Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Proposal PKL 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan Program Diploma IV STPP dilaksanakan dengan sistem pendidikan Credit Earning System (CES) dan pola pembelajaran yang menggunakan In and Out Campus Learning System. Dengan sistem dan pola tersebut, mahasiswa memiliki waktu yang lebih banyak untuk

mengasah kompetensinya melalui proses pembelajaran dalam kondisi nyata dalam di lapangan, sehingga mampu menghasilkan penyuluh pertanian yang profesional yang mendukung tercapainya tujuan program revitalisasi

penyuluhan pertanian. Pada semester IV mahasiswa STPP melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II, dimana nantinya mahasiswa diharapakan mencapai kompetensi penyuluh pertanian pelaksana pemula. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka perlu diadakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II

dilaksanakan di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah yang merupakan kecamatan yang memiliki potensi disektor peternakan. Bertitik tolak dari kondisi tersebut di atas, maka penulis melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, dengan materi terdiri dari 8 Elemen Kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (KKNI) sektor pertanian bidang penyuluhan pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 43 Tahun 2013. B. TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah: 1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa dalam

merencanakan kegiatan penyuluhan pertanian. 2. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa dalam

melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian.

3. Meningkatkan

pengetahuan

dan

ketrampilan

mahasiswa

dalam

mengevaluasi penerapan program penyuluhan pertanian.

C.

MANFAAT

1. Manfaat dari pelaksanaan PKL adalah : a. Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan melakukan tugas kerja

penyuluhan dalam pemberdayaan pelaku utama dan pelaku usaha. b. Mahasiswa dapat melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah/ swasta, pelaku utama dan pelaku usaha serta stakeholder lain. c. Mahasiswa dapat berlatih bermasyarakat dalam kondisi sosiokultur yang berbeda 2. Manfaat bagi pihak terkait seperti instansi pemerintah/ swasta, petani dan stakeholder lain adalah : a. Mengenal STPP sebagai penyelenggara program Diploma IV Penyuluhan Pertanian. b. Membantu menyelesaikan tugas/ pekerjaan rutin terkait penyuluhan pertanian yang dilakukan instansi, pelaku utama dan pelaku usaha. c. Menciptakan kerjasama yang baik dibidang pemberdayaan SDM pertanian.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aspek Penyuluhan

1. Pengertian Penyuluhan Pada UU No 16 tahun 2006 disebutkan bahwa penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Penyuluhan merupakan suatu sistem pendidikan non formal, dimana penyuluh dapat memberikan informasi serta inovasi bagi peserta belajar dalam hal ini masyarakat tani sehingga dapat memperoleh atau memperbaiki kemampuan untuk melaksanakan suatu pola sikap melalui pengalaman dan praktek (Herdiasti, 2006). Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah bagi petani dan anggota keluarganya agar berubah prilakunya untuk bertani lebih baik, berusaha tani lebih menguntungkan, hidup sejahtera dan bermasyarakat lebih baik (Padmowiharjo, 1999). 2. Materi Penyuluhan

Mardikanto (1993) menyatakan bahwa materi penyuluhan adalah pesanpesan yang ingin disampaikan dalam proses pembangunan pertanian yang terdiri dari tiga sifat macam materi penyuluhan yaitu (a) materi yang berisikan

pemecahan masalah yang sedang dan yang akan dihadapi; (b) materi yang berisikan petunjuk atau rekomendasi yang harus dilaksanakan; (c) materi yang tidak bersifat membandingkan.

