Maserasi Jamal (Repaired)
Maserasi Jamal (Repaired)
Maserasi Jamal (Repaired)
PERCOBAAN III
PREPARAT MASERASI
OLEH:
NAMA
: JAMALUDDIN
NIM
: F1D1 14 009
KELOMPOK
: III (TIGA)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroteknik merupakan salah satu ilmu yang mempelajari teknik
bagaimana pembuatan sediaan secara mikroskopis. Sediaan yang dibuat di
dalam mikroteknik berbahan dasar sel atau jaringan hewan dan sel tumbuhan.
Dewasa ini mikroteknik semakin berkembang dengan pesat. Banyak metode
yang sering digunakan dalam pembuatan sediaan, salah satunya yaitu metode
maserasi.
Maserasi merupakan salah satu preparat yang dengan cara pembusukan
buatan atau pelunakan jaringan atau sel tumbuhan dengan menggunakan
cairan maserator. Jaringan yang mudah hancur akan terbuang, ketika
dilarutkan dengan cairan maserator, sementara jaringan yang tidak rusak akan
tetap bertahan utuh dan bisa dilihat kenampakanya secara jelas dibawah
mikroskop.
Preparat maserasi bermanfaat dalam pengamatan dimensi dan kualitas
serat. Serpihan kayu sebesar batang korek api dipanaskan hingga melunak dan
diberi perlakuan dengan melarutkanya diberbagai larutan. Misalnya seperti
alkohol, KOH, xylol maupun aquades. Preparat maserasi menggunakan organ
batang tumbuhan sebagai sediaan preparat karena batang tumbuhan lebih
variatif dalam bentuk sel. Selain itu, alasan penggunaan batang sebagai
sediaan maserasi karena pada batang tumbuhan mudah diamati serta memiliki
bentuk jaringan yang khas.
Maserasi adalah metoda ekstraksi jaringan tumbuhan dengan sistem
tanpa pemanasan atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin, jadi pada
metoda ini pelarut dan sampel tidak mengalami pemanasan sama sekali.
Metode yang sering digunakan untuk maserasi tumbuhan ada tiga macam,
yakni metode Jeffery, Harlow, dan metode Schultz. Berdasarkan uraian diatas
maka dilakukan praktikum pembuatan preparat maserasi batang.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum preparat maserasi batang yaitu
bagaimana membuat sediaan dengan cara menghancurkan lamella tengah yang
menghubungkan antara satu sel dengan sel lainnya sehingga diperoleh
gambaran bentuk sel yang utuh ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum preparat maserasi batang
yaitu untuk membuat sediaan dengan cara menghancurkan lamella tengah
yang menghubungkan antara satu sel dengan sel lainnya sehingga diperoleh
gambaran bentuk sel yang utuh.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang akan diperoleh dari praktikum preparat maserasi batang
yaitu agar praktikan dapat membuat sediaan dengan cara menghancurkan
lamella tengah yang menghubungkan antara satu sel dengan sel lainnya
sehingga diperoleh gambaran bentuk sel yang utuh.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Maserasi merupakan proses perendaman sampel menggunakan pelarut.
Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam, karena
selama perendaman terjadi peristiwa plasmolisis yang menyebabkan terjadi
pemecahan dinding sel akibat perbedaan tekanan di dalam dan di luar sel,
sehingga senyawa yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organic
dan proses ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama
perendaman yang diinginkan (Nurdiansyah, 2011).
Preparat maserasi merupakan preparat yang dibuat dengan cara
memanaskan potongan kayu menggunakan campuran hidrogen peroksida dan
asam asetat glasial dengan perbandingan 2 : 1 dalam tabung reaksi hingga
berwarna putih. Filtrat dibuang dan dicuci dengan air hingga bebas asam,
selanjutnya dikocok hingga seratserat terpisah. Serat diwarnai dengan safranin dan
didiamkan 6-8 jam. Serat dicuci dengan aquades kemudian didehidrasi dengan
alkohol absolut kemudian ditambahkan xylol, sampai serat siap untuk diamati
(Asdar, 2007).
