Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Metode Geomagnetik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 35

Metode Geomagnetik

Catatan Kuliah

Oleh
Syamsu Rosid

DEPARTEMEN FISIKA, FMIPA UI


2008 April

Pendahuluan
Metode Magnetik
Metode magnetik meliputi pengukuran intensitas magnetik bumi, di antaranya pengukuran
horizontal maupun vertikal dari gradient medan magnetic bumi.
Anomali dalam medan magnet bumi disebabkan oleh magnetisme remanen atau induksi.
Anomali magnetisme induksi adalah hasil dari magnetisasi sekunder yang diinduksi dari tubuh
batuan oleh medan magnet bumi. Bentuk, dimensi, dan amplitudo dari anomali magnetic induksi
dispengaruhi oleh orientasi, geometri, ukuran, kedalaman dan suseptibilitas batuan serta
intensitas dan inklinasi medan magnet bumi pada lokasi penelitian.
Benda-benda logam yang terkubur di bawah permukaan seperti pipa, tangki,dan lain-lain dapat
menyebabkan meningkatnya anomaly dipolar dengan respon positif ke selatan dan respon negatif
ke utara objek. Metode magnetik adalah metode efektif untuk mencari benda berukuran kecil
karena anomaly magnetic memiliki dimensi spasial yang jauh lebih besar dari benda tersebut.
Sumur bor minyak umumnya menghasilkan monopolar anomali dengan amplitudo sangat besar,
dengan puncak positif beberapa feet ke selatan dan amplitude rendah dengan repons negatif ke
selatan. Anomali magnetik dari sumur minyak yang terkubur umumnya memiliki diameter
hingga 50 feet dan amplitude hingga beberapa ribu nanotesla, tergantung kepada kedalaman dan
karakteristik casingnya. Magnetometer dapat mendeteksi sumur minyak terbengkalai hinggaa
kedalaman 20 feet jika level noise tidak terlalu tinggi dan casing sumur tidak terkorosi.
Magnetometer tidak mampu mendeteksi logam tanpa kandungan besi (ferro) seperti aluminium
dan kuningan.

Survey Magnetik
Investigasi anomaly medan magnet bumi dihasilkan oleh property magnetic dari batuan (baik
susepyibiltas magnetic maupun remanen). Penelitian magnetic mencari variasi medan magnet
bumi yang disebabkan oleh perubahan pada struktur geologi bawah permukaan atau perbedaan
dari sifat magnetic batuan di dekat permukaan. Magnetisme yang melekat pada batuan disebut
suseptibilas magnetik. Batuan sedimen umumnya memiliki suseptibilitas magnetic yang sangat
kecil bila dibndingkan dengan batuan beku atau metamorf, yang cenderung kaya akan
kandungan mineral magnetit. Kebanyakan metode magnetic didesain untuk memetakan struktur
geologi di atas atau di dalam batuan dasar (basement) yaitu batuan kristalin yang terdapat di
bawah lapisan-lapisan batuan sedimen atau untuk mendeteksi kandungan mineral magnetic
secara langsung.
Metode magnetic awalnya digunakan untuk eksplorasi migas di daerah di mana struktur dari
lapisan batuan sedimen yang mengandung minyak dikontrol oleh faktor topografi seperti
misalnya patahan, di permukaan lapisan basement. Semenjak perkembangan metode
aeromagnetik, kebanyakan survey magnetik untuk eksplorasi minyak bumi dilakukan untuk
mengetahui ketebalan lapisan batuan sedimen di wilayah yang sulit dijangkau.