Mardikanto (1993) membedakan adanya tiga macam materi penyuluhan, yaitu : a) Berisikan pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi. Seperti tersebut dalam filosofi penyuluhan yang berusaha untuk : membantu orang lain agar mereka dapat membantu dirinya sendiri, materi yang berisikan pemecahan masalah merupakan kebutuhan utama yang diperlukan oleh masyarakat sasaran. Karena itu, di dalam setiap kegiatan penyuluhan, materi ini harus lebih diutamakan terlebih dahulu, sebelum menyampaikan materi-materi yang lainnya. b) Berisikan petunjuk atau rekomendasi yang harus dilaksanakan. Materi penyuluhan yang bersifat petunjuk/rekomendasi yang harus dilaksanakan sering kali sangat diharapkan oleh masyarakat sasaran, meskipun kurang memperoleh prioritas dibandingkan dengan materi yang berisi pemecahan masalah. Karena itu, materi seperti ini hanya dibatasi pada petunjuk/rekomendasi yang harus segera dilaksanakan. c) Materi yang bersifat instrumental. Berbeda dengan kedua materi yang dikemukakan di atas, materi penyuluhan seperti ini tidak harus dikonsumsi dalam waktu cepat, tetapi merupakan materi yang perlu diperhatikan dan mempunyai manfaat jangka panjang, seperti : kewirausahaan. Setiana (2005) menyatakan bahwa materi penyuluhan adalah segala

sesuatu yang di sampaikan dalam kegiatan penyuluhan baik menyangkut ilmu maupun teknologi yang sesuai kebutuhan sasaran, menarik, dapat meningkatkan pendapatan, dan dapat memecahkan masalah yang di hadapi sasaran. 3. Sasaran penyuluhan

Mardikanto (1993) berpendapat bahwa sasaran penyuluhan pertanian sebenarnya adalah mereka yang secara langsung maupun tidak langsung memiliki peran dalam kegiatan pembangunan pertanian. Mereka itu dapat dikelompokkan dalam : a) Sasaran utama penyuluhan pertanian yaitu sasaran penyuluhan yang secara langsung terlibat dalam kegiatan bertani dan pengelolaan usahatani. Termasuk dalam kelompok ini adalah petani dan keluarganya. b) Sasaran penentu dalam penyuluhan pertanian adalah mereka yang bukan saja

pelaksana kegiatan bertani dan berusaha tani, tetapi secara langsug atau tidak

langsung terlibat dalam penentuan kebijakan pembangunan pertanian dan menyediakan segala kemudahan yang diperlukan petani untuk pelaksanaan dan pengelolaan usaha taninya.c) Sasaran pendukung penyuluhan pertanian yaitu pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung tidak memiliki

hubungan dengan kegiatan pembangunan pertanian, tetapi dapat diminta bantuannya guna melancarkan penyuluhan pertanian, misalnya pekerja sosial, seniman (pelakon kesenian tradisional), konsumen hasil-hasil pertanian dan biro iklan. Dalam UU No. 16 tahun 2006 disebutkan bahwa sasaran penyuluhan pertanian adalah pelaku utama dan pelaku usaha. Yang dimaksud pelaku utama disini adalah petani yang merupakan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau koperasi yang mengelola usaha dibidang pertanian, wanatani, minatani, agropastur, penangkaran satwa dan tumbuhan didalam dan disekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang. Sedangkan pelaku usaha dimaksud adalah perorangan warga Negara Indonesia atau korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian, perikanan, dan kehutanan. 4. Metode Penyuluhan

Van den Ban dan Hawkins (1999) mengemukakan bahwa metode penyuluhan adalah cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani nelayan dan keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru. Mardikanto (1993) berpendapat bahwa metode penyuluhan pertanian dapat diklasifikasikan menjadi tiga metode berdasarkan pendekatannya, yaitu : a)

Metode perorangan adalah suatu cara memberikan penyuluhan yang sasarannya ditunjukkan kepada perorangan atau perkeluarga. Dapat dilakukan dengan cara mengunjungi petani di sawah, rumah atau ditempat kegiatan usahanya. b) Metode kelompok adalah cara memberikan penyuluhan kepada kelompok-kelompok tani. Bentuk pelaksanaan metode kelompok antara lain dapat berupa : kursus-kursus,

diskusi, latihan, karya wisata, demonstrasi, dan perlombaan kelompok. c) Metode massal adalah cara memberikan penyuluhan yang sasarannya khalayak banyak. Bentuk dari metode ini adalah dimana dalam pelaksanaannya dapat berupa penyuluhan dengan menggunakan media massa (radio, televisi, surat kabar, majalah, slide dan pemutaran film), rapat umum, kampanye, pertunjukan kesenian, pameran, dan perlombaan-perlombaan yang dapat menarik perhatian masyarakat (petani). Metode Penyuluhan Pertanian adalah cara penyampaian materi

