Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
291 tayangan20 halaman

Aku Atau Sahabaku

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 20

Aku Atau Sahabaku

Kadang kita sering terbengkalai atau termenung mendengar kata CINTA, Apa itu Cinta?,
mungkin semua orang mengetahui apa arti Cinta. Cinta memang harus dimiliki oleh semua
makhluk tuhan di dunia, tapi terkadang manusia itu sering menyalah artikan arti dari Cinta yang
sebenarya. Cinta bisa mendorong kita untuk menjadi sukses, akan tetapi cinta juga bisa
menjatuhkan diri kita sendiri.
Desiran angin menghampiri ku yang begitu lembut, indah pemandangan alamnya seakan-akan
mengerti perasaan ini, itulah yang aku rasakan ketika melihat seseorang yang kugagumi di waktu
aku masih duduk di bangku sekolah menengah. sebenarnya aku mengenal dia sejak lama tapi
entah mengapa pada saat itu secara tiba-tiba timbul rasa sayang ku pada dirinya tanpa aku sadari
mengapa hal itu bisa terjadi. Aku menyadari bahwa dia tak kan mungkin mempunyai perasaan
yang sama pada diriku. Entah mengapa harus pada dirinya aku mempunyai perasaan sayang
mengapa tidak pada orang lain, hampir saja waktu itu aku pernah berpikir dan berkata apakah
aku sudah gila mengagumi seseorang tanpa dikagumi tapi tak ada kan orang yang bisa melarang
mengagumi sesuatu yang indah.
Aku tahu bahwa dia telah dimiliki oleh orang lain yaitu sahabat ku sendiri dan aku juga tahu
bahwa mereka saling menyayangi satu sama lain. Pernah aku secara kebetulan bertemu dengan
dirinya di perjalanan menuju ke tempat yang sama dan aku sedikit memberanikan diri untuk
berbincang dengan dirinya sambil berjalan menuju masjid untuk mengikuti sebuah acara
kerohanian.
Aku berkata pada dirinya bagaimana hubungan mu dengan sahabatku.
Dia menjawab dengan simple baik-baik saja kak, kok tumben kakak menanya hal itu. Ujarnya
dengan iseng.
Dari situlah aku berpikir bahwa dia tak pernah ada perasaan pada diriku, namun aku tidak
kecewa dengan mimpiku yang tak bakalan pernah terungkap itu. Disamping itulah aku berpikir
bagaimana caranya agar dia tidak mengetahui bahwa aku mengagumi dirinya tapi aku bukan
cowok pengecut ya yang gak mau mengungkapkan perasaan, hhhe.
Memang sulit menebak sesuatu yang indah yang kita lihat. Tak lama kemudian fakta berkata lain
sebelumnya aku pernah berpikir bahwa dia tak pernah punya rasa yang sama pada diriku namun
fakta berkata terbalik dengan dugaanku selama ini ternyata dia juga mempunyai rasa yang sama
seperti yang aku rasakan. Aku mengetahui hal itu dari lantunan puisi yang diberikan kepada
sepupuku yang ternyata puisi tersebut berisikan tentang ungkapan perasaannya pada diriku. Aku
terdiam membisu setelah mengetahui hal itu namun tetap berfikir positif bahwa aku nggak mau
menyakiti sahabatku sendiri karena cinta.

Tak lama kemudian akhirnya sahabatku mengetahui hal ini aku tak tahu entah siapa yang
memberi tahu hal ini pada dia sampai-sampai sahabatku menilai aku seperti PAGAR MAKAN
TANAMAN tapi aku terdiam dan tak bisa berkata apa karena seorang perempuan yang aku
kagumi itu telah tidak berhubungan lagi dengan sahabatku alias putus. Di suatu malam aku
menemui sahabatku yang bertujuan untuk berusaha memberikan dia motivasi untuk menjalani
hidup karena dia frustasi setelah diputuskan oleh kekasihnya namun usahaku sia-sia dia masih
membenciku setelah dia tahu puisi yang diberikan oleh kekasihnya kepadaku. Namun tak kukira
beberapa hari kemudian sahabatku berubah pikiran. Dia berkata kepadaku Hay sahabat aku
merelakan mantan kekasihku kutitipkan kepadamu, ini ku lakukan demi kebahagiaan sang
bidadari ku. Ujarnya pada diriku.
Di tengah keindahan malam berselimut bintang terdengar deringan handphone yang
membisikkan yang seakan-akan mengganggu tidur nyenyakku namun aku cuek saja lalu
deringan bunyi tersebut makin keras dan semakin keras. Aku merasa terganggangu dan segera
melihat hp ku dan kulihat jam dinding ternyata jam 24:00 Wib. Aku berkata oh iya, besok kan
hari ulang tahunku yang ke-17 tepatnya tanggal 7 desember. Aku merasa bodoh karena hari ultah
sendiri gak ingat.
Aku segera melihat handphone ku dan ternyata hp ku terlihat sedentir sms yang masuk pada jam
24.00 wib tersebut yang isi smsnya yaitu selamat ultah iya abang smoga panjang umur dan
sehat selalu dan jangan sia-sia kan aku yang menyayangimu. Aku merasa heran, kok dia tahu
dengan hari ultah ku. Dia adalah seorang wanita yang pernah aku kagumi sebelumnya dan dia
merupakan orang pertama yang mengucapkan ucapan selamat untukku tentu aku heran dan
berkata; waah mengapa kok dia tahu hari ultahku. Padahal aku tidak pernah memberi tahu
sebelumnya.
Keesokan harinya tiba-tiba dia mengajakku untuk ketemuan tetapi aku menolaknya, karena
takutnya dia hanya bercanda dan Cuma iseng saja. Tetapi kenyataannya dia serius untuk ingin
bertemu dengan ku tapi aku masih ragu. Keesokan hari ia mengirimi aku sms untuk segera
datang di suatu tempat yang telah dia rencanakan. Aku pun terpaksa datang untuk menemuinya
di suatu tempat tersebut yaitu di sebuah taman yang begitu indah aku pun baru pertama kalinya
aku ke taman itu. Di waktu pertemuan itulah seorang cewek ini mengungkapkan isi hatinya
bahwa dia juga mengagumiku karena sebelum-sebelumnya aku juga pernah berkata pada dirinya
bahwa aku sangat mengagumimu. Pada hari ultah ku yang ke-17 ini, dia memberikan aku
hadiah spesial yang pernah ku temui sepanjang hidupku bahwa dia berkata aku ingin menjadi
pendamping hidupmu. Ujarnya pada diriku.
Aku merasa heran, diam dan terasa asing dengan ucapannya karena baru kali ini aku temui
seorang cewek yang berani mengungkapkan perasaannya kepada seorang cowok tapi tak
mengapa walaupun terbalik seorang cewek yang mengungkapkan perasaan ke cowok namun aku
menghargai karena dia telah jujur dan telah berusaha untuk mencuri hatiku. Tat, tit, tut, detak

