Case HAP Ec PPT Fix
Case HAP Ec PPT Fix
Case HAP Ec PPT Fix
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 420 per 100.000
kelahiran hidup, rasio tersebut sangat tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN
lainnya !auldin, 1""4#. $angkah utama yang paling penting untuk menurunkan angka
kematian ibu adalah mengetahui penyebab utama kematian. %i Indonesia sampai saat ini ada
tiga penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan, pre eklampsia-eklampsia, dan in&eksi.
'erdarahan sebelum, se(aktu, dan sesudah bersalin adalah kelainan yang berbahaya
dan mengan)am ibu. 'erdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan
yang berbahaya. 'erdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus,
sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. *atas teoritis antara
kehamilan muda dan kehamilan tua ialah kehamilan 2+ minggu dengan berat ,anin 1000
gram#, mengingat kemungkinan hidup ,anin diluar uterus -ikn,osastro, 1"""#.
'erdarahan antepartum adalah perdarahan yang ter,adi setelah kehamilan 2+ minggu.
*iasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 2+
minggu !o)htar, ., 1""+#. /rekuensi perdarahan antepartum kira-kira 01 dari seluruh
persalinan. %i .umah Sakit 2,ipto !angunkusumo 1"31-1"34# dilaporkan 14,01 dari
seluruh persalinan5 ..S. 'irngadi !edan kira-kira 101 dari seluruh persalinan, dan di 6uala
$umpur, !alaysia 1"40-1"72# 01 dari seluruh persalinan -ikn,osastro, 1"""#.
'erdarahan ante partum dapat disebabkan oleh plasenta pre8ia, solusio plasenta, ruptura
sinus marginalis, atau 8asa pre8ia. 9ang paling banyak menurut data .S:! ,akarta tahun
1"31-1"34 adalah solusio plasenta dan plasenta pre8ia. %iagnosa se)ara tepat sangat
membantu menyelamatkan nya(a ibu dan ,anin. ;ltrasonogra&i merupakan motede pertama
sebagai pemeriksaan penun,ang dalam penegakkan plasenta
1
BAB II
LAPORAN KASUS
I. I%EN2I2AS 'ASIEN
Nama < Ny. 2
=enis 6elamin < 'erempuan
;mur < 04 tahun
'endidikan < 2amat S!A
'eker,aan < Ibu .umah 2angga
Agama < Islam
Alamat < 'edes .2>.- 00>1+
6ara(ang
Suku < Sunda
2anggal !asuk .S < 20 !aret 2014
I%EN2I2AS S;A!I
Nama < 2n. N
;mur < 0+ tahun
'endidikan < 2amat S!A
'eker,aan < 6arya(an S(asta
Agama < Islam
Alamat < 'edes .2>.- 00>1+
6ara(ang
Suku < Sunda
II. ANA!NESIS
Autoanamnesis dilakukan di kamar bersalin .S;% 6ara(ang pada tanggal
23>00>2014 pukul 01.40
A. 6eluhan ;tama
6eluar darah dari ,alan lahir.
*. 6eluhan 2ambahan
'asien merasa mulas ? mulas se,ak 4 ,am S!.S, mual, muntah, dan batuk.
2
:. .i(ayat 'enyakit Sekarang
@4'2A1 ru,ukan .S %elima Asih, datang ke I@% .S;% 6ara(ang dengan keluhan
keluar darah dari ,alan lahir se,ak 4 ,am S!.S. 'asien mengaku keluar darah saat
pasien sedang istirahat. 'asien mengaku hamil + bulan dan hasil ;S@ menyatakan
usia kehamilan 00-04 minggu. 'asien mengaku perdarahan pertama ter,adi pada usia
kehamilan 01 minggu saat pasien bangun tidur. 'asien mengaku keluar darah
sebanyak 2 pembalut ber(arna merah segar, 1-2 ,am setelah itu keluar &lek )oklat
kemudian pasien ke dokter dan diberikan obat. %arah yang keluar ber(arna merah
segar dan tidak disertai adanya gumpalan. 'asien mengaku tidak merasa nyeri ketika
perdarahan dan perut tidak tegang. Aaid terakhir pada bulan 1 Agustus 2010. 'asien
menyangkal adanya mual, muntah, nyeri perut dan ri(ayat trauma sebelumnya serta
ri(ayat mengangkat benda berat. 'asien merasa dirinya sedikit lemas. 'asien masih
merasakan gerakan ,anin yang akti&.
Imunisasi< -
;S@< 1B di .S %elima
%. .i(ayat Aaid
A'A2 < 1 Agustus 2010
2aksiran 'artus < + mei 2014
;sia 6ehamilan < 00-04 minggu
!enar)he < 10 tahun
Siklus Aaid < 2eratur 2+
$ama Aaid < 4-3 hari
*anyaknya < 0 pembalut per hari
%ismenore < -#
E. .i(ayat 'erka(inan
Status < !enikah, 1B 20 tahun
0
;sia saat menikah < 14 tahun
$ama perka(inan < 20 tahun
=umlah anak < 0
/. .i(ayat 6ehamilan, 'ersalinan, dan Ni&as 9ang $alu
Aamil I< 'erempuan, 10 tahun, **$< 0400 gr, *idan, 'artus Normal
Aamil II< 'erempuan, 4,4 tahun, **$< 0200 gr, *idan, 'artus Normal
Aamil III< keguguran usia kehamilan 4 bulan
Aamil IC< Aamil ini
@. .i(ayat 'enyakit %ahulu
%arah 2inggi -#
6en)ing !anis -#
Asma -#
Alergi -#
.i(ayat operasi -#
A. .i(ayat 6eluarga *eren)ana
-#
I. .i(ayat 6ebiasaan
!erokok -#
!inum Alkohol -#
=amu-,amuan -#
!enggunakan narkoba ataupun konsumsi obat-obatan -#
4
III. 'E!E.I6SAAN /ISI6
A. S2A2;S @ENE.A$IS
6eadaan ;mum < 2ampak Sakit Sedang
6esadaran < :ompos !entis
2anda 8ital <
2ekanan %arah < 120>+0 mmAg
Nadi < +0 B>menit
Suhu < 07,0D:
'ernapasan < 20 B>menit
6epala < Normo)hepali, de&ormitas -#
!ata < :A ->-, SI ->-
$eher < 6elen,ar getah bening tidak teraba membesar,
2iroid tidak teraba membesar
2horaks
:or < *= 1,*= 2 normal, murmur -#, gallop -#
'ulmo < Suara na&as 8esikuler, rhonki ->-, (heeEing ->-
Abdomen < :embung, nyeri tekan -# di seluruh region abdomen, de&ans
mus)ular -#, *; F# 2B>menit
Ekstremitas atas < Akral dingin ->-, edema ->-, capillary refill time G2 detik
Ekstremitas ba(ah < Akral dingin ->-, edema ->-
*. S2A2;S H*S2E2.I
Abdomen
Inspeksi < !embun)it
'alpasi < %e&ans mus)ular -#, 2/; 2+ )m di atas sim&isis, nyeri tekan -#
- $eopold I < kepala
- $eopold II < punggung kanan
- $eopold III < bokong
- $eopold IC < belum masuk 'A'
Auskultasi < *ising usus F# 0B> menit
@enitalia
4
Inspeksi < 8>u tak ada kelainan, perdarahan akti& -#, terdapat sisa bekuan
darah
Inspekulo < portio li)in, ostium terbuka 1 )m, pendarahan akti& -#, &luor,
&luBus F#
'% < tidak dilakukan
%== < 14+ dpm
IC. 'E!E.I6SAAN 'EN;N=AN@
$aboratorium tanggal 23>00>2014
a. Aematologi
Ab < ",3 g>dl
$eukosit < 11.+7 >mm
0
2rombosit < 2+0.000 >mm
0
Aematokrit < 001
!asa perdarahan < 2I
!asa pembekuan < 11I
@%S < +0 mg>dl
b. Serologi
A*SAg < negati&
@olongan %arah < HF#
). ;rinalisa
'rotein < -#
$aboratorium tanggal 2+>00>2014
Aematologi
Ab < 11 g>dl
$eukosit < 21.430 >mm
0
;S@ tanggal 21>00>2014 <
2*= 132" gram
7
*'% 37,+
A: 233,4
I:A )ukup
6esan< 'lasenta menutupi H;I ''2#
;S@ 23>00>2014
'lasenta )orpus anterior meluas menutupi H;I
2*= 1+"0 gram
I:A )ukup
/$ 70
;6 00-04 minggu
;S@ kon&irmasi 2+>00>2014
=anin tunggal hidup letak kepala
;6 00- 04 minggu
2*= 1700 gram
6esan < 'lasenta insersi di )orpus posterior meluas ke ba(ah menutupi H;I
@ambaran :2@ 23>00>2014
3
*aseline < 140 dpm
Cariabilitas <4- 24
Aselerasi < F
%eselerasi < -
6esan < .eassuring
V. RESUME
@4'2A1 ru,ukan .S %elima Asih datang ke I@% .S;% 6ara(ang dengan keluhan
keluar darah dari ,alan lahir se,ak 4 ,am S!.S. 'asien mengaku hamil + bulan dan
hasil ;S@ menyatakan usia kehamilan 00-04 minggu. 'asien mengaku perdarahan
pertama ter,adi pada usia kehamilan 01 minggu saaat pasien sedang bangun tidur.
