Konsep Teoritis KDM Termoregulasi
Konsep Teoritis KDM Termoregulasi
Konsep Teoritis KDM Termoregulasi
1.1 Pengertian
Termoregulasi adalah Suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai
keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat
dipertahankan secara konstan.
1.2 Etiologi
a. Usia
Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang hangat, yang
relatif konstan, masuk dalam lingkungan yang suhunya berfluktuasi dengan
cepat.suhu tubuh bayi dapat berespon secara drastis terhadap perubahan
suhu lingkungan. Bayi baru lahir mengeluaran lebih dari 30% panas
tubuhnya melalui kepala oleh karena itu perlu menggunakan penutup
kepala untuk mencegah pengeluaran panas. Bila terlindung dari lingkungan
yang ektrem, suhu tubuh bayi dipertahankan pada 35,5 C sampai 39,5C.
Produksi panas akan meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi
memasuki anak-anak. Perbedaan secara individu 0,25C sampai 0,55 C
adalah normal (Whaley and Wong, 1995).
Regulasi suhu tidak stabil sampai pubertas. Rentang suhu normal turun
secara berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia. Lansia
mempunyai rentang suhu tubuh lebih sempit daripada dewasa awal. Suhu
oral 35 C tidak lazim pada lansia dalam cuaca dingin. Nmun rentang shu
tubuh pada lansia sekitar 36 C. Lansia terutama sensitif terhadap suhu
yang ektrem karena kemunduran mekanisme kontrol, terutama pada
kontrol vasomotor ( kontrol vasokonstriksi dan vasodilatasi), penurunan
jumlah jaringan*subkutan, penurunan aktivitas kelenjr keringat dan
penurunan metabolisme.
b. Olahraga
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dalam pemecahan
karbohidrat dan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme
dan produksi panas. Segala jenis olahraga dapat meningkatkan produksi
panas akibatnya meningkatkan suhu tubuh. Olahraga berat yang lama,
seperti lari jaak jauh, dapat meningatkan suhu tubuh untuk sementara
sampai 41 C.
c. Kadar hormon
Secara umum, wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih
besar dibandingkan pria. Variasi hormonal selama siklus menstruasi
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Kadarprogesteron meningkat dan
menurun secara bertahap selama siklus menstruasi. Bila kadar progesteron
rendah, suhu tubuh beberapa derajat dibawah kadar batas. Suhu tubuh
yang rendah berlangsung sampai terjadi ovulasi. Perubahan suhu juga
terjadi pada wanita menopause. Wanita yang sudah berhenti mentruasi
dapat mengalami periode panas tubuh dan berkeringat banyak, 30 detik
sampai 5 menit. Hal tersebut karena kontrol vasomotor yang tidak stabil
dalam melakukan vasodilatasi dan vasokontriksi (Bobak, 1993).
d. Irama sirkadian
Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 C sampai 1 C selama periode
24 jam. Bagaimanapun, suhumerupakan irama stabil pada manusia. Suhu
tubuh paling rendah biasanya antara pukul 1:00 dan 4:00 dini hari.
Sepanjang hari suhu tubuh naik, sampai seitar pukul 18:00 dan kemudian
turun seperti pada dini hari. Penting diketahui, pola suhu tidak secara
otomatis pada orang yang bekerja pada malam hari dan tidur di siang hari.
Perlu waktu 1-3 minggu untuk perputaran itu berubah. Secara umum,
irama suhu sirkadian tidak berubah sesuai usia. Penelitian menunjukkan,
puncak suhu tubuh adalah dini hari pada lansia (lenz,1984).
e. Stres
Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi
hormonal dan persarafan. Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan
panas. Klien yang cemas saat masuk rumah sakit atau tempat praktik
dokter, suhu tubuhnya dapat lebih tinggi dari normal
f. Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam
ruangan yang sangat hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu
tubuh melalui mekanisme pengluaran-panas dan suhu tubuh akan naik.
Jika kien berada di lingkungan tanpa baju hangat, suhu tubh mungkin
rendah karena penyebaran yang efektif dan pengeluaran panas yang
konduktif. Bayi dan lansia paling sering dipengaruhi oleh suhu lingkungan
karena mekaisme suhu mereka kurang efisien.
1.3 Perubahan suhu manusia
a. Hipertermi
Keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat di atas rentang normalnya.(nic
noc.2007).
b. Hipotermia
Hipotemia adalah pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap
dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas.
c. Heatstroke
Heatstroke adalah pajanan yang lama terkena sinar matahari atau lingkungan
dengan suhu tinggi yang dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas.
d. Demam (Hiperpireksia)
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh
secara abnormal.