jantungku saat itu seakan-seakan bertabrakan antara jantung dan hati karena terkejut dan seperti
dalam mimpi. Orang yang kukagumi selama ini ternyata membalas cintaku. hhmmm.
Di waktu itulah kami telah resmi berpacaran karena aku telah menerima cintanya. Awal dari
hubungan kami aku merasa agak kurang nyaman dan aku merasa ada sedikit perbedaan antara
kami tapi aku berusaha untuk menjaga hubungan ini jangan sampai terputus sampai disini saja.
Beberapa bulan kedepan setelah kami mengenal lebih dekat antara satu sama lain aku mulai
merasa nyaman dengan hubungan ini dan begitupun sebaliknya.
Setelah dua tahun kami menjalani hubungan aku berkata pada kekasihku seandainya aku
melanjutkan pendidikan ku di luar daerah apakah kamu masih mempertahankan hubungan kita
atau mencari penggantiku.
Dia menjawab. aku akan tetap mempertahankan hubungan kita walaupun kita berjauhan dan
semoga hubungan ini bisa kita bawa kejenjang selanjutnya kelak nati. Ujarnya sambil memeluk
tubuhku dengan erat.
Suatu hari kemudian perkataan aku benar, aku akan melanjutkan pendidikan ku di Universitas di
luar daerah setelah aku lulus dari Sekolah Menengah Atas karena itu janjiku yang pernah aku
ucapkan kepada orang tua ku. Beberapa hari kemudian, aku pun berangkat menaiki mobil
dengan rasa sedih yang begitu dalam meninggalkan orang yang paling ku sayangi tapi harus
bagaimana lagi disamping kita menjalin hubungan aku juga harus mengejar cita-cita. Disitulah
aku berharap semoga apa yang dia katakan pada tempo sebelumnya yaitu sanggup berhubungan
walupun jarak jauh akan benar bukan cuman omongan saja aku yakin dan percaya bahwa
hubungan kami akan baik-baik saja walaupun dalam kejauhan.
Dalam beberapa bulan terakhir ini hubungan kami masih baik-baik saja walaupun terhalang
jarak. Itu telah ku buktikan dalam dua tahun kami berhubungan dari jarak jauh.
Memasuki tahun ke-3 hubungan kami mulai terjadi kurang keserasian satu sama lain entah
mengapa hal itu bisa muncul dalam pikirannya aku pun tak mengerti mungkin karena dia
berpikir terlalu pesimis. Di suatu malam dia memberi aku kabar bahwa dia telah bosan dengan
hubungan ini dan menuduhku telah punya pacar baru tapi kenyataannya tidak sama sekali, tapi
mengapa dia bisa berfikir seperti itu aku gak pernah tahu dengan jawabanya. Dari situlah
hubungan kami mulai berantakan, dia membenciku karena egonya yang terlalu tinggi. Aku telah
berusaha memberikan penjelasan tapi dia tak mau mendengar penjelasanku.
Susah-senang, suka dan duka selalu kami lewati bersama-sama dengan berbagai penghalang
yang muncul baik dari restu orang tua dan sebagainya kami tetap mempertahankan hubungan
kami dan akhirnya rintangan tersebut bisa kami hadapi bersama tapi entah mengapa akhir dari
kisah cerita ku seperti ini. Aku tediam dan membisu karena aku masih menyayanginya dan aku
takut kehilangannya. Tapi harus bagaimana lagi aku harus menerima kenyataan yang pedih ini,

dia mengambil keputusan untuk lebih baik berhenti disini tidak usah dipertahankan lagi
hubungan kita aku tak sanggup berhubungan dari jarak jauh ujarnya padaku. Tapi yang aku
sesali dia yang berjanji padaku dan dia pula mengingkarinya.
Disaat itulah aku sadar cinta itu bisa mendorong kita untuk lebih maju dan cinta itu pula bisa
menjatuhkan diri kita. tapi aku berpikir aku tak mau terjatuh karena cinta, aku nggak berputus
asa karena putus cinta. Putus cinta memang sakit rasanya tapi tergantung kita yang mengambil
hikmah dari percinta itu sendiri. Memang benar setia itu tidak selalu membawa kebahagiaan dan
keberuntungan dan jangan pernah sekali-kali kita berpikir dengan janji seseorang akan setia
dalam cinta karena cinta tak harus memiliki.
Sekarang aku sangat rindu dengan masa laluku aku gak tahu apakah dia masih mengingatku atau
tidak. Tetapi baru sekarang aku mengetahui bahwa dia selama ini hanya menutupi wajahnya
dengan sebuah topeng kepalsuan. Ternyata selama ini berarti aku salah menilainya aku kira dia
bisa berfikir dewasa namun dugaan ku salah. Aku sangat kecewa karena dia dengan begitu cepat
mencari penggantiku semata-mata hanya untuk sekedar menyakitiku, dia berpacaran dengan
sahabat terdekatku. Suatu hari kemudian lebih sadis lagi cara dia untuk menyakitiku dia dengan
nekat pergi ke tempat sahabat dekatku semata-mata untuk menyakitiku karena sahabatku berada
di tempat yang sama denganku yaitu sebuah kota tercinta di sumatra bisa di ibaratkan dia
menjual cintanya di depan mataku.
Aku tak tahu apa salahku, mengapa cobaan ini begitu berat bagiku namun aku akan tabah
melihat semua ini. Dan sekarang aku memutuskan tidak akan berhubungan lagi dengan dirinya
cukup hanya satu kali aku merasakan pedih yang begitu dalam.
Dan sekarang disamping dia telah mempunyai gebetan baru tapi tak mengapa akan aku relakan
dirimu untuk dirinya dan aku hanya berpesan tolong jaga dirimu semoga kalian bahagia.