'asien keluar darah sebanyak 2 pembalut ber(arna merah segar, 1-2 ,am setelah itu
keluar &lek )oklat selama kemudian pasien ke dokter dan diberikan obat. 'asien keluar
darah kembali dari ,alan lahir ketika bangun tidur dan lebih banyak dari sebelumnya 0
,am S!.S. 'asien sudah mengganti pembalut sebanyak 0 kali sehari. %arah yang
keluar ber(arna merah segar dan tidak disertai adanya gumpalan. 'asien mengaku
tidak merasa nyeri ketika perdarahan dan perut tidak tegang. Aaid terakhir pada bulan
Agustus 2010. 'asien menyangkal adanya mual, muntah, nyeri perut dan ri(ayat
trauma sebelumnya serta ri(ayat mengangkat benda berat. @erakan ,anin akti& F#.
+
'ada pemeriksaan &isik didapatkan<
o 2anda 8ital< 2%< 120>+0mmAg, N< +0B>menit, '< 20B>menit, S< 07.0
o
:
o Status generalis<
- !ata < kon,ungti8a anemis ->-
- Abdomen < supel,N2 -#
- Ekstremitas< edema ->- >> ->-
Status Hbstetri<
Abdomen
Inspeksi < !embun)it
'alpasi < %e&ans mus)ular -#, 2/; 2+ )m di atas sim&isis, nyeri tekan -#
- $eopold I < kepala
- $eopold II < punggung kanan
- $eopold III < bokong
- $eopold IC < belum masuk 'A'
Auskultasi < *ising usus F# 0B> menit
@enitalia
Inspeksi < 8>u tak ada kelainan, perdarahan akti& -#,
terdapat sisa bekuan darah
Inspekulo < portio li)in, ostium terbuka 1 )m, pendarahan
akti& -#, &luor, &luBus F#
'% < tidak dilakukan
%== < 14+ dpm
'ada pemeriksaan penun,ang didapatkan<
"
'emeriksaan laboratorium<
Ab < ",3 g>dl
$eukosit < 11.+7 >mm
0
2rombosit < 2+0.000 >mm
0
'emeriksaan ;S@ <
6esan< 'lasenta insersi di )orpus posterior meluas keba(ah menutupi H;I
''2#
CI. %IA@NHSIS 6E.=A
.i(ayat hemoragi) antepartum e.). plasenta pre8ia total pada @4'2A1 hamil 00-
04 minggu ,anin presentasi kepala tunggal hidup.
CII. '.H@NHSIS
Ad 8itam < %ubia ad bonam
Ad &ungsionam < %ubia ad bonam
Ad sanationam < %ubia ad bonam
CIII. 'ENA2A$A6SANAAN
2okolisis< ni&edipin 4B10mg
'ematangan paru single shot#< %eBamethason 4 B 7 mg i8#
Antibiotik< )e&triaBone 1 B 2g
=ika ada perdarahan berulang ren)ana terminasi
/H$$H--;'
23>00>2014
S < Nyeri bagian perut ba(ah, keluar air-#, masih perdarahanF# @' 0B
H < 2.100>"0, N."7B.menit, S.07.1D:, '.20B>menit
St. @eneralis<
- 6;>6es< 2ampak sakit sedang> :!
- !ata < :A ->- SI->-
- 2horaks < :or dan pulmo dbn
10
- Abdomen< supel,membesar sesuai usia kehamilan, bising usus F#
- EBtremitas< Akral hangatF>F, oedem ->-
St. Hbstetri<
- 2/; < 00 )m, Ais <-, %== 14+ dpm
- C>;< 2enang, perdarahan akti& -#
$aboratorium tanggal 23>00>2014
a. Aematologi
Ab < ",3 g>dl
$eukosit < 11.+7 >mm
0
2rombosit < 2+0.000 >mm
0
Aematokrit < 001
!asa perdarahan < 2I
!asa pembekuan < 11I
@%S < +0 mg>dl
b. Serologi
A*SAg < negati&
@olongan %arah< HF#
). ;rinalisa
'rotein < -#
;S@ 23>00>2014
'lasenta )orpus anterior meluas menutupi H;I
2*= 1+"0 gram
I:A )ukup
/$ 70
;6 00-04 minggu
A < @4'0A0 hamil 00-04 minggu ,anin presentasi kepala tunggal hidup dengan
AA' e.) plasenta pre8ia totalis
' <
Hbser8asi 22C
%eBamethason 4 B 7 mg i8#
11
Ni&edipine 4B10mg
:e&triaBone 1B2g i.8.
2+>0>2014
S< 'using F#, perdarahan per8aginam F# 1B@', Nyeri perut bagian ba(ah F#,
keluar air air -#, gerak ,anin akti& F#
H< 2< 120>+0 mmAg S< a&ebris
N< +0 kali> menit '< 13B>menit
St. @eneralis<
- 6;>6es< 2ampak sakit ringan> :!
- !ata < :A ->-, SI->-
- 2horaks < :or dan pulmo dbn
- Abdomen< $uka operasi tertutup 8erban, rembesan darah-# pus-#,
de&ans mus)ular -#
- EBtremitas< Akral hangatF>F, oedem ->-
St. Hbstetri<
- 2/; < 00 )m, Ais <-, %== 147 dpm
- C>;< 2enang, perdarahan akti& -#
$aboratorium tanggal 2+>00>2014
Ab < 11 g>dl
$eukosit < 21.430 >mm
0
;S@ kon&irmasi 2+>00>2014
=anin tunggal hidup letak kepala
;6 00- 04 minggu
2*= 1700 gram
6esan < 'lasenta insersi di )orpus posterior meluas ke ba(ah menutupi H;I
A< .i(ayat AA' e) ''2 pada @4 '2A1 hamil 00-04 minggu
'<
Ni&edipin 4B10mg,
12
%eBamethason 4 B 7 mg i8#,
:e&triaBone 1B2g i8#
$aboratorium tanggal 2+>00>2014
Aematologi
Ab < 11 g>dl
$eukosit < 21.430 >mm
0
2">0>2014
S< 'using -#, perdarahan per8aginam -#, &lek )oklat 1B @', Nyeri perut bagian
ba(ah -#, keluar air air -#, gerak ,anin akti& F#
H< 2< 110>+0 mmAg S< a&ebris
N< +0 kali> m '< 1+B>m
St. @eneralis<
- 6;>6es< 2ampak sakit ringan> :!
