Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Nanoteknologi Konversi Dan Penyimpanan Energi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TUGAS MATAKULIAH
NANOTEKNOLOGI KONVERSI DAN PENYIMPANAN ENERGI

Disusun oleh :
Reza Wanjaya
NIM 150514602933

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI JURUSAN TEKNIK MESIN
OKTOBER 2015

DAFTAR ISI
Halaman
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................

BAB II

ISI

2.1 Pengertian.......................................................................................

2.2 Sejarah Nanomaterial......................................................................

2.3 Klasifikasi.......................................................................................

2.3.1 Nanopartikel/Nanokristal......................................................

2.3.2 Nanotube / Fullerence...........................................................

2.4 Sifat-sifat Nanomaterial..................................................................

2.4.1 Sifat elektrik..........................................................................

2.4.2 Sifat magentik.......................................................................

2.4.3 Sifat mekanik lebih besar bila dibandingkan


dengan material....................................................................

10

2.4.4 Sifat optik..............................................................................

10

2.4.5 Sifat kimia.............................................................................

10

2.4.6 Sifat katalis...........................................................................

10

2.5 Aplikasi...........................................................................................

11

2.6 Battery.............................................................................................

11

2.7 Sejarah battery................................................................................

11

2.8 Nickel Metal Hydrate (Ni-Mh) Battery..........................................

12

2.9 Capacity rate...................................................................................

14

2.10 Fuel cell.........................................................................................

15

2.11 Penemuan dibidang Nanomaterial................................................

17

2.12 Bahaya atau efek samping dari nanomaterial...............................

19

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.....................................................................................

20

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nanomaterials karbon telah dimulai dengan yang pertama laporan
fullerene dan senyawa terkait di pertengahan tahun delapan puluhan ,dan
peningkatan yang luar biasa dari kegiatan penelitian di lapangan telah diamati
sejak itu. Kelas baru bahan karbon telah memasuki adegan seperti nanotube
karbon , karbon bawang , berlian nano dan diamondoids . Sebuah balik besar titik
adalah penampilan graphene sebagai bahan yang tersedia untuk mendalam
investigasi di dorong oleh perkembangan terpercaya metode produksi . Kemajuan
dalam hal pemahaman sifat dan kimia Nanomaterials karbon telah membuka
sebuah dunia baru dari aplikasi untuk Nanomaterials secara umum.
Produksi terpercaya material merupakan diperlukan persyaratan untuk
pengembangan bidang penelitian . Sekarang semua jenis Nanomaterials karbon
dan banyak kaya karbon organic bahan yang tersedia untuk komunitas ilmiah di
baikkualitas dan jumlah yang sesuai untuk penyelidikan mendasar properti dan
calon aplikasi . Hal ini telah menyebabkanmunculnya komunitas baru dari para
ilmuwan yang bekerja di sebuah interdisipliner daerah yang melibatkan ilmu
material , organik kimia dan fisika .
Mengingat dasyatnya dampak yang akandihasilkan oleh teknologi nano
pada masa mendatang maka perlu untuk dibahas apa sebenarnya nanoteknologi,
apa kelebihan dibandingkan teknologi konvensianal, bagaimanana penerapannya
dan bagaimana prospeknya untuk masa depan. Setelah dibahas tentang
nanoteknologi diharapkan dapat mengetahui apa sebenarnya nano teknologi dan
dapat mengetahui perkembangan yang ada, juga supaya mempersiapkan diri pada
revolusi iptek yang akan terjadi.
Pengembangan nanoteknologi atau teknologi rekayasa zat bersekala
nanometer belumlah tergolong lama. Orang yang pertama kali menciptakan istilah
nanoteknologi adalah Profesor Nario Taniguchi dari Tokyo Science University