Cinta Pertama

Bunyi burung yang berkicau begitu indah, ditambah lagi langit yang mendung menambah kan
hawa yang sejuk di pagi ini
Eh ra lo gak papa tuh ngeliatin doi lagi sama ceweknya gitu? Celetuk nia yang dari tadi
memang sedang mengamati ciara.
Ciara menoleh dengan menunjukkan muka suram nya.
Uhm iya ra sekarang gue paham, pft udah deh ra jangan diratapin melulu Banyak kali yang
lebih baik dari doi, banyak banget malah. Gue gak suka kalau ngeliat lo stuck di doi doang
okey?! Ujar nia yang memberikan ceramah singkat di pagi hari
Hooh, paham kok gue ni. Yang gue gak ngerti ya itu. Kok doi bisa ya jadian secepet itu sama
cewek yang jelas jelas baru dia kenal. Sedangkan gue? Gue udah deket sama dia hampir empat
tahun gini, empat tahun ni! peka aja enggak kali tuh orang kalau gue suka sama dia.
Lo tau kan gue bakal bilang apa? Ya karena lo nya gak pernah nunjukin kalau lo itu suka sama
dia ra. Smsan bisa diitung pake jari, uhm ngobrol? Aduh jarang banget. Masih jaman gitu
mencintai seseorang dalam diam? emang nya lo gak capek apa sama persepsi lo itu? Tanya nia,
karena untuk kesekian kalinya, sahabat nya itu terpuruk karena cintanya yang tak terbalas.
Persepsi apa deh ni? Emang gue pernah apa bikin persepsi tentang hubungan gue sama dia?
Ciara pun balik bertanya terhadap nia.
Pliss deh ra gak usah pura-pura lupa! Lo inget kan lo pernah bilang gini denger ya na, fahmi itu
first love gue dan gue gak bakal mau move on sebelum bisa pacaran sama dia! nah sekarang lo
inget kan?
Iya ni, iya Gue tau kok gue salah. Udah ah bete deh bahas nya. Ke kantin yuk, galau gini
malah bikin gue haus. Ajak ciara sambil meraih tangan nia.

Ya udah ayuk, tapi inget ya ra pesan gue. ujar nia


Iyaaa, ya ampun temen gue satu ini bawel ya Jawab ciara sambil mencubit pipi nia
Oh iya perkenal kan nama ku, ciara teman-teman biasa memanggil ku ara.
Aku jatuh cinta sama orang ini. Dia fahmi anak tim basket di sekolah ku. Kami sudah berteman
sejak smp, kira-kira sudah empat tahun, walaupun begitu semenjak kami lulus SMP fahmi mulai
menjauh dari kehidupan ku. Mungkin karena sekarang dia sudah terkenal, kami jadi jarang
mengobrol dia pun begitu sibuk kulihat ditambah lagi dia adalah ketua osis di sekolah ku. Ah
sudah lah mungkin bagi nya aku ini adalah masa lalu yang tak perlu diingat. Tapi walaupun
begitu aku suka dia dari awal pertemuan kami yaitu kelas satu SMP, kala itu aku satu kelas
dengan nya kami dekat hanya sekedar teman satu kelas, selebihnya aku tak ingin berharap.
Hingga saat ini kami sudah kelas satu SMA. Dan perasaan ku tetap sama sampai detik ini.
Eh gue mau mesen es teh dulu nih di jawir, lo mau gak ni? Tanya ciara kepada nia
Hmmm gue boleh deh satu, teraktir ya ra hehehe
Iya iyaa, apa sih yang enggak buat lo jawab ciara
Wir es teh nya satu ya, di gelas aja Baru aku ingin memesan es teh, tiba-tiba ada seseorang
yang suaranya sudah tidak asing lagi di telinga ku. Hah! Yang benar saja dia fahmi. Aku
mematung, aku tidak sanggup untuk melihat ke arahnya. Bukannya memesan es teh. Aku
langsung pergi ke tempat tadi aku duduk dengan nia
Niaaa! Lo tau apa?! Tadi gue ketemu fahmi di tempatnya jawir. Terus bukan nya beli es teh
yang lo pesen gue malah kabur cerita ciara dengan penuh semangat
Yaaah, gue kira kenapa, batal dong gue minum es teh huhu. Terus ngapain juga lo mesti kabur
raaa. Ketauan banget nervous nya itu ya
Mau gimana lagi raa, gue bener-bener nervous abis tadi, maaf deh kita beli jus aja okey? Ujar
ciara dengan muka dimelas-melasin.
Ya udah iya iya, kali ini biar gue yang beli deh. Uangnya mana bos
Huhu dasar ya lo ni, ckckckck cepetan loh gak pake tebar pesona segala.
Iya Tenang ajaa raa Byee tunggu gue balik yaa. Jawab nia kesenengan
Satu bulan berlalu, ternyata perkembangan dia dengan pacarnya masih tetap sama. Masih
romantis.
Sedangkan aku hanya bisa bertahan dengan perasaan ini. Aku tak ingin berharap tapi hati selalu
berkata lain. Aku bingung dengan perasaan ini, pantaskah aku mempertahan kan perasaan ini?
Ditambah lagi sekarang ada penyakit yang bersarang di tubuh ku dan tidak ada satu pun yang tau
kalau aku mengidap penyakit kanker stadium akhir, kecuali dokter ku. Bahkan orang tua ku. Tapi
pernah satu kali aku keceplosan cerita sama nia, Aku tidak tahan lagi menanggung beban ini. tapi
aku juga tidak ingin membuat orang-orang yang aku sayangi merasa sedih atas penyakit ku ini.
Yang aku ingin kan di sisa akhir hidup ku ini adalah aku dapat mengatakan perasaan ku kepada
nya. Iya fahmi. Aku ingin semua nya indah dan sempurna seperti yang kuingin kan. Sampai aku
di panggil oleh-NYA.