Aplikasi:
-

Eksplorasi bahan bakar fosil (minyak, gas, batu bara)


Eksplorasi deposit bijih
Tektonik regional maupun global
Struktur geologi skala besar, vulkanologi
Menemukan benda konduktif yang terkubur misalnya kabel
Unexploded ordinance (OXD)
Investigasi arkeologi
Investigasi keteknikan atau konstruksi situs

Kesamaan gravitasi dan magnetik


F ~
-

m1 m2
r2

Konservatif, dengan kata lain medan potensial sesuai persamaan LaPlace


Metode pasif, yaitu metode dengan sumber alami dan non-invasif
Anomali yang kecil dengan total medan besar
Bervariasi pada waktu dan ruang yang berbeda
Berguna sebagai alat peninjau pada eksplorasi

Perbedaan gravitasi dan magnetik


-

Massa bersifat monopolar sedangkan magnetisme bersifat dipolar


Setiap materi memiliki massa, sehingga termasuk ke dalam g; medan magnet utama
bersumber pada inti bumi dan diubah oleh kerak bumi
Gaya gravitasi selalu vertikal, sehingga hanya diukur sebagai |g| sedangkan B adalah
vektor
Gravitasi membutuhkan keakuratan 0.1 ppm sedangkan magnetik 10 ppm
Gravimeter adalah instrument dengan hasil bernilai relatif, sedangkan nilai magnetometer
absolut
Densitas bervariasi dari 1 hingga 4; suseptibilitas terbagi menjadi beberapa orde
magnitudo
Anomali gravitasi bersifat smooth dan regional, sedangkan anomali magnetik tajam dan
lokal
Tidal hanya mempengaruhi g secara eksternal dan bisa dikoreksi, sedangkan badai
magnetik tidak dapat dihilangkan
Koreksi g: drift, lintang, free air, Bouguer, topografi, dll; sedangkan koreksi m yaitu:
variasi drift/ diurnal, IGRF
Survey dengan metode gravitasi lambat dan mahal sedangkan metode magnetih hanya
membutuhkan biaya 1/10 dari metode gravitasi

Hubungan Fundamental Medan Magnet


Satuan
o Sistem satuan cgs
B
H
J
M

Induksi magnetic
Medan magnet
Polaritas magnetik,
magnetisasi
Momen dipol
magnetic per satuan
volume

Gauss
Oersted
Unit
elektromagnetik
Unit
elektromagnetik

G
Oe
emu

Tesla
Ampere per meter
Tesla

T
A/m
T

Ampere per meter

A/m

emu

o Sistem Satuan Internasional (SI)


B
H
J
M

Induksi magnetic
Medan magnet
Polaritas magnetik,
magnetisasi
Momen dipol
magnetic per satuan
volume

1N/ Am = 1 Tesla = 1T = 109 nanotesla (nT)


1 Oersted (Oe) = 105 = 105 nT
1 = 1 nT
1 gauss = 1 G = 10-4 T
1 =10-5 G

Medan Magnet
-

Analog dengan gaya gravitasi


Miu adalah permeabilitas magnetic (miu bernilai 1 untuk udara vakum atau ruang hampa)
m adalah kutub magnetic

Medan Induksi Magnet


-

analog dengan percepatan gravitasi


Gaya per unit kutub magnet
Satuan Internasional yang digunakan yaitu Tesla (T), nanotesla (nT); cgs: Oersted (Oe) =
105 gamma
Gamma ekuivalen dengan nT

Momen Magnetic
-

Analog dengan massa


Di alam bersifat dipolar tidak unipolar
Terdiri dari kutub positif dan negatif serta dipisahkan oleh jarak tertentu
Tergantung kepada kekuatan magnetisasi kutub dan pemisahannya

Intensitas Magnetisasi
-

Momen magnetik per unit volume


Intensitas magnetisasi memiliki kuantitas per unit volume seperti densitas

Suseptibilitas Magnetik
-

Mineral Ferrimagnetik
o Magnetit
o Ilmenit, pirotit, titanomagnetit
Magnetisasi induksi
I = kH

H menjelaskan bagaimana B dipengaruhi oleh polarisasi magnetik


Dalam yang non polarisasi, H menjelaskan parameter komputasi B
B=H

Medan remanen:
o Thermoremanen (TRM)
o Detritalremanen (DRM)
o Chemicalremanen (CRM)
o Isothermalremanen (IRM)
o Viscousremanen (VRM)

