Sejarah Singkat Kunyit
Sejarah Singkat Kunyit
Sejarah Singkat Kunyit
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zungiberaceae
Genus : Curcuma
2.2 Deskripsi
Tanaman kunyit tumbuh bercabang dgn tinggi 40-100 cm. Batang
merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dgn warna
hijau kekuningan & tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun
tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 812,5 cm & pertulangan menyirip dgn warna hijau pucat. Berbunga
majemuk yang berambut & bersisik dari pucuk batang semu, panjang 1015 cm dgn mahkota sekitar 3 cm & lebar 1,5 cm, berwarna
putih/kekuningan. Ujung & pangkal daun runcing, tepi daun yang rata.
Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga
kekuning-kuningan.
2.3 Jenis Tanaman Kunyit
2. Jenis tanah yang diinginkan adalah tanah ringan dgn bahan organik
tinggi, tanah lempung berpasir yang terbebas dari genangan air/sedikit
basa.
3. Ketinggian Tempat : Kunyit tumbuh baik di dataran rendah (mulai < 240 m
dpl) sampai dataran tinggi (> 2000 m dpl). Produksi optimal + 12 ton/ha
dicapai pada ketinggian 45 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA KUNYIT
1. Pembibitan
1. Persyaratan Bibit : Bibit kunyit yang baik berasal dari pemecahan
rimpang, karena lebih mudah tumbuh. Syarat bibit yang baik : berasal
dari tanaman yang tumbuh subur, segar, sehat, berdaun banyak & hijau,
kokoh, terhindar dari serangan penyakit; cukup umur/berasal dari
rimpang yang telah berumur > 7-12 bulan; bentuk, ukuran, & warna
seragam; memiliki kadar air cukup; benih telah mengalami masa istirahat
(dormansi) cukup; terhindar dari bahan asing (biji tanaman lain, kulit,
kerikil).
2. Penyiapan Bibit : Rimpang bahan bibit dipotong agar diperoleh ukuran &
dgn berat yang seragam serta utk memperkirakan banyaknya mata
tunas/rimpang. Bekas potongan ditutup dgn abu dapur/sekam atau
merendam rimpang yang dipotong dgn larutan fungisida (benlate &
agrymicin) guna menghindari tumbuhnya jamur. Tiap potongan rimpang
maksimum memiliki 1-3 mata tunas, dgn berat antara 20-30 gram &
panjang 3-7 cm.
3. Teknik Penyemaian Bibit.Pertumbuhan tunas rimpang kunyit dapat
dirangsang dgn cara : mengangin-anginkan rimpang di tempat teduh atau
lembab selama 1-1,5 bulan, dgn penyiraman 2 kali sehari (pagi & sore
hari). Bibit tumbuh baik bila disimpan dalam suhu kamar (25-28C).
Selain itu menempatkan rimpang diantara jerami pada suhu udara sekitar
25-28C. & merendam bibit pada larutan ZPT (zat pengatur tumbuh)
selama 3 jam. ZPT yang sering digunakan adalah larutan atonik (1 cc/1,5
liter air) & larutan G-3 (500-700 ppm). Rimpang yang akan direndam
larutan ZPT harus dikeringkan dahulu selama 42 jam pada suhu udara
35C. Jumlah anakan atau berat rimpang dapat ditingkatkan dgn jalan
direndam pada larutan pakloburazol sebanyak 250 ppm.
4. Pemindahan Bibit Kunyit: Bibit yang telah siap lalu ditempatkan pada
persemaian, dimana rimpang akan muncul tunas telah tanaman berumur
1-1,5 bulan. Setelah tunas tumbuh 2-3 cm maka rimpang sudah dapat
ditanam di lahan. Pemindahan bibit yang telah bertunas harus dilakukan
secara hati-hati guna menghindari agar tunas yang telah tumbuh tdk
rusak. Bila ada tunas/akar bibit yang saling terkait maka akar tersebut
dipisahkan dgn hati-hati lalu letakkan bibit dalam wadah tertentu utk
memudahkan pengangkutan bibit ke lokasi lahan. Jika jarak antara
tempat pembibitan dgn lahan jauh maka bibit perlu dilindungi agar tetap
lembab & segar ketika tiba di lokasi. Selama pengangkutan, bibit yang
telah bertunas jangan ditumpuk.
2. Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan Lahan : Lokasi penanaman dapat berupa lahan tegalan,
perkebunan atau pekarangan. Penyiapan lahan utk kebun kunyit
sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum tanam.
2. Pembukaan Lahan : Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari gulma &
dicangkul secara manual atau menggunakan alat mekanik guna
menggemburkan
lapisan
top
soil
&
sub
soil
juga
sekaligus
mengembalikan kesuburan tanah. Tanah dicangkul pada kedalaman 2030 cm kemudian diistirahatkan selama 1-2 minggu agar gas-gas beracun
yang ada dalam tanah menguap & bibit penyakit/hama yang ada mati
karena terkena sinar matahari.
3. Pembentukan Bedengan : Lahan kemudian dibedeng dgn lebar 60-100
cm & tinggi 25-45 cm dgn jarak antar bedengan 30-50 cm.