Hey ra Ngelamun aja lo ujar kinan


Duhh kaget banget tau Hoooo iya nih sekarang lagi hobby ngelamun gue jawab ciara asal.
Ngelamun kok dijadiin hobby gitu ehehehe.
Kenapa sih ra? Lo ada masalah? Cerita dong sama gue tanya kinan memberikan pundak
untuknya.
Gak papa kok nan, baik gue. Eh btw nia mana ya? Kayaknya dari tadi gue gak liat deh
Sama ra, gue juga dari tadi gak liat Pft kemana sih ini orang. Ke toilet kali ya ra. Ah entar
juga balik
Iya kali ya nan, duh mau ke toilet nih. Anterin dong nan Plisss ujar ciara sambil menahan
panggilan alam tsb
Ya udah yuk, gue juga lagi bete di kelas melulu dari tadi
Ketika perjalanan menuju toilet sekolah, aku melihat nia dan fahmi sedang membicarakan
sesuatu.
Niaaa! Elo ya kita cariin tau dari tadi Ya kan ra?
I iya ni, lo disini tenyata
Eh kalian, mau pada ke toilet kan? Yuk cus gue juga ikut Jawab nia cepat-cepat menyudahi
percakapan nya dengan fahmi.
Niaaa, kok lo ngobrol sama fahmi gak ngajak-ngajak gue siihhh? Huhu
Bukan nya gitu raa, tadi itu gue lagi Ngomongin bahan buat osis besok jawab nia
Oh gitu huft gue kira ngomongin gue hehehe
Eh cie ara tadi ada siapa tuh Celoteh kinan sambil tertawa heboh
Ih maludeh gue, jangan kayak gitu dong nan
nia, dan kinan pun tertawa sepanjang perjalanan menuju toilet mengingat merahnya wajah ku
saat berpas-pasan dengan dia

Tiba-tiba darah segar keluar dari hidung ku, astagfirullah. Aku yang tersadar langsung menyeka
darah tersebut dengan tissue dan langsung pergi ke toilet. Untung yang lain lagi ke koperasi buat
fotokopi bahan buat presentasi besok. Pikirku
Sepulang sekolah, aku bergegas ke dokter yang biasa merawat ku yaitu dokter irwan, dokter
kepercayaan keluarga ku. dan ketika aku kolaps seperti ini aku lebih memilih untuk bercerita
tentang sakit ku kepada dokter irwan. Seketika itu seperti biasa aku diberi sebuah suntikan di
lengan kanan. Dan dokter irwan lah yang selama ini menyimpan rahasia tentang penyakit ku ini.
Ra Kamu harus memberi tahukan penyakit mu kepada orang tua mu. Ujar dokter irwan
kepadaku
Iya dok, aku hanya belum siap untuk memberi tahukan keadaan ku saat ini. Dokter mengerti
kan alasannya? Jawab ku hingga tak terasa ada air yang menetes di pipiku.
Tapi ra kalau kamu tetap kekeuh gak mau kemoterapi penyakit mu ini akan nambah parah,

ditambah lagi usia kanker mu yang sudah mencapai stadium akhir.


Kata-kata dokter irwan mengiang di telinga ku, haft sudah lah kalau usia ku cukup sampai disini
aku ikhlas. Karena aku tahu segala sesuatu yang telah ditakdir kan Allah SWT pada ku, itulah
yang terbaik bagi ku.
Belum sampai aku di rumah, kepala ku terasa sangat pusing dan lagi-lagi darah segar keluar dari
hidung ku Ya Allah apa ini memang takdir untuk ku Aku belum sempat membahagiakan
orang tua ku, dan aku juga belum sempat untuk mengatakan perasaan ku kepada fahmi
Akhirnya aku memilih untuk kembali ke Rumah Sakit di tempat dokter irwan bekerja
Raraaa kamu kemo ya
Suara dokter irwan seakan melayang-layang di kepala ku Dan aku tersadar sekarang aku sudah
ada di atas tempat tidur dorong di rumah sakit
Seketika aku merasakan tangan ku ada yang memegang, aku berusaha untuk membuka mata
Raaa Yaa Allah alhamdulillah raa, kamu akhirnya siuman
Aku hanya bisa tersenyum kepada mama, aku hanya ingin menyampaikan terima kasih maah
paah buat semuanya i love you so much
Tiba-tiba nia dan kinan datang dengan seseorang yang tidak asing lagi bagi ku. Omg itu fahmi,
kok dia bisa ada disini Belum sempat aku memikirkan hal tsb, fahmi langsung menghampiri
ku
Raa aku udah tau semuanya dari nia, kenapa kamu gak pernah bilang dari awal tentang
semuanya, aku juga sayang ra sama kamu Perasaan ku masih sama waktu pertama kali kita
ketemu I love you raa. Plis jangan tinggalin aku
Ciara hanya membalas tulusnya perkataan fahmi dengan senyum dan air mata Hingga
akhirnya denyut jantung ciara menandakan ciara telah pergi kehadapan-NYA
Fahmi, ciara menitipkan surat untuk kamu nia menyerahkan surat tersebut karena dia telah
berjanji untuk memberikan surat tsb ketika ciara sudah pergi ke hadapan sang khalik.
Dear fahmi,
kalau kamu menerima pesan ini berarti aku sudah tidak ada di dunia ini lagi. Aku hanya ingin
mengunggkapkan semua nya kepada mu, rasa yang aku pendam selama empat tahun ini. Iya, aku
sayang kamu. Maaf karena aku bisa selancang ini, walaupun kita jarang ngobrol maupun hanya
bertukar sapa saja jarang. Karena bagiku menganggumi mu dari jauh saja sudah membuat ku
bahagia. Terima kasih karena selalu menghadirkan senyum mu disaat-saat hari ku hampir usai,
walaupun senyuman itu bukan ditujukan untuk ku. Asal kan kamu bahagia, kelak aku pun juga
akan bahagia. Segitu dulu ya. Aku pergi dulu, satu yang pasti aku akan selalu ingat kamu. I love
you fahmi!
From: ciara

Akhirnya air mata fahmi pun menetes karena tidak kuat memendung pedih nya atas kepergian
ciara yang begitu cepat
The end.
Ps: banyak sekali cerita seperti ini di dunia nyata, maka dari itu ungkap kan lah perasaan mu
terhadap orang yang kamu sayangi sebelum semuanya terlambat. Karena soal umur hanya sang
khalik lah yang mengetahui.