Induksi Magnetik
Ketika material magnetic diletakan dalam medan magnet, hasil magnetisasinya akan
menambah medan magnet pada daerah tersebut. Dalam tubuh batuan, nilai induksi
magnetic total yaitu:
Sistem Internasional
B = oH + oI = oH + okH + oH (1+k) = o rH
Di mana B adalah Vs/m2 atau Tesla dan o = 4 10-7 H/m adalah permeabilitas ruang
bebas
Sistem cgi
Induksi magnetic (B) berhubungan dengan medan magnet H dengan
B = H + 4 J
Dengan J adalah polarisasi magnetic dan M yaitu momen dipol magnetik per unit volume
J=M

Medan Magnet Statik


Potensial Magnetostatik:
Dipole magnetik dapat juga berinteraksi satu sama lain karena medan magnet mereka. Gaya per
satuan kuat kutub (medan magnet) yan disebabkan oleh sebuah dipole magnetik dengan momen
pada sbuah kutub magnetik tunggal pada jarak r dari kutub, adalah
dipole m

2 m cos
r3

)=

Dimana m adalah momen magnetik m = i A,


dan r

dan

r^

msin
r2

adalah sudut yang diukur dari

adalah vektor satuan dalam arah pertambahan r dan

ke

disebut juga

sebagai intensitas medan magnet pda titik P.


Dari struktur medan gaya ini, jelas bisa kita turunkan bahwa:

) = - grad (

= -V (

)
dimana (

)=

mcos
2
r

Atau

)=-

1
r

Potensial (skalar) magnetik dari

dipole dengan momen

Pada material-material permeable seperti bumi ada yang terinduksi oleh magnet bumi dengan
kuat induksinya tergantung pada suseptibilitas batuan, dan ada juga yang dengan magnet
permanent yang tak berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Pada kasus lain ada juga
material yang dengan volume V terdistribusi secara kontinue momen dipole magnetik persatuan

volume I ( r ). Dengan superposisi


potensial magnetik pada titik P diluar
O

volume V adalah:

) = - V M (

).

1
[r r 0 ]

d3ro

Intensitas magnetik total pada titik P/:

)=-

(
V

1
[r r 0 ]

d3ro

Jika arah magnetisasi diseluruh volume V dianggap sama, yaitu pada arah ,

= M(

r^

Sehingga,
Atau

)=

)=-

1
M

V
[r r 0 ]

d3ro

M [r 1r ] d3ro
V
0

Bandingkan persamaan diatas dengan potensial gravitasi yang berbentuk:

U(
Dimana nilai g

) = - G V (

1
[r r 0 ]

d3ro

Distribusi massa batuan,

Bentuk bumi yang sesungguhnya

batas integral

Jika mediumnya homogen dan isotropis (uniform) diperoleh:

M
G

dU
d

atau

)=

M
G

d F ( r )
d

dimana

adalah arah polarisasi magnetic.

Jika benda terpolarisasi vertikal, maka:


Medan magnet horisontalnya:

Hx = -

M
G

U
z

Profil lintasan magnetik tanpa (Kiri) dan dengan upward (kanan)

Menggunakan polinomial
Z (x,y) = A x + B y + C
Z (x,y) = A x2 + B y2 + C xy + D x + E y + F

Ordo Satu
Ordo Dua

Z (x,y) = A x3 + B y2 + Cxy2 + D x2y + E y2 + Fx2 + G xy + H x + I y + J

medan magnetnya vertical

ini sebuah formula yang menyatakan secara magnetic bahwa kita bisa menghubungkan
antara medan magnetic dan medan gravitasi

