Nanoteknologi Konversi Dan Penyimpanan Energi
Nanoteknologi Konversi Dan Penyimpanan Energi
Nanoteknologi Konversi Dan Penyimpanan Energi
TUGAS MATAKULIAH
NANOTEKNOLOGI KONVERSI DAN PENYIMPANAN ENERGI
Disusun oleh :
Reza Wanjaya
NIM 150514602933
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................
BAB II
ISI
2.1 Pengertian.......................................................................................
2.3 Klasifikasi.......................................................................................
2.3.1 Nanopartikel/Nanokristal......................................................
10
10
10
10
2.5 Aplikasi...........................................................................................
11
2.6 Battery.............................................................................................
11
11
12
14
15
17
19
20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nanomaterials karbon telah dimulai dengan yang pertama laporan
fullerene dan senyawa terkait di pertengahan tahun delapan puluhan ,dan
peningkatan yang luar biasa dari kegiatan penelitian di lapangan telah diamati
sejak itu. Kelas baru bahan karbon telah memasuki adegan seperti nanotube
karbon , karbon bawang , berlian nano dan diamondoids . Sebuah balik besar titik
adalah penampilan graphene sebagai bahan yang tersedia untuk mendalam
investigasi di dorong oleh perkembangan terpercaya metode produksi . Kemajuan
dalam hal pemahaman sifat dan kimia Nanomaterials karbon telah membuka
sebuah dunia baru dari aplikasi untuk Nanomaterials secara umum.
Produksi terpercaya material merupakan diperlukan persyaratan untuk
pengembangan bidang penelitian . Sekarang semua jenis Nanomaterials karbon
dan banyak kaya karbon organic bahan yang tersedia untuk komunitas ilmiah di
baikkualitas dan jumlah yang sesuai untuk penyelidikan mendasar properti dan
calon aplikasi . Hal ini telah menyebabkanmunculnya komunitas baru dari para
ilmuwan yang bekerja di sebuah interdisipliner daerah yang melibatkan ilmu
material , organik kimia dan fisika .
Mengingat dasyatnya dampak yang akandihasilkan oleh teknologi nano
pada masa mendatang maka perlu untuk dibahas apa sebenarnya nanoteknologi,
apa kelebihan dibandingkan teknologi konvensianal, bagaimanana penerapannya
dan bagaimana prospeknya untuk masa depan. Setelah dibahas tentang
nanoteknologi diharapkan dapat mengetahui apa sebenarnya nano teknologi dan
dapat mengetahui perkembangan yang ada, juga supaya mempersiapkan diri pada
revolusi iptek yang akan terjadi.
Pengembangan nanoteknologi atau teknologi rekayasa zat bersekala
nanometer belumlah tergolong lama. Orang yang pertama kali menciptakan istilah
nanoteknologi adalah Profesor Nario Taniguchi dari Tokyo Science University
BAB II
ISI
2.1 Pengertian
Nanomaterial adalah bidang ilmu material dengan pendekatan berbasis
Nanoteknologi Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi atau
devais pada ukuran sangat kecil. Materi atau devais ini berukuran antara (1 100)
nanometer. Satu nm sama dengan satu-per-milyar meter (0.000000001 m), yang
berarti 50.000 lebih kecil dari ukuran rambut manusia. Ukuran (1 100) nm ini
disebut juga dengan skala nano (nanoscale). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
nanomaterial itu adalah bahan atau material yg berukuran sangat kecil (skala
nano) yaitu 1-100 nm.
Dengan nanoteknologi, material dapat didesain dan disusun dalam orde
atom-per-atom atau molekulper-molekul sedemikian rupa.Dengan menyusun
ulang atau merekayasa struktur material di level nanometer, maka akan diperoleh
suatu bahan yang memiliki sifat istimewa jauh mengungguli material yang lain.
Carbon nanotube (CNT) adalah sebuah bentuk kristal baru dari gugus karbon,
yang tersusun dari beberapa atom karbon berbentuk pipa dengan diameter
beberapa nanometer
Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa material, struktur fungsional
maupun piranti dalam skala nanometer (10-9).Hasil akhir riset bidang nanomaterial
adalah mengubah teknologi yang ada sekarang yang pada umumnya berbasis
material skala mikrometer menjadi teknologi berbasis pada materia skala
nanometer.
