Kelompok 10 - Analisis Dan Penilaian Ekuitas
Kelompok 10 - Analisis Dan Penilaian Ekuitas
Kelompok 10 - Analisis Dan Penilaian Ekuitas
Kelompok 10:
Agnestasia Dini Elandari
232013322
232013326
Siti Anarahmawati
232013328
Dedy Prasetyo
232013343
Vienetta Russoko
232013601
Proses penyesuaian laba menggunakan data dari laporan laba rugi yang
disusun ulang dan informasi yang tersedia untuk meletakkan komponen laba pada
periode yang lebih layak. Kita harus sangat berhati-hati dalam meletakkan pos
luar biasa atau tidak biasa. Sebelum menilai daya tahan laba kita perlu
memperoleh angka laporan keuangan dengan beberapa penyesuaian.
Faktor penentu daya tahan laba
Setelah menyusun dan menyesuaikan laba, maka selanjutnya adalah menentukan
daya tahan laba. Managemen laba, variabilitas, tren dan insentif merupakan
penentu daya tahan laba yang potensial.
1. Trend dan daya tahan laba
Tren laba dapat dinilai melalui dengan metode statistik atau pernyataan tren. Tren
laba sering sekali mengungkapkan petunjuk mengenai kinerja perusahaan saat ini
dan masa depan serta menilai kualitas managemen.
2. Manajemen dan daya tahan laba
Manajemen laba menggunakan prinsip pelaporan akuntansi yang diterima untuk
melaporkan hasil tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk menurunkan variabilitas
laba sepanjang beberapa periode melalui pemindahan laba antara periode baik dan
buruk, antara periode berjalan dan masa depan atau berbagai kombinasinya.
Berikut beberapa bentuk manajemen laba yang harus diwaspadai :
dilaporkan
Menentukan waktu pengakuan pendapatan dan beban
atau keuntungan apakah bersifat sementara atau tidak. Kita juga harus
menentukan cara pos tersebut disesuaikan. Untuk tujuan tersebut pos
ini dibagi dalam 2(dua) kategori besar.
- Keuntungan dan kerugian operasi yang tidak berulang
Keuntungan dan kerugian ini terkait dengan aktivitas normal.
Suatu kejadian yang tidak dapat diprediksi dan jarang terjadi
diklasifikasi sebagai tidak berulang. Analisis keuntungan dan kerugian
operasi yang tidak berulang harus mengakui sifat jarang terjadi dan
pola berulangnya. Pos ini dianggap milik periode pelaporan.
Pertanyaan mengenai operasi normal juga harus dijawab. Analisis pos
operasi tidak berulang tidak langsung memenuhi suatu aturan mekanis.
Analisis harus meninjau informasi, dan pasti akan menemukan
beberapa pos yang lebih bersifat berulang dibandingkan pos lain dan
beberapa lebih bersifat operasional dibandingkan yang lain. Peninjauan
ini mempengaruhi penyusunan ulang, penyesuaian, dan peramalan
laba. Selain itu, besaran suatu pos juga harus dilihat sebagai faktor
penting.
-
Pos ini tidak berulang dan tidak dapat diprediksi dan terjadi di luar
operasi normal. Kejadian yang menyebabkan pos ini biasanya tidak
berhubungan, tidak diinginkan, dan tidak direncanakan, namun tidak
selalu seluruhnya tidak diharapkan. Aktivitas usaha memiliki risiko
kejadian yang merugikan dan kejutan acak, baik itu bersifat alami
maupun buatan manusia.
Analis harus mempertimbangkan kemungkinan ini. Namun, tanpa
bukti yang menyatakan sebaliknya, pos ini dianggap luar biasa dan
dikeluarkan dari hasil operasi satu tahun tertentu. Namun, pos ini
merupakan bagian dari kinerja perusahaan jangka panjang.
Penyesuaian pos luar biasa yang mencerminkan daya tahan.
Langkah
kedua
dalam
menganalisis
pos
sementara
adalah
kedua
dalam
menganalisis
pos
sementara
adalah
Et +( RIt1)
(1+ k)
Et +( RIt+ 2)
(1+k )
Et +(RIt + 3)
(1+k )
+ ..
Keterangan :
BVt
RIt+n
= biaya modal
pengeluaran. Keduanya memiliki biaya modal 15% dan tidak membayar deviden
diwaktu dekat. Dengan mengabaikan pajak penghasilan kedua perusahaan
melaporkan hasil berikut :
PT. A
Tahun 0
Laba sebelum dampak pengeluaran
$20
Penyusutan pengeluaran sebesar $ 10 0
Tahun I
$ 20
$5
Tahun II
$ 20
$5
juta
Laba Bersih
Nilai Buku pada akhir Tahun
$ 15
$ 75
$15
$90
PT. B
Tahun 0
Laba sebelum dampak pengeluaran
$20
Penyusutan pengeluaran sebesar $ 10 $10
Tahun I
$ 20
$5
Tahun II
$ 20
$5
juta
Laba Bersih
Nilai Buku pada akhir Tahun
$ 20
$ 70
$20
$90
$20
$60
$10
$50
Penilaian PT. A dan PT. B dihitung pada akhir tahun 0, masing-masing adalah :
Nilai PT. A =
Vt
Nilai PT. B =
Vt
Dari hal tersebut dapat dapat dilihat bahwa secara matematis metode penilaian
ekuitas berbasis akuntansi menghasilkan estimasi yang sama, yang mendukung
jawaban tidak mempengaruhi penilaian.
