Metode Geomagnetik
Metode Geomagnetik
Metode Geomagnetik
Catatan Kuliah
Oleh
Syamsu Rosid
Pendahuluan
Metode Magnetik
Metode magnetik meliputi pengukuran intensitas magnetik bumi, di antaranya pengukuran
horizontal maupun vertikal dari gradient medan magnetic bumi.
Anomali dalam medan magnet bumi disebabkan oleh magnetisme remanen atau induksi.
Anomali magnetisme induksi adalah hasil dari magnetisasi sekunder yang diinduksi dari tubuh
batuan oleh medan magnet bumi. Bentuk, dimensi, dan amplitudo dari anomali magnetic induksi
dispengaruhi oleh orientasi, geometri, ukuran, kedalaman dan suseptibilitas batuan serta
intensitas dan inklinasi medan magnet bumi pada lokasi penelitian.
Benda-benda logam yang terkubur di bawah permukaan seperti pipa, tangki,dan lain-lain dapat
menyebabkan meningkatnya anomaly dipolar dengan respon positif ke selatan dan respon negatif
ke utara objek. Metode magnetik adalah metode efektif untuk mencari benda berukuran kecil
karena anomaly magnetic memiliki dimensi spasial yang jauh lebih besar dari benda tersebut.
Sumur bor minyak umumnya menghasilkan monopolar anomali dengan amplitudo sangat besar,
dengan puncak positif beberapa feet ke selatan dan amplitude rendah dengan repons negatif ke
selatan. Anomali magnetik dari sumur minyak yang terkubur umumnya memiliki diameter
hingga 50 feet dan amplitude hingga beberapa ribu nanotesla, tergantung kepada kedalaman dan
karakteristik casingnya. Magnetometer dapat mendeteksi sumur minyak terbengkalai hinggaa
kedalaman 20 feet jika level noise tidak terlalu tinggi dan casing sumur tidak terkorosi.
Magnetometer tidak mampu mendeteksi logam tanpa kandungan besi (ferro) seperti aluminium
dan kuningan.
Survey Magnetik
Investigasi anomaly medan magnet bumi dihasilkan oleh property magnetic dari batuan (baik
susepyibiltas magnetic maupun remanen). Penelitian magnetic mencari variasi medan magnet
bumi yang disebabkan oleh perubahan pada struktur geologi bawah permukaan atau perbedaan
dari sifat magnetic batuan di dekat permukaan. Magnetisme yang melekat pada batuan disebut
suseptibilas magnetik. Batuan sedimen umumnya memiliki suseptibilitas magnetic yang sangat
kecil bila dibndingkan dengan batuan beku atau metamorf, yang cenderung kaya akan
kandungan mineral magnetit. Kebanyakan metode magnetic didesain untuk memetakan struktur
geologi di atas atau di dalam batuan dasar (basement) yaitu batuan kristalin yang terdapat di
bawah lapisan-lapisan batuan sedimen atau untuk mendeteksi kandungan mineral magnetic
secara langsung.
Metode magnetic awalnya digunakan untuk eksplorasi migas di daerah di mana struktur dari
lapisan batuan sedimen yang mengandung minyak dikontrol oleh faktor topografi seperti
misalnya patahan, di permukaan lapisan basement. Semenjak perkembangan metode
aeromagnetik, kebanyakan survey magnetik untuk eksplorasi minyak bumi dilakukan untuk
mengetahui ketebalan lapisan batuan sedimen di wilayah yang sulit dijangkau.
