LP Hematuria
LP Hematuria
LP Hematuria
f. USG berguna untuk menetukan letak dan sifat massa ginjal dan
prostat (padat atau kista), adanya batu atau lebarnya lumen pyelum,
penyakit kistik, hidronefrosis, atau urolitiasis ureter, kandung kemih
dan uretra, bekuan darah pada buli-buli/pielum, dan untuk mengetahui
adanya metastasis tumor di hepar. Ultrasonografi dari saluran kemih
sangat berguna pada pasien dengan hematuria berat, nyeri abdomen,
nyeri pinggang, atau trauma. Jika hasil penelitian awal ini tetap
normal, disarankan dilakukan pemeriksaan kreatinin dan elektrolit
serum.
g. Endoultrasonografi, yaitu ekografi transurethral sangat berguna untuk
pemeriksaan prostat dan buli-buli
h. Arteriografi dilakukan bila ditemukan tumor ginjal nonkista untuk
menilai vaskularisasinya walaupun sering digunakan CT-Scan karena
lebih aman dan informative. Bagian atas saluran kemih dapat dilihat
dengan cara uretrografi retrograd atau punksi perkutan.
i. Payaran radionuklir digunakan untuk menilai faal ginjal, misalnya
setelah obstruksi dihilangkan
j. Pemeriksaan endoskopi uretra dan kandung kemih memberikan
gambaran jelas dan kesempatan untuk mengadakan biopsy
k. Sistometrografi biasanya digunakan untuk menentukan perbandingan
antara isi dan tekanan di buli-buli
l. Sistoskopi atau sisto-uretero-renoskopi (URS) dikerjakan jika
pemeriksaan penunjang di atas belum dapat menyimpulkan penyebab
hematuria. (Wim de Jong, dkk, 2004)
7. Penatalaksanaan
Jika terdapat gumpalan darah pada buli-buli yang menimbulkan
retensi urine, coba dilakukan kateterisasi dan pembilasan buli-buli dengan
memakai cairan garam fisiologis, tetapi jika tindakan ini tidak berhasil,
pasien secepatnya dirujuk untuk menjalani evakuasi bekuan darah
transuretra dan sekaligus menghentikan sumber perdarahan. Jika terjadi
eksanguinasi yang menyebabkan anemia, harus dipikirkan pemberian
transfusi darah. Demikian juga jika terjadi infeksi harus diberikan
antibiotika. (Mellisa C Stoppler, 2010). Setelah hematuria dapat
ditanggulangi, tindakan selanjutnya adalah mencari penyebabnya dan
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
Pemeriksaan fisik harus fokus pada deteksi hipertensi yang hadir
bersamaan dengan sindrom nefritik dan penyakit pembuluh darah ginjal,
edema terkait dengan sindrom nefrotik, massa perut atau panggul teraba
menyarankan ginjal neoplasma, dan adanya nyeri ketok kostovertebral
atau nyeri tekan suprapubik berhubungan dengan infeksi saluran kemih.
Pemeriksaan rektal pada pria dapat mengungkapkan nodularitas prostat
atau pembesaran sebagai penyebab potensial.
Pada pemeriksaan diperhatikan adanya hipertensi yang mungkin
merupakan manifestasi dari suatu penyakit ginjal. Syok hipovolemik dan
anemia mungkin disebabkan karena banyak darah yang keluar.
Ditemukannya tanda-tanda perdarahan di tempat lain adalah petunjuk
adanya kelainan sistem pembekuan darah yang bersifat sistemik.
1. Pucat pada kulit dan konjungtiva sering terlihat pada pasien dengan
anemia.
2. Periorbital, skrotum, dan edema perifer, mungkin menunjukkan
hipoalbuminemia dari glomerulus atau penyakit ginjal.