Sel serat merupakan sel meristematik yang telah mengalami diferensiasi.
Pertumbuhan dan perkembangan serat merupakan hasil dari proses pertambahan
jumlah dan ukuran sel. Pertambahan jumlah sel suatu organisme terjadi karena
proses pembelahan sedangkan proses penambahan ukuran sel terjadi karena
proses pembentangan sel. Proses pembelahan sel menentukan dasar untuk
pertumbuhan yang merupakan serangkaian proses yang diatur secara biokimia.
Jaringan ini harus dilengkapi dengan cadangan makanan yang cukup, hormon
dan
vitamin
Sel-sel baru
hasil
pembelahan
Xilem sebagian besar tersusun atas dua tipe sel utama yaitu trakeid dan
pembuluh (vessel). Trakeid adalah sel-sel tipis dan panjang dengan banyak ceruk
atau noktah (pit) tipis disepanjang sel tersebut. Berkas-berkas trakeid menyusun
sebuah saluran yang sambung-menyambung bagi air, sebab zat cair mudah mudah
melalui ceruk dari suuatu trakeid ke trakeid lainnya. Beberapa jenis pembuluh di
duga telah berevolusi dri trakeid-trakeid yang lebih primitif. Sejumlah pembuluh
memiliki cincin (pembuluh anular), sehingga meningkatkan kelenturan pembuluh
tersebut (Fried, 2005).
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan media preparat maserasi
kebanyakan adalah zat warna. Zat warna yang biasa digunakan dalam pembuatan
preparat maserasi adalah safranin dan fast green. Tujuan pewarnaan jaringan
tumbuhan adalah dapat membedakan bagian setiap jaringan sehingga mudah
diamati dibawah mikroskop. Menurut Handari (1983) zat warna memiliki afinitas
selektif terhadap organela sel dan jaringan sehingga sel-sel dan jaringan yang
berbeda dalam suatu organ tumbuhan dapat lebih mudah untuk dibedakan dan bisa
diektraksi bahan-bahannya (Indasari, 2013).
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan Kegunaan
No.
Nama Bahan
1
Batang Jati putih (Gmelina
arborea), Pinus (Pinus
merkusii), kembang sepatu
(Hibiscus rosa sinensis),
akasia (Acasia sp), dan
Kegunaan
Sebagai sampel preparat maserasi
2
3
bugenfil (Beuginfil
spektabilis))
Air bersih
KOH 10%
4
5
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum preparat maserasi
adalah sebagai berikut:
1. Memotong kayu menjadi bagian-bagian kecil dengan diameter seperti
batang korek api
2. Merebus potongan bahan dalam air sampai tenggelam.
3. Memotong bahan menjadi potongan kecil 5 mm.
4. Merebus potongan-potongan tersebut dalam KOH 10% mendidih selama
3 menit.
5. Mencuci dalam air mengalir.
6. Memasukkan dalam larutan campuran yang terdiri dari asam nitrat 10%
sampai bahan menjadi lunak.
7. Mencuci preparat dalam air mengalir kalau sudah lunak.
8. Mewarnai preparat dengan safranin 1% (aquosa) selama 3-5 menit.
9. Mengambil sedikit bahan kemudian meletakkannya di atas kaca objek.
10. Memisah - misahkan dengan menggunakan jarum pentul.
11. Menutupnya dengan kaca penutup.
12. Memberi label dan mengamati dibawah mikroskop.
Keterangan
Batang
akasia
(Acasia sp.)