penyuluhan pertanian melalui media komunikasi oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta keluarganya agar bisa dan membiasakan diri

menggunakan teknologi baru (Padmowihardjo, 1999). 5. Media Penyuluhan

Setiana (2005) menyatakan bahwa media penyuluhan merupakan alat bantu yang dapat menghubungkan antara penyuluh dengan sasaran sehingga pesan atau informasi yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan dapat lebih jelas dan terlihat nyata.Dengan penggunaan media diharapkan petani sebagai sasaran penyuluhan dapat menerima dan mengerti serta memahami semua yang disampaikan sesuai dengan maksud penyuluhan. Media penyuluhan merupakan alat bantu atau perlengkapan penyuluhan yang diperlukan oleh seorang penyuluh guna memperlancar proses mengajarnya selama kegiatan penyuluhan itu dilaksanakan. Alat ini diperlukan untuk membantu penyuluh selama melaksanakan kegiatan penyuluhan, baik dalam menentukan atau materi penyuluhan atau menerangkan inovasi yang disuluhkan. Tentang hal ini, media atau alat bantu penyuluhan terdiri dari : kurikulum, lembar persiapan penyuluhan, papan tulis atau papan penempel, alat tulis, proyektor, dan perlengkapan ruangan (Mardikanto, 2009).

B. Aspek Kegiatan 1. Menetapkan Potensi Dan Permasalahan Wilayah Kecamatan Identifikasi potensi wilayah adalah kegiatan penggalian data dan informasi potensi wilayah (data sekunder dan data primer) yang dilakukan secara partisipatif (Widodo, 2008). Selanjutnya menurut Widodo (2008), potensi adalah semua sumber daya yang ada atau tersedia dan yang dapat digunakan dalam upaya mengatasi masalah yang ada atau pun digunakan dalam upaya mencapai tujuan. 2. Membuat Peta Usahatani Kecamatan

Peta adalah gambaran permukaan bumi yang digambar pada permukaan datar, dan diperkecil dengan skala tertentu dan juga dilengkapi simbol sebagai penjelas. Beberapa ahli mendefinisikan peta dengan berbagai pengertian, namun pada dasarnya peta mempunyai arti yang sama. Berikut pengertian peta dari para ahli (Farid Rizki, 2012). Peta Usaha tani termasuk dalam kategori Peta Kesesuaian Lahan

Peta ini dibuat dari hasil analisis skoring dan klaisfikasi data : kemiringan lereng, curah hujan, jenis tanah, penggunaan lahan dan data tematik lainnya. Peta kesesuaian lahan dapat dibuat untuk berbagai kepentingan, misalnya kesesuaian untuk permukiman, pertanian, industri perikanan dan lainnya. Peta kesuaian lahan digunakan untuk rekomendasi kebijakan pemanfataan ruang (Farid Rizki, 2012) . 3. Menentukan komoditas agribisnis unggulan spesifik lokalita. Komoditas pertanian spesifik lokalita merupakan (tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, peternakan, perikanan) yang dibudidayakan oleh mayoritas masyarakat, terjamin ketersediaannya secara terus menerus, masih dalam bentuk primer, atau produk olahan sementara, atau produk olahan akhir, telah diusahakan dalam industri kecil atau menengah atau besar, berdaya saing dan mempunyai pangsa pasar baik lokal, regional maupun internasional dan akan atau menjadi ciri khas daerah kawasan (Pemkab Jatim,2012 ).