Mineral dan suseptibilitas Batuan


Metode magnetic dalam aplikasi Geophysics akan tergantung pada pengukuran yang akurat
dari anomaly medan geomagnetic local yang dihasilkan oleh variasi intensitas magnetisasi
dan formasi batuan. Intensitas magnetic pada batuan sebagian disebabkan oleh induksi dari
magnet bumi dan yang lain oleh adanya magnetiasasi permanen. Intensitas dari induksi
geomagnet akan bergantung pada suseptibilitas magnetic batuannya dan gaya magnetnya.
Serta intensitas permanennya pada sejarah geologi batu tersebut. Sejak 1950
paleomagnetism
1. Suseptibilitas batuan : perubahan/pergeseran kecil dari kecepatan dan arah orbit electron
momen magnet atom
Untuk batuan dan-bahan lain dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok:
Dianmagnetik
Paramagnetik
Ferromagnetik
Suseptibilitas merupakan sifat magnetic yang paling penting dari batuan.
Intensitas Magnetisasi I, yang merupakan hasil induksi pada bahan-bahan isotropic oleh gaya
magnet H (A/m) dapat dituliskan :
Ii = k H
Dalam bentuk umum I dan H merupakan vector, sehingga k nya akan berbentuk tensor.
Diamagnetik
Diamagnetic nilai dari k negative, maka intensitas induksinya akan berlawanan arah dengan
gaya magnetnya/ medan polarisasi. Semua material menunjukan respon sebagai diamagnetic
ketika ia berada dalam medan magnet. Contoh batuannya: kuarsa, marmer, graphite, rock
salt, gypsum, air, kayu dan beberapa bahan.
Organik seperti minyak dan plastik dan beberapa logam diantaranya tembaga.
Jumlah elektron dalam atomnya genap dan semuanya sudah saling berpasangan sehingga
efek magnetisasinya paling kuat dalam medan polarisasi.
Paramagnetik
Medan magnet pada material ini hanya ada jika ia dimagnetisasi oleh medan magnet luar
saja. Jika pengaruhnya dihilangkan maka hilang pula pengaruh medannya. Karena pengaruh
termal gerakannya menjadi random kembali. Nilai k nya positif dan berbanding terbalik
dengan temperatur absolut (hk. Curie Weiss). Jumlah elektronnya ganjil. Momen magnet

atomnya searah dengan medan polarisasi dan induksi magnetiknya bernilai kecil karena
hanya sebagian kecil spin saja yang teralienasi.
Temperatur curie -> kedalaman 20 km.
Berperan sebagai silikat = olivin, piroksen, amfibol, biotit.
Ferromagnetik
Nilai knya positif dan tidak tergantung kepada temperatur Curie, karena materlai-material
atom mempunyai momen magnet dan interaksi antara atom terdekatnya sangat kuat.
Kombinasi dari orbit elektron dan gerak spinnya menghasilkan magnet yang kuat.
-

Ferromagnetik (besi, nikel, kobalt) jarang berada dalam bentuk murni


Antiferromagnetik (hematit, Fe2O3). Ini merupakan material yang tidak umum,
misalnya superkonduktor URu2Si2, logam kromium Cr, alloy FeMn dan NiO.
Ferrimagnetik (magnetit Fe3O4, x ilmenit FeTiO3). Material ini muncul dalam
bentuk garnet ferrit dan magnetik. Material manetik paling tua yang ditemukan adalah
magnetit (iron (II, III) oxide). Contoh lainnya adalah aluminium, kobalt, nikel,
mangan, dan seng.

Tabel 14-2
Jenis batuan

Batuan Sedimen:
Dolomite
Batulempung
Batupasir
Shale
Batuan dasar
Metamorf
Beku Asam
Beku Basa

Nomor sampel

Susceptibility
Rendah Tinggi

Ratarata

66
66
230
137

0
2
0
5

75
280
1665
1478

8
23
32
52

61
58
78

0
33
44

5824
6527
9711

349
647
2596

Medan Magnet Bumi


Asal dari medan geomagnetic
- dari bumi: 99% (94% medan dipol+ 5% medan non-dipol)
- dari ionosphere: 1% ( magnetik storm)

Medan Magnet adalah penjumlajan dari 3 bagian:


1. Medan Magnet Utama (94%)
- dihasilkan oleh sumber listrik pada inti luar - stabil pada skala waktu hari, tapi bervariasi pada
tahun
- kira-kira 50.000 nT
Medan Magnet External
- dihasilkan oleh sumber listrik pada ionosphere
- bervariasi dalam satuan jam, puluhan
- pada keadaan tertentu bervariasi dalam menit, dalam ratusan