Aplikasi:
-
m1 m2
r2
Induksi magnetic
Medan magnet
Polaritas magnetik,
magnetisasi
Momen dipol
magnetic per satuan
volume
Gauss
Oersted
Unit
elektromagnetik
Unit
elektromagnetik
G
Oe
emu
Tesla
Ampere per meter
Tesla
T
A/m
T
A/m
emu
Induksi magnetic
Medan magnet
Polaritas magnetik,
magnetisasi
Momen dipol
magnetic per satuan
volume
Medan Magnet
-
Momen Magnetic
-
Intensitas Magnetisasi
-
Suseptibilitas Magnetik
-
Mineral Ferrimagnetik
o Magnetit
o Ilmenit, pirotit, titanomagnetit
Magnetisasi induksi
I = kH
Medan remanen:
o Thermoremanen (TRM)
o Detritalremanen (DRM)
o Chemicalremanen (CRM)
o Isothermalremanen (IRM)
o Viscousremanen (VRM)
Induksi Magnetik
Ketika material magnetic diletakan dalam medan magnet, hasil magnetisasinya akan
menambah medan magnet pada daerah tersebut. Dalam tubuh batuan, nilai induksi
magnetic total yaitu:
Sistem Internasional
B = oH + oI = oH + okH + oH (1+k) = o rH
Di mana B adalah Vs/m2 atau Tesla dan o = 4 10-7 H/m adalah permeabilitas ruang
bebas
Sistem cgi
Induksi magnetic (B) berhubungan dengan medan magnet H dengan
B = H + 4 J
Dengan J adalah polarisasi magnetic dan M yaitu momen dipol magnetik per unit volume
J=M
2 m cos
r3
)=
dan
r^
msin
r2
ke
disebut juga
) = - grad (
= -V (
)
dimana (
)=
mcos
2
r
Atau
)=-
1
r
Pada material-material permeable seperti bumi ada yang terinduksi oleh magnet bumi dengan
kuat induksinya tergantung pada suseptibilitas batuan, dan ada juga yang dengan magnet
permanent yang tak berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Pada kasus lain ada juga
material yang dengan volume V terdistribusi secara kontinue momen dipole magnetik persatuan
volume V adalah:
) = - V M (
).
1
[r r 0 ]
d3ro
)=-
(
V
1
[r r 0 ]
d3ro
Jika arah magnetisasi diseluruh volume V dianggap sama, yaitu pada arah ,
= M(
r^
Sehingga,
Atau
)=
)=-
1
M
V
[r r 0 ]
d3ro
M [r 1r ] d3ro
V
0
U(
Dimana nilai g
) = - G V (
1
[r r 0 ]
d3ro
batas integral
M
G
dU
d
atau
)=
M
G
d F ( r )
d
dimana
Hx = -
M
G
U
z
Menggunakan polinomial
Z (x,y) = A x + B y + C
Z (x,y) = A x2 + B y2 + C xy + D x + E y + F
Ordo Satu
Ordo Dua
ini sebuah formula yang menyatakan secara magnetic bahwa kita bisa menghubungkan
antara medan magnetic dan medan gravitasi
atomnya searah dengan medan polarisasi dan induksi magnetiknya bernilai kecil karena
hanya sebagian kecil spin saja yang teralienasi.
Temperatur curie -> kedalaman 20 km.
Berperan sebagai silikat = olivin, piroksen, amfibol, biotit.
Ferromagnetik
Nilai knya positif dan tidak tergantung kepada temperatur Curie, karena materlai-material
atom mempunyai momen magnet dan interaksi antara atom terdekatnya sangat kuat.
Kombinasi dari orbit elektron dan gerak spinnya menghasilkan magnet yang kuat.
-
Tabel 14-2
Jenis batuan
Batuan Sedimen:
Dolomite
Batulempung
Batupasir
Shale
Batuan dasar
Metamorf
Beku Asam
Beku Basa
Nomor sampel
Susceptibility
Rendah Tinggi
Ratarata
66
66
230
137
0
2
0
5
75
280
1665
1478
8
23
32
52
61
58
78
0
33
44
5824
6527
9711
349
647
2596
2. Magnet Permanen
Semua peneliti di dunia sepakat bahwa batuan beku dan sedimen memiliki magnet permanen
dalam tingkatan yang berbeda, dan fenomena ini berkaku umum/menyeluruh. Dalam kedua
batuan ini tidak hanya intensitas permanennya saja yang kuat, tetapi juga mempunyai arah yang
secara keseluruhan berbeda dari arah geomagnet saat ini -> paleomagnetism
Natural Remanent Magnetic: TRM(thermo): dalam pendinginan dsri temperature tinggi.
Orientasinya merefleksikan orientasi magnet bumi pada waktu dan tempat formasi itu terbentuk.
TRM akan hilang jika dipanaskan >600 C ( temp. curie)
IRM (isothermal) pada temperatue konstan, gaya magnetisasi bekerja dalam waktu yang singkat
VRM( Viscous): sebagai efek kumulatif setelah terbebas lama dalam sebuah medan;
pembentukan magnet remanenn merupakan fungsi logaritmik terhadap waktu, jadinprosesnya
butuh waktu lama. Proses ini lebih merupakan sifat dari batuan berbutir halus daripada berbutir
kasar. Magnet remanent ini cukup stabil.