pada tahun 1940. Ia mulai mempelajari mekanisme pembuatan nanomaterial dari


kristal kuarts, silikon dan keramik alumina dengan menggunakan mesin
ultrasonik. Komersialisasi (potensi penerapan nanoteknologi sesungguhnya tidak
hanya pada piranti mikroelektronik saja tetapi juga pada berbagai industri
membuka peluang aplikasi bahan dan teknologi nano di berbagai bidang, yakni
pada produk makanan, kemasan, mainan anak, peralaatan rumah / kebun,
kesehatan, kebugaran, obat-obatan, tekstil, keramik dan kosmetik.
Material berskala nano merupakan material yang sangat atraktif karena
memiliki sifat-sifat yang sangat berbeda dibandingkan dengan yang diperlihatkan
pada skala makroskopisnya. Terdapat berbagai fenomena quantum atraktif yang
timbul sebagai akibat pengecilan ukuran material hingga ke dimensi nano. Logam
platina meruah yang dikenal sebagai material inert dapat berubah menjadi
material katalitik jika ukurannya diperkecil mencapai skala nano. Material stabil,
seperti aluminium, menjadi mudah terbakar, bahan-bahan isolator berubah
menjadi konduktor. Sehingga dengan nanoteknolgi maka setiap bahan atau
material akan memungkinkan pengurangan berat disertai dengan peningkatan
stabilitas dan meningkatkan fungsionalitas

BAB II
ISI
2.1 Pengertian
Nanomaterial adalah bidang ilmu material dengan pendekatan berbasis
Nanoteknologi Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi atau
devais pada ukuran sangat kecil. Materi atau devais ini berukuran antara (1 100)
nanometer. Satu nm sama dengan satu-per-milyar meter (0.000000001 m), yang
berarti 50.000 lebih kecil dari ukuran rambut manusia. Ukuran (1 100) nm ini
disebut juga dengan skala nano (nanoscale). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
nanomaterial itu adalah bahan atau material yg berukuran sangat kecil (skala
nano) yaitu 1-100 nm.
Dengan nanoteknologi, material dapat didesain dan disusun dalam orde
atom-per-atom atau molekulper-molekul sedemikian rupa.Dengan menyusun
ulang atau merekayasa struktur material di level nanometer, maka akan diperoleh
suatu bahan yang memiliki sifat istimewa jauh mengungguli material yang lain.
Carbon nanotube (CNT) adalah sebuah bentuk kristal baru dari gugus karbon,
yang tersusun dari beberapa atom karbon berbentuk pipa dengan diameter
beberapa nanometer
Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa material, struktur fungsional
maupun piranti dalam skala nanometer (10-9).Hasil akhir riset bidang nanomaterial
adalah mengubah teknologi yang ada sekarang yang pada umumnya berbasis
material skala mikrometer menjadi teknologi berbasis pada materia skala
nanometer.
Orang berkeyakinan bahwa material berukuran nanometer memiliki sifat
fisika dan kimia yang lebih unggul dari material ukuran besar (bulk).Sifat tersebut
dapat diubah melalui pengontrolan ukuran material, pengaturan komposisi
kimiawi, modifikasi permukaan, dan pengontrolan interaksi antar partikel. Di
alam sebenarnya sudah ada sejumlah wujud yang berdimensi nanometer.Kita

mengenal double helix DNA yang memiliki diameter sekitar 2 nm dan ribosom
yang memiliki diameter sekitar 25nm. Atom-atom memiliki diameter sekitar 0,1
sampai 0,4 nm sehingga material yang berukuran nanometer hanya mengandung
puluhan hingga ribuan atom. Sebagai perbandingan, rambut manusia memiliki
diameter 50.000 hingga 100.000 nm, sehingga 1 nm kira-kira sama dengan sehelai
rambut yang diameternya dibelah menjadi 100 ribu bagian.
Mengingat dasyatnya dampak yang akandihasilkan oleh teknologi nano
pada masa mendatang maka perlu untuk dibahas apa sebenarnya nanoteknologi,
apa kelebihan dibandingkan teknologi konvensianal, bagaimanana penerapannya
dan bagaimana prospeknya untuk masa depan. Setelah dibahas tentang
nanoteknologi diharapkan dapat mengetahui apa sebenarnya nano teknologi dan
dapat mengetahui perkembangan yang ada, juga supaya mempersiapkan diri pada
revolusi iptek yang akan terjadi.

