Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Dasar Teori Listrik Dinamis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

SMP Kekas 9

Kompetesi Dasar :
3.6 Mendeskripsikan karakteristik rangkaian listrik, transmisi energi listrik, sumber-sumber
energi listrik alternatif (termasuk bioenergi), berbagai upaya dalam menghemat energi
listrik, serta serta penggunaan teknologi listrik di lingkungan sekitar.
4.6 Melakukan penyelidikan untuk menemukan karakteristik rangkaian listrik, serta
hubungan energi listrik dengan tegangan, kuat arus dan waktu pemakaian

Materi

: Rangkaian Listrik dan Sumber Energi Listrik

Sub materi

: Hukum Ohm

A. Hukum Ohm dan Hambatan


1. Arus Listrik
Coba kalian perhatikan Gambar 1. Pernahkah kalian
membuat rangkaian seperti itu? Ada baterai, lampu dan
penghantar (kabel). Pada saat saklar S terbuka ternyata pada
rangkaian tidak terjadi apa-apa. Tetapi pada saat saklar S
tertutup ternyata lampu dapat menyala. Nyala lampu inilah
bukti bahwa pada rangkaian itu ada arus listrik.

baterai

Arus listrik adalah aliran muatan-muatan listrik pada


suatu rangkaian tertutup. Dari konversi yang ada arus listrik
digunakan arah seperti aliran muatan positif (kebalikan aliran

elektron). Dalam bahasa yang lain arus listrik dapat timbul


karena ada beda potensial pada dua titik dan arahnya dari
potensial tinggi ke potensial yang lebih rendah.
Besarnya arus listrik dinamakan kuat arus listrik dan
didefinisikan sebagai banyaknya muatan positif yang melalui

S
I

suatu titik tiap satu satuan waktu. Dari definisi ini, kuat arus

baterai

listrik dapat di rumuskan sebagai berikut.


I=
b
dengan :

Gambar 1.
(a) Rangkaian terbuka.
Rangkaian tertutup.

(b)

Q
t

..................(1)

I = kuat arus (A)


Q = jumlah muatan (C)
t

= selang waktu (s)

Satuan kuat arus listrik adalah selang waktu ampere di singkat A, untuk mengenang
jasa ilmuwan fisika bernama Andre M. Ampere (1775-1836). Dan kuat arus listrik ini dapat
diukur dengan alat yang dinamakan amperemeter.
2. Hukum Ohm
Masih ingat dengan hukum Ohm? Sewaktu di SMP
kalian telah belajar tentang hukum Ohm. Hukum ini
mempelajari tentang hubungan kuat arus dengan beda
potensial ujung-ujung hambatan.
George Simon Ohm (1787-1854), inilah nama
lengkap ilmuwan yang pertama kali menjelaskan hubungan

kuat arus dengan beda potensial ujung-ujung hambatan.


Seperti penjelasan di depan, jika ada beda potensial antara
dua titik dan dihubungkan melalui penghantar maka akan

timbul arus listrik. Penghantar tersebut dapat diganti dengan


resistor misalnya lampu. Berarti jika ujung-ujung lampu
diberi beda potensial maka lampu itu dialiri arus. Perhatikan

b
Gambar 2.

Gambar 2.
Dalam eksperimennya, Ohm menemukan bahwa
setiap beda potensial ujung-ujung resistor R dinaikkan maka
arus yang mengalir juga akan naik. Bila beda potensial
diperbesar 2x ternyata kuat arusnya juga menjadi 2x semula.
Apakah hubungan yang terjadi? Dari sifatnya itu dapat
ditentukan bahwa beda potensialnya sebanding dengan kuat
arus yang lewat. Hubungan ini dapat dirumuskan:

V ( volt )

V~I
Hubungan V dan I yang diperoleh Ohm ini sesuai
dengan grafikV-I yang diperoleh dari eksperimen, polanya
seperti pada Gambar 3. Agar kesebandingan di atas sama,
Ohm menggunakan konstanta perbandingannya sebesar R
I ( Ampere )

Gambar 3.
Grafik V-I dari hukum
Ohm

( resistivitas = hambatan ), sehingga di peroleh persamaan


sebagai berikut.
V = I R ................................(2)
Persamaan 2 inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum
Ohm, dengan R = besar hambatan dan diberi satuan Ohm
disimbulkan .