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering
disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi
tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2.Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu
badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai
dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam
septik.
3.Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam
satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut
tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua
serangan demam disebut kuartana.
4.Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5.Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
1.4 Fisiologis mekanisme pengaturan panas tubuh
Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah
hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior berperan
meningkatkan hilangnya panas dan menimbulkan keringat. Hipotalamus
posterior berfungsi meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran
darah, menggigil, meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi hormon
tiroid serta meningkatkan basal metabolisme rate. Penyebab dari peningkatan
suhu tubuh yaitu karena adanya peradangan dan demam dapat menyebabkan
peningkatan metabolisme
1.5 Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit
1. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk
gelombang panas inframerah.
2. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan
benda-benda yang ada di sekitar tubuh.
3. Evaporasi
Evaporasi (penguapan air dari kulit) dapat memfasilitasi perpindahan
panas tubuh.
4. Konveksi
Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan.
1.6 Manifestasi klinis
Hipertermi:
1.Mayor
a. Suhu tinggi > 37.8
0
C peroral / >38.8
0
C perrektal.
b. Takikardia
2. Minor
a. Kulit kemerahan
b. Hangat pada sentuhan
c. Menggigil
d. Dehidrasi
e. Kehilangan nafsu makan
Hipotermi:
1.mayor
a. Penurunan suhu tubuh dibawah 35,5
0
C ( 96
0
F ) perrektal.
b. Kulit dingin
c. Pucat
d. Menggigil
2.Minor
a. Nadi dan pernapasan menurun
b. Kebingungan/mengantuk/mual
c. Kakeksia/malnutrisi.
1.7 Pemeriksaan Diagnostik
1. Kultur (luka, sputum, urune, darah)
- Mengidentifikasi organisme penyebab demam/radang.
- Untuk menentukan obat yang efektif.
2. Sel darah putih :
- Leucopenia (penurunan SDP) sebelumnya
- Leucositosis ( 15.000 30.000)
3. Elektrolit serum :
- Ketidakseimbangan elektrolit (asidosis, perpindahan cairan, perubahan
fungsi ginjal).
4. Glukose serum :
- Sebagai respon dari puasa ( perubahan seluler dalam metabolism).
5. Urinalisis : bakteri penyebab infeksi..
1.8 Asuhan Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian
Aspek yang perlu dikaji untuk mengidentifikasi mengenai gangguan
perubahansuhu tubuh meliputi pengkajian mengenai:
a. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh
Definisi: Beresiko terhadap kegagalan untuk memelihara suhu tubuh dalam
batas normal.
Faktor resiko : Perubahan laju metabolism, dehidrasi, terpajan suhu
lingkungan yang dingin, sejuk,hangat atau panas, usia yang ekstrem,
kesakitan atau trauma yang memengaruhi pusat pengaturan suhu, imaturitas
system regulasi suhu bayi, ketidak mampuan untuk berkeringat, inaktivitas,
pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan, berat badan bayi yang
terlalu rendah(neonates), pengobatan yang menyebabkan vasokonstriksi
atau vasodilatasi, sedasi, aktivitas berlebihan.
b. Hipertermia
Definisi: eningkatan suhu tubuh diatas rentang normal
Batasan karakteristik:
Subjektif: Pasien mengatakan badannya panas
Objektif: Kulit memerah, suhu tubuh meningkat diatas rentang normal,
frekuensi napas meningkat, kejang atau konvulsi, kulit teraba hangat,
takikardia,takipnea.
c. Hipotermia
Definisi: Suhu tubuh dibawah rentang normal
Batasan Karakteristik:
Subjektif: Pasien mengeluh kedinginan.
Objektif: Kulit dingin, bantalan kuku sianosis, hipertensi, pucat, merinding,
penurunan suhu tubuh dibawah rentang normal, menggigil, pengisian ulang
kapiler lambat, takikardia.
d. Ketidakefektifan termoregulasi
Definisi: Fluktuasi suhu tubuh pasien antara hipotermia dan hipertermia.