- !ata < :A ->-, SI->-
- 2horaks < :or dan pulmo dbn
- Abdomen< $uka operasi tertutup 8erban, rembesan darah-# pus-#,
de&ans mus)ular -#
- EBtremitas< Akral hangatF>F, oedem ->-
St. Hbstetri<
- 2/; < 00 )m, Ais <-, %== 143 dpm
- C>;< 2enang, perdarahan akti& -#
A< .i(ayat AA' e) ''2 pada @4 '2A1 hamil 00-04 minggu
'< Ni&edipin 4B10mg
00>0>2014
S< 'using -#, perdarahan per8aginam -#, &lek )oklat 1B @', Nyeri perut bagian
ba(ah -#, keluar air air -#, gerak ,anin akti& F#
H< 2< 120>+0 mmAg S< a&ebris
N< +4 kali> m '< 1+B>m
St. @eneralis<
- 6;>6es< 2ampak sakit ringan> :!
- !ata < :A ->-, SI->-
- 2horaks < :or dan pulmo dbn
10
- Abdomen< $uka operasi tertutup 8erban, rembesan darah-# pus-#,
de&ans mus)ular -#
- EBtremitas< Akral hangatF>F, oedem ->-
St. Hbstetri<
- 2/; < 00 )m, Ais <-, %== 147 dpm
- C>;< 2enang, perdarahan akti& -#
A< .i(ayat AA' e) ''2 pada @4 '2A1 hamil 00-04 minggu
'<
'asien boleh pulang
Ni&edipin 4 B 10 mg
%u8adilan 2 B J tab
:lindamy)in 2 B 000 mg
Edukasi pasien untuk bedrest dan
Edukasi tanda bahaya, bila ada pendarahan berulang segera ke rumah sakit
BAB III
ANALISIS KASUS
2eori 6asus
14
1. Anamnesis
ge,ala pertama yang memba(a
pasien ke rumah sakit adalah
perdarahan pada kehamilan
setelah 2+ minggu atau pada
kehamilan lan,ut trimester III#
dimana si&at perdarahannya tanpa
sebab yang ,elas, tanpa nyeri, dan
berulang dan ter,adi pada saat
pasien istirahat. 'erdarahan
berulang yang ter,adi 8olumenya
lebih banyak dari sebelumnya dan
darah yang keluar ber(arna merah
segar.
'asien @4'2A1 hamil 00 ? 04 minggu
datang dengan keluhan keluar darah dari
,alan lahir se,ak 4 ,am sebelum masuk .S
ber(arna merah segar.
'erdarahan yang dialami adalah
perdarahan yang kedua kalinya dalam
kehamilan.
2. 'emeriksaan /isik
'emeriksaan &isik obstetri
didapatkan abdomen yang supel,
tidak nyeri, perdarahan yang tidak
akti& dengan (arna merah segar
dengan pergerakan ,anin yang
masih baik dan pada pemeriksaan
;S@ didapatkan plasenta
menutupi H;I yang menyokong
gambaran plasenta pre8ia totalis.
'emeriksaan &isik di dapatkan tanda 8ital dalam
batas normal.
@enitalia <
Inspeksi <
8>u tidak ada kelainan, perdarahan F
Inspekulo <
portio li8id, ostium terbuka, &luor -, &luksus F
'% < tidak dilakukan
0. 'emeriksaan penun,ang
2ransabdominal ;S@ akan
memberikan kepastian diagnosis
plasenta pre8ia dengan ketepatan
tinggi "4- "+1
'ada pemeriksaan darah di dapatkan Ab < ",3
gr>dl, leuko 11,+7> mm
0
'ada ;S@ didapatkan <
'lasenta insersi di )orpus posterior
14
meluas ke ba(ah menutupi H;I
4. 'enatalaksanaan
'enatalaksanaan untuk persalinan
pada kehamilan dengan plasenta
pre8ia tergantung oleh beberapa
&aktor, persalinan dapat dilakukan
se)ara per8aginam ataupun
perabdominal. ;mumnya pasien
dengan plasenta pre8ia totalis
dilakukan seksio sesarea. 'ada pasien
ini dengan perdarahan sedikit, ,anin
masih hidup, belum inpartu,
kehamilan belum )ukup maka
kehamilan dipertahankan dengan
istirahat dan pemberian obat-obatan
seperti spasmolitika kemudian
diobser8asi apabila tidak terdapat
spasmolitik maka dapat diberikan
progestin atau progesterone.
:ara persalinan ini ditentukan
oleh beberapa &aktor antara lain ,enis
plasenta pre8ia, perdarahan banyak,
sedikit tapi berulang#, keadaan ibu
hamil, keadaan ,aninhidup, ga(at
'ada pasien ini dengan perdarahan
sedikit, ,anin masih hidup, belum inpartu,
kehamilan belum )ukup 00-04 minggu
maka kehamilan dipertahankan dengan
istirahat dan pemberian obat-obatan seperti
spasmolitika kemudian diobser8asi apabila
tidak terdapat spasmolitik maka dapat
diberikan progestin atau progesterone.
17
atau meninggal#, pembukaan ,alan
lahir, paritas, &asilitas penolong dan
rumah sakit.
13
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
PERDARAHAN ANTEPARTUM
9ang dimaksud dengan pendarahan antepartum iaah perdarahan pada tri!uan
tera"hir dari "ehamian. 'erdarahan antepartum dapat berasal dari <K
Keainan pa#enta$ yaitu plasenta pre8ia, solutio plasenta abruption plasenta#, atau
perdarahan antepartum yang belum ,elas sumbernya, seperti insersio 8elamentosa,
rupture sinus marginalis dan plasenta sirkum8alata.
Bu"an dari "eainan pa#enta$ biasanya tidak begitu berbahaya, misalnya kelainan
ser8iks dan 8agina polip ser8isis uteri, 8ari)es 8ul8a, )a porsionis uteri# dan trauma.
'erdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta,
sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umpamanya kelainan
ser8iks biasanya tidak berbahaya. 'ada kasus perdarahan antepartum, pikirkan kemungkinan
yang lebih berbahaya lebih dahulu, yaitu perdarahan dari plasenta, karena merupakan
kemungkinan dengan prognosis terburuk atau terberat, dan memerlukan penatalaksanaan
ga(at darurat segera.
1+
PLASENTA PREVIA
DE%INISI
'lasenta pre8ia ialah suatu keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang
abnormal, yaitu pada segmen ba(ah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan ,alan lahir ostium uteri internal#. 'ada keadaan normal plasenta terletak
dibagian &undus uterus.
*erdasarkan letaknya, plasenta pre8ia dapat di klasi&ikasikan sebagai berikut<
1. 'lasenta pre8ia totalis < seluruh pembukaan ,alan lahir tertutup plasenta plasenta
yang menutupi seluruh ostium uteri intemum.#
2. 'lasenta pre8ia lateralis>parsialis < sebagian pembukaan ,alan lahir tertutup plasenta
plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri intemum#.
0. 'lasenta pre8ia marginalis < pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan
plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum#.
4. 'lasenta letak rendah < plasenta yang letaknya abnormal pada segmen ba(ah uterus,
tapi belum sampai menutupi pembukaan ,alan lahir.