2. Magnet Permanen
Semua peneliti di dunia sepakat bahwa batuan beku dan sedimen memiliki magnet permanen
dalam tingkatan yang berbeda, dan fenomena ini berkaku umum/menyeluruh. Dalam kedua
batuan ini tidak hanya intensitas permanennya saja yang kuat, tetapi juga mempunyai arah yang
secara keseluruhan berbeda dari arah geomagnet saat ini -> paleomagnetism
Natural Remanent Magnetic: TRM(thermo): dalam pendinginan dsri temperature tinggi.
Orientasinya merefleksikan orientasi magnet bumi pada waktu dan tempat formasi itu terbentuk.
TRM akan hilang jika dipanaskan >600 C ( temp. curie)
IRM (isothermal) pada temperatue konstan, gaya magnetisasi bekerja dalam waktu yang singkat
VRM( Viscous): sebagai efek kumulatif setelah terbebas lama dalam sebuah medan;
pembentukan magnet remanenn merupakan fungsi logaritmik terhadap waktu, jadinprosesnya
butuh waktu lama. Proses ini lebih merupakan sifat dari batuan berbutir halus daripada berbutir
kasar. Magnet remanent ini cukup stabil.
DRM (detrital/depositonal) diperoleh dengan sedimen sebagai tenpat/ pilihan untuk pembentukan
butir-butir magnetik dibdalam air dalam pengaruh medan bumi. Claybadalah bentuk sedimen
utama yang menunjukkan jenis remanennjn
CRM (chemical) selama pertumbuhan atau rekristalisasi butir-butir magnetik pada temperatur
moderate dibawah temperatur curie. Prosesnini cukup signifikan dalam batuan sedimen dan
metamorf

Ratio Koenigsberger
Qn= Mn / kT
Mn= permanen intesitas
T= gaya total geomagnet
Menunjukkan batuan beku-> gabbro dan basalt
Ternyata lebih di dominasi oleh intensitas permanen dari pada induksi geomagnet. Oleh karena
itu dalam melakukan interpretasi magnetik untuk daerah yang mengandung batuan beku harus
memperhitungkan aspek intensitas permanen untuk memperoleh ganbaran geologis yang
memuaskan.
Jadi vektor resultannya:
M= Mn+ kT
Kasus paling sederhana jika M dan F paralel/antiparalel dan isotropik kapp=> k1 = k + Mn/T
Dalam mediuman an isotrop

Dalam geofisika terapan umumnya hanya mencakup medan-medan yang berosilasi dengan
periode yang relatif pendek -> D diabaikan

Di dalam sebuah material konduktor nilai D secara normal jauh lebih kecil dsri pada 4J.. Dalam
kenyataannya di lapangan D menjadi ( jika L dan T adalah panjang dan waktu karateristik)

Sementara dalam daerah non konduktor -> J=0 atau arus yang membentuk medan geomagnet
tidak mengalir diatas permukaan bumi. Berbeda dengan potensial gravitasi hang selalu +,
potensial magnetik bisa bernilai - . Jika kutub-kutub magnetic

Medan Induksi Magnet Anomalus


o Magnetisasi diinduksi kerak bumi oleh Medan Utama (dan Medan Eksternal) atau
magnetisasi remanen (diinduksi permanen)
o Hanya terbatas kerak bagian atas (Temperatur Curie)
o Terbatas kepada material ferromagnetik dan ferrimagnetik

Medan Utama
Persamaan Maxwell
Sebagaimana kita ketahui bahwa medan magnet dihasilkan dari gerakan muatan listrik (termasuk
gerak orbital dan spin elektron) -> gelombang elektromagnetik (EM) -> persamaan Maxwell

di mana
E & H = intensitas medan listrik dan medan magnet
D & B = induksi medan listrik dan medan magnet
J = rapat arus konduksi
= rapat muatan listrik
Hubungan-hubungan vektor yang mungkin antar parameter di atas untuk medium yang linear
(homogen dan isotropic) adalah
D = E ; B = H ; dan J = E
di mana
= permitivitas listrik
= permeabilitas magnetic
= konduktivitas listrik
Dan dan adalah kuantitas yang independen terhadap variabel medan dan tidak bergantung
secara eksplisit terhadap waktu