3. Hambatan Penghantar
Dari pendefinisian besaran R (hambatan) oleh Ohm itu
dapat memotivasi para ilmuwan untuk mempelajari sifat-sifat
resistif suatu bahan dan hasilnya adalah semua bahan di alam
ini memiliki hambatan. Berdasarkan sifat resistivitasnya ini
bahan dibagi menjadi tiga yaitu konduktor, isolator dan
semikonduktor. Konduktor memiliki hambatan yang kecil
sehingga daya hantar listriknya baik. Isolator memiliki

hambatan cukup besar sehingga tidak dapat menghantarkan


listrik.

Sedangkan semikonduktor memiliki sifat diantaranya.


Dari sifat-sifat yang dimiliki, kemudian konduktor banyak di gunakan sebagai
penghantar. Bagaimana sifat hambatan penghantar itu? Melalui eksperimen, hambatan
penghantar dipengaruhi oleh tiga besaran yaitu sebanding dengan panjangnya l, berbanding
Gambar 4.

Penghantar
terbalik dengan
luas penampangnya A dan tergabung pada jenisnya . Dari besaran-besaran

ini dapat dirumuskan sebagai berikut.


R l
R=

l
R
A

l
A

.................................... (3)

dengan :
R
= hambatan penghantar ()
l
= panjang (m)
A
= luas penampang penghantar (m2)

= hambatan jenis (m)


Tabel 1
Bahan
Tembaga

(m)
8
1,68 x 10

Aluminium

2,65 x 108

Tung Sten

5,60 x 10

Seng

9,71 x 108

Air Raksa

48 x 108

4. Alat Ukur Listrik


Alat ukur listrik yang dibahas pada bab ini ada dua
yaitu amperemeter dan voltmeter. Seperti penjelasan di
depan, amperemeter dapat digunakan untuk mengukur
kuat arus listrik. Sedangkan voltmeter adalah alat untuk
mengukur beda potensial antara dua titik (tegangan
listrik).
Gambar 5.
Amperemeter

a. Amperemeter

Coba kalian perhatikan Gambar 5. Gambar itulah


salah satu contoh dari amperemeter. Pada alat itu memiliki
dua bagian utama yaitu skala pengukuran dengan jarum
penunjuknya

dan

batas

ukur.

Pembacaan

hasil

pengukurannya disesuaikan dengan batas ukur yang


digunakan. Misalnya seperti pada gambar itu, jika batas
ukur yang digunakan 3A dan skala maksimumnya ada
yang 3A maka hasil pengukurannya sama dengan nilai
Gambar 6.
Amperemeter dipasang seri
dengan R

skala yang ditunjuk jarumnya. Tetapi jika batas ukur dan


skala maksimumnya tidak sama maka menggunakan
persamaan berikut.
a
I = xc
b

..........................(4)

dengan :
a = skala yang ditunjuk jarum
b = skala maksimum yang digunakan
c = batas ukur yang digunakan
Pengukuran kuat arus dengan amperemeter harus dipasang secara seri contohnya seperti pada
Gambar 6.

b. Voltmeter
Tegangan listrik maupun kuat arus listrik dapat di ukur
dengan alat yang dinamakan Multitester seperti pada Gambar
8.9(a). Nama lainnya adalah AVO meter yaitu Ampere, Volt dan

Ohm meter. Mengukur tegangan listrik dengan voltmeter memiliki


cara pembacaan yang sama dengan amperemeter. Berarti hasil
pengukurannya dapat menggunakan persamaan 8.4.
Perbedaan yang perlu kalian perhatikan adalah cara
merangkai alatnya. Jika amperemeter dipasang seri maka voltmeter
harus kalian pasang secara pararel. Lihat Gambar 8.9(b).

B. Rangkaian Sederhana
Hukum Ohm pada persamaan 8.2 dapat diterapkan Pada suatu rangkaian listrik tertutup.
Rangkaian listrik tertutup dikatakan sederhana jika memenuhi syarat minimal rangkaian dan
memiliki sumber tegangan pada satu loop saja. Syarat minimal rangkaian tertutup adalah ada
sumber tegangan, hambatan dan penghantar. Contoh seperti pada Gambar 8.14.
Pada rangkaian listrik sederhana akan memenuhi hukum Ohm seperti persamaan
berikut.
V = I R ................................................. (8.5)
Rangkaian sederhana dapat dikembangkan dengan beberapa sumber tegangan dan
beberapa hambatan. Rangkaian beberapa hambatan dan sumber tegangan ini dapat dibagi
beberapa jenis diantaranya seri, pararel dan campuran. Penjelasan sifat-sifat rangkaian itu
dapat dipahami seperti penjelasan berikut.
Rangkaian Hambatan Seri
Rangkaian seri berarti sambungan antara ujung komponen satu dengan pangkal
komponen lain secara berurutan. Contoh rangkaian hambatan seri ini dapat kalian lihat pada
Gambar 8.15.