2.2 Sejarah Nanomaterials


Munculnya kesadaran terhadap ilmu dan teknologi nano diinspirasi dan
didorong oleh pemikiran futuristik dan juga penemuan peralatan pengujian dan
bahan-bahan. Pada tanggal 29 Desember 1959 dalam pertemuan tahunan
Masyarakat Fisika Amerika (American Physical Society) di Caltech, Richard
Phillips Feynman (Pemenang Hadiah Nobel Fisika tahun 1965) dalam suatu
perbincangan berjudul Theres plenty of room at the bottom, memunculkan
suatu isu yaitu permasalahan memanipulasi dan mengontrol atom (ukuran 0,001
nm) dan molekul (ukuran 0,1 nm) pada dimensi kecil (nanometer) . Di tahun
1981, Scanning Tunneling Microscopy (STM) diciptakan oleh Heinrich Rohrer
dan Gerd Binnig (Pemenang Hadiah Nobel Fisika tahun 1986).

Gambar 1. Scanning Tunneling Microscopy (STM)


Beberapa tahun kemudian (1986), Gerg Binnig, Calfin F Quate, dan
Christoph Gerber menemukan Atomic Force Microscope (AFM). Melalui
peralatan STM dan AFM, para ilmuwan dapat melihat, memanipulasi, dan
mengontrol atom-atom secara individu di dimensi nano.

Gambar 2. Atomic Force Microscope (AFM)


Penemuan bahan buckyball/fullerene dan carbon nanotube semakin
mendorong para ilmuwan untuk meneliti ilmu dan teknologi nano. Robert Curl,
Harold Kroto, dan Richard Smalley (Pemenang Hadiah Nobel Kimia tahun 1996)
menemukan buckyball/fullerene di tahun 1985. Buckyball/fullerene tersusun oleh
molekul-molekul karbon dalam bentuk bola tak pejal dengan ukuran diameter
bola 0,7 nm. Sumio Iijima menemukan carbon nanotube pada tahun 1991 saat ia
bekerja di perusahaan NEC di Jepang.

Gambar 3.a buckyball

Gambar 3.b karbon nanotube

2.3 Klasifikasi
Nanomaterials dapat dibedakan menjadi 2 kategori yaitu
1 Nanokristal / Nanopartikel
Nanopartikel secara effektif menjembatani antara bulk material dan
struktur molekulnya. Bulk material harus memilki sifat fisik dan ukuran yg
konstan, namum dalam skala nano ini sering tidak terjadi. Ukurannya ini dapat
diamati seperti pada pengurungan kuantum dalam partikel semikonduktor,
resonansi plasmon dibeberapa partikel logam, dan superparamagnetism di
magnetik bahan. Nanopartikel menunjukkan sejumlah sifat khusus relatif terhadap
bulk material.

Gambar 4. Nanopartikel
2. Nanotube / Fullerence
Fullerenes adalah kelas alotrop karbon yang secara konseptual adalah
lembar grafena (graphene) yang digulung ke dalam tabung atau bola. Termasuk
didalamnya karbon nanotube yang digunakan baik karena kekuatan mekanisnya
maupun faktor elektrisnya.

