UDT - Metformin Hidroklorida
UDT - Metformin Hidroklorida
UDT - Metformin Hidroklorida
Disolusi didefinisikan sebagai proses suatu zat padat masuk kedalam pelarut menghasilkan suatu larutan dan merupakan salah satu kontrol kualitas yang dapat digunakan untuk memprediksi bioavaibilitas, dan dalam beberapa kasus dapat sebagai pengganti uji klinik untuk menilai bioekivalensi. Sediaan yang mengalami pelepasan cepat dari tablet maupun kapsul, laju kecepatan disolusinya ditentukan oleh kecepatan pelepasan bahan aktif dari matriksnya dan kecepatan bahan aktif untuk melarut dalam mediumnya. Ketika profil disolusi yang dilakukan pada berbagai titik pengujian waktu antara obat innovator (reference) dibandingkan dengan obat copy (test), data yang dibandingkan ini merupakan hasil dari suatu studi disolusi terbanding secara in vitro. Uji disolusi terbanding adalah uji ekivalensi in vitro yang dilakukan untuk obat-obat yang tidak perlu dilakukan uji ekivalensi in vivo sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam pedoman uji ekivalesi dari FDA (Food and Drug Administration) dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Uji disolusi terbanding dibutuhkan sebagai pelengkap uji bioekivalensi atau sebagai pengganti uji bioekivalensi untuk sediaan dengan potensi yang lebih rendah. Uji disolusi terbanding dilakukan dengan membandingkan profil disolusi atau kecepatan pelarutan obat secara in vitro dalam medium yang dibuat menyerupai cairan saluran cerna antara obat copy dengan obat inovator. dilakukan uji ekivalensi in vitro (Uji Disolusi Terbanding) : 1. Obat yang tidak memerlukan studi in vivo (tidak termasuk kriteria untuk uji ekivalensi in vivo). 2. Produk obat copy yang hanya berbeda kekuatan. Uji disolusi terbandingdapat diterima untuk kekuatan yang lebih rendah. Obat yang cukup
3. Berdasarkan
sistem
klasifikasi
biofarmaseutik
(Biopharmaceutic
Classification System=BCS) dari zat aktif, karakteristik disolusi, serta profil disolusi produk obat.
Metformin merupakan antidiabetik oral yang termasuk ke dalam golongan biguanida. Tiga senyawa lain yang termasuk golongan biguanida adalah: fenformin; dan buformin, tetapi fenformin telah ditarik dari peredaran karena sering menyebabkan asidosis laktat. Saat ini golongan biguanida yang banyak digunakan adalah metformin (Sudoyo, et al., 2006). Metformin menurunkan produksi glukosa di hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adiposa terhadap insulin (Gunawan, et al., 2007). Metformin hidroklorida diindikasikan untuk terapi diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) yang tidak terkontrol dengan memuaskan oleh diet dan obat lain, pengobatan utama dan tambahan, dan biasa digunakan dalam bentuk pengobatan tunggal ataupun kombinasi dengan insulin atau golongan sulfonylurea. Produk obat inovator yang mengandung metformin hidroklorida diproduksi oleh PT. Merck dengan nama dagang Glucophage berupa sediaan tablet lepas lambat (extended release) atau Glucophage XR yang tersedia dengan dua macam dosis, 500 mg dan 750 mg metformin hidroklorida. Oleh karena itu, uji disolusi terbanding tablet lepas lambat Metformin yang mengandung 750 mg metformin hidroklorida dilakukan dengan menggunakan produk inovator Glucophage XR sebagai pembanding.
2.1 Disolusi Disolusi didefinisikan sebagai proses suatu zat padat masuk ke dalam pelarut menghasilkan suatu larutan. Secara sederhana, disolusi adalah proses zat padat melarut. Secara prinsip, proses ini dikendalikan oleh afinitas antara zat padat dan pelarut. Obat yang telah memenuhi persyaratan kekerasan, waktu hancur, keregasan, keseragaman bobot, dan penetapan kadar, belum dapat menjamin bahwa suatu obat memenuhi efek terapi, karena itu uji disolusi harus dilakukan pada setiap produksi tablet atau kapsul. Disolusi adalah proses pemindahan molekul obat dari bentuk padat kedalam larutan pada suatu medium. Disolusi menunjukkan jumlah bahan obat yang terlarut dalam waktu tertentu. Disolusi menggambarkan efek obat secara in vitro, jika disolusi memenuhi syarat maka diharapkan obat akan memberikan khasiat secara in vitro.
2.2 Metode uji disolusi Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing monografi. Dari jenis alat penggunaannya dari salah satu sesuai dengan yang tertera dalam masing-masing monografi yaitu:
Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan lain yang inert, suatu motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang berbentuk silinder. Wadah tercelup sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai berukuran sedemikian sehingga dapat mempertahankan suhu dalam wadah pada 37 0,5C selama pengujian berlangsung dan menjaga agar gerakan air dalam tangas air halus dan tetap.
b) Apparatus 2 (Paddle Apparatus) Bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari dari daun dan batang sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertical wadah dan berputar dengan halus tanpa goyangan yang berarti. Daun melewati diameter batang sehingga dasar daun dan batang rata. Dayung memenuhi spesifikasi. Jarak 25 mm 2 mm antara daun dan bagian dalam dasar wadah dipertahankan selama pengujian berlangsung. Daun dan batang logam yang merupakan satu kesatuan dapat disalut dengan suatu penyalut inert yang sesuai. Sediaan dibiarkan tenggelam ke dasar wadah sebelum dayung mulai berputar. Sepotong kecil bahan yang tidak bereaksi seperti gulungan kawat berbentuk spiral dapat digunakan untuk mencegah mengapungnya sediaan.
c) Apparatus 3 (Reciprocating Cylinder) Alat ini terdiri dari seperangkat alat berbentuk silinder, bejana gelas dengan alas datar dengan reciprocating cylinder untuk uji disolusi obat-obat extended release. Kadang-kadang digunakan untuk bentuk sediaan pelepasan termodifikasi. 6 tablet diuji pada media dengan suhu 37C.
d) Apparatus 4 (Flow-Through Cell) Alat ini terdiri dari wadah untuk media disolusi dan pompa untuk menekan media disolusi melalui tempat sampel diletakkan. Rentang laju aliran dari 4 sampai 16 mL/menit. Metode ini dapat digunakan untuk bentuk sediaan
dengan pelepasan termodifikasi dimana mengandung zat aktif dengan kelarutan terbatas atau kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, G.S., Nafrialdi, R.S., & Elysabeth. (2007). Farmakologi dan Terapi Edisi V. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 481-495. Sudoyo, A., Setyiohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., & Setiati, S. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1854-1863.