Batasan Karakteristik: Kulit dingin, dasar kuku sianosis, fluktuasi suhu
tubuh diatas atau dibawah rentang normal, kulit merah, hipertensi,
peningkatan frekuensi pernapasan, pucat(sedang), piloereksi, penurunan
suhu tubuh dibawah rentang normal, kejang atau konvulsi,
menggigil(ringan), pengisian kembali kapiler lambat, takikardia, kulit teraba
hangat.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin ditemukan pada klien dengan
gangguan perubahan suhu tubuh, antara lain:
a. Resiko ketidakefektifan suhu tubuh
b. Hipertermia yang mungkin berhubungan dengan anesthesia, penurunan
perspirasi, dehidrasi, pemajanan lingkungan yang panas, penyakit,
pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan,
peningkatan laju metabolisme, medikasi, trauma, aktivitas berlebihan.
c. Hipotermia yang mungkin berhubungan dengan penuaan, konsumsi
alcohol, kerusakan hipotalamus, penurunankemampuan menggigil,
penurunan laju metabolisme, penguapan/ evaporasi dari kulit di
lingkungan yang dingin, pemajanan lingkungan yang dingin, penyakit,
tidak beraktivitas, pemakaian pakaian yang tidakadekuat, malnutrisi,
medikasi, trauma.
d. Ketidakefektifan termoregulasi yang mungkin berhubungan dengan usia
yang ekstrem, fluktuasi suhu lingkungan, penyakit, trauma.
3. Intervensi
a. Resiko ketidakefektifan suhu tubuh
Hasil NOC
- Termoregulasi: Keseimbangan antara produksi panas,kenaikan
panas,dan kehilangan panas.
- Termoregulasi: bayi baru lahir: Keseimbangan antara produksi
panas,kenaikan panas badan,dn kehilangan panas selama 28 hari
pertama.
Tujuan/ kriteria evaluasi:
- Pasien tidak memperlihatkan berkeringat,menggigil, dan merinding.
- Mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal
- Melaporkan suhu yang nyaman
- Menguraikan tindakan adatif untuk meminimalakan fluktuasi suhu
tubuh
- Melaporkan tanda dan gejala awal dari hipotermia atau hipertermia.
Intervensi NIC
1. Perawatan bayi baru lahir: Menatalaksana neonatus selama masa
transisi ke kehidupan ekstrauteri dan periode stabilisasi selanjutnya.
2. Regulasi suhu: Mencapai atau mempertahankan suu tubuh dalambatas
normal
3. Regulasi suhu: Intraoperasi: mencapai atau mempertahankan suhu
tubuh intraoperatifyang diharapkan.
4. Pemantauan Tanda vital: Mengumpul dan menganalisis data
kardiovaskular, pernapasan, dan suhu tubuh untuk menentukan dan
mencegah komplikasi.
Aktivitas Perawat
Pengkajian
1. Kaji tanda dan gejala awal hipotermia dan hipertermia.
2. Untuk orang dewasa, lakukan pemeriksaan suhu oral(suhu oral lebih
akurat)
3. Regulasi suhu(NIC): Pantau dan laporkan tanda atau gejala
hipotermia atau hipertermia.
Penyuluhan untuk pasien atau keluarga
a. Instruksikan pasien dan keluarga tentang tindakan untuk
meminimalkan fluktuasi suhu:
1.Untuk hipertermia:
- Minum cairan yang cukup di hari atau cuaca panas
- Batasi aktivitas pada hari yang panas
- Kurangi berat badan,jika obesitas
- Pertahankan suhu lingkungan yang stabil
- Lepaskan baju yang berlebihan
2.Untuk hipotermia:
- Mandi pada ruang yang hangat, jauh dari aliran udara
- Tingkatkan aktivitas
- Batasi asupan alcohol
- Pertahankan nutrisi yang adekuat
- Pelihara suhu lingkungan yang stabil
- Gunakan pakaian yang cukup.
b. Instruksikan pasien dan keluarga untuk mengenali dan melaporkan
tanda dan gejala awal hipotermia dan hipertermia:
- Untuk hipertermia: kulit kering, sakit kepala, peningkatan nadi,
peningkatan suhu, iritabilitas, suhu diatas 37,8
0
C, dan
kelemahan.
- Untuk Hipotermia: Apatis; dingin,abdomen keras yang terasa
seperti batu; disorientasi dan konfusi, mengantuk, hipertensi,
hipoglikemia, kerusakan kemampuan untuk berpikir,nadi dan
pernapasan lambat,kulit keras dan dingin saat disentuh, suhu
kurang dari 35
0
C.
Aktivitas kolaborasi
1. Laporkan kepada dokter jika hidrasi adekuat tidak dapt dipertahankan
2. Lakukan perujukan ke lembaga social untuk layanan (mis.kipas
angin, pemanas) yang diperlukan dirumah.