3. Cachexia mungkin menunjukkan keganasan.
4. Nyeri tekan dari sudut kostovertebral, dapat disebabkan oleh
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawat
Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC :
Pain Level,
pain control,
comfort level
NIC :
Lakukan
lokasi,
faktor
Observa
Setelah dilakukan tinfakan keperawatan selama . Pasien
jaringan
Bantu p
DS:
tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:
- Laporan secara verbal
menem
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
DO:
Kontrol
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi
- Posisi untuk menahan nyeri
seperti
- Tingkah laku berhati-hati
nyeri, mencari bantuan)
Kurangi
- Gangguan tidur (mata sayu,
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
Kaji tipe
tampak capek, sulit atau
Ajarkan
manajemen nyeri
gerakan kacau,
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan
relaksa
menyeringai)
Berikan
tanda nyeri)
- Terfokus pada diri sendiri Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tingkat
- Fokus menyempit
Berikan
Tanda vital dalam rentang normal
Tidak mengalami gangguan tidur
(penurunan persepsi
berapa
waktu, kerusakan proses
berpikir, penurunan
interaksi dengan orang
dan lingkungan)
- Tingkah laku distraksi,
contoh : jalan-jalan,
menemui orang lain
dan/atau aktivitas,
aktivitas berulang-ulang)
- Respon autonom (seperti
diaphoresis, perubahan
tekanan darah, perubahan
nafas, nadi dan dilatasi
pupil)
- Perubahan autonomic dalam
tonus otot (mungkin
dalam rentang dari lemah
ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah,
ketidak
Monitor
analge
merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu
makan dan minum
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Risiko infeksi
Faktor-faktor risiko :
- Prosedur Infasif
- Kerusakan jaringan dan
peningkatan paparan
lingkungan
- Malnutrisi
- Peningkatan paparan
lingkungan patogen
- Imonusupresi
- Tidak adekuat pertahanan
sekunder (penurunan Hb,
Leukopenia, penekanan
respon inflamasi)
- Penyakit kronik
- Imunosupresi
- Malnutrisi
- Pertahan primer tidak
adekuat (kerusakan kulit,
trauma jaringan,
gangguan peristaltik)
Rencana keperawat
Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC :
Immune Status
Knowledge : Infection control
Risk control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
NIC :
Pertahan
Batasi p
Cuci tan
keper
Gunaka
Ganti le
Perta
Inspe
keme
Moni
Doro
Doro
Ajark
Kaji s
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Risiko trauma
Rencana keperawat
Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC :
Knowledge : Personal Safety
Faktor-faktor risiko
Safety Behavior : Fall Prevention
Internal:
Safety Behavior : Fall occurance
Kelemahan, penglihatan
Safety Behavior : Physical Injury
menurun, penurunan sensasi Tissue Integrity: Skin and Mucous Membran
taktil, penurunan koordinasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.klien
tidak mengalami trauma dengan kriteria hasil:
otot, tangan-mata,
- pasien terbebas dari trauma fisik
kurangnya edukasi
keamanan, keterbelakangan
mental
Eksternal:
Lingkungan
NIC :
Environ
Sedia
Ident
deng
riway
Men
mem
Mem
Men
Mem
Mem
Men
Men
Berik
peng
Diagnosa Keperawatan/
peny
Rencana keperawat
NIC :
Anxiety
Gun
Nya
pas
Jela
sela
Tem
men
Ber
tind
Lib
Inst
rela
Den
Ide
Ban
kec
Dor
keta
Kel
TINJAUAN KASUS
A.
Tgl Masuk RS
: 08-11-2015
Tgl Pengkajian
: 24-11-2015
No RM
: 732259
Tanggal Lahir
: 27-09-1980
Ruangan
Diagnosa Medis
: Hematuria
Pengkajian
1.
Identitas
a. Identitas Klien
Nama
: Ny. M
Umur
: 35 Tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Status Perkawinan
: Menikah
Agama/suku
: Islam/Bugis
Warga Negara
: Indonesia
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Kolaka Utara
b. Identitas Penanggung
Nama
: Mustamin
3.
Data Medik
a. Dikirim Oleh
: UGD
b. Diagnosa Medik : Hematuria
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
1.) Keluhan utama : gelisah & lemah
2.) Riwayat keluhan utama : hal ini dialami sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit, terjadi perlaha-lahan awalnya pasien
III
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
I1,2,3,4
II1,2,3
penyebabnya
Tidak ada anggota keluarga menderita penyakit yang sama dengan
klien.