Cerpen Cinta Tak Harus Memiliki:


Dia tak jua bangkit, masih duduk terpaku dan berteman pilu, sementara puntung rokok yang
telah dibuangnya masih mengelun dan menari-narikan asapnya yang menyesakkan dada.
Angannya terus melayang akan seseorang yang benar-benar ingin ditemuinya.
Antara kota dan pelosok desa, dengan jarak jauh ia kirimkan satu salam rindu yang
diterbangkannya bersama angin malam di penghujung musim hujan. Namun benarkah kan
sampai? Karena di kediamannya telah ia pungut airmata kepedihan dari jalan ke jalan yang
dibungkus dengan cinta sebagai kado yang mereka impikan bersama.

Dinda, akankah kau tahu bahwasanya kuingin


berjumpa dan bertemu? Entah telah berapa banyak hitungan waktuku yang terusai hanya karena
anganmu. Apakah kau juga merasakan seperti apa yang disini akurasakan? Pandangannya
kosong dan tak terarah, hatinya menangis terisak penuh haru karena rindu yang begitu menderu.
Cinta, begitu kejam kau biarkan ku menunggu, menanti sesuatu yang tak pasti dan mungkin tak
kan pernah pasti. Begitu dituliskannya di secarik kertas sampah di depannya. Ia terlena lalu
tertidur dengan kelesuannya, berbantal tangan yang tak seempuk bantal kapas di kamarnya.
Begitulah cinta, kan meracuni setiap pujangga yang hinggap tuk merasakan dan menikmatinya.
Tak banyak insan yang selamat dari kekejamannya, tetapi tak sedikit pula yang dapat merasakan
hangatnya akan kebahagiaan yang telah tercipta olehnya.
********
Cerpen Cinta Tak Harus Memiliki
Senin pagi, berkicau burung-burung yang asyik bercengkrama, bermain, berterbangan, meloncat
dari dahan ke dahan, sesaat mereka terbang tinggi dan jauh tetapi kembali hinggap ke dahan dan
kadang ke bawah. Betapa cerianya mereka, seperti tak ada beban yang ditanggungnya. Harusnya
Firman juga begitu, dapat dengan mudahnya menghempaskan pernak-pernik hidup yang
ditempuhinya.
Sesaat setelah ia mandi menyegarkan tubuhnya, berdiri ia di depan cermin di samping pintu
kamarnya yang setengah membuka. Ia menatap wajahnya, berusaha menciptakan senyum
sebagai tanda semangat untuk memulai harinya.
Semangat,..!! kau tak boleh jatuh terpuruk seperti ini, Firman! Masih banyak waktu yang dapat
kau isi agar hidup ini lebih bermakna. Berbicara sendiri ia di depan cermin sambil menyentuh
bayangan wajahnya.
Hari ini, besok ataupun lusa kau harus bisa bertemu dengannya, Firman! Jangan kecewakan
atimu. Gumamnya dalam hati.
Tampangnya lebih berwibawa dengan dasi yang melingkari lehernya, dengan jas yang menutupi
kemejanya, ia melangkah keluar. Seketika itu terlihat petugas kantor Pos dengan sigap
mengantarkan amplop yang entah apa isinya. Dengan ramah Firman menyambutnya, menerima
apa yang diberikan oleh lelaki setengah tua itu tetapi ia tak langsung membukanya apa isi surat
itu. Jangankan membuka, membaca alamat si pengirim pun ia tak menyempatinya.

Ia terburu-buru setelah merubah niatnya untuk tidak masuk kerja, karena ia pikir ia harus pergi
ke tempat dimana ia kirimkan rindunya. Untunglah, masih jam 7.25. masih sempat ia mengejar
jadwal pemberangkatan kereta yang terjadwal sekitar jam 8.00 pagi. Ia bergegas tanpa berpikir
yang lain lagi. Bismillah, doanya dalam hati.
Dinda, aku kan datang menjemputmu, membasuh rindu yang telah lama menjadi virus dalam
hati. Pikirannya tenang, sambil duduk di depan stasiun kota Bahtera ia kempulkan rokoknya
menunggu kereta tiba.
********
Cerpen Cinta Tak Harus Memiliki
Tak terasa perjalanan panjang telah terlewati, ia telah sampai di stasiun Permadani kota Sejati.
Namun belum sampai hanya di sini, masih panjang perjalanan untuk ditempuhinya lagi, ia harus
menyambungnya dengan naik beberapa angkot dan dilanjut dengan naik ojek atau becak.
Hari mulai beranjak dewasa, bersama mentari yang berada tepat di atas ubun-ubunnya ia
beristirahat di sebuah masjid besar yang ramai di kunjungi orang, baik untuk beristirahat maupun
untuk beribadah.
Mas Firman,.. sedang apa disini, mas?
Dengan lembut terdengar suara seorang wanita yang menjadikannya begitu kaget dan terkejut
melihat wanita cantik berjilbab itu.
Ani,.. alhamdulillah ya Allah,.. Ani, akhirnya ku bertemu denganmu juga,.. mas sengaja datang
kesini untuk menemuimu, Dinda. Tanpa basa-basi.
Tidakkah kau telah menerima surat itu, mas?
Surat yang mana, Dinda?
Surat terakhir yang telah kau terima!
Memangnya apa isi surat itu?
Entahlah, yang jelas kita tidak bisa tuk bersatu lagi, memadu kasih beribu sayang
Matanya berkaca, lalu sedikit merundukkan kepalanya.
Apa? Sadarkah apa yang kau ucap, Dinda? Dahinya mengkerut mengikuti ekspresinya yang
sangat terkejut mendengar apa yang telah diungkapkan oleh Ani.