EPIDEMIOLO&I
Angka ke,adian plasenta pre8ia sekitar 1 dari 200 persalinan. Insiden pada multipara
berkisar 1 dari 20 proses kelahiran. %i .S 'arkland didapatkan pre8alensi plasenta pre8ia
1"
0,41. :lark dkk 1"+4# melaporkan pre8alensi plasenta pre8ia 0,01. Nielson dkk 1"+"#
dengan penelitian prospekti& menemukan 0,001 plasenta pre8ia dari 24.000 (anita yang
bersalin, di Indonesia berkisar 2-31 L1M. 're8alensi plasenta pre8ia di negara ma,u berkisar
antara 0,27 - 2,00 1 dari seluruh ,umlah kehamilan. Sedangkan di Indonesia dilaporkan oleh
beberapa peneliti berkisar antara 2,4 - 0,47 1 dari seluruh kehamilan. Angka ke,adian
plasenta pre8ia relati8e tetap dalam tiga yaitu rata-rata 0,07-0,03 1, tetapi pada dekade
selan,utnya angka ke,adian meningkat men,adi 0,4+ 1, mungkin disebabkan karena
meningkatnya &aktor risiko ter,adinya plasenta pre8ia seperti umur ibu hamil semakin tua,
kelahiran se)ara bedah sesar, paritas yang tinggi serta meningkatnya ,umlah abortus yang
ter,adi,terutama abortus pro8okatus.
%i Amerika Serikat plasenta pre8ia ditemukan kira-kira 4 dari 1000 persalinan dan
mempunyai tingkat kematian 0.001. %ata terbaru merekam dari 1"+"-1""3 plasenta pre8ia
ter)atat didapat pada 2,+ kelahiran dari 1000 kelahiran hidup. %i Indonesia, .S:! =akarta
men)atat plasenta pre8ia ter,adi pada kira-kira 1 diantara 200 persalinan. Antara tahun 1031-
1"34 ter,adi 03 kasus plasenta pre8ia diantara 43+1 persalinan yang terda&tar atau kira-kira 1
dari 124 persalinan.
!enurut 6loosterman 1"30#, &rekuensi plasenta pre8ia pada primigra8ida yang
berumur lebih dari 04 tahun kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan pramigra8ida
yang berumur kurang dari 24 tahun, pada grande multipara yang berumur lebih dari 04 tahun
kira-kira 4 kali lebih sering dibandingkan dengan grande multipara yang berumur kurang dari
24 tahun -ikn,osastro, 2004#.
ETIOLO&I
Etiologi plasenta pre8ia sampai saat ini belum diketahui se)ara pasti, namun ada
beberapa teori dan &aktor risiko yang berhubungan dengan plasenta pre8ia, diantaranya<
1# H8um yang dibuahi tertanam sangat rendah di dalam rahim, menyebabkan plasenta
terbentuk dekat dengan atau di atas pembukaan ser8iks.
2# $apisan rahim endometrium# memiliki kelainan seperti &ibroid atau ,aringan parut
dari pre8ia sebelumnya, sayatan, bagian bedah )aesar atau aborsi#.
0# Aipoplasia endometrium < bila ka(in dan hamil pada umur muda.
4# 6orpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil
konsepsi.
4# 2umor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium.
20
7# 'lasenta terbentuk se)ara tidak normal.
3# 6e,adian plasenta pre8ia tiga kali lebih sering pada (anita multipara daripada
primipara. 'ada multipara, plasenta pre8ia disebabkan 8askularisasi yang berkurang
dan perubahan atro&i pada desidua akibat persalinan masa lampau. Aliran darah ke
plasenta tidak )ukup dan memperluas permukaannnya sehingga menutupi pembukaan
,alan lahir. Sumapra,a dan .a)himhadi, 2004#
+# Ibu merokok
-illiam dkk menemukan risiko relati& ke,adian plasenta pre8ia meningkat 2-4 kali
pada (anita yang merokok. Aal tersebut ter,adi karena karbondioksida yang terhisap
mampu menyebabkan hipertro&i dari plasenta serta menyebabkan peradangan dan
berkurangnya 8askularisasi plasenta sehingga mempengaruhi perkembangan dari
plasenta.
"# Ibu dengan usia lebih tua.
.isiko plasenta pre8ia berkembang 0 kali lebih besar pada perempuan di atas usia 04
tahun dibandingkan pada (anita di ba(ah usia 20 tahun . Aasil penelitian
menyatakan usia (anita produkti& yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah
20-04 tahun. Aasil penelitian menyatakan peningkatan umur ibu merupakan &aktor
risiko plasenta pre8ia, karena sklerosis pembuluh darah arteli ke)il dan arteriole
miometrium menyebabkan aliran darah ke endometrium tidak merata sehingga
plasenta tumbuh lebih lebar dengan luas permukaan yang lebih besar, untuk
mendapatkan aliran darah yang adekuat.
10# .i(ayat se)tion )ae)aria
!elahirkan dengan S: mengakibatkan parut di dalam rahim. 6e,adian meningkat
pada (anita yang sudah melakukan 2 kali atau lebih S:.
&AMBARAN KLINIS
'erdarahan tanpa nyeri
'asien mungkin berdarah se(aktu tidur dan sama sekali tidak terbangun.
*iasanya perdarahan karena plasenta pre8ia baru timbul setelah bulan ketu,uh dan
perdarahan sebelum bulan ketu,uh memberi gambaran yang tidak berbeda dari abortus.
'erdarahan pada plasenta pre8ia disebabkan pergerakan antara plasenta dan
dinding rahim. Setelah bulan ke-4 ter,adi regangan pada dinding rahim karena isi rahim
21
lebih )epat tumbuhnya dari rahim sendiri. Akibatnya ismus uteri tertarik men,adi bagian
dinding korpus uteri yang disebut segmen ba(ah rahim.
'erdarahan berulang.
'erdarahan bersi&at berulang-ulang karena setelah ter,adi pergeseran antara plasenta
dan dinding rahim, regangan dinding rahim dan tarikan pada ser8iks berkurang. Namun,
dengan ma,unya kehamilan regangan bertambah lagi dan menimbulkan perdarahan baru
-arna perdarahan merah segar.
Adanya anemia dan ren,atan yang sesuai dengan keluarnya darah.
2imbulnya perlahan-lahan.
Ais biasanya tidak ada.
.asa tidak tegang biasa# saat palpasi.
%enyut ,antung ,anin ada.
2eraba ,aringan plasenta pada periksa dalam 8agina.
'enurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul.
6e,adian yang paling khas pada plasenta pre8ia adalah pendarahan tanpa nyeri
biasanya baru terlihat setelah trimester kedua atau sesudahnya. 'enyebab pendarahan perlu
ditegaskan kembali. =ika plasenta terletak pada ostium internum, pada pembentukan segmen
ba(ah uterus dan dilatasi ostium internum akan mengakibatkan robekan pada tempat
pelekatan plasenta yang diikuti oleh pendarahan dari pembuluh- pembuluh darah uterus.
'endarahan tersebut diperberat lagi dengan ketidakmampuan serabut- serabut otot
miometrium segmen ba(ah uterus untuk mengadakan kontaksi dan retraksi agar bisa
menekan pembuluh darah yang rupture sebagaimana ter,adi se)ara normal ketika ter,adi
pelepasan plasenta dari dalam uterus yang kosong pada kala tiga persalinan.
Akibat pelekatan yang abnormal seperti terlihat pada plasenta akreta, atau akibat
daerah pelekatan yang sangat luas, maka proses perlekatan plasenta kadangkala terhalang
22
dan kemudian dapat ter,adi pendarahan yang banyak setelah bayi dilahirkan. 'endarahan
dari tempat implantasi plasenta dalam segmen bah(a uterus dapat berlan,ut setelah plasenta
dilahirkan, mengingat segmen bah(a uterus lebih )endrung memiliki kemampuan kontraksi
yang ,elek dibandingkan korpus uteri. Sebagai akibatnya, pembuluh darah memintas
segmen bah(a kurang mendapat kompresi. 'endarahan dapat ter,adi pula akibat laserasi
pada bagian bah(a uterus dan ser8iks yang rapuh, khususnya pada usaha untuk
mengeluarkan plasenta yang melekat itu se)ara manual.