3. Regulasi suhu(NIC):Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan
pasien.
Aktivitas Lain
Regulasi Suhu(NIC): Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan
pasien.
a. Hipertermia
Hasil NOC:
- Termoregulasi: Keseimbangan antara produksi panas,peningkatan
panas, dan kehilangan panas.
- Termoregulasi:neonatus: Keseimbangan antara produksi panas,
peningkatan panas, dan kehilangan panas selama 28 hari pertama
kehidupan.
- Tanda-tanda Vital: Nilai suhu, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan
tekanan darah dalamrentang normal.
Tujuan/ kriteria evaluasi
Pasien dan keluarga akan:
1. Menunjukkan metode yang tepat untuk mengukur suhu
2. Menjelaskan tindakan untuk mencegah atau meminimalkan
peningkatan suhu tubuh.
3. Melaporkan tanda dan gejala dini hipertermia
Bayi akan:
1. Tidak mengalami gawat napas, gelisah,atau letargi
2. Menggunakan sikap tubuh yang dapat mengurangi panas.
Intervensi NIC
1. Terapi demam: Penatalaksanaan pasien yang mengalami
hiperpireksia akibat factor selain lingkungan.
2. Kewaspadaan hipertermia maligna: Pencegahan atau penurunan
respons hipermetabolik terhadap obat-obat farmakologis yang
digunakan selama pembedahan
3. Perawatan bayi baru lahir: penatalaksanaan neonatus selama transisi
dari kehidupan di luar rahim dan periode stabilisasi selanjutnya.
4. Regulasi suhu: Mencapai atau mempertahankan suhu tubuh dalam
rentang normal.
5. Pemantauan tanda vital: Mengumpulkan dan menganalisis data
kardiovaskuler, pernapasan, dan suhu tubuh untuk menentukan serta
mencegah komplikasi.
Aktivitas Keperawatan
Pengkajian :
1. Pantau aktivitas kejang.
2. Pantau hidrasi (misalnya turgor kulit,kelembapan,membrane
mukosa).
3. Pantau tekanan darah ,denyut nadi, frekuensi pernapasan.
4. Kaji ketepatan pakaian yang digunakan,sesuai dengan suhu
lingkungan.
5. Untuk pasien bedah :
Dapatkan riwayat hipertermi maligna,kematian akibat
anastesi,atau demam pasca bedah pada individu dan keluarga.
6. Regulasi suhu (NIC) :
- Pantau suhu minimalsetiap dua jam sesuai dengan kebuthan .
- Pasang alat pantau suhu inti tubuh continue, jika perlu pantau
warna kulit dan suhu.
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
- Ajarkan pasien/keluarga dalam mengukur suhu untuk mencegah
dan mengenali secara dini hipertermia ( mis. Sengatan panas, dan
keletihan akibat panas)
- Regulasi suhu(NIC): Ajarkan indikasi keletihan akibat panas dan
tindakan kedaruratan yang diperlukan,jika perlu.
Aktivitas Kolaboratif
Regulasi suhu(NIC):
- Berikan obat antipiretik, jika perlu
- Gunakan matras dingin dan mandi air hangat untuk mengatasi
gangguan suhu tubuh,jika perlu.
Aktivits Lain
- Lepaskan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien dengan
selimut saja.
- Gunakan waslap dingin (atau kantong es yang dibalut dengan
kain) di aksila,kening, tengkuk,dan lipatan paha.
- Anjurkan asupan cairan oral, sedikitnya 2 liter sehari, dengan
tambahan cairan selama aktivitas yang berlebihan atau aktivitas
sedang dalam cuaca panas.
- Gunakan kipas yang berputar di ruangan pasien.
- Gunakan selimut pendingin
- Untuk hipertermia maligna: Lakukan perawatan kedaruratan
sesuai dengan prookol, sediakan peralatan kedaruratan di area
operasi sesuai dengan protocol.
c.Hipotermia
Hasil NOC
- Termoregulasi : Keseimbangan antara panas yang dihasilkan,
peningkatan panas, dan kehilangan panas.
- Termoregulasi: Neonatus: Keseimbangan antara panas yang
dihasilkan, peningkatan panas, dan kehilangan panas selama periode
28 hari pertama kehidupan.
Tujuan/ criteria evaluasi:
Pasien dan keluarga akan:
- Menjelaskan tindakan untuk mencegah/meminimalkan penurunan
suhu tubuh.
- Melaporkan tandadan gejala dini hipotermia.