Lihatlah lelaki di mobil itu, dia adalah pilihan orangtuaku untuk meminangku sambil
menunjuk ke depan.
Aku tahu bahwa orangtuamu tidak merestui hubungan kita, tapi dimana cinta sejatimu? Apakah
benar dia yang akan membawa hatimu hingga sampai ke pelaminan, Dinda? Jangan kau bohongi
dirimu sendiri akan perasaanmu,..
Keduanya menangis haru, dengan mengusap airmatanya Ani meninggalkan Firman dan lari
menghampiri suaminya.
Dinda, benarkah semua ini? Jeritannya sempat mengagetkan suasana pada saat itu, semua
mata seolah memandangnya dengan sinis, tidak ada yang memperdulikannya.
Teringat surat yang pagi tadi ia terima sebelum berangkat ia langsung membuka dan
membacanya dengan wajah yang lesu, di dalamnya terdapat sebuah undangan pernikahan dari
Ani dengan calon suaminya.
Maafkan jika kuciptakan luka di hatimu, semua bukan niatku. Biarlah semua jadi
penghalang cinta kita, ini adalah ujian bagimu, bagi kita, mengapa kau tak bersabar?
Kuharap apapun yang terjadi kau dapat menerimanya dengan lapang.
Harusnya kau tahu, di dalam hati ini ku jua merasa sakit yang begitu mendalam,
mungkin lebih sakit dari yang kau rasakan. Hati ini hancur beribu keping, dan tak
dapat terkumpul lagi.
Jangan kecewakan aku dengan cintaku, kau pasti bisa menjalani semua ini.
Hadirlah di pernikahanku, dengan segenap senyum tuk membahagiakanku.
Kan kutulis sebuah cerita yang panjang tentng cinta kita, cinta yang terluka.
-Dindamu, AniMemang benar-benar pilu, airmata kepedihan itu memang benar ada dan singgah di hati
keduanya.
Firman makin banyak melamun, hari-harinya kosong, ia tinggal di sebuah wisma di kawasan itu,
kan menunggu pesta pernikaha yang kan menyayat hatinya.
Bertahun lamanya kutanam bunga, tapi mekar di taman orang. Bertahun lamanya bunga
kupuja, mekarnya dipetik orang.
Disaat itu Firman sangat terpukul, dengan ratapan nasib yang menghujam hati dan cintanya. Ia
menanti dan menungu hari itu hingga datang di depan matanya yang semakin nanar.
Cerpen Cinta Tak Harus Memiliki
Pengantin berjejer di pelaminan setelah penghulu menikahkan keduanya. Duduk di salah satu
kursi yang khusus disediakan untuk para undangan, Firman menatapnya dari jauh, perlahan
airmata tak terbendung, berlinang di kedua pipinya.
Cinta, benarkah itu kau? sedikit mengusap airmatanya. Lalu terperanjak dari duduknya dan
berjalan menuju pengantin yang di pelaminan itu. Ia memberikan selamat kepada keduanya.
Dinda, berbahagialah, aku tak mau melihatmu sengsara. Ani hanya tersenyum menahan
airmatanya. Firman hanya bisa pasrah. Dia berbisik:

Kutitipkan kepadamu, kawan. Bahagiakanlah dia, dialah yang paling kusayang


Selamanya cinta kan bersemi di hati. Maafkan jika pada akhirnya ada yang terluka karena
hadirku. Percayalah ia ka bahagia bersamaku
ya, kupercayakan ia kepadamu
Keduanya lalu berpelukan mengenang hangatnya persahabatan. Tak ada dendam sedikitpun
diantara mereka.
Bersabarlah,.. belajarlah menerima kenyataan. Dari itu baru kau tau apa sebenarnya makna
cinta sejati. Kupercaya hatimu kan agung menerimanya Lelaki itu memberi nasihat dan
semangat kepada mereka, Firman dan Ani yang cintanya terpisahkan karena hadirnya.
Dengan semangat baru, mereka menjalani kehidupannya masing-masing dan telah menerima
kenyataan yang sebenarnya bahwa cinta tak harus memiliki. Cinta sejati kan tetap abadi meski
harus ditepis dengan luka yang begitu mendalam, meski mereka tak dapat bersatu.

Ending Cerpen Cinta Tak Harus Memiliki ini Memberikan Kita Pelajaran, ataupun Sang Penulis
Abdul Rokhim Ingin mengatakan Kepada semua pemuja Cinta, Bahwasanya Cinta Itu tak Harus
Memiliki, Hiduplah dengan Realitis jangan hidup dalam Fantasi Cinta.
ilmuini Rasa itu aja Uraian tentang Cerpen Cinta Tak Harus Memiliki, Heppy Reading :)

Sahabat jadi Cinta

Cinta.? Apa itu cinta. Entahlah, aku sendiri tak juga pernah tahu apa itu cinta.
Yang kutahu hanyalah aku telah merasakan jatuh cinta, itu pun hanya pendapat
teman-temanku. Tapi aku juga meyakininya karna aku merasa sesuatu yang tak
biasa, yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

Yang kurasakan cinta itu memang indah, tetapi juga menyakitkan. Cinta itu
memang suka, tetapi juga bisa melukai. Cinta itu memang menyenangkan,, tetapi
bisa membuat gila dan cinta itu buta. Jatuh cinta memang indah dan
menyenangkan, tetapi akan jadi mimpi buruk jika tidak diungkapkan. Setidaknya
itulah yang kurasakan saat merasakan cinta pertamaku pada sahabatku sendiri.

Pagi itu aku dan Putri kebetulan berangkat sekolah sama-sama. Entah mengapa ada
sesuatu hal aneh yang kurasakan dalam diriku. Pikiranku seolah terangkat ke Taman
Langit yang disana berdiri seorang gadis yang begitu anggun. Aku melihatnya
bagaikan melihat seorang bidadari. Wajah pancarkan seberkas sinar yang
menenangkan hati. Senyum manisnya bagaikan senyum matahari yang kala itu
memancarkan sinarnya dengan penuh kehangatan.

Hi Putri sapaku .
Hi Andre, gimana Pr kamu sudah siap semua.
Sudah dong, oh ya makasih ya kamu sudah bantuin aku semalam
Ah, nggak pa pa kok, masa aku nggak bantui teman aku sendiri.
Gimana tentang buku kamu itu, sudah ketemu belum? Tanya ku
Belum nih, padahal seingatku aku taruh di tas tapi kok nggak ada ya?
Ya udah, entar kita lihat di kelas aja, siapa tahu kamu lupa masukin ke tas.
Aku ingat banget kalau aku sudah taruh di tas. Balasnya.

Sangking asyiknya kami ngobrol, tak terasa kami sudah sampai di depan kelasnya.
Akhir-akhir ini aku mersakan hal yang aneh saat bersama Putri. Aku tak pernah tahu
kapan dan dari mana perasaan ini muncul. Tetapi yang pasti kurasakan, aku jadi
gugup jika berbicara dengannya. Jantungku juga terasa berdetak tidak teratur.
Bahkan terkadang kakiku sampai bergetar.