4. Menyusun Dan Mempresentasikan Draf Program Penyuluhan Pertanian Tingkat Kecamatan. Programa Penyuluhan Pertanian adalah perencanaan tertulis yang di susun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan pertanian (Deptan, 2002). Padmowihardjo (1999), programa penyuluhan pertanian adalah suatu pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan, dan cara mencapai tujuan yang disusun dalam bentuk dan sistimatika yang teratur. 5. Menetapkan materi penyuluhan pertanian berdasarkan RKTP Mardikanto (1993) menyatakan bahwa materi penyuluhan adalah pesanpesan yang ingin disampaikan dalam proses pembangunan pertanian yang terdiri dari tiga sifat macam materi penyuluhan yaitu (a) materi yang berisikan

pemecahan masalah yang sedang dan yang akan dihadapi; (b) materi yang berisikan petunjuk atau rekomendasi yang harus dilaksanakan; (c) materi yang tidak bersifat membandingkan. Mardikanto (1993) membedakan adanya tiga macam materi penyuluhan, yaitu : a) Berisikan pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi. Seperti tersebut dalam filosofi penyuluhan yang berusaha untuk : membantu orang lain agar mereka dapat membantu dirinya sendiri, materi yang berisikan pemecahan masalah merupakan kebutuhan utama yang diperlukan oleh masyarakat sasaran. Karena itu, di dalam setiap kegiatan penyuluhan, materi ini harus lebih diutamakan terlebih dahulu, sebelum menyampaikan materi-materi yang lainnya. b) Berisikan petunjuk atau rekomendasi yang harus dilaksanakan. Materi penyuluhan yang bersifat petunjuk/rekomendasi yang harus dilaksanakan sering kali sangat diharapkan oleh masyarakat sasaran, meskipun kurang memperoleh prioritas dibandingkan dengan materi yang berisi pemecahan masalah. Karena itu, materi seperti ini hanya dibatasi pada petunjuk/rekomendasi yang harus segera dilaksanakan. c) Materi yang bersifat instrumental. Berbeda dengan kedua materi yang dikemukakan di atas, materi penyuluhan seperti ini tidak harus dikonsumsi

dalam waktu cepat, tetapi merupakan materi yang perlu diperhatikan dan mempunyai manfaat jangka panjang, seperti : kewirausahaan. Rencana Kerja Penyuluh Pertanian adalah jadwal kegiatan yang disusun oleh Penyuluh Pertanian Terampil dan Penyuluh Pertanian Ahli berdasarkan

programa penyuluhan pertanian setempat, yang mencantumkan hal-hal yang perlu disiapkan dalam berinteraksi dengan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian (Kementerian Pertanian. 2009). 6. Menyusun Materi Penyuluhan Dalam Bentuk Synopsis dan Media

Penyuluhan Setiana (2005) menyatakan bahwa media penyuluhan merupakan alat bantu yang dapat menghubungkan antara penyuluh dengan sasaran sehingga pesan atau informasi yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan dapat lebih jelas dan terlihat nyata.Dengan penggunaan media diharapkan petani sebagai sasaran penyuluhan dapat menerima dan mengerti serta memahami semua yang disampaikan sesuai dengan maksud penyuluhan. Menurut Lutfi Halil (2013) Sinopsis materi penyuluhan adalah ringkasan dari materi penyuluhan yang akan disampaikan dalam pelaksanaan penyuluhan. Sinopsis materi penyuluhan berisi : a. Judul: ditulis dengan menggunakan kalimat singkat dan mudah dipahami yang menggambarkan inti dari materi. b. Bagian awal : bagian ini berisi ringkasan latar belakang masalah mengapa sasaran perlu mengetahui materi tersebut. c. Bagian utama : bagian utama berisi ringkasan gambaran isi materi siapa, apa, mengapa, kapan, dimana, bagaimana menerapkan atau melaksanakan isi materi tersebut. d. Bagian akhir : bagian ini berisi ringkasan implikasi (disugestikan) materi tersebut. Tujuan dibuatnya sinopsis materi penyuluhan adalah : (a) Untuk memberikan gambaran tentang masalah yang akan dibahas dan bagaimana memecahkan masalah tersebut; (b) Agar materi dapat disampaikan secara

10

runtut;(c) Bagi orang lain yang berkepentingan membacanya dapat mengetahui inti dari materi yang disampaikan; (d) Sebagai bukti pelaksanaan kegiatan penyuluhan (Lutfi Halil, 2013). 7. Menetapkan dan Menggunakan Metode Penyuluhan Pertanian.