Gambar 5. Nanotube / Fullereness

Sifat dari nanotube telah menyebabkan peneliti dan perusahaan untuk


mempertimbangkan menggunakan mereka dalam beberapa bidang. Sebagai
contoh, karena karbon nanotube memiliki kekuatan tertinggi untuk rasio berat dari
setiap bahan diketahui, para peneliti di NASA menggabungkan nanotube karbon
dengan bahan lain ke dalam komposit seperti yang terlihat pada foto di bawah ini
yang dapat digunakan untuk membangun pesawat ruang angkasa ringan.
Properti lain dari nanotube adalah bahwa mereka dapat dengan mudah
menembus membrances seperti dinding sel. Bahkan, nanotube lama, bentuk
sempit membuat mereka terlihat seperti jarum miniatur, sehingga masuk akal
bahwa mereka dapat berfungsi seperti jarum pada tingkat sel. Peneliti medis
menggunakan properti ini dengan melampirkan molekul yang tertarik pada sel-sel
kanker untuk nanotube untuk memberikan obat langsung ke sel yang sakit.
Properti lain yang menarik dari nanotube karbon adalah bahwa perubahan
resistensi listrik mereka secara signifikan ketika molekul lain menempel pada
atom karbon. Perusahaan menggunakan properti ini untuk mengembangkan
sensor yang dapat mendeteksi uap kimia seperti karbon monoksida atau molekul
biologis.

2.4 Sifat-Sifat Nanomaterial


Pita energi yang kontinyu tergantikan oleh energi level yang terpisah jika
ukuran partikel mendekati radius Bohr dari elektron dalam padatan hal ini dikenal
dengan efek kuantum. Untuk nanomaterial, energi bandgap sangat sensitif
terhadap

morfologinya

(ukuran,

bentuk,

defek)

dan

dari

distribusi

komposisinya.Kombinasi dari efek efek tersebut menimbulkan munculnya sifat


fisis yang berbeda dari sifat yang dimiliki oleh bulk materialnya.
Fenomena unik yang dapat diamati pada sifat-sifat magnetik, mekanik, listrik,
termal, optik, kimia dan biologi yaitu :
1. Sifat elektrik :
Nanomaterial dapat mempunyai energi lebih besar dari pada material
ukuran biasa karena memiliki surface area yang besar. Hal ini berkaitan dengan
resistivitas elektrik yang mengalami kenaikan dengan berkurangnya ukuran
partikel. Contohnya : material yang bersifat isolator dapat bersifat konduktor
ketika berskala nano, sedangkan contoh aplikasinya: Baterai logam nikel hibrida
terbuat dari nanokristalin nikel dan logam hibrida yang membutuhkan sedikit
recharging dan memiliki masa hidup yang lama. Efisiensi efek termoelektrik akan
meningkat pada bahan beskala nano. Partikel logam/semikonduktor berukuran
nano memiliki warna emisi berbeda dibandingkan partikel tersebut dengan ukuran
skala mikro.
2. Sifat magnetik :
Tingkat kemagnetan akan meningkat dengan penurunan ukuran butiran
partikel dan kenaikan spesifik surface area persatuan volume partikel sehingga
nanomaterial memiliki sifat yang bagus dalam peningkatan sifat magnet (ketika
ukuran butir bahan magnetik diperkecil hingga skala nano, bahan feromagnetik
berubah menjadi bahan superparamagnetik). Contohnya: Magnet nanokristalin
yttrium-samarium-cobalt memiliki sifat magnet yang luar biasa dengan luas
permukaan yang besar.