Aku tahu bahwa suka kepada Putri, tetapi aku tak mempunyai segenggam
keberanian untuk mengatakannya. Hatiku sebetulnya ingin mengungkapkannya
tetapi ragaku seolah tak kuasa melawan gemetar yang begitu dasyat pada kakiku.
Aku tak tahu harus melakukan apa. Aku tak ingin dia jadi milik orang lain, tetapi aku
sendiri tak berani untuk berkata jujur. Ketakutanku membuatku merasa tersiksa,
karena apalagi musuh utamaku adalah diriku sendiri.
Setelah mempertimbangkan segala resiko yang akan kuterima, termasuk jika aku
akan ditolak, sepulang sekolah aku mengajaknya ke suatu tempat yang cukup
romantis. Tanpa menyia-nyiakan waktu dan sambil berharap sedikit dari keramahan
cinta kuungkapkan seluruh isi hatiku yang selama ini membebaniku.

Put, kalo beleh tahu kamu sudah punya pacar belum? tanyaku
Belum, memangnya kenapa?
Gini Put, sebetulnya aku pengen kita berdua lebih dari sekedar sahabat lanjutku
Maksud kamu Ndre? jawabnya.
Masa kamu nggak ngerti sih apa maksud aku!
Kamu serius Ndre?
Ya iyalah, aku serius banget malah

Aku sangat lega karena bisa meluapkan isi hatiku. Walaupun sedikit gugup tapi
bebanku sedikit berkurang.

Sebetulnya aku juga sama seperti kamu Ndre, aku juga suka sama kamu tapi aku
nggak berani ngomong sama kamu Ndre.
Itu artinya kamu nerima aku kan Put?
Makasih ya Put kmu sudah ngertiin aku.

Ternyata keputusanku untuk segera jujur padanya malah berbuah bagiku. Dia juga
merasakan apa yang kurasakan. ini jadi paengalaman unik bagiku karena cinta
pertamaku pada sahabatku sendiri.

CERPEN: WAKTU CINTA LAMA BERSEMI KEMBALI


Di pagi yang cerah ini, hatiku sangat bahagia. Sudah lama aku tidak merasakan kebahagiaan
yang seperti ini semenjak berpisah dengan Aya, gadis cantik bernama lengkap Nurul Badriah

yang lebih senang dipanggil dengan nama panggilan itu. Sambil mengendarai sepeda motor
matic,
aku
melamun.
Saat di SMA (Sekolah Menengah Atas) dulu, aku dan Aya sempat merajut kasih. Lalu pada saat
aku lulus SMA dan melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia, hubungan kami terputus begitu
saja.
Kini di masa kuliah, Aya yang dulu adalah adik kelasku di SMA ternyata memilih universitas
yang sama denganku. Bukan hanya itu saja, gadis berwajah manis dengan rambut panjang
bergelombang itu juga memilih fakultas dan program studi yang sama denganku, yaitu FIB
(Fakultas
Ilmu
Pengetahuan
Budaya)
Program
Studi
Sastra
Indonesia.
Pertemuan kembali kami di kampus yang sama membuat hatiku bergetar. Hatiku kembali
merasakan cinta yang dulu pernah singgah namun terbang entah ke mana. Kini cinta itu
bersemi kembali dan aku bertekad untuk mendapatkan cinta itu lagi. Berbagai macam usaha
aku lakukan untuk meyakinkan gadis langsing berkulit putih itu. Dan akhirnya, aku berhasil
mendapat kepercayaannya lagi dan cinta kami pun bersemi kembali. Banyak orang meyebut
kejadian itu CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali). Namun bagiku, kejadian itu kusebut
NNJKKM
(Nyang
Namenye
Jodo
Kagak
Ke
Mane).
Tersadar dari lamunanku, aku mencaci maki diri sendiri karena sempat-sempatnya melamun
saat mengendarai sepeda motor. Untung saja tidak terjadi hal-hal yang tidak aku inginkan,
seperti menabrak trotoar, mobil, sepeda motor lain, dan polisi lalu lintas. Tujuanku dalam
perjalanan pagi hari ini adalah rumah perempuan paling baik hati se-dunia. Aku akan
menjemputnya
untuk
pergi
ke
kampus
bersama-sama.
Akhirnya aku sampai di rumah Aya pada 06.30. Rumahnya terletak di daerah Jagakarsa.
Rumah itu ada di dalam sebuah gang yang tidak terlalu sempit dan tidak terlalu jauh dari mulut
gang. Tempat berlindung dan berteduh itu menghadap ke Timur. Dapat kusimpulkan karena
jendela dan pintu utama serta pagar rumah itu menghadap ke arah matahari terbit.
Ku parkirkan sepeda motorku di depan pagar rumahnya. Rumahnya sederhana, tidak mewah
tetapi tidak miskin juga. Pagar rumahnya terbuat dari besi yang berbaris dan dari dalam rumah
dipasang fiber glass agar pagar itu tak memperlihatkan pemandangan di teras rumah. Pagar itu
tingginya 1 m dan berdiri mengelilingi rumah tak bertingkat yang dicat tembok warna merah
muda
(pink).
Lantai teras rumah itu merupakan susunan yang rapih keramik-keramik berwarna merah tua. Di
tengah teras itu terdapat satu set bangku kayu beserta mejanya yang terlihat baru. Satu set
bangku tersebut terdiri dari satu buah bangku panjang yang bisa diduduki tiga orang, dan dua
bangku kecil untuk satu orang. Bangku-bangku itu masih merapat pada meja. Mungkin karena
masih pagi jadi bangku-bangku kayu itu belum disusun sesuai tempat seharusnya. Posisi
tersebut
tidak
memungkinkan
bangku-bangku
kayu
itu
untuk
diduduki.