DRM (detrital/depositonal) diperoleh dengan sedimen sebagai tenpat/ pilihan untuk pembentukan
butir-butir magnetik dibdalam air dalam pengaruh medan bumi. Claybadalah bentuk sedimen
utama yang menunjukkan jenis remanennjn
CRM (chemical) selama pertumbuhan atau rekristalisasi butir-butir magnetik pada temperatur
moderate dibawah temperatur curie. Prosesnini cukup signifikan dalam batuan sedimen dan
metamorf
Ratio Koenigsberger
Qn= Mn / kT
Mn= permanen intesitas
T= gaya total geomagnet
Menunjukkan batuan beku-> gabbro dan basalt
Ternyata lebih di dominasi oleh intensitas permanen dari pada induksi geomagnet. Oleh karena
itu dalam melakukan interpretasi magnetik untuk daerah yang mengandung batuan beku harus
memperhitungkan aspek intensitas permanen untuk memperoleh ganbaran geologis yang
memuaskan.
Jadi vektor resultannya:
M= Mn+ kT
Kasus paling sederhana jika M dan F paralel/antiparalel dan isotropik kapp=> k1 = k + Mn/T
Dalam mediuman an isotrop
Dalam geofisika terapan umumnya hanya mencakup medan-medan yang berosilasi dengan
periode yang relatif pendek -> D diabaikan
Di dalam sebuah material konduktor nilai D secara normal jauh lebih kecil dsri pada 4J.. Dalam
kenyataannya di lapangan D menjadi ( jika L dan T adalah panjang dan waktu karateristik)
Sementara dalam daerah non konduktor -> J=0 atau arus yang membentuk medan geomagnet
tidak mengalir diatas permukaan bumi. Berbeda dengan potensial gravitasi hang selalu +,
potensial magnetik bisa bernilai - . Jika kutub-kutub magnetic
Medan Utama
Persamaan Maxwell
Sebagaimana kita ketahui bahwa medan magnet dihasilkan dari gerakan muatan listrik (termasuk
gerak orbital dan spin elektron) -> gelombang elektromagnetik (EM) -> persamaan Maxwell
di mana
E & H = intensitas medan listrik dan medan magnet
D & B = induksi medan listrik dan medan magnet
J = rapat arus konduksi
= rapat muatan listrik
Hubungan-hubungan vektor yang mungkin antar parameter di atas untuk medium yang linear
(homogen dan isotropic) adalah
D = E ; B = H ; dan J = E
di mana
= permitivitas listrik
= permeabilitas magnetic
= konduktivitas listrik
Dan dan adalah kuantitas yang independen terhadap variabel medan dan tidak bergantung
secara eksplisit terhadap waktu
Dipole
Perubahan Magnet
International Geomagnetic Reference Field
- Terkadang subtraksi data bumi diapat dari data magnetic
Mengeluarkan lapangan regional
Mengeluarkan variasi pada lapangan, penting saat mengkombinasikan data yang ada
bertahun-tahun.
- Lapangan di evaluasi selama 5 tahun,koefisien lapangan,dan variasi secular.
Analisis data lapangan
Lapangan Non-Dipole
Variasi Sekuler
Data kembali pada minimal 1500-an (London Observatory)
Berubah sekitar 50 150 nT/tahun di banyak tempat (lihat gs, h s) seringkali berhubungan
dengan lapangan non-dipol
Lapangan dipol berubah pula; berkurang 1/2000 per tahun
Westward drif: about 0.2 derajat garis bujur per tahun
- Memproduksi penurunan dan kenaikkan pada beberapa wilayah local
- Menandakan bahwa inti berotasi lebih lamban dari kerak bumi
2,500
kontur
nT
10 o
total
(klik:
http://www.ngdc.noaa.gov/seg/geomag/jsp/IGRFWMM.jsp
Lapangan non-dipol
Variasi sekuler pada lapangan vertikal
Lapangan magnetic kekuatan spectrum
Kalkulator IGRF (klik: http://www.ngdc.noaa.gov/seg/geomag/jsp/IGRFWMM.jsp )
Unsur-unsur Lapangan
Harus menambahkan anomaly lapangan vector pada lapangan vector Bumi
Komponen komponen vector
F E= X 2E +Y 2E + Z2E
H 2E + Z 2E
Dimana F adalah intensitas lapangan total, dan X,Y,X dan H adalah Utara, Timur, komponen
vertikal dan horizontal
Inklinasi: sudut lapangan dengan horizontal (dip)
Z E=F E sin i , H E =F E cos i, tani=
zE
HE
Magnetometer optikal
yang kita punya adalah sebuah magnetometer sesium uap
mirip dengan presisi proton, namun menggunakan electron
presisi frekuensi lebih tinggi
o interval antara pembacaan lebih cepat
o presisi lebih tinggi
F base 2F base 1
x (t obst base 1)
t Base 2t base 1
Survey aeromagnetic
masalah instrument: bidang lapangan magnetic ( termasuk karena arus ) harus kosong, atau
terhindar dari deteksi sensor apapun.
