Sabun Lemak Kakao
Sabun Lemak Kakao
Sabun Lemak Kakao
BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh :
Yasinta Suci
M. Homsin W
Putri Gita Kurniasari
Akhmad Tri Rifki
Naili Mawadatur R
121710101122
121710101105
121710101120
121710101099
121710101136
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2014
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN
1
1. Judul Kegiatan
2. Bidang Kegiatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a.Nama Lengkap
: Yasinta Suci
b.NIM
: 121710101122
c.Jurusan
: Teknologi Hasil Pertanian
d.Universitas/Institut/Politeknik
: Universitas Jember
e.Alamat Rumah dan No Tel./HP : PERUMNAS Griya Tanggul Asri Tanggul
Wetan. Blok E no.3
f. Alamat email
: yasintasuci@rocketmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: 5 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
: Nurud Diniyah, S.TP., M.P
b. NIDN
: 0019028205
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Kalimantan No. 6 jember/085259362305
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti
: Rp 931.000
b. Sumber lain
: Rp 7. Jangka Waktu Pelaksanaan
: 3 bulan
Jember, 23 September 2014
Menyetujui,
NIP/NIK.
Pembantu Dekan III
Fakultas Teknologi Pertanian
Yasinta Suci
NIM. 121710101122
Dosen Pembimbing
RINGKASAN
Lemak kakao merupakan produk dari komoditi kakao, yang memiliki kandungan
polyphenol dan berbagai kandungan lain yang dapat memberikan manfaat
kecantikan pada kulit. Sabun lemak kakao merupakan salah satu sabun yang
memiliki manfaat kecantikan dengan banyak kandungan senyawa yang baik untuk
kulit. Sabun lemak kakao diperoleh dari hasil reaksi saponifikasi lemak kakao dan
minyak dengan senyawa alkali. Senyawa alkali yang biasa digunakan adalah
NaOH dan KOH. Senyawa alkali yang digunakan akan menentukan tekstur sabun
yang dihasilkan. Apabila senyawa alkali yang digunakan adalah NaOH maka akan
terbentuk sabun dengan tekstur yang keras, sedangkan apabila alkali yang
digunakan adalah KOH maka tesktur sabun yang terbentuk lebih lunak.
Pada penelitian ini digunakan NaOH sebagai senyawa alkali, tujuan penelitian ini
untuk mengetahui formulasi NaOH yang tepat dalam proses pembuatan sabun.
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki tekstur sabun yang ada
dipasaran melalui formulasi NaOH yang tepat untuk ditambahkan. Proses
pembuatan sabun meliputi penimbangan sesuai formulasi, pencampuran bahan,
pengadukan (saponifikasi), penambahan pewangi, pencetakan, pendiaman
(penetralan), pemotongan, pemantapan tekstur. Dimana untuk parameter yang
akan diamati adalah kadar air, PH, tekstur, dan daya busa.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Memperbaiki karakteristik produk sabun yang telah ada di pasaran
Memberikan produk sabun dengan berbagai kandungan di dalamya yang
memberikan manfaat kecantikan bagi kulit
Diversifikasi produk olahan lemak kakao
Nilai pengukuran
33 42
188 198
32 35 C
0,1
25,4
0,2
33,2
32,6
2,8
0,1
Lemak merupakan komponen termahal dari biji kakao. Biji kakao yang
berasal dari pembuatan musim hujan umumnya mempunyai kadar lemak tinggi
(Mulato, 2002).
Selain oleh bahan tanam dan musim, kandungan lemak dipengaruhi oleh
perlakuan pengolahan, jenis bahan tanaman dan faktor musiman, sedangkan
karakteristik fisik biji kakao pasca pengolahan seperti kadar air, tingkat fermentasi
dan kadar kulit berpengaruh pada rendemen lemak biji kakao (Mulato, 2002).
Kebanyakan konsumen menyukai produk-produk kakao karena cita rasa
yang khas, rasa manis pahit, dan aroma yang selalu menggugah selera.