3. Sifat mekanik lebih besar bila dibandingkan dengan material


Dengan ukuran biasa (salah satu sifat mekanik bahan adalah kekuatan
luluh yaitu batas maksimum kekuatan suatu bahan sebelum mengalami deformasi
plastis (berubah bentuk). Jika ukuran butir suatu logam atau keramik lebih kecil
dari ukuran butir kritis (<100 nm) , sifat mekanik bahan berubah dari keras
menjadi lunak.Contoh aplikasinya : Apabila material nano digunakan pada cat,
akan berefek antigores, antiluntur, dan memantulkan panas. Cat berpartikel nano
akan membuat rumah atau kendaraan tetap sejuk meski terpapar sinar matahari.
4. Sifat optik
Sistem nanomaterial memiliki sifat optik yang menarik, yang mana
berbeda dengan sifat kristal konvensional. Kunci penyumbang faktor masuknya
quantum tertutup dari pembawa elektrikal pada nanopartikel, energi yang efisien
dan memungkinkan terjadinya pertukaran karena jaraknya dalam sekala nano serta
memiliki sistem dengan interface yang tinggi. Dengan perkembangan teknologi
dan material mendukung perkembangan sifat nanofotonik. Dengan sifat optik
linier dan nonlinier material nano dapat dibuat dengan mengontrol dimensi kristal
dan surface kimia, teknologi pembuatan menjadi faktor kunci untuk
mengaplikasikan. Contoh: Electrochromik untuk liquid crystal display (LCD)
5. Sifat kimia
Merupakan faktor yang penting untuk aplikasi kimia nanomaterial yaitu
penumbahan surface area yang mana akan meningkatkan aktivitas kimia dari
material tersebut. Contoh aplikasi : Teknologi fuel cell dimana dalam fuel cell
digunakan logam Pt dan Pt-Ru
6. Sifat katalisis
Nanomaterial cenderung memiliki aktivitas katalisis yang lebih baik. Hal
ini disebabkan luas permukaan yang bertambah dan atom diujung ujung
permukaan semakin banyak mengakibatkan bertambahnya reaktivitas dari bahan.
Dibawah ini dicontohkan data aktivitas dari logam emas untuk mengkatalis
oksidasi CO dengan semakin mengecilnya ukuran partikel.

10

2.5 Aplikasi
Teknologi nano saat ini berada pada masa pertumbuhannya. Beberapa
terobosan penting telah muncul di bidang nanoteknologi. Pengembangan ini dapat
ditemukan di berbagai produk yang digunakan di seluruh dunia. Sebagai
contohnya adalah katalis pengubah pada kendaraan yang mereduksi polutan
udara, devais pada komputer yang membaca-dari dan menulis-ke hard disk,
beberapa pelindung terik matahari dan kosmetik yang secara transparan dapat
menghalangi radiasi berbahaya dari matahari, dan pelapis khusus pakaian dan
perlengkapan olahraga yang dapat meningkatkan kinerja dan performa atlit.
Namun pada kesempatan kali ini, hanya akan membahas aplikasi nanomaterial
pada baterai High Power Ni-MH (Nickel Metal hydrate) dan Fuel cells.
2.6 Battery
Battery (Baterai) merupakan sel elektris yang dapat menghasilkan listrik
dari reaksi kimia. Secara umum Battery dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu
Primary battery dan secondary battery. Primary battery adalah battery yang dapat
digunakan sekali saja tanpa dapat diisi ulang setelah kapasitasnya habis.
Secondary battery adalah battery yang dapat diisi ulang setelah kapasitasnya
habis.
2.7 Sejarah Baterai
Metode paling awal untuk menghasilkan listrik adalah dengan membuat
muatan statis, ditemukan oleh Alessandro Volta (1745-1827) dinamai dengan
electric pistol yang mana adalah sebuah kabel listrik ditempatkan dalam kendi
yang terisi dengan gas metana. Dengan mengirimkan lompatan listrik melalui
kabel maka kendi akan meledak. Tahap berikutnya dalam menghasilkan listrik
adalah dengan proses elektrolisis. Pada tahun 1800 Volta menemukan bahwa
aliran listrik yang kontinu dimungkinkan dengan penggunaan cairan khusus
sebagai penghantar untuk mengadakan reaksi kimia diantara 2 logam. Volta
menemukan lebih jauh bahwa tegangan akan meningkat bila voltaic sel ditumpuk
atau disusun. Ini adalah awal dari penemuan battery.

11

2.8 Nickel Metal Hydrate (Ni-Mh) Battery


Konstruksi Battery NiMH terdiri dari lapisan positif yang terbuat dari
nickel hydroxide sebagai bahan aktif utama, lapisan negatif yang terdiri dari
campuran logam yang menyerap hydrogen, pemisah yang terbuat dari fiber halus,
elektrolit alkaline, sebuah kotak logam serta sebuah lapisan penyekat dengan
ventilasi pengaman. Hydrogen disimpan dalam logam penyerap hydrogen pada
elektroda negatif. Sebuah larutan encer yang terdiri dari potassium hydroxide
untuk elektrolitnya.
Keuntungan dari penambahan nanomaterial Ni(OH)2

dan Co(OH)2

adalah menambah kecepatan elektron (EV) dari batere tersebut. Penambahan


bahan tersebut melalui proses granulasi.Granulasi merupakan proses pembentukan
butir butir kecil menjadi kristal. Proses granulasi tersebut di lakukan oleh sebuah
granulator seperti dibawah.