4.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum lemah, klien nampak sakit berat, klien nampak gelisah
b. Kesadaran composmentis
c. Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
N : 86 x/menit
SB : 37 0 C
P : 20 x/menit
d. Kepala
Inspeksi :
-
Warna rambut
: Hitam
Distribusi rambut
: Merata
Kulit kepala
: Nampak bersih
Palpasi :
-
e. Muka
Inspeksi :
-
Palpasi :
-
f. Mata
Inspeksi :
-
Mata kuning
Konjungtiva anemis
Palpasi :
-
g. Hidung
Inspeksi :
-
Palpasi :
-
h. Telinga
Inspeksi :
-
Palpasi :
-
i. Rongga mulut
Inspeksi :
Mulut bersih
Bibir kering
j. Leher
Inspeksi :
-
Palpasi :
-
Palpasi :
-
Auskultasi
-
l. Jantung
Inspeksi :
-
m. Abdomen
Inspeksi :
-
Auskultasi :
-
Palpasi :
-
Ginjal bengkak
Ekstrimitas atas
-
5.
Pemeriksaan Diagnostik
Hasil foto thorax menunjukkan TB Paru
Hbs Ag
Anti HCV
Kimia Darah
-
Hasil
Nilai rujukan
Satuan
1.0 (NoRe)
0.16 (NoRe)
< 0.13
COI
< 1.00
COI
140
mg/dl
10-14
detik
22.0-30.0
detik
10-50
mg/dl
L(<1.3); P(<1.1)
mg/dl
<38
U/L
<41
U/L
3.5-5.0
Gr/dl
136-145
Mmol/l
3.5-5.1
Mmol/l
97-111
Mmol/l
89
Glukosa
(GDS)
Hematologi
Koagulasi
PT
INR
APTT
Fungsi ginjal
13.3
1.28
24.0
299
5.55
252
113
2.9
Ureum
Kreatinin
Fungsi hati
132
2.9
101
SGOT
SGPT
Albumin
Elektrolit
Natrium
Kalium
Klorida
Kesan
Hasil
Nilai rujukan
Satuan
Ureum
129
10-50
Mg/dl
Kreatinin
1.30
L(<1.3); P(<1.1)
Mg/dl
Bilirubin total
7.43
< 1.1
Mg/dl
Bilirubin direk
7.16
< 0.30
Mg/dl
Alkali fostafase
130
L:<270; P:<240
U/L
Gamma_GT
267
L(11-50); P(7-32)
U/L
WBC
3.80
4.0 10.0
RBC
3.31
3.80-5.80
HGB
9.1
11.5-16.0
g/dl
Hasil
Nilai rujukan
Satuan
Ureum
51
10-50
Mg/dl
Kreatinin
0.81
L(<1.3); P(<1.1)
Mg/dl
Bilirubin total
4.52
< 1.1
Mg/dl
Bilirubin direk
3.70
< 0.30
Mg/dl
SGOT
92
< 38
U/L
SGPT
126
< 41
U/L
Natrium
134
136-145
Mmol/l
Kalium
3.0
3.5-5.1
Mmol/l
Klorida
101
97-111
Mmol/l
Hasil
Nilai rujukan
Satuan
Warna
Kuning
Kuning muda
PH
6.5
4.5-8.0
Fungsi hati
CBC
Fungsi hati
Elektrolit
BJ
1.010
1.005-1.035
Protein
++ / 100
Negatif
Mg/dl
Glukose
Negatif
Negatif
Mg/dl
Bilirubin
Negatif
Negatif
Urobilinogen
Normal
Normal
Mg/dl
Keton
Negatif
Negatif
Mg/dl
Nitrit
Negatif
Negatif
Mg/dl
Blood
+++ / 200
Negatif
RBC/ul
Lekosit
+++ / 500
Negatif
WBC/ul
Vit.c
Negatif
Negatif
Mg/dl
Sedimen lekosit
penuh
<50
ipb
Sedimen eritrosit
> 50
<50
ipb
Sedimen torak
ipk
Sedimen kristal
ipk
ipk
6.
Kebiasaan
a.)
Sebelum sakit
-
Pola makan
: Nasi, lauk,
sayur-sayuran
Frekuensi makan
: 2 x sehari
Nafsu makan
: Kurang nafsu
makan
Minuman dalam
sehari
b.)
