektinomisin Spektinomisin dihasilkan oleh streptomycin spectabilis (1961). Antibiotikum broad-spektrum ini berkhasiat bakterisid terhadap sejumlah kuman Gram-ositif dan Gram-negatif termasuk Gonococci, Pseudomonas, Proteus dan Klebsiella. Efek sampingnya berupa antara lain nyeri di tempat injeksi, mual, pusing, urtikaria dan sukar tidur. 4. Linezolid Khasiatnya bakteriostatis berdasarkan titik kerjanya yang unik yaitu penghambatan sintesa protein kuman pada taraf dini sekali. Efek sampingnya berupa nyeri kepala, mual, muntah, diare dan rasa logam dimulut. 5. Asam fusidat Spektrum kerjanya sempit dan terbatas pada kuman Gram-positif terutama stafilokok, juga yang membentuk penisilinase. Kuman Gram-negatif bersifat resisten terkecuali Neisseria. Efek sampingnya ringan dan berupa gangguan lambung-usus (mual, muntah, nyeri perut), kadang-kadang reaksi kulit (erytema, iritasi). 6. Mupirosin Khasiatnya bersifat bakterisid berdasarkan penghambatan RNA-sintetase yang berakibat penghentian sintesa protein kuman. Efek sampingya berupa gatal-gatal, nyeri, rasa terbakar, kulit kering dan kemerah-merahan.