Gambar 6. Fluid Bed Top Spray Granulation

12

Peningkatan performansi baterai setelah ditambahkan granulasi Ni(OH)2 dan


Co(OH)2 dapat dilihat dalam tabel :
No
1
2
3
4

Preparation process
Nano-scale Ni(OH)2 without granulation
Granulation of Ni(OH)2 without Co(OH)2
Mixing with nano-scale Co(OH)2 at Co/Ni = 1/20
Granulation after mixing with nano-scale Co(OH)2 at Co/Ni = 1/20

(mAh g-1)
183
215
258
289

Prosedur Nano-scale material Ni(OH)2 dan Co(OH)2 pada batere Ni-MH diatas
dapat diurutkan langkah-langkah kerjanya.
1. Nanomaterial Ni(OH)2 tanpa granulasi dan campuran material apa-apa
menghasilkan 183 mAHg-1 .
2. Granulasi dari Ni(OH)2 menambah kapasitas batere menjadi 215 mAHg-1 .
3. Granulasi Ni(OH)2 dicampur dengan Co(OH)2 membuat kapasitas batere
menjadi 258 mAHg-1 .
4. Granulasi dari campuran proses ketiga tersebut menghasilkan 289 mAHg-1
Bahan aktif nanomaterial Ni-(OH)2

mengalami proses granulasi sehingga

partikel-partikelnya menjadi lebih besar dalam orde mikro-meter , formasi ini


mengakibatkan elektronik konduktor mengelilingi bahan aktif material tersebut
sehingga performa electro-chemicalnya menjadi lebih baik.

Gambar A. Dengan granulasi


Bahan aktif nanomaterial tidak mengalami proses granulasi sehingga partikelpartikelnya menjadi sangat kecil terhadap elektronik konduktor, karena pada
umumnya elektronik konduktor mempunyai besar 1-3 mikro meter, formasi ini
mengakibatkan bahan aktif yang mengelilingi elektronik konduktor, sehingga
13

performa electro-chemicalnya menjadi kurang baik dibandingkan dengan yang


mengalami proses granulasi.

Gambar B. Tanpa granulasi


2.9 Capacity Rate
Pengosongan batere dapat diukur dalam C-rate (Capacity-rate), pengukuran
tersebut menggunakan battery analyzer. kebanyakan batere portable di rate pada
1C. Sebagai contoh batere 1000mAh, batere tersebut dapat menyediakan 1000mA
untuk 1 jam bila dikosongkan pada 1C, batere yang sama dikosongkan pada 0.5C
akan menyediakan 500mA untuk 2 jam sampai dia kosong. Pada 2C,batere yang
sama akan mempunyai 2000mA selama 30 menit sampai batere tersebut kosong.
1C sering disebut sebagai 1 jam pengosongan.

Gambar Grafik discharge capacity


Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa hasil granulasi dari nanomaterial
Ni(OH)2 mencapai kapasitas 289 mAhg-1

pada 1C, sedangkan bentuk

konvensional nanomaterial Ni(OH)2 hanya mencapai 272 mAhg-1. Selanjutnya


performansi dari bahan hasil granulasi tersebut dapat mencapai 258 mAhg-1 pada

14

10C. Sangat jauh berbeda dengan bahan yang tanpa melalui proses granulasi,
dimana hanya mencapai sekitar 218 mAhg-1 pada 3C, dan. Perbandingan tersebut
menunjukkan bahwa hasil granulasi dari nanomaterial Ni(OH)2 memberikan
performa C-rate tinggi yang mencapai 10C.