: 7 gelas/hari
Setelah masuk rumah
sakit
Pola makan
: kurang (stop
intake oral)
-
Frekuensi
Nafsu makan
: keluarga
: 4 gelas/hari
c.) Pengkuran
Tinggi badan
Berat badan
Lingkar lengan
IMT
Gizi buruk
: 150 cm
: 34 Kg
:
: 15.1 Kg/m2 (underweight)
b. Eliminasi
1.)
Sebelum sakit
-
Frekuensi
: Normal
Warna
Bau
: Pesing
Jumlah
: 1400 ml/hari
b.)
Frekuensi
: Sering
Warna
: Merah (bercampur
Bau
: Pesing
darah)
2.)
Warna
:-
Konsistensi
:-
Frekuensi
Output
-
Balance cairan
Input-output (2200-1910) = (290)
c. Olah raga dan aktivitas
-
Keluarga klien menyatakan klien susah untuk tidur, baik tidur siang
maupun malam.
e. Personal hygiene
Kebiasaan :
-
Mandi 2 x sehari.
8.
Perawatan
-
Istirahat
Pengobatan
-
Ceftriaxone
Comafusin hepar
Aminofusin hepar
Lactulosa
Maxiliv
Methylprednison
Alinamin f
Clinoleic
Clinimix
N-Ace
Ambroxol
B.
KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif
-
Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
SB : 37 0 C
N : 86 x/menit
P : 20 x.menit
Gizi buruk
Hasil laboratorium:
Kimia Darah
Ureum
299
Kreatinin
5,55
Hb
10,7
WBC
3.80
RBC
3.31
HGB
9.1
SGOT
252
SGPT
113
Albumin
2.9
Natrium
132
Kalium
2.9
Klorida
101
Bilirubin total
4.52
Billirubin direk
3.70
Hematologi
PT
13.3
INR
1.28
APTT
24.0
Urinalisis
pH
6.5
Protein
Blood
Lekosit
Sedimen lekosit
Sedimen eritrosit
++ / 100
+++ / 200
+++ / 500
PENUH
>50
C.
ANALISA DATA
No
1
Data
Data subjektif
-
berkemih
Klien mengatakan air kencing
Etiologi
Obstruksi saluran
Masalah
Nyeri Kronik
kemih
berwarna merah
Data objektif
-
ketika berkemih
P = kerusakan ginjal
Q = sedang, tertusuk-tusuk
R = pada bagian perut
S=5
T = hilang timbul
- TTV
TD : 110/80
N : 86 x/menit
P : 20 x/menit
S : 370C
Hasil pemeriksaan
Fungsi ginjal
Ureum (129)
Kreatinin (1.30)
Data subjektif
-
menurun
Keluarga mengatakan nafsu
Data objektif
-
Anoreksia
Kekurangan volume
cairan
PT
13.3
INR
1.28
APTT
24.0
Hb
10,7
WBC
3.80
RBC
3.31
HGB
9.1
Urinalisis
pH
6.5
Protein
++ / 100
Blood
+++ / 200
Lekosit
+++ / 500
Sedimen lekositPENUH
Sedimen eritrosit
Natrium : 132
Kalium : 2.9
Klorida : 101
>50
Data subjektif
-
Anoreksia
menurun
-
4
-
Kerusakan pada
pencernaan
Konstipasi
Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
SB : 37 0 C
N : 86 x/menit
P : 20 x.menit
Hasil laboratorium:
Kimia Darah
Ureum
299
Kreatinin
5,55
SGOT
252
SGPT
113
Urinalisis
pH
6.5
Protein
++ / 100
Blood
+++ / 200
Lekosit
+++ / 500
Sedimen lekosit
PENUH
Data Subjektif
Infeksi virus TB
ketika batuk
Data Objektif
-
Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
SB : 37 0 C
N : 86 x/menit
P : 20 x.menit
Hb Menurun
Klien
menyatakan
nyeri
saat
berkemih
-
Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg SB : 37 0 C
N : 86 x/menit
P : 20 x.menit
Hasil laboratorium:
Kimia Darah
Hb
10,7
WBC
3.80
Intoleransi aktifitas
RBC
3.31
HGB
9.1
Urinalisis
pH
6.5
Protein
++ / 100
Blood
+++ / 200
Lekosit
+++ / 500
Sedimen lekosit
PENUH
D.
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
1.
2.
5.
6.