Orang berkeyakinan bahwa material berukuran nanometer memiliki sifat
fisika dan kimia yang lebih unggul dari material ukuran besar (bulk).Sifat tersebut
dapat diubah melalui pengontrolan ukuran material, pengaturan komposisi
kimiawi, modifikasi permukaan, dan pengontrolan interaksi antar partikel. Di
alam sebenarnya sudah ada sejumlah wujud yang berdimensi nanometer.Kita
mengenal double helix DNA yang memiliki diameter sekitar 2 nm dan ribosom
yang memiliki diameter sekitar 25nm. Atom-atom memiliki diameter sekitar 0,1
sampai 0,4 nm sehingga material yang berukuran nanometer hanya mengandung
puluhan hingga ribuan atom. Sebagai perbandingan, rambut manusia memiliki
diameter 50.000 hingga 100.000 nm, sehingga 1 nm kira-kira sama dengan sehelai
rambut yang diameternya dibelah menjadi 100 ribu bagian.
Mengingat dasyatnya dampak yang akandihasilkan oleh teknologi nano
pada masa mendatang maka perlu untuk dibahas apa sebenarnya nanoteknologi,
apa kelebihan dibandingkan teknologi konvensianal, bagaimanana penerapannya
dan bagaimana prospeknya untuk masa depan. Setelah dibahas tentang
nanoteknologi diharapkan dapat mengetahui apa sebenarnya nano teknologi dan
dapat mengetahui perkembangan yang ada, juga supaya mempersiapkan diri pada
revolusi iptek yang akan terjadi.
2.3 Klasifikasi
Nanomaterials dapat dibedakan menjadi 2 kategori yaitu
1 Nanokristal / Nanopartikel
Nanopartikel secara effektif menjembatani antara bulk material dan
struktur molekulnya. Bulk material harus memilki sifat fisik dan ukuran yg
konstan, namum dalam skala nano ini sering tidak terjadi. Ukurannya ini dapat
diamati seperti pada pengurungan kuantum dalam partikel semikonduktor,
resonansi plasmon dibeberapa partikel logam, dan superparamagnetism di
magnetik bahan. Nanopartikel menunjukkan sejumlah sifat khusus relatif terhadap
bulk material.
Gambar 4. Nanopartikel
2. Nanotube / Fullerence
Fullerenes adalah kelas alotrop karbon yang secara konseptual adalah
lembar grafena (graphene) yang digulung ke dalam tabung atau bola. Termasuk
didalamnya karbon nanotube yang digunakan baik karena kekuatan mekanisnya
maupun faktor elektrisnya.
morfologinya
(ukuran,
bentuk,
defek)
dan
dari
distribusi
10
2.5 Aplikasi
Teknologi nano saat ini berada pada masa pertumbuhannya. Beberapa
terobosan penting telah muncul di bidang nanoteknologi. Pengembangan ini dapat
ditemukan di berbagai produk yang digunakan di seluruh dunia. Sebagai
contohnya adalah katalis pengubah pada kendaraan yang mereduksi polutan
udara, devais pada komputer yang membaca-dari dan menulis-ke hard disk,
beberapa pelindung terik matahari dan kosmetik yang secara transparan dapat
menghalangi radiasi berbahaya dari matahari, dan pelapis khusus pakaian dan
perlengkapan olahraga yang dapat meningkatkan kinerja dan performa atlit.
Namun pada kesempatan kali ini, hanya akan membahas aplikasi nanomaterial
pada baterai High Power Ni-MH (Nickel Metal hydrate) dan Fuel cells.
2.6 Battery
Battery (Baterai) merupakan sel elektris yang dapat menghasilkan listrik
dari reaksi kimia. Secara umum Battery dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu
Primary battery dan secondary battery. Primary battery adalah battery yang dapat
digunakan sekali saja tanpa dapat diisi ulang setelah kapasitasnya habis.
Secondary battery adalah battery yang dapat diisi ulang setelah kapasitasnya
habis.
2.7 Sejarah Baterai
Metode paling awal untuk menghasilkan listrik adalah dengan membuat
muatan statis, ditemukan oleh Alessandro Volta (1745-1827) dinamai dengan
electric pistol yang mana adalah sebuah kabel listrik ditempatkan dalam kendi
yang terisi dengan gas metana. Dengan mengirimkan lompatan listrik melalui
kabel maka kendi akan meledak. Tahap berikutnya dalam menghasilkan listrik
adalah dengan proses elektrolisis. Pada tahun 1800 Volta menemukan bahwa
aliran listrik yang kontinu dimungkinkan dengan penggunaan cairan khusus
sebagai penghantar untuk mengadakan reaksi kimia diantara 2 logam. Volta
menemukan lebih jauh bahwa tegangan akan meningkat bila voltaic sel ditumpuk
atau disusun. Ini adalah awal dari penemuan battery.
11
dan Co(OH)2
12
Preparation process
Nano-scale Ni(OH)2 without granulation
Granulation of Ni(OH)2 without Co(OH)2
Mixing with nano-scale Co(OH)2 at Co/Ni = 1/20
Granulation after mixing with nano-scale Co(OH)2 at Co/Ni = 1/20
(mAh g-1)
183
215
258
289
Prosedur Nano-scale material Ni(OH)2 dan Co(OH)2 pada batere Ni-MH diatas
dapat diurutkan langkah-langkah kerjanya.