Kutub Magnet Utama


Dapat dibagi menjadi polar dan dipolar

Dipole

Komponen medan magnet dapat dibagi menjadi:

Perubahan Magnet
International Geomagnetic Reference Field
- Terkadang subtraksi data bumi diapat dari data magnetic
Mengeluarkan lapangan regional
Mengeluarkan variasi pada lapangan, penting saat mengkombinasikan data yang ada
bertahun-tahun.
- Lapangan di evaluasi selama 5 tahun,koefisien lapangan,dan variasi secular.
Analisis data lapangan

Untuk medan magnet, S dan C tidak sama dengan nol

Tetapi mereka kecil dan diragukan saat didiskusikan lapngan

I=0 terjadi karena tidak ada gaya magnet

I=1 karena dipole

I=2 karena quadropole

Dapat diajukan sebagai koefisien Gauss

M= momen dipole = 8.1022 Am2


Persen kutub N di 79 deg N, 79 deg W
Persen kutub S di 79 deg S, 110 deg E
Dip poles
Berdasarkan bumi yang sekarang, kutub berada pada = 90 deg
Ekuator magnetic cenderung 0 derajat pada garis kontur
arus kutub dip
75o N, 1010 W, 60.000gamma
67oS, 1430 E, 70000gamma

Lapangan Non-Dipole

Lapangan total lapangan dipol


Menunjukkan empat anomaly utama (quadrupolar)
Dapat tersusun dari koefisien spherical harmonis dengan pengaturan g10.g11.h11=0

Variasi Sekuler
Data kembali pada minimal 1500-an (London Observatory)
Berubah sekitar 50 150 nT/tahun di banyak tempat (lihat gs, h s) seringkali berhubungan
dengan lapangan non-dipol
Lapangan dipol berubah pula; berkurang 1/2000 per tahun
Westward drif: about 0.2 derajat garis bujur per tahun
- Memproduksi penurunan dan kenaikkan pada beberapa wilayah local
- Menandakan bahwa inti berotasi lebih lamban dari kerak bumi

ILLUSTRASIONS OF EARTHS MAGNETIC FIELD


Lapangan magnetic Bumi berdasarkan IGRF 1990 (Blakely):
(a)
Peta
isodinamik
menunjukkan
intensitas,
interval
kontur
(b)
Peta
isoklinik,
menunjukkan
inklinasi
konstan,
interval
o
(c) Peta isogonic menunjukkan deklinasi konstan, interval kontur 10

2,500
kontur

nT
10 o

Lapangan magnetik Bumi sekarang


Lapangan
Deklinasi
Inklinasi

total

(klik:

http://www.ngdc.noaa.gov/seg/geomag/jsp/IGRFWMM.jsp

Lapangan non-dipol
Variasi sekuler pada lapangan vertikal
Lapangan magnetic kekuatan spectrum
Kalkulator IGRF (klik: http://www.ngdc.noaa.gov/seg/geomag/jsp/IGRFWMM.jsp )

Unsur-unsur Lapangan
Harus menambahkan anomaly lapangan vector pada lapangan vector Bumi
Komponen komponen vector
F E= X 2E +Y 2E + Z2E

H 2E + Z 2E

Dimana F adalah intensitas lapangan total, dan X,Y,X dan H adalah Utara, Timur, komponen
vertikal dan horizontal
Inklinasi: sudut lapangan dengan horizontal (dip)
Z E=F E sin i , H E =F E cos i, tani=

zE
HE

Deklinasi: sudut lapangan horizontal dengan Utara sebenarnya


X E=H E cos d , Y E =H E sin d

MENGUKUR LAPANGAN MAGNETIK


Magnetometer flux-gate

dapat digunakan untuk mencari komponen vector, arah lapangan


intrumen portable biasanya diatur untuk membaca Hz (komponen vertikal)
Magnetometer presisi proton

sederhana, murah, akurat, instrument portable


mengukur absolut, total nilai lapangan
presisi 1 nT
rentan terhadap gradient magnetic kuat