1. Trakea
2. Trakeid
Batang
kembang
kertas
(Bogenfilla
e
spectabilis)
1. Trakea
2. Trakeid
Batang
melinjo
(Gnetum
gnemon)
1. Trakeid
2. Trakea
1
2
Batang
pinus
(Pinus
merkusi)
Batang jati
(Tectonagra
ndis)
1. Trakeid
1. Trakeid
2. Trakea
Batang
kembang
sepatu
(Hibiscus
rosasinensis)
1. Trakea
2. Trakeid
B. Pembahasan
Preparat maserasi adalah suatu preparat yang proses pembuatannya
dengan cara pembusukan buatan atau pelunakkan jaringan organisme tertentu
dengan menggunakan cairan maserator. Proses pembusukan bertujuan untuk
menghilangkan bagian sel yang menghalangi jaringan yang diamati, sehingga
kenampakan-kenampakan jaringan dibawahnya dapat terlihat dengan jelas
pada proses pengamatan. Metode maserasi menggunakan beberapa jenis
larutan yang bersifat maserator, misalnya larutan KOH yang berfungsi sebagai
melunakan jaringan tumbuhan tetapi tidak sampai merusak jaringan-jaringan
didalamnya. Hal yang sama dengan larutan asam nitrat 10 % dan asam kromat
10 % yaitu sebagai larutan pelunak jaringan. Larutan gliserin dalam metode
maserasi berfungsi sebagai zat pewarna sehingga kenampakan jaringan dapat
terlihat dengan jelas.
Secara umum jaringan tumbuhan ada dua macam yaitu jaringan
meristem dan jaringan permanen. Jaringan meristem tersusun sel-sel muda
sehingga selalu membelah dan belum terdiferensiasi sedangkan jaringan
permanen sel-selnya sudah tidak membelah, tapi telah terdiferensiasi untuk
menjalankan fungsi tertentu sampai membentuk jaringan yang kompleks.
Trakeid berasal dari sel tunggal, selnya panjang dengan ujung runcing.
Trakeid dibedakan dengan trakea karena tidak mengalami perforasi dan hanya
mempunyai pasangan noktah pada dindingnya dengan ujung yang tumpul dan
berbentuk pendek.
Pengamataan anatomi batang kembang sepatu (Hibiscus rosasinensisi) yang juga dilakukan dengan metode jefferey dan diamati dibawah
mikroskop terlihat trakeid dan juga trakea. Pada dasarnya pada pembuatan
preparat maserasi dengan menggunakan metode semi permanen menunjukan
dalam sistem vaskuler tumbuhan terdapat serat yang berbentuk panjang yang
disebut dengan trakeid dan yang berbentuk pendek yang disebut trakea.
Hanya saja pada hasil pengamatan diperoleh hasil yang agak berbeda, hal
tersebut terjadi karena perbedaan pengirisan dan merupakan ciri khas dari
masing-masing spesies tumbuhan.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat diperoleh kesimpulan dari
praktikum ini yaitu untuk bisa membuat sediaan dengan cara menghancurkan
lamella tengah yang menghubungkan antara satu sel dengan sel lainnya
sehingga diperoleh gambaran bentuk sel yang utuh yaitu dapat dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Asdar, M., 2007, Perubahan Sifat Fisik Dan Stabilitas Dimensi Kayu Akibat
Pengawetan Menggunakan Impregnasi Karbondioksida. J. Perennial, 3(1):
6-10.
Astuti, T., & Darmanti, S., 2010., Perkembangan Serat Batang Rosella (Hibiscus
sabdariffa var. Sabdariffa) dengan Perlakuan Naungan dan Volume
Penyiraman yang Berbeda. J. Anatomi Fisiologi, 18(2).
Fried, G. H., 2005, Biologi edisi kedua, Erlangga, Jakarta.
Indasari, I. N., 2013, Wenter Sebagai Pewarna Alternatif Dalam Pewarnaan Media
Preparat Jaringan Batang Dan Akar Tumbuhan Pletekan (Ruellia sp.) Dan
Beluntas (Pluchea indica). BioEdu, 2(1).
Nurdiansyah dan Redha, A., 2011, Efek Lama Maserasi Bubuk Kopra Terhadap
Rendemen, Densitas, dan Bilangan Asam Biodiesel yang Dihasilkan dengan
Metode Transesterifikasi In Situ, J. Belian, X (2) : 218-224