1. Nanomaterial Ni(OH)2 tanpa granulasi dan campuran material apa-apa
menghasilkan 183 mAHg-1 .
2. Granulasi dari Ni(OH)2 menambah kapasitas batere menjadi 215 mAHg-1 .
3. Granulasi Ni(OH)2 dicampur dengan Co(OH)2 membuat kapasitas batere
menjadi 258 mAHg-1 .
4. Granulasi dari campuran proses ketiga tersebut menghasilkan 289 mAHg-1
Bahan aktif nanomaterial Ni-(OH)2
14
10C. Sangat jauh berbeda dengan bahan yang tanpa melalui proses granulasi,
dimana hanya mencapai sekitar 218 mAhg-1 pada 3C, dan. Perbandingan tersebut
menunjukkan bahwa hasil granulasi dari nanomaterial Ni(OH)2 memberikan
performa C-rate tinggi yang mencapai 10C.
efisiensi
tinggi
dari
40% sampai
60%,
sedangkan
15
Gambar. Diagram Blok Sistem Fuel Cell Untuk Aplikasi Pada Perumahan
17
Secara teknis, bahan ini terdiri dari lapisan-lapisan komposit yang merelay cahaya
dari tiap lapisan ke lapisan selanjutnya, sedemikian rupa sehingga membentuk
channel atau saluran cahaya yg membelokkan alur cahaya normal.Tiap lapisan
terdiri dari perak seukuran seperseratus rambut manusia yang dijalin oleh lembar
alumunium oxida.
18
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas tentang Nanoteknologi konversi dan penyimpanan
energy di dapat suatu kesimpulan sebagai berikut
1. Dengan ukuran partikel yang sangat kecil namun efisiensi yang jauh lebih
tinggi dibanding pada saat partikel berukuran normal.
2. Fenomena unik sifat-sifat mekanik, fisika, kimia, biologi, listrik, termal dan
elektrik pada skala nano membuka peluang aplikasi bahan dan teknologi nano
diberbagai bidang.
3. Dengan adanya fenomena unik diatas maka banyak inovasi baru misalnya :
mengubah polusi panas menjadi energi listrik, mobil berbahan baku nanas.
4. Penerapan material nano bukan hanya pada bidang teknik, melainkan juga
pada produk makanan, obat-obatan, dan kosmetik.
5. Produk yang dihasilkan jauh lebih berkualitas, yaitu tidak mudah aus, hemat
enrgi karena tahan panas, dan tidak memerlukan pendinginan, dengan
demikian , akan menghemat biaya oprasional dan pemeliharaan serta ramah
lingkungan.
6. Nanopartikel
berbahaya
bagi
kesehatan
karena
Nanopartikel
dapat
20
DAFTAR PUSTAKA
Lia. Kurnia, Darminto, Malik.A. 2010. Sintesis Dan Karakterisasi Partikel Nano
Fe3O4 Yang Berasal Dari Pasir Besi Dan Fe3 O4 Bahan Komersial (Aldrich).
Surabaya :ITS
Horasdia.S. Nanomaterial: Pendekatan Baru Penanggulangan Kanker Dan
Diabetes. Bandung: Universitas Advent Indonesia
Fahlefi.N .D.2010. Simulasi Dengan Metode Monte Carlo Untuk Proses
Pembuatan Nanomaterial Menggunakan Ball Mill. Skripsi prodi fisika FMIPA UI
www. Nanocompositech.com/ nanotechnology applications (didownload tanggal
21-12-2011 pukul 09.20)
http://fiqrotul.wordpress.com/nanomaterial. (didownload tanggal 21-12-2011
pukul 09.25)
Ade.E. N.2011. Aplikasi Material. Bandung : Jurusan Fisika Fakultas Sains Dan
Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Kumar, C.S.S.R., Hormes, J., dan Leuschner, C., 2005. Nanofabrication Towards
Biomedical Applications. Wilet-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim,
Germany.
Schaefer, H.E., 2010. Nanoscience The Science of the Small in Physics,
Engineering, Chemistry, Biology and Medicine.
Springer-Verlag,
Berlin,
Germany
webugm@ugm.ac.id /Nanomaterial Berlapis dan Berpori, Material Multifungsi
oleh Karna Wijaya, 2010. (didownload tanggal 21-12-2011 pukul 09.30)
http://en.wikipedia.org/wiki/Nanotechnology
http://en.wikipedia.org/wiki/Nanomaterials
http://www.understandingnano.com/nanotubes-carbon.html