Kekhasan tersebut dikarenakan komponen kimia yang menyusun biji kakao,
sehingga menghasilkan satu kesatuan rasa yang lezat dari produk produk olahan
kakao yang utamanya berasal dari komponen lemak biji kakao yang dapat
mencapai 57% (Mulato, 2002).
Lemak kakao merupakan lemak nabati alami yang mempunyai sifat unik,
yaitu tetap cair pada suhu dibawah titik bekunya. Lemak kakao mempunyai warna
putih kekuningan dan mempunyai bau khas cokelat. Lemak ini mempunyai sifat
rapuh (brittle) pada suhu 25oC dan tidak larut dalam air, sedikit larut dalam
alkohol dingin, angka penyabunan 188 198, angka iod 35 40. Lemak kakao
larut sempurna dalam alkohol murni panas dan sangat mudah larut dalam
kloroform, benzene, dan petroleum eter (Mulato, 2002).
2.2 Minyak Kelapa dan Lemak
Minyak atau lemak merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur
berupa ester dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak
yang digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara
minyak dan lemak adalah wujud keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan
berwujud cair pada temperatur ruang ( 28C), sedangkan lemak akan berwujud
padat.
Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa trigliserida.
Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun
memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 18. Asam
lemak dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan menimbulkan iritasi
pada kulit, sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan membuat sabun menjadi
keras dan sulit terlarut dalam air.
Kandungan asam lemak tak jenuh, seperti oleat, linoleat, dan linolenat
yang terlalu banyak akan menyebabkan sabun mudah teroksidasi pada keadaan
atmosferik sehingga sabun menjadi tengik. Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan
rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang tak
memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih lembek
dan mudah meleleh pada temperatur tinggi (Guenther, 2006).
Industri pembuat sabun umumnya membuat sabun yang berasal dari
campuran minyak dan lemak yang berbeda. Minyak kelapa sering dicampur
dengan tallow karena memiliki sifat yang saling melengkapi. Minyak kelapa
memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi dan dapat membuat
sabun mudah larut dan berbusa.
2.3 Minyak Esensial
Minyak Atsiri, atau dikenal juga sebagai Minyak Eteris (Aetheric Oil),
Minyak Esensial, Minyak Terbang, serta Minyak Aromatik, adalah kelompok
4
besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah
menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak Atsiri merupakan
bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami.
Minyak atsiri disebut juga minyak eteris adalah minyak yang bersifat
mudah menguap, yang terdiri dari campuran yang mudah menguap, dengan
komposisi dan titik didih berbeda-beda. Setiap substansi yang dapat menguap
memiliki titik didih dan tekanan uap tertentu dan dalam hal ini dipengaruhi oleh
suhu. Pada umumnya tekanan uap yang rendah dimiliki oleh persenyawaan yang
memiliki titik didih tinggi (Guenther, 2006).
Beberapa sifat minyak atsiri sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Pemanasan hingga
suhu 45 50 oC
Pemanasan hingga
suhu 45 50 oC
Pencampuran
Pengadukan (hingga mencapai trace)
Penambahan pewarna dan pewangi
Pencetakan
Pendiaman 24 48 jam
Pemotongan
Pendiaman 4 6 minggu (curing)
Pengemasan
BAB 4. BIAYA
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
Jenis pengeluaran
Timbangan digital
Panci stainless
Kompor gas
Termometer
Mixer
Cetakan sabun
Kain handuk tebal
Pisau stainless
Wadah gelas
Pipet tetes
Plastik wrapping
Label
Lemak kakao
Minyak kelapa
Kaustik soda (NaOH)
Jumlah Item
1
1
1
2
1
1
1
1
2
3
1 pack
1 lembar
600 gr
800 gr
235,2 gr
Total biaya
Biaya
(Rp)/Item
100.000
30.000
250.000
100.000
200.000
10.000
25.000
5.000
5.000
1.000
8.000
2.000
120.000 per Kg
13.000/Kg
25.000/ 700 ml
Jumlah (Rp)
100.000
30.000
250.000
200.000
200.000
10.000
25.000
5.000
10.000
3.000
8.000
2.000
120.000
13.000
25.000
1.001.000
DAFTAR PUSTAKA
10