Van den Ban dan Hawkins (1999) mengemukakan bahwa metode penyuluhan adalah cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani nelayan dan keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru. Mardikanto (1993) berpendapat bahwa metode penyuluhan pertanian dapat diklasifikasikan menjadi tiga metode berdasarkan pendekatannya, yaitu : a)

Metode perorangan adalah suatu cara memberikan penyuluhan yang sasarannya ditunjukkan kepada perorangan atau perkeluarga. Dapat dilakukan dengan cara mengunjungi petani di sawah, rumah atau ditempat kegiatan usahanya. b) Metode kelompok adalah cara memberikan penyuluhan kepada kelompok-kelompok tani. Bentuk pelaksanaan metode kelompok antara lain dapat berupa : kursus-kursus, diskusi, latihan, karya wisata, demonstrasi, dan perlombaan kelompok. c) Metode massal adalah cara memberikan penyuluhan yang sasarannya khalayak banyak. Bentuk dari metode ini adalah dimana dalam pelaksanaannya dapat berupa penyuluhan dengan menggunakan media massa (radio, televisi, surat kabar, majalah, slide dan pemutaran film), rapat umum, kampanye, pertunjukan kesenian, pameran, dan perlombaan-perlombaan yang dapat menarik perhatian masyarakat (petani). Menurut Mokh Khayatul Rokhman (1998) langkah- langkah pemilihan metode Penyuluhan Pertanian adalah : a. Menghimpun dan Menganalisa data 1) Sasaran terdiri atas Golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah masing-masing golongan dan keseluruhan. 2) Adat kebiasaan, norma-norma dan pola kepemimpinan. 3) Bentuk-bentuk usaha tani sasaran.

11

4) Kesediaan mereka sebagai demonstrator dan jumlah petani maju. b. 1) Penyuluh dan kelengkapannya Kemampuan penyuluh, jumlah penyuluh, pengetahuan dan keterampilan penyuluh. 2) 3) 4) c. 1) 2) Materi penyuluhan/pesan. Sarana dan prasarana penyuluhan. Biaya yang ada. Keadaan daerah dan kebijaksanaan pemerintah Musim/iklim. Keadaan lapangan (topografi), jenis tanah, sistem pengairan dan pertanaman 3) 4) Perhubungan jalan, listrik dan telepon Kebijaksanaan pemerintah pusat, daerah dan setempat

Kegiatan selanjutnya adalah menetapkan sasaran dengan menganalisa dari sebagaian besar data dasar tersebut. Apabila tahap penerapan sasaran sudah disiapkan dalam rangka penyusunan programa maka langkah berikutnya adalah mencoba menetapkan alternatif metode penyuluhan. d. Menetapkan Alternatif Metode Penyuluhan Pertanian Pemilihan metode penyuluhan pertanian secara umum adalah sebagai berikut: 1) Metodemetode dengan pendekatan massal dipergunakan untuk menarik perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan serta memberikan informasi selanjutnya. 2) Metode-metode dengan pendekatan kelompok biasanya dipergunakan untuk dapat memberikan informasi yang lebih rinci tentang suatu teknologi. Metode tersebut ditujukan untuk dapat membantu seseorang dari tahap menginginkan ke tahap mencoba atau bahkan sampai tahap menerapkan. 3) Metode-metode dengan pendekatan perorangan, biasanya sangat berguna dalam tahap mencoba hingga menerapkan, karena adanya hubungan tatap muka antara penyuluh dan sasaran yang lebih akrab. Di sini perlu diperhatikan oleh penyuluh, bahwa metode pendekatan perorangan itu

12

dilakukan apabila sasaran sudah hampir sampai ke tahap mencoba dan bersedia mencoba yang tentunya memerlukan bimbingan untuk