2.10 Fuel cell


Fuel cell (sel bahan bakar) sebagai salah satu energi alternatif yang dapat
menjadi pembangkit energi pada dunia otomotif dan mungkin akan bersaing
bahkan akan menggeser tiga pilihan energi konvensional yang kini berkompetisi,
yaitu : mesin pembakaran internal, mesin baterai isi ulang (rechargeable), dan
mesin hibrida. Fuel cell adalah suatu sistem elektro-kimia yang mengubah energi
kimia dari hidrogen dan oksigen langsung menjadi energi listrik. Keunggulan
utama fuel cell diban-dingkan pembangkit listrik konvensional adalah :
1. Mempunyai

efisiensi

tinggi

dari

40% sampai

60%,

sedangkan

untukkogenerasi dapat mencapai 80%.


2. Tidak menimbulkan suara bising.
3. Konstruksinya modular sehingga fleksibel dalam menyesuaikan dengan
sumber bahan bakar yang ada.
4. Mampu menanggapi dengan cepat terhadap perubahan bahan bakar atau
oksigen.
Sebagai pembangkit listrik (Stationary Power Generation) sifat sistem ini yang
bersih dari pencemaran udara dan tidak bising, akan sangat cocok digunakan di
rumah sakit, perumahan yang padat, apartemen, dan instalasi penting baik sipil
maupun militer.

Penggunaan sumber energy fuel cell pada kapal selam

mempunyaibeberapa keuntungan, yaitu pada saat menyelam, mesin diesel


dimatikan dan mesin listrik dengan fuel dihidupkan. Dengan tidak adanya suara
mesin menyebabkan kapal selam ini susah terdeteksi oleh sonar kapal selam
lawan. Di samping itu sisa proses berupa air bersih dapat dimanfaatkan oleh awak
kapal.

15

Gambar. Diagram Blok Sistem Fuel Cell Untuk Aplikasi Pada Perumahan

Gambar Prinsip Kerja Mobil Listrik Fuel Cell Tipe PEM

2.11 Penemuan Penting di Bidang Nanomaterial


1. Bahan yang tetap mengalirkan listrik meskipun berubah bentuknya.
16

Seorang peneliti dari Universitas Tokyo Jepang merilis dalam Journal of


Science mengenai penemuannya sekitar bahan seperti karet yang berisi pipa
carbon berukuran nano. Bahan ini mampu memanjang atau memendek sampai
beberapa kali lipat asalnya, namun tetap mengalirkan listrik secara normal/tidak
terputus. Mengalirkan listrik disini bermakna ada transistor atau sirkuit electronic
pada bahan ini, tidak hanya sekedar kawat.

Penemuan ini bisa diaplikasikan pada bidang robotika, dimana memungkinkan


desain sendi robot yang lebih efisien. Atau membuat bentuk khusus yang
diperlukan dari sirkuit electronic seperti jantung buatan/implan dan komponen
robot lain yang memerlukan perubahan ukuran setiap waktu seperti pupil mata
atau sensor pada kulit persendian.
2. Bahan yang bisa tembus pandang.
Sekelompok Ilmuwan dari Nanoscale Science Engineering Center di
University of California, Berkeley dipimpin Xiang Zhang telah membuat bahan
komposit perak-alumunium oxida yang mampu membelokkan cahaya yang
diterima ke arah berlawanan dengan sifat alamiah benda yang seharusnya
memantulkan cahaya. Efeknya, benda yang diselubungi kain ini akan terlihat
tembus cahaya. Fenomena ini disebut index negatif dari suatu benda

17

Secara teknis, bahan ini terdiri dari lapisan-lapisan komposit yang merelay cahaya
dari tiap lapisan ke lapisan selanjutnya, sedemikian rupa sehingga membentuk
channel atau saluran cahaya yg membelokkan alur cahaya normal.Tiap lapisan
terdiri dari perak seukuran seperseratus rambut manusia yang dijalin oleh lembar
alumunium oxida.