PATO%ISIOLO&I
20
Dinding rahim
tipis
Perdarahan
Desidua lepas
dari plasenta
Laserasi
Merokok Riwayat kehamilan
(Caesar)
Usia ibu saat
kehamilan
Multiparitas
, gemeli
FaktorPendukun
g
er!ik
membuka
dan
mendatar
"mplantasi embrio
(embryoni# plate) pada
bagian bawah (kauda)
uterus
"sthmus uteri tertarik
(melebar)men$adi dinding #a!um
uteri (%R& egmen %awah
Rahim )
Lahir tidak dapat
normal (lahir
sesar)
anemia
'elainan pada
rahim (atro(i, #a#at)
"mplantasi abnormal
Plasenta berkembang
menutupi ostium interna
Plasenta akan melekat
lebih kuat
Mudah diin!asi oleh
pertumbuhan
tro(oblas
Cemas
Bayi lahir dengan
BB rendah/
kematian (gawat
janin)
Resiko
cedera
hipoksia
Kekuranga
n volume
cairan
)ipo!olemi
a
Perubahan perfusi
jaringan
DIA&NOSIS
1. Anamnesis
'erdarahan dari ,alan lahir pada kehamilan setelah 20minggu, tanpa rasa nyeri, tanpa
alasan, berulang dengan 8olume lebih banyak daripada sebelumnya, terutama pada
multigra8ida. *anyaknya perdarahan tidak dapat dinilai dari anamnesis, melainkan
dari pemeriksaan hematokrit.
2. Inspeksi
%apat dilihat perdarahan yang keluar per8aginam< banyak, sedikit, dan darah beku.
*ila berdarah banyak ibu tampak pu)at> anemis.
0. 'alpasi
*agian terba(ah ,anin biasanya belum masuk pintu atas panggul, apabila presentasi
kepala, biasanya kepala masih terapung diatas pintu atas panggul atau mengolak ke
samping dan sukar didorong ke dalam pintu atas panggul.
2idak ,arang terdapat kelainan letak, seperti letak lintang atau letak sungsang.
=anin sering belum )ukup bulan, ,adi &undus uteri masih rendah.
2idak terdapat nyeri tekan uterus, uterus tidak tegang, dan tidak iritabel
4. Auskultasi
24
%enyut ,antung ,anin biasanya normal
4. 'emeriksaan Inspekulo
'emeriksaan ini bertu,uan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium
uteri eksternum atau dari kelainan ser8iks dan 8agina. Apabila perdarahan berasal dari
ostium uteri eksternum, adanya plasenta pre8ia harus di)urigai.
7. 'emeriksaan letak plasenta tidak langsung
'emeriksaan radiogra&i dan radioisotope yang sudah ditinggalkan
'emeriksaan ultrasonogra&i merupakan )ara yang paling tepat untuk menegakkan
diagnosis de&initi&, tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan ,anin. 'emeriksaan
;S@ rutin pada kehamilan 1+-20 minggu dengan plasenta letak-rendah tidak
dian,urkan, ke)uali ter,adi perdarahan berulang. 'emeriksaan ;S@ rutin untuk
kehamilan dengan plasenta pre8ia partial atau total dian,urkan setelah 02 minggu,
(alaupun saat itu tidak ter,adi perdarahan.
3. 'emeriksaan letak plasenta se)ara langsung
%iagnosis plasenta pre8ia dahulunya ,arang ditegakkan melalui pemeriksaan klinis,
ke)uali ,ari tangan pemeriksa dimasukkan le(at ser8iks dan ,aringan plasenta teraba.
%e(asa ini dengan adanya pemeriksaan ;S@, pemeriksaan tersebut tidak lagi
dilakukan#.
'emeriksaan ser8iks sema)am ini tidak pernah diperbolehkan ke)uali bila (anita
tersebut sudah berada di kamar operasi dengan segala persiapan untuk pembedahan
seksio sesarea segera, karena pemeriksaan ser8iks yang paling hati-hati pun dapat
menimbulkan perdarahan hebat.
TATA LAKSANA
Semua penderita perdarahan antenatal tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam
ke)uali kemungkinan plasenta pre8ia telah disingkirkan atau diagnosa solusio plasenta telah
24
ditegakkan. 'enatalaksanaan plasenta pre8ia yang ter)antum dalam Standar 'elayanan !edik
200+#, dibedakan men,adi pera(atan konser8ati& dan pera(atan akti&.
a. Pera!atan K'n#er(ati)
%ilakukan pada bayi prematur dengan 2*= G2400 gram atau umur kehamilan G03
minggu dengan syarat denyut ,antung ,anin baik dan perdarahan sedikit atau berhenti.
:ara pera(atan<
o Hbser8asi ketat di kamar bersalin selama 24 ,am.
o 6eadaan umum ibu diperbaiki, bila anemia berikan trans&usi '.: 'a)ked .ed
:ell# sampai Ab 10-11 gr1.
o *erikan kortikosteroid untuk maturitas paru ,anin kemungkinan pera(atan
konser8ati& gagal# dengan in,eksi *etametason>%eksametason 12 mg tiap 12 ,am
bila usia kehamilan G04 minggu atau 2*= G 2000 gram.
o *ila perdarahan telah berhenti, penderita dipindahkan ke ruang pera(atan dan
tirah baring selama 2 hari, bila tidak ada perdarahan dapat mobilisasi.
o Hbser8asi perdarahan, denyut ,antung ,anin dan tekanan darah setiap 7 ,am.
o *ila perdarahan berulang dilakukan penanganan akti&.
o 'emeriksaan ;S@, Ab, dan Aematokrit.
*ila selama tiga hari tidak ter,adi perdarahan setelah melakukan penga(asan
konserpati& maka lakukan mobilisasi bertahap. 'asien dipulangkan bila tetap tidak
ada perdarahan. *ila timbul perdarahan segera ba(a ke rumah sakit dan tidak
boleh melakukan senggama.
o *ila perdarahan ulang tidak ter,adi setelah dilakukan mobilisasi penderita
dipulangkan dengan nasihat<
* Istirahat
* %ilarang koitus
* Segera masuk .umah Sakit bila ter,adi perdarahan lagi
* 6ontrol tiap minggu
*. Pera!atan A"ti)
Segera dilakukan terminasi kehamilan. =ika perdarahan akti& perdarahan N400 ))
dalam 00 menit# dan diagnosa sudah ditegakkan segera dilakukan seksio sesarea
dengan memperhatikan keadaan umum ibu. 'era(atan akti& dilakukan apabila<
27
o 'erkiraan berat bayi N 2000 gram.
o @a(at ,anin.
o Anemia dengan Ab G 7 g1, ,anin hidup, perkiraan berat bayi N 2000 gram.
o 'erdarahan akti&
PRO&NOSIS
6arena dahulu penanganan relati& bersi&at konser8ati&, maka mortalitas dan
morbiditas ibu dan bayi tinggi, mortalitas ibu men)apai +-101 dan mortalitas ,anin 40-+01.
Sekarang penanganan relati& bersi&at operati& dini, maka angka kematian dan
kesakitan ibu dan perinatal ,auh menurun. 6ematian maternal men,adi 0,1-41 terutama
disebabkan perdarahan, in&eksi, emboli udara, dan trauma karena tindakan. 6ematian
perinatal ,uga turun men,adi 3-241, terutama disebabkan oleh prematuritas, as&iksia, prolaps
&unikuli, dan persalinan buatan tindakan#.