Apakah kalian sudah tahu sifat-sifat yang dimiliki rangkaian R seri? Sifat dasar yang
harus kalian pahami adalah tentang kuat arusnya, beda potensial dan hambatan penggantinya.
Arus listrik adalah muatan listrik yang mengalir. Pada rangkaian hambatan seri, muatanmuatan itu akan mengalir melalui semua hambatannya secara bergantian. Berarti muatan
yang melalui R1, R2 dan R3 akan sama dan kuat arusnya secara otomatis harus sama. Karena I

sama maka sesuai hukum Ohm dapat diketahui bahwa beda potensial ujung-ujung hambatan
akan sebanding dengan besarnya R.
V R
Bagaimana dengan sifat beda potensial tiap-tiap hambatan? Pada tiap-tiap hambatan
memiliki beda potensial V1, V2 dan V3. Karena sumbernya E maka jumlah V1 + V2 + V3
haruslah sama dengan E. Sifat inilah yang di kenal sebagai pembagi tegangan.
Dari penjelasan di atas dapat dirumuskan dua sifat rangkaian R seri sebagai berikut.
V Total =V 1 +V 2+ V 3
I 1 =I 2 + I 3
Beberapa hambatan yang diseri dapat diganti dengan satu hambatan. Besarnya
hambatan itu dapat diturunkan dengan membagi persamaan beda potensial dengan kuat arus
(I sama).
V Total =V 1 +V 2+ V 3
V Total V 1 V 2 V 3
= + +
I Total I 1 I 2 I 3
RS =R1 + R2 +R3

HUKUM OHM

1. Kuat arus listrik adalah jumlah muatan yang mengalir tiap satu satuan waktu.

I=

Q
t .

Arus mengalir dari titik berpotensial lebih tinggi ke titik yang berpotensial lebih rendah.
2. Hukum Ohm
a. Ohm menjelaskan hubungan kuat arus dan beda potensial V = I.R
1
R=
b. Setiap penghantar memiliki hambatan yang besarnya memenuhi :
A .
3. Rangkaian hambatan sederhana ada dua jenis yaitu seri dan paralel. Ada jenis lain yaitu
campurannya
a. Rangkaian hambatan seri memilki sifat-sifat :
- Kuat arus yang sama
- Pembagi tegangan E = V1 + V2 + V3
- Hambatan pengganti seri memenuhi Rs = R1 + R2 + R3
b. Rangkaina hambatan paralel memiliki sifat-sifat :
- Beda potensial ujung-ujung hambatan sama
- Pembagi arus I = I1 + I2 + I3
- Hambatan pengganti paralel memenuhi:
1
1 1 1
= + +
R p R1 R2 R 3

4. Energi listrik yang diserap oleh sebuah hambatan saat dihubungkan beda potensial V
dan dialiri arus sebesar I memenuhi: W = P.t Dengan P adalah daya listrik, yaitu
energi yang diserap oleh hambatan tiap satu satuan waktu. Besarnya memenuhi:
P=V I
P=I 2 R
P=

V2
R

5. Energi listrik memiliki sifat-sifat seperti energi yang lain yaitu memenuhi kekekalan
energi.

PRINSIP KERJA

Pada saat rangkaian dihubungkan dengan tegangan 5 Volt dan saklar dalam posisi ON
maka arus listrik akan masuk pada hambatan dan setelah itu arus dari hambatan akan
diteruskan menuju lampu bohlam. Nilai arus listrik yang keluar dari hambatan ditentukan
oleh nilai dari hambatan yang dipilih oleh saklar putar ( Rotary Switch ). Arus listrik yang
melewati nilai hambatan yang dipilih tersebut akan menuju lampu dan akan menyalakan
lampu. Terang atau redupnya lampu dipengaruhi oleh arus listrik yang mengalir pada lampu.
Pada saat nilai hambatan yang dipilih pada Rotary Switch menunjukkan angka 10 ohm maka
arus listrik yang keluar dari resistor adalah 0,5 ampere, sedangkan pada nilai hambatan 1 ohm
maka akan dihasilkan arus listrik sebesar 5 ampere yang sesuai dengan
V =IR