18

2.12 Bahaya atau Efek Samping dari Nanomaterial.


1. Bioavailability, didefinisikan sebagai kemampuan bahan untuk menembus
membran/lapisan jaringan tubuh melalui berbagai cara paparan (kulit,
pernafasan, dan pencernaan).
2. Bioaccumulation, didefinisikan sebagai kemampuan partikel yang
terabsorpsi untuk terakumulasi didalam jaringan tubuh organisme dengan
berbagai jalur paparan.
3. Toxic Potential, efek dari toksisitas nanomaterial dimungkinkan melalui
berbagai sebab yaitu kemampuan oksidasi, inflamasi dari iritasi fisis,
pelepasan dari radikal yang terkandung dan dari pengotor (impurities) dari
pembuatan nanomaterial misalkan sisa katalis, pengotor bahan baku yang
kurang murni.

19

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas tentang Nanoteknologi konversi dan penyimpanan
energy di dapat suatu kesimpulan sebagai berikut
1. Dengan ukuran partikel yang sangat kecil namun efisiensi yang jauh lebih
tinggi dibanding pada saat partikel berukuran normal.
2. Fenomena unik sifat-sifat mekanik, fisika, kimia, biologi, listrik, termal dan
elektrik pada skala nano membuka peluang aplikasi bahan dan teknologi nano
diberbagai bidang.
3. Dengan adanya fenomena unik diatas maka banyak inovasi baru misalnya :
mengubah polusi panas menjadi energi listrik, mobil berbahan baku nanas.
4. Penerapan material nano bukan hanya pada bidang teknik, melainkan juga
pada produk makanan, obat-obatan, dan kosmetik.
5. Produk yang dihasilkan jauh lebih berkualitas, yaitu tidak mudah aus, hemat
enrgi karena tahan panas, dan tidak memerlukan pendinginan, dengan
demikian , akan menghemat biaya oprasional dan pemeliharaan serta ramah
lingkungan.
6. Nanopartikel

berbahaya

bagi

kesehatan

karena

Nanopartikel

dapat

mengganggu jalannya transportasi substansi vital masuk dan keluar sel,


sehingga mengakibatkan kerusakan fisiologis sel dan mengganggu fungsi sel
normal.

20

DAFTAR PUSTAKA
Lia. Kurnia, Darminto, Malik.A. 2010. Sintesis Dan Karakterisasi Partikel Nano
Fe3O4 Yang Berasal Dari Pasir Besi Dan Fe3 O4 Bahan Komersial (Aldrich).
Surabaya :ITS
Horasdia.S. Nanomaterial: Pendekatan Baru Penanggulangan Kanker Dan
Diabetes. Bandung: Universitas Advent Indonesia
Fahlefi.N .D.2010. Simulasi Dengan Metode Monte Carlo Untuk Proses
Pembuatan Nanomaterial Menggunakan Ball Mill. Skripsi prodi fisika FMIPA UI
www. Nanocompositech.com/ nanotechnology applications (didownload tanggal
21-12-2011 pukul 09.20)
http://fiqrotul.wordpress.com/nanomaterial. (didownload tanggal 21-12-2011
pukul 09.25)
Ade.E. N.2011. Aplikasi Material. Bandung : Jurusan Fisika Fakultas Sains Dan
Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Kumar, C.S.S.R., Hormes, J., dan Leuschner, C., 2005. Nanofabrication Towards
Biomedical Applications. Wilet-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim,
Germany.
Schaefer, H.E., 2010. Nanoscience The Science of the Small in Physics,
Engineering, Chemistry, Biology and Medicine.

Springer-Verlag,

Berlin,

Germany
webugm@ugm.ac.id /Nanomaterial Berlapis dan Berpori, Material Multifungsi
oleh Karna Wijaya, 2010. (didownload tanggal 21-12-2011 pukul 09.30)
http://en.wikipedia.org/wiki/Nanotechnology
http://en.wikipedia.org/wiki/Nanomaterials
http://www.understandingnano.com/nanotubes-carbon.html

Anda mungkin juga menyukai