Pada bagian pojok kanan teras terdapat sebatang pohon jambu air yang tak terlalu besar. Aku
perkirakan pohon itu adalah pohon cangkokan, karena pohon berukuran sedang itu sudah
banyak menghasilkan buah jambu air yang bisa dibilang banyak. Pohon itu ditanam di sebuah
pot yang lebih meyerupai setengah bagian drum. Di sekitar pohon jambu itu juga terdapat
tanaman-tanaman hias seperti anturium Wave Of Love Giant, mawar, anggrek, kamboja kecil,
dan
lain
sebagainya.
Lantai teras rumah Aya terlihat masih berdebu dan terdapat kotoran yang menunjukkan
ceplakan ban motor. Mungkin ayah Aya meninggalkan kotoran itu saat memasukkan motornya
ke dalam rumah. Kuliahat kotoran itu panjang sampai ke pintu rumah.
Aku mengucap salam dan tak lama kemudian Aya keluar. Dia terlihat cantik pagi hari ini.
Pakaiannya terlihat baru. Dia mengenakan kaos biru muda yang dilapisi oleh kardigan hitam.
Bawahannya mengenakan celana jins biru tua. Sandal di kakinya juga terlihat baru. Mungkin
semua
telah
ia
persiapkan
untuk
sekarang,
hari
pertamanya
kuliah.
Kami berdua pergi menuju kampus. Di kampus kami kuliah di ruang yang berbeda dan berpisah
untuk sementara. Kebetulan pada hari ini aku dan dia selesai kuliah pada waktu yang sama,
yaitu pukul 11.45. Setelah itu kami janjian untuk makan siang di kantin. Setelah makan siang
kami
pulang.
Aku
mengantarkan
Aya
ke
rumahnya.
Sesampainya di rumah Aya, aku melihat ada banyak perubahan pada teras rumahnya. Satu set
bangku beserta mejanya kini tak lagi salig merapat. Bangku-bangku itu kini sedikit merenggang
dari meja. Hal itu memudahkan orang yag ingin duduk di bangku itu. Lantai teras pun kini sudah
bersih dari debu dan kotoran. Lantai teras itu terlihat bersih seperti habis di pel. Daun-daun
jambu air yang tadi pagi berserakan di teras juga sudah tidak ada lagi. Tanaman-tanaman hias
juga
tampak
jauh
lebih
segar
karena
telah
disiram.
Di pojok kiri teras kini terdapat sebuah jemuran besi lipat yang penuh dengan pakaian. Tadi pagi
jemuran itu belum ada, mungkin disimpan di dalam rumah. Pakaian-pakaian pada jemuran itu
terlihat
sudah
agak
kering.
Setelah mengantar Aya pulang, aku segera pulang ke rumah. Sesampainya di rumah aku
langsung menuju kamarku dan melemparkan tas ke samping tempat tidur. Setelah itu aku
meloncat
ke
atas
kasur
dan
tak
lama
kemudian
aku
tertidur.
Pada saat aku terlelap, telepon genggamku tiba-tiba saja berbunyi. Aku lagsung terbangun
mendengarnya karena bunyi telepon genggamku sudah kuatur dengan volume suara yang
paling kencang. Kulihat ke layar alat komunikasi itu. Rupanya panggilan masuk dari Aya.
Kuangkat
telepon
genggamku
dengan
segera
setelah
mengetahui
itu.
Aya memintaku untuk menemaninya ke toko buku. Aku menyanggupinya karena tak mungkin
bagiku untuk menolak keinginan orang yang kucinta. Aku pun bangun dari tempat tidurku lalu
menuju kamar mandi untuk buanng air, cuci muka, dan merapikan diri. Saat aku sudah rapi,

kulihat jam di dinding rumah. Rupanya sekarang pukul 18.03. Sebelum berangkat ke rumah Aya
aku
memutuskan
untuk
solat
Maghrib
terlebih
dahulu.
Pukul 18.30 aku sampai di rumah Aya. Aya pun langsung keluar rumah setelah mendengar
bunyi motorku. Ketika hendak pergi, aku menyempatkan untuk memperhatikan teras rumahnya.
Kini teras rumahnya juga menampakkan beberapa perubahan dari tadi siang. Di teras itu kini
terdapat sebuah sepeda motor milik ayah Aya. Hal itu menandakan bahwa ayahnya sudah
pulang dari tempat kerjanya. Bangku-bangku dan meja juga terlihat sedikit berantakan.
Kuperkirakan hal itu terjadi karena ada yang menduduki bagku-bangku tersebut sebelum aku
datang. Dan kulihat ada dua cangkir dan satu asbak di atas meja tersebut. Daun-daun jambu air
juga sudah mulai berserakan kembali di lantai. Jemuran besi juga sudah tak ada lagi di pojok
kiri rumah. Setelah selesai memperhatikan, aku pun pergi bersama Aya menuju toko buku di
kawasan
Cilandak.
Di toko buku Aya mencari buku untuk kuliah yang dicarinya. Setelah membelinya Aya
mengajakku untuk pulang, namun kubilang padanya aku tak mau pulang dulu. Saat itu perutku
lapar sekali karena belum sempat makan. Akhirnya aku dan Aya makan malam dulu sebelum
pulang di rumah makan Padang di kawasan Kampung Kandang. Setelah selesai makan kami
pun
pulang.
Aku
mengantar
Aya
kembali
ke
rumahnya.
Kami sampai pukul 20.30. Setelah itu kami duduk-duduk di bangku teras. Saat pukul 21.30 aku
pamit pulang pada Aya. Seperti biasa, sebelum pulang aku memperhatikan terlebih dahulu
rumahnya.
Kini kotoran bekas ban motor muncul kembali. Bangku-bangku juga sudah rapat kembali
dengan meja karena tadi aku sendiri yang mengangkatnya. Lalu hordeng di balik jendela juga
sudah tertutup. Lampu teras sudah menyala sejak aku meninggalkan rumahnya tadi sore.
Daun-daun jambu juga sudah banyak berserakan di lantai. Setelah puas memperhatikan itu
semua
aku
pun
pulang.
Di perjalanan aku tersadar bahwa waktu mempunyai peranan penting dalam dunia ini. Waktu
bisa mengubah segalanya. Tempat, kondisi, cuaca, fisik manusia, dan sifat manusia semuanya
bisa diubah oleh waktu. Tak ada yang tak dapat diubah oleh waktu. Begitu juga cinta yang dulu
pernah hilang kini diubah oleh waktu hingga cinta itu datang kembali.

Anda mungkin juga menyukai