Fisiologi Hewan
Fisiologi Hewan
Fisiologi Hewan
Dosen Pengampu:
Dr. Retno Susilowati,M.Si
Disusun oleh :
Aina Maya Shof
(13620009)
(13620017)
Rudini
(13620035)
Kelas :
biologi A
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Kuasa, karena atas limpahan
rahmat serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul PENGINDRAAN LINGKUNGAN DAN INTEGRASI DALAM
ISLAM tepat pada waktu yang ditentukan. Makalah ini bertujuan untuk
membina dan mengembangkan potensi mahasiswa dibidang akademik,
yang mengacu pada tri darma perguruan tinggi yaitu pendidikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi
Hewan. Selama penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat
bantuan berupa arahan atau bimbingan.Untuk itu, ucapan terimakaih tak
lupa
kami
sampaika
kepada
semua
pihak
terutama
pada
dosen
Penyusun
Malang, 23 Februari
2016
DAFTAR ISI
Cover ......................................................................................
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................
Tujuan .....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Keterkaitan QS. An Nahl(16):78 dengan pengindraan.............
13
15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebagai organisme hidup,didalammya terdapat sistem koordinasi
yang akan mengatur agar semua organ dapat bekerja secara serasi.
System koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya,
dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan tadi.
Rangsangan merupakan informasi yang dapat di terima. Informasi
tersebut dapat berupa informasi yang internal maupun yang eksternal.
Rangsang eksternal (berasal dari lingungan di luar tubuh) misalnya
linitas (kadar garam), suhu udara, kelembapan, dan cahaya. Sedangkan
rangsangan yang berasal dari dalam tubuh (internal) dapat berupa suhu
tubuh, keasaman (pH) darah/cairan tubuh, kadar gula darah, dan kadar
kalsium
dalam
darah.
Untuk
dapat
menerima
rangsangan
dan
rangsang
dan
untuk
menghasilkan
tanggapan
terhadap
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dijadikan penunjang disusunnya makalah ini
adalah:
Tujuan
Tujuan dari disusunnya praktikum ini adalah:
BAB II
PEMBAHASAN
1.1
reseptor
yang
lebihrumit
dapat
ditemukan
dalam
organ
dibedakan
menjadi
dua
jenis,
yaitu
interoreseptor
dan
rangsang
dari
dalam
tubuh
hewan,
Contoh
dari suatu bentuk tertentu menjadi bentuk energy yang lain, pada saat
sampai di reseptor, semua energy dalam bentuk apapun akan segera
diubah menjadi energy listrik, yang selanjutnya akan membawa kepada
perubahan elektrokimia sehingga timbul potensial aksi (Isnaeni, 2006).
Cara berfungsinya reseptor adalah sebagai berikut, Apabila suatu
jenis reseptor menerima rangsang yang sesuai maka membrane reseptor
tersebut akan mengalami serangkaian peristiwa yang menyebabkan
timbulnya potensialnya aksi pada bagian tersebut. Potensial aksi yang
terbentuk itu dinamakan potensial reseptor atau potensial local. Dalam
hal ini, potensial aksi tidak menjalar ke bagian lainnya, Namun, jika
rangsang yang diterima reseptor cukup kuat, potensial reseptor yang
timbul akan lebih besar,
besar pula potensial local yang dihasilkan, hingga dapat melampaui batas
perangsangan pada membrane, Apabila hal ini terjadi, potensial aksi akan
menyebar ke membrane disebelahnya, hingga ke sel saraf aferen, bahkan
ke membrane sel berikutnya, dalam keadaan demikian, potensial aksi
yang terbentuk pada reseptor dinamakan potensial generator (Isnaeni,
2006).
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai cara kerja
reseptor, kita ambil contoh mekanoreseptor, Mekanoreseptor mempunyai
pintu ion yang akan berubah keadaanya, menjadi terbuka dan tertutup,
akibat terjadinya deformasi mekanik pada pintu ion tersebut. Deformasi
mekanik ialah perubahan bentuk protein penyusun pintu ion akibat
rangsang mekanik, misalnya sentuhan atau peningkatan tekanan. Saat
istirahat, protein penyusun pintu ion memperlihatkan bentuk fisik tertentu
sehingga jalan masuk ion dalam keadaan tertutup. Rangsang mekanik
yang sampai pada reseptor tersebut akan menyebabkan bentuk fisik
protein penyusun pintu ion berubah sedemikian rupa sehingga pintu
untuk ion tertentu akan terbuka (Isnaeni, 2006).