Magnetometer optikal
yang kita punya adalah sebuah magnetometer sesium uap
mirip dengan presisi proton, namun menggunakan electron
presisi frekuensi lebih tinggi
o interval antara pembacaan lebih cepat
o presisi lebih tinggi

PROSEDUR DASAR LAPANGAN


Koreksi diurnal
koreksi drift, identic untuk gravitasi:
F dc=Fobs

F base 2F base 1
x (t obst base 1)
t Base 2t base 1

penempatan kembali setiap satu atau dua jam


pencatatan atau perekaman nilai magnetometer pada base station
harus terhindar dari gangguan magnetic dari luar
terhindar dari magnetic luar
fitur dasar
bangunan, saluran listrik, gorong gorong, pipa, pemakaman dll
harus sering diedit dari data mentah atau raw data; contohnya dengan mengisi dengan rata-rata
nilai disekitarnya
Surver lapangan
record: lokasi, waktu, lingkungan (seperti. Pada fitur dasar), pembacaan
grid atau profil
keuntungan: lebih mendekati ke anomaly ( perlu diingat bahwa lanjutan bagian atas adalah low
pass filter ) stasiun sedekat diperlukan

Survey aeromagnetic
masalah instrument: bidang lapangan magnetic ( termasuk karena arus ) harus kosong, atau
terhindar dari deteksi sensor apapun.
jarak stasiun tergantung pada kecepatan dan perekaman data
data diambil selama penerbangan
garis dasi digunakan untuk koreksi drift dan posisi error
navigasi sangat penting
elevasi atau ketinggian konstan (barometric) atau ketinggian konstan di atas tanas ( survey
draped )
ilustrasi
Survey laut
sama dengan aeromagnetic
botol diderek sebagai ikan (istilah) 500 1000 astern, buoyansi kabel dan botol
Survey gradient magnetic
dua sensor, terpisah secara vertikal sejauh beberapa kaki
uap sesium magnetometer untuk akurasi tinggi
diurnal, secular dan variasi lapangan utama tidak mempengaruhi gradient; namun anomali
lokal berpengaruh

REDUKSI DATA MAGNETIK


Fm ( x , y ) =F0 +

F
F
x+
y
x
y

Posisi
jika fotografi digunakan, titik harus dilokasi
sinyal navigasi harus diproses (termasuk GPS)
Varisasi Sekuler

koreksi drift mengurus variasi sekuler jangka panjang


lapangan utama beraneka ragam sepanjang tahun
survey harus diatur untuk mencocokkan data-data
Lapangan IGRF
o Terkomputasi setiap 5 tahun
o Berdasarkan ekspansi spherical harmonic lapangan

Koreksi lapangan magnetik utama


IGRF, atau hapus bidang (regional dari data
Lapangan sisa (residual), lalu: F A =F T F M
Koreksi elevasi
Tidak selesai dengan normal: variasi pada lapangan utama hanya sekitar 1 nT per 100
Kedalaman yang benar menuju basemen diestimasi untuk elevasi permukaan
Saat menggabungkan data yang terekam pada ketinggian berbeda (tanah/udara, udara/udara)
dapat dilakukan dengan kontinuitas ke atas atau ke bawah

Sejarah Kasus

Model Manetik dari drum yyang terkubur


Medan magnet diatas objek besi yang terkubur (Burried ferrous object), Norman Landfill
Lorong pyroclastic, di Mexico
o Dimodelkan sebagai silinder radius 4,5 m, kedalaman 7,7 m, dudeptibilitas
= 0,006 cgs emu
Sumur air (Water well) yang terabaikan, California data magnetik
Sumur air (Water well) yang terabaikan, California hasil dari pemodelan
Well casing, Colorado
o Korelasi catatan magnetik dan gravitasi dari nilai g (Densitas) rendah,
medan magnet tinggi
o Record magnetik dapat menandakan batas