SOLUTIO PLASENTA
DE%INISI
Solutio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri
sebelum (aktunya yaitu sebelum ,anin lahir. *iasanya ter,adi dalam tri(ulan ketiga. 'lasenta
se)ara normal terlepas setelah anak lahir. Ada ,uga yang mengartikan solutio plasenta
merupakan pelepasan sebagian atau seluruh plasenta yang normal implantasinya antara
minggu 22 dan lahirya anak.
Istilah lain dari solusio plasenta adalah ablatio plasentae, abruptio plasentae,
accidental haemorrhage dan prematur separation of the normally implanted placenta.
KLASI%IKASI
23
!enurut dera,at lepasnya plasenta <
1. Solusio plasenta totalis, bila plasenta terlepas seluruhnya
2. Solusio plasenta parsialis, bila plasenta sebagian terlepas
0. .uptura sinus marginalis, bila hanya sebagian ke)il pnggir plasenta yang terlepas.
4. Solusio plasenta dengan perdarahan yang keluar, perdarahan dapat menyelundup
keluar diba(ah selaput ketuban.
4. Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi, perdarahan tersembunyi dibelakang
plasenta.
Perdarahan Keuar Perdarahan Ter#em*un+i
'elepasan plasenta biasanya inkomplit
%arah mengalir keluar
'elepasan plasenta biasanya komplit
%arah terkumpul dibelakang plasenta
2erbentuk hematom retropla)enta
2anda lebih khas dan lebih berbahaya
Se)ara klinis berdasarkan tanda klinis yang menyertainya <
1. Solusio plasenta ringan
2. Solusio plasenta sedang
2+
0. Solusio plasenta berat
EPIDEMIOLO&I
/rekuensi yang dilaporkan untuk solutio plasenta adalah 1 diantara 40 persalinan.%ii
.umah Sakit %r. :ipto !angunkusumo antara tahun 1"7+ ? 1"31 solutio plasenta ter,adi
pada kira ? kira 2,11 dari seluruh persalinan, yang terdiri dari 141 solutio plasenta sedang,
dan +71 solutio plasenta berat. Solutio plasenta ringan ,arang didiagnosis.
ETIOLO&I
'enyebab utama dari solusio plasenta , masih belum diketahui dengan ,elas. !eskipun
demikian , beberapa hal tersebut diba(ah ini diduga merupakan &aktor ? &aktor yang
berpengaruh pada ke,adiannya, antara lain <
1. Aipertensi essensialis atau preeklamsi
2. 2ali pusat yang pendek
0. 2rauma
4. 2ekanan oleh rahim yang membesar pada 8ena )a8a in&erior
4. ;terus yang sangat menge)il Aidramnion pada (aktu ketuban pe)ah, kehamilan
ganda pada (aktu anak pertama lahir #.
%isamping itu , ada ,uga pengaruh dari <
1. ;mur lbu yang tua
2. !ultiparitas
0. 6etuban pe)ah sebelum (aktunya
4. %e&isiensi asam &olat
4. !erokok, alkohol, kokain
PATO%ISIOLO&I
'erdarahan dapat ter,adi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang membentuk
hematoma pada desidua, sehingga plasenta terdesak dan akhirnya terlepas. Apabila darah
yang terbentuk sedikit, hematoma hanya akan mendesak ,aringan plasenta, peredaran darah
2"
antara uterus dan plasenta belum terganggu, dan tanda atau ge,alanya pun tidak ,elas. Aal ini
baru diketahui setelah plasenta dikeluarkan dan terdapat )ekungan pada permukaan maternal.
Apabila hematoma retroplasenter bertambah berat, sehingga sebagian atau seluruh
plasenta dapat terlepas dari dinding uterus. Aal yang dapat ter,adi adalah <
Sebagian darah akan menyelundup diba(ah selaput ketuban keluar dari 8agina
Sebagian darah akan menembus masuk kedalam kantong selaput ketuban keluar dari
8agina
Sebagian darah akan mengadakan ekstra8asasi kedalam otot uterus dan menyebabkan
seluruh permukaan uterus beber)ak biru atau ungu yang disebut sebagai uterus
)ou8elaire. ;terus seperti ini akan terasa sangat tegang dan nyeri. Akibat kerusakan
,aringan miometrium dan pembekuan retroplasenter, banyak tromboplastin akan
masuk ke dalam peredaran darah ibu, sehingga ter,adi pembekuan intra8askuler yang
akan menghabiskan persedian &ibrinogen akibatnya ter,adi hipo&ibrinogenemi yang
menyebabkan gangguan pembekuan darah tidak hanya di uterus tapi ,uga pada alat
tubuh lainnya. 'er&usi gin,al akan terganggu karena syok dan pembekuan
intra8askuler. Hliguria dan ptoteinuria akan ter,adi akibat nekrosis tubuli gin,al yang
biasanya berakibat &atal.
&AMBARAN KLINIK
'erdarahan per8aginam yang disertai nyeri
Anemia beratnya anemia sering tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar
Sho)k
'alpasi uterus keras dan nyeri
/undus uteri makin lama makin naik
'ada pemeriksaan dalam didapati selaput ketuban yang tegang
1. Solutio 'lasenta .ingan
00
'erdarahan per8aginam sedikit dan ber(arna kehitam ? hitaman
2idak mempengaruhi keadaan ibu ataupun ,aninnya
'erut terasa agak sakit, atau terus menerus agak tegang
*agian ,anin masih mudah diraba
2. Solutio 'lasenta Sedang
@e,ala dapat timbul perlahan ? lahan seperti plasenta solutio ringan
@e,ala dapat timbul mendadak dengan sakit perut terus menerus
'erdarahan per8aginam tampak sedikit namun perdarahan mungkin telah
men)apai 1000 ml
Syok
%inding uterus tegang terus menerus dan nyeri tekan
*agian ? bagian ,anin sulit diraba
*unyi ,antung ,anin sukar didengarkan
0. Solutio 'lasenta *erat
Ibu Syok
*iasanya ,anin telah meninggal
;terus sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri
'erdarahan per8aginam tampaknya tidak sesuai dengan keadaan syok ibunya
6emungkinan besar telah ter,adi kelainan pembekuan darah dan kelainan gin,al
DIA&NOSIS
Solusio plasenta yang ringan, pada umumnya tidak menun,ukkan ge,ala klinis yang
,elas, perdarahan antepartum hanya sedikit, dalam hal ini diagnosis baru kita tegakkan setelah
anak lahir. 'ada plasenta kita dapati koagulum-koagulum darah.
'ada keadaan yang agak berat kita dapat membuat diagnosis berdasarkan <
1. Anamnesis
01
'erasaan sakit yang tiba-tiba di perut, kadang-kadang pasien bisa melokalisir tempat
mana yang paling sakit, dimana plasenta terlepas.
'erdarahan per8aginam yang si&atnya bisa hebat dan sekonyong-konyong non-
re)urrent# terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah.
'ergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti anak tidak
bergerak lagi#.
6epala terasa pusing, lemas, muntah, pu)at, pandangan berkunang-kunang, ibu
kelihatan anemis tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
6adang-kadang ibu dapat men)eritakan trauma dan &aktor kausal yang lain.
2. Inspeksi
'asien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
'u)at, sianosis, keringat dingin.
6elihatan darah keluar per8aginam.
0. 'alpasi
2/; naik karena terbentuknya retroplasenter hematoma5 uterus tidak sesuai dengan
tuanya kehamilan.
;terus teraba tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois (ooden
uterus# baik (aktu his maupun diluar his.
Nyeri tekan terutama di tempat plasenta tadi terlepas.
*agian-bagian ,anin susah dikenali, karena perut uterus# tegang.