A. Penerimaan Rangsang Oleh Reseptor
gambar
diatas
tampak
bahwa
reseptor
cahaya
yang
dapat
dikelompokan
dengan
berbagai
cara,
yaitu
berdasarkan struktur, lokasi sumber rangsang, dan jenis atau sifat saraf
rangsang yang dapat diterima oleh reseptor tersebut. Berdasarkan
sturkturnya, reseptor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu reseptor saraf
dan reseptor dan bukan saraf. Struktur reseptor saraf yang paling
sederhana, yang hanya berupa ujung dendrit dari suatu sel saraf (tidak
memiliki selubung mielin), dapat ditemukan pada reseptor nyeri atau
nonireseptor. Sturktur reseptor yang lebih rumit dapat ditemukan dalam
organ
pendengaran
vertebrata(berupa
sel
rambut)
pada
organ
masing-masing
reseptor
tersebut
peka
terhadap
Termoreseptor
penjagaan
suhu
tubuh
agar
berada
dalam
kisaran
yang
termostat
tubuh.
Hipotalamus
berperan
penting
dalam
tubuh
individu.
Peningkatan
suhu
secara
ekstrem
akan
perifer
dan
pusat
tubuh.
Hal
ini
sangat
penting
untuk
1.4 Mekanoreseptor
Pendengaran
adalah
persepsi saraf
mengenai
energi
suara.
udara
yang
Banyakdijumpaibagianmeissnerini,
Kraus
(Krauses
end
bulb)danBadanruffini
(Ruffinis
Cara
kerja
reseptor
contohnya
mekanoreseptor,
mekanoreseptor
Gurat sisi
Sistem saraf yang ditemukan pada golongan hewan
Vertebrata rendah seperti pada ikan dan amfibi. Gurat sisi ini
pada ikan dan amfibi tertentu merupakan suatu saluran
tubuhnya
saluran-saluran
itu
merupakan
teratur
disebut
neuromast.
Neuromast
ini
Rheotaksis
Rheotaksis adalah suatu kecenderungan dari mahkluk
hidup untuk menerima rangsangan mekanis dari arus air
karena gerakan. Misalnya pada planaria, cacing ini akan
mengadakan reaksi terhadap arus air dengan reseptor yang
ada pada seluruh permukaan tubuhnya.
3)
Anemotaksis
Anemotaksis adalah suatu kemampuan hewan untuk
mengetahui
terdapat
aliran
pada
udara
hewan
disekitarnya.
terbang
Anemotaksis
seperti
lalat.
ini
Mereka
Mekanisme pendengaran
Gelombang suara dari luar dikumpulkan oleh daun teliga (pinna)
masuk ke saluran ekterna pendengaran (meatus dan kanalis auditorius
eksterna) yang selanjutnya masuk ke dalam membran timpani. Adanya
gelombang suara yang masuk ke membrane timpani menyebabkan
membrane timpani bergetar dan bergerak maju mundur. Gerakan ini juga
menyebabkan tulanggg tulang pendengaran seperti meleus, inkus dan
stapes ikut bergerak dan selanjutnya stapes menggerakkan cairan perilimf
dan
selanjutnya
menggerakn
perilimf
pada
skala
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
1. Keterkaitan antara Qs An-Nahl dengan penginderaan khususx
manusia adalah dalam Qs An-Nahl dijelaskan bahwasanya
manusia yang telah dilahirkan ke dunia tidak mengetahui
apapun, sehingga Allah swt, mengkaruniai pengindreaan yang
berupa penglihatan dan pendengaran yang baik, agar manusia
tersebut
dapat
berinteraksi
dengan
baik
terhadap
lingkungannya.
2. Reseptor menerima rangsang yang sesuai maka membrane
reseptor tersebut akan mengalami serangkaian peristiwa yang
menyebabkan
timbulnya
potensialnya
aksi
pada
bagian
tersebut.
3. Termoreseptor adalah suatu proses mengenali suhu tinggi dan
rendah untuk memepertahankan kestabilan tubuh dari suhu
lingkungan, sedangkan mekanoreseptor adalah alat indera
yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan
suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra
pendengaran (kuping).
DAFTAR PUSTAKA