Interpretasi Magnetik
Efek Inclinasi medan pada Anomali Bentuk
UBC Applet mengilustrasikan bentuk anomali untuk berbagai inkliinasi medan yang berbedabeda. Berbagai arah medan magnetik

Efek Magnetik dari Bentuk Geometri Sederhana


Pernyataan Umum;

Dengan adanya gaya gravitasi , Bidang vertikal bumi lebih besar dibandingkan anomali,
oleh sebab itu penukuran hanya diakukan pada komponen vertikal.
Pada daerah lintang yang memiliki medan magnet tinggi, hal yang sama berlaku untuk sifat
magnet: termasuk bidang vertikal; Hanya komponen vetkal dari bidan anomali yang
mempengaruhi medan magnet secara signifikan, Oleh karena itu anomali total dan anomali
vertikal hampir identik.

Efek Magnetik dari Dipole

Bergantung pada kemiringan bidang bumi, dan orientasi dipol terhadap medan magnet
Dalam studi gravitasi ini terlihat seperti bola, seringnya pendekatan yang baik untuk tubuh
yang terpolarisasi.

Table burge 7-2 : Medan akibat dipole

Efek Magnetik dari Hamparan Horizontal

Dapat merepresentasikan blok dasar yang tertinggikan;; Kontras terhadap kerentanan


batuan; hamparan yang tersesarkan

Silinder Horizontal

Interpretassi Langsung

Terrane (Batas sesar) manetik yangberbeda yang memiliki gejala magnetik yang berbeda
Objek terisolasi yang memiliki suseptibilitas tinggi menghasilkan anomali
Contohnya:

Gundukan sirkular yang terkubur


o Aeromag, Minnesota

Terrane dasar dari aeromag , Minnesota

Talwani 2-D, 2

1
2

-D Metode Poligon

Kawah arnes, gravitasi dan magnetik model

Data Analisis
Pemisahan Zona Residual
Dalamlingkungan pengendapan, mungkin terdapat kesamaan antara peta gravitasi dan peta
medan magnetnya, Tetapi secara umum anomali medan magnet terdapat lebih banyak, lebih
tidak menentu, dan besar anomalinya melebihi anomali gravitasi. Akibatnya, pemisahan zona
residual menjadi jauh lebih kompleks.
Meskipun, beberapa keberhasilan telah dicapai dengan

Bandpass fillter
Penyesuaian lengkungan
Nonlinear filter operator

Kontinuasi downward tidak cocok di area bermagnetik dangkal yang komplekss., karakteristik
daerah eksplorasi mineral
Analisis derivatif kedua berguna dalam prospeksi miineral untuk menambah skala kecil
karakteristik yang mendekati permukaan, sedangkan upward kontinuasi mungkin digunakan
untuk menekan itu. Upward kontinuasi dapat juga digunakan untuk mengurangiefek topogrrafi
dalam area yang medan magnetmya bekerja.

Kontur intensitas magnetik total (kiri) dan dengan upward (kanan)

Metode Peters Half Slope

Berdasarkan anomali bentuk Karena bentuk yang berbeda pada tiap kedalaman
Untuk menemukan kedalaman body anomali
d
Z= k

Z adalah kedalaman body anomali


D adalah jarak setengah lereng
k memiliki nilai berkisar 1,5 hingga 2,0 (Burger: 1,6)
o Akurat apabila kemiringannya = 90o , untuk berbagai orientasi lempeng, atau di
tempat yang memiliki orientasi lempeng nya N-S (Utara-Selatan)
o Kebanyakan di Amerika dan Kanada memiliki nilai orientasi 60, keakuratan =
30 %

Relasi Poisson

Potensi magnetik dapat ditentukan dari potensii gravitasi untuk berbagai bentuk tubuh batuan
(Bola, silinder, poligon, dan lain-lain)

Metode Spektral
Kedalaman hingga dasar sebanding dengan panjang gelombang dimana kandungan spektral
menurun dengan cepat

Anda mungkin juga menyukai