- Mempertahankan suhu tubuh pasien setidaknya 36
0
C
Bayi akan:
- Menggunakan sikap menahan panas tubuhnya.
- Memiliki glukosa darah dalambatas normal
- Tidak letargi.
Intervensi NIC
1. Terapi hipotermia: Menghangatkan kembali dan melakukan
surveilans pasien yang memiliki suhu tubuh inti kurang dari 35
0
C.
2. Perawatan bayi baru lahir:penatalaksanaan neonatus selama transisi
kekehidupan diluar rahim periode stabilisasi selanjutnya.
3. Regulasi suhu: Mempertahankan atau mencapai suhu tubuh dalam
batas normal.
4. Regulasi suhu: intrabedah: Mempertahankan atau mencapai suhu
tubuh intrabedah yang diharapkan.
5. Pemantauan tanda vital: Mengumpulkan dan menganalisis data
kardiovaskular, pernapasan, dan suhu tubuh untuk menentukan serta
mencegah komplikasi.
Aktivitas perawat
Pengkajian
a. Catat nilai dasar tanda-tanda vital
b.Lakukan pemantauan jantung pada pasien.
c. Gunakan thermometer rentang-rendah, bila perlu untuk mendapatkan
suhu yang akurat
d.Kaji gejala hipotermia(misalnya, perubahan warna kulit, menggigil,
kelelahan,kelemahan,dan apatis
e. Kaji kondisi medis yang dapat menyebabkan hipotermia
(mis.diabetes, miksedema)
f. Regulasi suhu (NIC):
- Pasang alat pantau inti tubuh kontinu, jika perlu
- Pantau suhu paling sedikit setiapdua jam,jika perlu.
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
Regulasi suhu (NIC):
- Ajarkan kepada pasien,khususnya pasien usia lanjut,tindakan untuk
mencegah hipotermia akibat terpajan suhu dingin.
- Ajarkan indikasi hipotermia dan tindakan kedaruratan yang
diperlukan, jika perlu.
Aktivitas Kolaboratif
Untuk hipotermia berat, bantu dengan teknik menghangatkan suhu inti
tubuh( mis. Hemodialisis, dialysis peritoneal, dan irigasi kolon).
Aktivitas Lain
- Berikan pakaian yang hangat, kering,selimut penghangat, alat-alat
pemanas mekanis, suhu ruangan yang disesuaikan yang disesuaikan,
botol dengan air hangat, berendam di air hangat, dan minum air hangat,
sesuai toleransi.
- Jangan berikan obat intramuscular(IM) atau subkutan untukpasien
hipotermik.
d.Ketidakefektifan termoregulasi
Hasil NOC
- Termoregulasi: Seimbang antara produksi panas, panas yang diterima,
dan kehilangan panas.
- Termoregulasi: Neonatus: Seimbang antara produksi panas, panas yang
diterima, dan kehilangan panas selama 28 hari pertama kehidupan.
Intervensi NIC
a. Perawatan neonatus: menata laksana neonatus selama transisi
kekehidupan ekstrauteri dan periode dan periode stabilisasi
berikutnya.
b.Regulasi suhu tubuh: Mencapai atau mempertahankan suhu tubuh
dalam batas normal.
c. Regulasi suhu tubuh:intrabedah: mencapai atau mempertahankan
suhu tubuh intrabedah yang sesuai.
Aktivitas Keperawatan
Intervensi keperawatanberfokus pada penyuluhan untuk pencegahan
ketidakefektifan termoegulasi dan pada pemeliharaan suhu tubuh
normal dengan menyesuaikan factor-faktor eksternal, seperti pakaian
dan suhu ruangan.
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil
yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997).
5. Evaluasi
Perawat menentukan apakah hasil yang diharapkan telah terpenuhi atau
tidak. Tindakan evaluasi dapat dilakukan sesaat setelah terapi dicoba
(misalnya apakah pasien sudah dapat bernapas dengan baik).
1. Suhu tubuh kembali dalam batas normal 36-37,4
o
C
2. Termoregulasi kembali efektif .
DAFTAR PUSTAKA
Heriana,Pelapina,S.Kep.Ners.2014.Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang:Binarupa
Aksara.
Herdman,T.Heather.2012. Diagnosa Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2012-
2014. Jakarta: EGC.
Wartonah dan Tarwoto. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Mengetahui
Pembimbing Ruangan Mahasiswa
( I Gusti Ngurah Putu Susila, SKM) ( Maria Yoheni Harnila)
Pembimbing Akademik
(Ns. I Nengah Adiana. S.Kep)