memantapkan keputusannya. 4) Faktor lain yang memegang peranan dalam pemilihan metode adalah masa kerja penyuluh di suatu tempat. Penyuluh yang belum lama bekerja di suatu daerah perlu mengenal situasi dan kondisi daerah kerjanya. Dalam taraf permulaan ini metode penyuluhan yang terbaik adaah pendekatan perorangan. Apabila kemampuannya dalam pengenalan sasaran dan keadaan sudah ia miliki, maka metode penyuluhan yang efektif dalam menjangkau sasaran yang lebih besar adalah pendekatan kelompok atau massal. e. Menetapkan Metode Penyuluhan Pertanian Setelah penyuluh pertanian menetapkan alternatif metode penyuluhan, barulah ia pikirkan dengan matang-matang apakah metode-metode itu dapat dilaksanakan dan cocok dengan lapangan dan sasaran Bagi penyuluh pertanian yang sudah lama atau sudah berpengalaman di daerah itu, tentu tahapan ini akan mudah baginya dan langsung dapat memilih metode yang cocok. Dalam melaksanakan demonstrasi misalnya ia harus menentukan lokasi demonstrasi dan siapa diantara sasaran yang bersedia menjadi demonstratornya. 8 Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan Pertanian. Penyuluhan Pertanian merupakan ilmu terapan yang secara khusus mempelajari teori, prosedur dan cara yang dapat digunakan untuk menyampaikan teknologi baru pada petani melalui proses pendidikan, sehingga petani mengerti, menerima dan menggunakan teknologi baru untuk memecahkan masalah- masalh yang dihadapinya ( Ibrahim, dkk. 2003) Menutut marzuki (1999), berangkat dari tugas- tugas yang diemban penyuluh pertanian yang cukup kompleks dan dengan perkembangan teori yang terus menerus dari waktu kewaktu yang semakin maju, maka ruang lingkup penyuluhan pertanain mencakup hal- hal sebagai berikut : 1. Bertani lebih baik (better farming)

13

2. Berusaha tani lebih menguntungkan (better business). 3. kehidupan yang lebih sejahtera (better living). 4. Bermasyarakat yang lebih baik (better community). 5. Tercipta lingkungan yang lebih baik (better enviromen).

14

III. METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan PKL direncakan akan dilaksanakan pada tanggal 3 Mei sampai 14 Juni 2014 bertempat di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang. B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan PKL II antara lain : Kertas A4,, Kertas Karton, Alat Tulis,Laptop, Flasdisk, LCD, Kamera.

C. Elemen Kompetensi

1. Menetapkan Potensi Dan Permasalahan Wilayah Kecamatan Identifikasi potensi dan permasalahan wilayah kecamatan akan dilaksanakan dengan cara menggali data primer pada kelompok tani di dua desa, masing masing desa diwakili oleh 1 kelompok tani yang terdiri atas 5 responden yakni 2 orang dari pengurus kelompok dan 3 orang dari anggota. Data yang akan diambil meliputi identitas kelompok tani, komoditas yang diusahakan, masalah yang dihadapi serta potensi yang dapat dikembangkan di kelompok tani, selanjutnya data tersebut akan di analisis dengan menggunakan metode PRA untuk menetukan proiritas masalah dan materi yang akan disampaikan.Untuk contoh blanko form. identifikasi potensi dan permasalahan agribisinis dapat dilihat pada lampiran 1. 2. Membuat Peta Usahatani Kecamatan. Pembuatan peta usaha tani kecamatan akan dilaksanakan di balai penyuluhan dengan bimbingan dari pembimbing eksternal. Peta usaha tani yang dibuat memuat espek administratif wilayah, penggunaan lahan, serta komoditas yang diusahakan. Pembuatan peta usahatani berpatokan pada data sekunder yang ada sebelumnya kemudian disesuaikan dengan hasil identifikasi wilayah sehingga hasil yang didapatkan akan sesuai dengan keadaan dilapangan.

15

3. Menentukan komoditas agribisnis unggulan spesifik lokalita. Komoditas pertanian spesifik lokalita akan ditentukan dari hasil analisa identifikasi wilayah serta dari data sekunder , dari data tersebut dapat ditentukan komoditas - komoditas unggulan dari masing - masing desa yang ada di kecamatan Borobudur. Hasil dari analisa tersebut akan dimuat pada form 4 Program Pertanain Tingkat Desa.( lampiran 2). 4. Menyusun dan Mempresentasikan Draf Program Penyuluhan Pertanian Tingkat Kecamatan. Draf programa penyuluhan pertanian akan dibuat berdasarkan hasil identifikasi wilayah dan penggalian permasalahan yang ada di desa dan juga berpatokan pada programa tahun sebelumnya. Adapun langkah- langkah