4. Auskultasi
02
Sulit, karena uterus tegang. *ila denyut ,antung ,anin terdengar biasanya diatas 140,
kemudian turun diba(ah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas lebih
dari sepertiga.
4. 'emeriksaan dalam
Ser8iks bisa telah terbuka atau masih tertutup.
6alau sudah terbuka maka ketuban dapat teraba menon,ol dan tegang, baik se(aktu
his maupun diluar his.
6alau ketuban sudah pe)ah dan plasenta sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini akan
turun ke ba(ah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus plasenta, ini sering
dika)aukan dengan plasenta pre8ia.
7. 'emeriksaan umum.
2ensi semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit 8askuler,
tetapi lambat laun turun dan pasien ,atuh syok.
Nadi )epat, ke)il, dan &ili&ormis.
3. 'emeriksaan ;ltrasonography ;S@#.
;ltrasonography adalah suatu metode yang penting untuk mengetahui adanya
pendarahan di dalam uterus. 6ualitas dan sensiti&itas ultrasonogra&i dalam
mendeteksi solusio plasenta telah meningkat se)ara signi&ikan belakangan ini. 2etapi
bagaimanapun ,uga ini bukan metode yang sempurna dan sensiti& untuk mendeteksi
solusio plasenta, ter)atat hanya 241 kasus solusio plasenta yang ditegakkan dengan
;S@. Solusio plasenta tampak sebagai gambaran gumpalan darah retropla)ental,
tetapi tidak semua solusio plasenta yang di ;S@ ditemukan gambaran seperti di atas.
'ada &ase akut, suatu perdarahan biasanya hypere)hoi), atau bahkan isoe)hoi), maka
kita bandingkan dengan plasenta. @ambaran konsisten yang mendukung diagnosa
solusio plasenta antara lain adalah5 gumpalan hematom retroplasenta hypero)hoi)
hingga isoe)hoi) pada &ase akut, dan berubah men,adi hypoe)hoi) dalam satu
minggu#, gambaran perdarahan tersembunyi, gambaran perdarahan yang meluas.
00
!an&aat lainnya adalah ;S@ dapat dipakai untuk menyingkirkan kemungkinan
penyebab lain perdarahan antepartum.
+. 'emeriksaan laboratorium
;rin,albumin F#5 pada pemeriksaan sedimen terdapat silinder dan lekosit.
%arah < Ab menurun anemi#, periksa golongan darah, kalau bisa cross match test.
6arena pada solusio plasenta sering ter,adi kelainan pembekuan darah
a>hipo&ibrinogenemia, maka diperiksakan pula :H2 :lot Hbser8ation 2est# tiap 1
,am, test kualitati& &ibrinogen &iberindeB#, dan test kuantitati& &ibrinogen kadar
normalnya 140 mg1#.
". 'emeriksaan plasenta
Sesudah bayi dan plasenta lahir, kita periksa plasentanya. *iasanya tampak tipis dan
)ekung di bagian plasenta yang terlepas krater# dan terdapat koagulum atau darah
beku di belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplasenter.
TATALAKSANA
1. Solutio 'lasenta .ingan
Ekspektati& 6onser8ati&#
'rinsipnya kita hanya menunggu sampai perdarahan berhenti dan kemudian
partus spontan. %ilakukan apabila kehamilan kurang dari 07 minggu, dan keadaan
hemodinamik yang stabil yakni perdarahan berhenti spontan, kontraksi uterus tidak
ada, perut tidak sakit, uterus tidak tegang, ,anin hidup.
'asien dira(at dengan tirah baring, atasi anemia, ;S@, dan :2@ serial,
berikan tokolisis dengan syarat keadaan ,anin baik, lalu tunggu persalinan spontan.
'emeriksaan laboratoirum darah lengkap , golongan darah, pembekuan darah harus
dilakukan
Akti&
'rinsipnya kita men)oba melakukan tindakan dengan maksud agar anak
segera dilahirkan dan perdarahan berhenti. %ilakukan apabila ada perdarahan
berlangsung terus, uterus berkontraksi, dapat mengan)am ibu>,anin, ge,ala solutio
04
plasenta itu bertambah ,elas, atau dalam pemantauan ;S@ daerah solutio plasenta
bertambah luas.
%isseminating Intra8askular :oagulophaty %I:# harus disingkirkan, terutama
pada kasus-kasus dengan kematian ,anin. *edside bleeding test dapat
mengkon&irmasikan diagnosis tersebut. Apabila terdapat koagulopati, koreksi dengan
&resh &roEen plasma atau )ryopre)ipitate. Segera setelah &aktor pembekuan terkoreksi
dan 8olume )airan tergantikan, lakukan terminasi kehamilan. *ila ,anin hidup,
dilakukan seksio )aesaria. Apabila ,anin mati, ketuban segera dipe)ahkan
amniotomi# disusul pemberian in&us oksitosin untuk memper)epat persalinan
per8aginam dalam 7 ,am#. *ila kema,uan partus tidak memuaskan atau pembukaan
ser8iks kurang dari 4, lakukan seksio )aesaria.
2. Solutio 'lasenta Sedang dan *erat
Apabila diagnosis solutio plasenta ditegakkan, berarti perdarahan telah ter,adi
minimal 1000 :). %engan demikian, trans&usi darah harus segera dilakukan. 2ekanan
darah tidak merupakan petun,uk banyaknya perdarahan karena 8asospasmus sebagai
reaksi dari perdarahan ini akan meninggikan tekanan darah. 'etun,uk paling tepat
untuk pemberian trans&usi darah se)ukupnya ialah dengan mengukur tekanan 8ena
pusat :entral Cenous 'ressure :C'#, :C' pada tri(ulan ketiga sekitar 10 :m Air.
;ntuk memperbaiki hemodinamik pasien berikan lakukan ,uga resusitasi
)airan dengan saline atau ringer laktat dalam 2 ,alur dengan ,arum besar 17@, 1+@#.
Hbser8asi terus keadaan ,anin, dan berikan H2 murni untuk pasien dengan hipotensi.
6etuban segera dipe)ahkan, tidak peduli keadaan umum pasien dan tidak peduli
apakah persalinan akan dilakukan per8aginam atau per abdominam. Amniotomi akan
merangsang dimulainya persalinan dan mengurangi tekanan intrauterin yang dapat
menyebabkan komplikasi nekrosis korteks gin,al re&leks uterorenal# dan gangguan
pembekuan darah. *ila perlu, persalinan diper)epat dengan pemberian in&us oksitosin.
Apabila persalinan tidak selesai atau diperkirakan tidak akan selasai dalam 7
,am setelah ter,adinya solutio plasenta, (alaupun amniotomi dan pemberian in&us
oksitosin telah dilakukan, satu-satunya )ara untuk segera mengosongkan uterus ialah
dengan seksio )aesaria. Seksio :aesaria tidak perlu menunggu sampai darah tersedia
04
se)ukupnya, atau syok teratasi, karena tindakan terbaik dalam mengatasi perdarahan
adalah dengan segera menghentikan sumbernya.
Apabila perdarahan tidak dapat diatasi dengan seksio )aesaria, uterus
:ou8elaire dengan kontraksi tidak baik, ter,adi a&ibrinogenemia atau
hipo&ibrinogenemia, persediaan darah atau &ibrinogen tidak ada atau tidak )ukup5
maka histerektomi perlu dipertimbangkan.
KOMPLIKASI
6omplikasi pada ibu dan ,anin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dan
lamanya solusio plasenta berlangsung. 6omplikasi yang dapat ter,adi adalah <
a. Perdarahan. 'erdarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hampir
tidak dapat di)egah, ke)uali dengan menyelesaikan persalinan segera. *ila persalinan
telah selesai, penderita belum bebas dari bahaya perdarahan postpartum karena
kontraksi uterus yang tidak kuat untuk menghentikan perdarahan pada kala III, dan
kelainan pembekuan darah.