4. Pemupukan (sebelum tanam) : utk mempertahankan kegemburan tanah,
meningkatkan unsur hara dalam tanah, drainase, & aerasi yang lancar,
dilakukan dengan.menaburkan pupuk dasar (pupuk kandang) ke dalam
Lubang
Tanam
Lubang
tanam
dibuat
di
atas
buruk,
maka
dilakukan
penanaman
susulan
Organik
Penggunaan
pupuk
kandang
dapat
meningkatkan jumlah anakan, jumlah daun, & luas area daun kunyit
secara nyata. Kombinasi pupuk kandang sebanyak 45 ton/ha dgn
populasi kunyit 160.000/ha menghasilkan produksi sebanyak 29,93
ton/ha.
2. Pemupukan Konvensional : Selain pupuk dasar (pada awal
penanaman), tanaman kunyit perlu diberi pupuk susulan kedua (pada
saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yang digunakan adalah
pupuk organik 15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua digunakan
pupuk kandang & pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10
gram/pohon; & ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112 kg/ha) pada
tanaman yang berumur 4 bulan. dgn pemberian pupuk ini diperoleh
peningkatan hasil sebanyak 38% atau 7,5 ton rimpang segar/ha.
Pemupukan juga dilakukan dgn pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50
kg/ha), & K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk
N & K diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) & sisanya (2/3 dosis)
diberikan pada saat tanaman berumur 2 bulan & 4 bulan. Pupuk
diberikan dgn ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau dalam
bentuk alur & ditanam di sela-sela tanaman.
5. Pengairan & Penyiraman : Tanaman kunyit termasuk tanaman tdk tahan
air. Oleh sebab itu drainase & pengaturan pengairan perlu dilakukan
secermat mungkin, agar tanaman terbebas dari genangan air sehingga
rimpang tidak.membusuk. Perbaikan drainase baik utk melancarkan &
mengatur aliran air serta sbg penyimpan air di saat musim kemarau.
6. Waktu Penyemprotan Pestisida : Penyemprotan pestisida dilakukan jika
telah timbul gejala serangan hama penyakit.
7. Pemulsaan : Sedapat mungkin pemulsaan dgn jerami dilakukan diawal
tanam utk menghindari kekeringan tanah, kerusakan struktur tanah
(menjadi tdk gembur/padat) & mencegah tumbuhnya gulma secara
berlebihan. Jerami dihamparkan merata menutupi permukaan tanah di
antara lubang tanaman.
7. HAMA & PENYAKIT
A. Hama
Ulat penggerek akar (Dichcrosis puntifera.). Gejala: pada pangkal akar
dimana tunas daun menjadi layu & lama kelamaan tunas menjadi kering lalu
membusuk.
Pengendalian:
tanaman
disemprot/ditaburkan
insektisida
furadan G-3.
B. Penyakit
Busuk bakteri rimpang : Gejala: kulit akar tanaman menjadi keriput
& mengelupas, kemudian rimpang lama kelamaan membusuk & keropos.
Pengendalian: mencegah terjadi genangan air pada lahan, mencegah
terlukanya rimpang;penyemprotanfungisida dithane M-45.
sebaliknya
jika
menyerang
tanaman/daun
muda,
berdasarkan aras
kerusakan ekonomi
yang
saat gugurnya daun kedua. Saat itu produksi yang diperoleh lebih besar &
lebih banyak bila dibandingkan dgn masa panen pada umur kunyit 7-8
bulan. Ciri-ciri tanaman kunyit yang siap panen ditandai dgn berakhirnya
pertumbuhan vegetatif, seperti terjadi kelayuan/perubahan warna daun &
batang yang semula hijau berubah menjadi kuning (tanaman kelihatan mati).
2. Cara Panen : Pemanenan dilakukan dgn cara membongkar rimpang dgn
cangkul/garpu. Sebelum dibongkar, batang & daun dibuang terlebih dahulu.
Selanjutnya rimpang yang telah dibongkar dipisahkan dari tanah yang
melekat lalu dimasukkan dalam karung agar tdk rusak.
3. Periode Panen : Panen kunyit dilakukan dimusim kemarau karena pada saat
itu sari/zat yang terkandung didalamnya mengumpul. Selain itu kandungan
air
dalam
rimpang
sudah
sedikit
sehingga
memudahkan
proses
pengeringannya.
4. Perkiraan Hasil Panen : Berat basah rimpang bersih/rumpun yang diperoleh
dari hasil panen mencapai 0,71 kg. Produksi rimpang segar/ha biasanya
antara 20-30 ton.
9. PASCAPANEN.
1. Penyortiran Basah & Pencucian : Sortasi pada bahan segar dilakukan utk
memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa tanaman, & gulma.
Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran & tempatkan dalam
wadah plastik utk pencucian. Pencucian dilakukan dgn air bersih, jika perlu
disemprot dgn air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya & jika masih
terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari
pencucian yang terlalu lama agar kualitas & senyawa aktif yang terkandung
didalam tdk larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari karena
dikhawatirkan
telah
tercemar
kotoran
&
banyak
mengandung