di mana :
V = Tegangan listrik ( Voltage )
I = Kuat Arus listrik ( Ampere )
R = Hambatan listrik ( Ohm ).
Nilai Resistor merupakan nilai yang sudah ditentukan dan tidak dipengaruhi oleh
tegangan dan arus listrik. Arus listrik dari hambatan akan diteruskan ke lampu dan
mempengaruhi terang atau redupnya lampu.
LANGKAH KERJA
A. Mengamati terang-redup lampu bohlam
1. Hubungkan kabel USB pada sumber tegangan 5 Volt (laptop atau powerbank ) seperti
pada gambar.

2.
3.
4.
B.

Tekan tombol ON pada saklar.


Pilih nilai hambatan pada Rotary Switch.
Amati nyala lampu.
Mengukur nilai hambatan, arus, dan tegangan listrik
Mengukur nilai hambatan
1. Siapkan multimeter ( alat yang dapat digunakan untuk mengukur nilai tegangan,
hambatan, dan arus listrik ) dan rangkailah multimeter seperti pada gambar di bawah
ini.

2. Putarlah range selector pada skala hambatan.


3. Hubungkan kabel USB kotak rangkaian Ohm pada sumber tegangan 5 Volt ( laptop
atau power bank ).

4. Tekan tombol ON pada saklar.


5. Pilihlah nilai hambatan pada saklar putar (Rotary Switch) dari 1 ohm 11 ohm.
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
....

Hambatan pada rotary switch

Hambatan pada multimeter

1 ohm

11 ohm

6. Hubungkan test lead black pada banana jack berwarna hitam ( pada kotak rangkaian
7.

ohm ) dan test lead red pada banana jack berwarna merah.
Amatilah nilai yang ditunjukkan pada jarum peunjuk ( multimeter analog ) atau pada

layar digital.
8. Catatlah nilai hambatan yang tertera pada multimeter pada tabel di atas.
Mengukur nilai arus listrik
1. Siapkan multimeter ( alat yang dapat digunakan untuk mengukur nilai tegangan,
hambatan, dan arus listrik ) dan rangkailah multimeter seperti pada gambar di bawah
ini.

2.
3.

Putarlah range selector pada skala arus.


Hubungkan kabel USB kotak rangkaian Ohm pada sumber tegangan 5 Volt ( laptop
atau power bank ).

4.
5.

Tekan tombol ON pada saklar.


Pilihlah nilai hambatan pada saklar putar (Rotary Switch) dari 1 ohm 11 ohm.
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
....

Hambatan pada rotary switch

Arus listrik pada multimeter

1 ohm

11 ohm

6.

Hubungkan test lead black pada banana jack berwarna hitam ( pada kotak rangkaian

7.

ohm ) dan test lead red pada banana jack berwarna merah.
Amatilah nilai yang ditunjukkan pada jarum peunjuk ( multimeter analog ) atau pada

layar digital.
8. Catatlah nilai arus listrik yang tertera pada multimeter pada tabel di atas.
Mengukur nilai tegangan listrik
1. Siapkan multimeter ( alat yang dapat digunakan untuk mengukur nilai tegangan,
hambatan, dan arus listrik ) dan rangkailah multimeter seperti pada gambar di bawah
ini.

2.
3.

Putarlah range selector pada skala hambatan.


Hubungkan kabel USB kotak rangkaian Ohm pada sumber tegangan 5 Volt ( laptop
atau power bank ).

4.
5.

Tekan tombol ON pada saklar.


Pilihlah nilai hambatan pada saklar putar (Rotary Switch) dari 1 ohm 11 ohm.
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
....

Hambatan pada rotary switch

Tegangan listrik pada multimeter

1 ohm

11 ohm

6.

Hubungkan test lead black pada banana jack berwarna hitam ( pada kotak rangkaian

7.

ohm ) dan test lead red pada banana jack berwarna merah.
Amatilah nilai yang ditunjukkan pada jarum peunjuk ( multimeter analog ) atau pada

8.

layar digital.
Catatlah nilai tegangan listrik yang tertera pada multimeter pada tabel di atas.

Anda mungkin juga menyukai