jarak stasiun tergantung pada kecepatan dan perekaman data
data diambil selama penerbangan
garis dasi digunakan untuk koreksi drift dan posisi error
navigasi sangat penting
elevasi atau ketinggian konstan (barometric) atau ketinggian konstan di atas tanas ( survey
draped )
ilustrasi
Survey laut
sama dengan aeromagnetic
botol diderek sebagai ikan (istilah) 500 1000 astern, buoyansi kabel dan botol
Survey gradient magnetic
dua sensor, terpisah secara vertikal sejauh beberapa kaki
uap sesium magnetometer untuk akurasi tinggi
diurnal, secular dan variasi lapangan utama tidak mempengaruhi gradient; namun anomali
lokal berpengaruh
F
F
x+
y
x
y
Posisi
jika fotografi digunakan, titik harus dilokasi
sinyal navigasi harus diproses (termasuk GPS)
Varisasi Sekuler
Sejarah Kasus
Interpretasi Magnetik
Efek Inclinasi medan pada Anomali Bentuk
UBC Applet mengilustrasikan bentuk anomali untuk berbagai inkliinasi medan yang berbedabeda. Berbagai arah medan magnetik
Dengan adanya gaya gravitasi , Bidang vertikal bumi lebih besar dibandingkan anomali,
oleh sebab itu penukuran hanya diakukan pada komponen vertikal.
Pada daerah lintang yang memiliki medan magnet tinggi, hal yang sama berlaku untuk sifat
magnet: termasuk bidang vertikal; Hanya komponen vetkal dari bidan anomali yang
mempengaruhi medan magnet secara signifikan, Oleh karena itu anomali total dan anomali
vertikal hampir identik.
Bergantung pada kemiringan bidang bumi, dan orientasi dipol terhadap medan magnet
Dalam studi gravitasi ini terlihat seperti bola, seringnya pendekatan yang baik untuk tubuh
yang terpolarisasi.
Silinder Horizontal
Interpretassi Langsung
Terrane (Batas sesar) manetik yangberbeda yang memiliki gejala magnetik yang berbeda
Objek terisolasi yang memiliki suseptibilitas tinggi menghasilkan anomali
Contohnya:
Talwani 2-D, 2
1
2
-D Metode Poligon
Data Analisis
Pemisahan Zona Residual
Dalamlingkungan pengendapan, mungkin terdapat kesamaan antara peta gravitasi dan peta
medan magnetnya, Tetapi secara umum anomali medan magnet terdapat lebih banyak, lebih
tidak menentu, dan besar anomalinya melebihi anomali gravitasi. Akibatnya, pemisahan zona
residual menjadi jauh lebih kompleks.
Meskipun, beberapa keberhasilan telah dicapai dengan
Bandpass fillter
Penyesuaian lengkungan
Nonlinear filter operator
Kontinuasi downward tidak cocok di area bermagnetik dangkal yang komplekss., karakteristik
daerah eksplorasi mineral
Analisis derivatif kedua berguna dalam prospeksi miineral untuk menambah skala kecil
karakteristik yang mendekati permukaan, sedangkan upward kontinuasi mungkin digunakan
untuk menekan itu. Upward kontinuasi dapat juga digunakan untuk mengurangiefek topogrrafi
dalam area yang medan magnetmya bekerja.
Berdasarkan anomali bentuk Karena bentuk yang berbeda pada tiap kedalaman
Untuk menemukan kedalaman body anomali
d
Z= k
Relasi Poisson
Potensi magnetik dapat ditentukan dari potensii gravitasi untuk berbagai bentuk tubuh batuan
(Bola, silinder, poligon, dan lain-lain)
Metode Spektral
Kedalaman hingga dasar sebanding dengan panjang gelombang dimana kandungan spektral
menurun dengan cepat