penyusunan draf Programa yang dibuat antara lain : a) merumuskan keadaan. b) Menentukan tujuan. c) Menentukan masalah. d) Menentukan rencana kegiatan. Blangko matriks programa dapat dilihat pada lampiran 3. Draf programa yang telah dibuat akan dipresentasikan di balai penyuluhan dengan bimbingan dari pembibimbing eksternal maupun internal. 5. Menetapkan Materi Penyuluhan Pertanian Berdasarkan RKTP Materi penyuluhan akan dibuat berdasarkan RKTP yang telah ada dengan memperhatikan hasil identifikasi potensi dan penggalian permasalahan yang

memuat prioritas masalah serta materi yang dibutuhkan. Materi yang dibuat akan dikonsultasikan dengan pembimbing eksternal dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah dan sasaran yang akan di suluh agar informasi yang sampaikan dapat diterima dengan baik oleh petani. Untuk blangko RKTP dapat dilihat pada lampiran 4.

16

6. Menyusun Materi Penyuluhan Dalam Bentuk Synopsis dan Media Penyuluhan Sinopsis materi penyuluhan akan dibuat menyesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, synopsis tersebut merupakan ringkasan dari materi penyuluhan yang akan disampaikan dalam pelaksanaan penyuluhan. Sinopsis sangat membantu penyuluh dalam penyampaian materi agar apa yang disampaikan bisa runtut dan tidak lampiran 5. Media penyuluhan akan dibuat dalam 2 bentuk yaitu media cetak dan elektronik. Untuk media cetak yang akan dibuat dalam bentuk folder dan media elektronik akan dibuat dalam bentuk power point. 7. Menetapkan dan Menggunakan Metode Penyuluhan Pertanian. Metode penyuluhan yang digunakan akan ditentukan dengan mengambang. Adapun contoh form. synopsis ada pada

memperhatikan materi yang disampaikan, karakter sasaran yang meliputi umur,, jenis kelamin dan pendidikan, juga biaya serta fasilitas yang tersedia. Pemilihan metode juga akan dikonsultasikan pada pembimbing PKL II sebagai

pertimbangan mahasisswa sebelum melaksanakan penyuluhan langsung kepada petani. 8. Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Pelaksanaan kegiatan penyuluhan akan dilakukan sesuai dengan jadwal pertemuan kelompok, hal- hal yang akan dilaksanakan adalah : a. Menghubungi pengurus kelompok untuk menentukan waktu pelaksanaan b. mempersiapkan segala keperluan untuk penyuluhan, baik fasilitas

penyuluhan mapun administrasinya c. Berkonsultasi dengan pembimbing untuk memantapkan persiapan menyuluh d. Melaksanakan penyuluhan sesuai dengan apa yang telah direncakanan e. Mendokumentasikan kegiatan yang dirasa perlu.

17

D. Jadwal Kegiatan

Adapun jadwal kegiatan PKL II direncanakan sebagai berikut : No 1. Kegiatan Melapor ke BP3K Kec. Barobudur 2. Penggalian potensi dan permasalahan agribisnis 3. Pembuatan peta usaha tani Waktu pelaksanaan Minggu pertama Bulan mei 2014 Minggu pertama Bulan Mei 2014 Minggu kedua Bulan Mei 2014 4. Menentukan komoditas spesifik lokalita 5. Menyusun dan mempresentasikan draf program penyuluhan pertanian tingkat kecamatan 6. Menetapkan materi penyuluhan pertanian berdasarkan RKTP 7. Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk synopsis dan media penyuluhan 8. Menetapkan dan menggunakan metode penyuluhan pertanian 9. Melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian 10. Penyusunan laporan PKL Minggu keempat bulan Mei 2014 Minggu pertama Bulan Juni 2014 Minggu kedua Bulan Juni 2014 11. Ujian PKL Minggu ketiga Bulan Juni 2014 Minggu ketiga Bulan Mei 2014 Minggu ketiga Bulan Mei 2014 Minggu kedua Bulan Mei 2014 Minggu ketiga Bulan Mei 2014 Keterangan

Anda mungkin juga menyukai