6ontraksi uterus yang tidak kuat itu disebabkan oleh ekstra8asasi darah di anatara
otot-otot miometrium, seperti yang ter,adi pada uterus :ou8elaire. Apabila
perdarahan post-partum itu tidak dapat diatasi dengan kompresi bimanual uterus,
pemberian uterotonika, maupun pengobatan kelainan pembekuan darah, maka
tindakan terakhir untuk mengatasi perdarahan postpartum itu ialah histerektomia atau
pengikatan arteria hipogastrika.
b. Kelainan pembekuan darah. 6elainan pembekuan darah pada solusio plasenta yang
biasanya disebabkan oleh hipo&ibrinogenemi ter,adi kira-kira 1015 sedangkan di
.umah Sakit %r. :ipto !angunkusumo menurut -ir,ohadi(ardo,o 1"30# ter,adi
pada 471 dari 104 kasus yang diselidikinya. 2er,adinya hipo&ibrinogenemi
diterangkan oleh 'age 1"41# dan S)hneider 1"44# dengan masuknya tromboplastin
ke dalam peredaran darah ibu akibat ter,adinya pembekuan darah retroplasenter,
sehingga ter,adi pembekuan darah intra8askular di mana-mana, yang akan
menghabiskan &a)tor-&aktor pembekuan darah lainnya, terutama &ibrinogen. Selain
keterangan yang sederhana ini, masih terdapat banyak keterangan lain yang lebih
rumit.
07
6adar &ibrinogen plasma normal pada (anita hamil )ukup-bulan ialah 440 mg1,
berkisar antara 000-300 mg1. Apabila kadar &ibrinogen lebih rendah dari 100 mg1,
akan ter,adi gangguan pembekuan darah.
). Oligouria dan gagal ginjal. Aanya dapat diketahui dengan pengukuran teliti
pengeluaran air ken)ing yang harus se)ara rutin dilakukan pada solution plasenta
sedang, dan berat, apalagi yang disertai perdarahan tersembunyi, pre-eklamsia, atau
hipertensi menahun. 2er,adinya oligouria belum dapat diterangkan dengan ,elas.
Sangat mungkin berhubungan dengan hipo8olemia, dan penyempitan pembuluh darah
gin,al akibat perdarahan yang banyak. Ada pula yang menerangkan bah(a tekanan
intrauterine yang meninggi karena solution plasenta menimbulkan re&leks
penyempitan pembuluh darah gin,al. 6elainan pembekuan darah berperanan pula
dalam ter,adinya kelainan &ungsi gin,al ini.
d. Gawat janin. =arang kasus solusio plasenta yang dating ke rumah sakit dengan ,anin
yang masih hidup. 6alau pun didapatkan ,anin masih hidup, biasanya keadaannya
sudah demikian ga(at, ke)uali pada kasus solution plasenta ringan.
PRO&NOSIS
Terhadap i*u
!ortalitas menurut kepustakaan 4-101, sedangkan di .S 'ringadi !edan dilaporkan
7,31. Aal ini dikarenakan adanya perdarahan sebelum dan sesudah partus, toksemia
gra8idarum, kerusakan organ terutama nekrosis korteks gin,al dan in&eksi.
'rognosis ibu tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus,
banyaknya perdarahan, dera,at kelainan pembekuan darah, ada tidaknya hipertensi menahun
atau preeklampsia, tersembunyi tidaknya perdarahan, ,arak (aktu antara ter,adinya solutio
plasenta dan pengosongan uterus.
Terhadap ana"
!ortalitas anak tinggi menurut kepustakaan 30-+01, sedangkan di .S 'ringadi
!edan 33,31. Aal ini tergantung pada dera,at pelepasan dari plasenta, bila yang terlepas
lebih dari 1>0 maka kemungkinan kematian anak 1001. Selain itu ,uga tergantung pada
prematuritas dan tindakan persalinan.
03
'rognosis ,anin pada solutio plasenta berat hampir 1001 mengalami kematian. 'ada
solutio plasenta ringan dan sedang, kematian ,anin tergantung dari luasnya plasenta yang
terlepas dari dinding uterus dan tuanya kehamilan. 'erdarahan lebih dari 2000 m$ biasanya
menyebabkan kematian ,anin.
Terhadap "ehamian *eri"utn+a
*iasanya bila telah menderita penyakit 8askuler dengan solusio plasenta, maka pada
kehamilan berikutnya sering ter,adio solusio plasenta yang lebih berat dengan partus
prematurus atau immaturus.
0+
BAB V
KESIMPULAN
'erdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta dan bukan dari kelainan
plasenta. 'erdarahan yang )epat dan banyak berasal dari kelainan plasenta. /rek(ensi
terbanyak ialah plasenta pre8ia dan solutio plasenta.
1. 'erdarahan antepartum adalah perdarahan yang ter,adi pada kehamilan setelah 2+ minggu.
2. /aktor-&aktor ter,adinya perdarahan antepartum adalah plasenta pre8ia, solusio plasenta,
ruptur sinus marginalis, plasenta letak rendah atau 8asa pre8ia.
0. 'entingnya diagnosa se)ara dini membantu penatalaksanaan se)ara dini sehingga dapat
mengurangi angka mortalitas.
4. penggunaan ;ltrasonography pada plasenta pre8ia sangat akurat dan menun,ang diagnosa
se)ara )epat.
4. 'enatalaksanaan perdarahan antepartum yang baik dapat mengurangi angka mortalitas dan
morbiditas ibu dan ,anin.
'erlu kiranya kita sebagai klinisi untuk men)egah ter,adinya kasus seperti ini
dikemudian hari dengan )ara men,auhi predisposisi ter,adinya perdarahan antepartum,
(alaupun belum tentu dapat dihindari. Namun yang paling penting dari kasus ini adalah
bagaimana )ara kita bertindak untuk menyelamatkan ibu dan ,anin dengan resiko seke)il
mungkin.
0"
DA%TAR PUSTAKA
1. $ibrary.usu.a).id>do(nload>&k>anatomi-d,akobus.0.pd&
2. -ikn,osastro, A, Sai&uddin A.*, .a)himhadhi 2. 'erdarahan Antepartum. Ilmu
6ebidanan, 9ayasan *ina 'ustaka Sar(ono 'ra(irohard,o, =akarta, 20025072-0+4
0. !o)htar ., O'erdarahan Antepartum hamil tua#. Sinopsis Hbstetri obstetri &isiologis
obstetri patologis, edisi kedua. =akarta< 'enerbit *uku 6edokteran E@:5 1""+527"-2+3
4.*agian Hbstetri P @inekologi /ak.6edokteran ;ni8ersitas 'ad,a,aran *andung, Hbstetri
'atologi, Ed. 1"+4, Elstar H&&set *andung, halo 110-120.
4.Sai&uddin A.*, AdriansE @, -ikn,osastro, A, -aspodo %. 'erdarahan kehamilan lan,ut dan
persalinan. *uku 'anduan 'raktis 'elayanan 6esehatan !aternal dan Neonatal, 9ayasan
*ina 'ustaka Sar(omo 'ra(irohard,o, =akarta, 20025!-1+-!-22
7.:unningham /@, @ant N/, $e8eno 6=, et al. 'lasenta 're8ia, Antepartum hemorrhage. In <
-illiams Hbstetri)s, 22
st
ed, 'renti)e Aall International In). Appleton and $ange,
:onne)ti)ut, 20015 312-317
3. !an,oer A, 2riyanti 6, Sa8itri .. 'lasenta pre8ia. 6apita Selekta,edisi ketiga.
=akarta<20015 237-23"
40