PERKALIAN NILAI DASAR
Keputusan investasi sering menggunkan rasio harga terhadap nilai buku
(price to book - PB) dan rasio harga terhadap laba (price to earning - PE).
Mengevaluasi nilai investasi suatu perusahaan public dapat melalui perbandingan
rasio dasar dengan angka implisistdan saham terkini.
Rasio Harga terhadap Nilai Buku
Rasio harga terhadap Nilai Buku (Price to Book PB), dihitung sebagai berikut :
Nilai pasar ekuitas
Nilai buku ekuitas
Maka rasio PB dapat dinyatakan dalam data akuntansi :
Vt
BVt
=1+
BV t2
BV t
( ROCE t1)
(1+k )
ROCEt 2k
2
(1+k )
BV t1
BV
ROCEt 3
(1+k )3
+ ..
Dari persamaan tersebut, jika ROCE masa depan dan/atau pertumbuhan nilai buku
meningkat maka rasio PB meningkat. Selain itu jika biaya (risiko) modal
meningkat, rasio PB akan turun. Jika nilai sekarang laba residual positif (negatif),
maka rasio PB akan lebih besar (lebih kecil) dari 1.
Rasio Harga terhadap Laba
Rasio harga terhadap laba (price earning PE ) dihitung sebagai berikut :
(Nilai pasar ekuitas)/(Laba Bersih)
Rasio PE dapat disajikan sebagai pertumbuhan jangka pendek (short term growth
- STG) dan pertumbuhan jangka panjang (Long term growth - LTG) atas laba per
saham (earning per share - EPS) menurut Ohlson dan Juettner-Nauroth (2000),
yaitu :
Po/eps= 1/k x(STG-LTG)/(k-LTG)
Dimana; k merupakan biaya modal ekuitas, STG (LTG) adalah perkiraan
perubahan persentase laba per saham jangka pendek (jangka panjang) relative
terhadap taksiran pertumbuhan normal, STG > LTG dan LTG < k2 dapat
sebagai consensus analisi terhadap tingkat pertumbuhan selama lima tahun, dan
LTG merupakan inflasi jangka panjang yang melebihi horizon paramalan.
Dari persamaan tersebut, Rasio PE memiliki hubungan terbalik dengan biaya
modal
1. Rasio PE memiliki hubungan terbalik dengan biaya modal
2. Rasio PE memiliki hubungan positif dengan taksiran pertumbuhan laba
per saham relative dengan pertumbuhan normal.
Apabila pertumbuhan laba per saham jangka panjang relative terhadap laba per
saham normal diharapkan tetap pada tingkat yang konstan.
Bila terdapat kasus dimana taksiran laba per saham normal diharapkan tetap pada
tingkat konstan (LPG = 0 ) maka Rasio PE akan berkurang sebesar :
P
eps
STG
= k2
Contoh : rasio PE saham adalah 20, biaya modal 10 %. Saham akan wajar
pertumbuhan eps yang diharapkan 20%,dihargai terlalui rendah bila pertumbuhan
eps lebih tinggi dari 20%, dan terlalu tinggi bila pertumbuhan eps yang
diharapkan terlalu rendah.Rasio PEG ini memperlihatkan hubungan antara PE
dengan pertumbuhan eps.
PENILAIAN BERBASIS LABA Di Christy Company
Nilai buku Christy Company pada tahun nol adalah $50.000 Perusahaan
memiliki biaya modal ekuitas (k) sebesar 15 %.
Data akuntansi berdasarkan teknik analisis, terdapat prediksi data akuntansi
sebagai berikut
Penjualan
Beban
Tahun I
$ 100.000
77.500
Tahun II
$ 113.500
90.000
Tahun III
$ 127.690
103.500
Tahun IV
$ 144.290
118.000
Tahun V
$ 144.290
119.040
Operasi
Depresiasi
Laba Bersih
Deviden
10.000
$12.500
6000
11.300
11.700
4.355
12.770
11.420
3.120
14. 430
11.860
11.860
14.430
10.820
10.820
Maka dengan menggunakan prediksi akuntansi di atas kita hitung nilai buku masa
depan dan ROCE .
Nilai Buku tanggal 1 Januari tahun I adalah = $ 58. 594
Dihitung dengan model penilaian berbasis akuntansi, yaitu :
Vt = BVt + (Et+(RIt-1))/((1+k))1 + (Et+(RIt+2))/((1+k))2 + (Et+(RIt+3))/((1+k))3
+ ..
lababersih
nilai buku awal periode
= 12.500 : 50.000 =
25 %
Taksiran ROCE tahun II (2011) = 11.700 : 56.500 = 20,71 %
Taksiran ROCE tahun III (2012) = 11.450 : 63.845 = 17,89 %
Taksiran ROCE tahun IV (2013) = 11.860 : 72.145 = 16,44 %
Taksiran ROCE tahun V (2015) = 11.860 : 10.820 = 15 %
Penilaian berbasis akuntansi menunjukkan saham harus dijual saat rasio PB
bernilai 1,17 (58.594 : 50.000) pada tanggal 1 Januari tahun I.
Dalam kasus harus mempertimbangkan bahwa, (1) estimasi profitabilitasmasa
depan terlalu optimis atau pesimis, dan/atau (2) harga saham perusahaan tidak
wajar.
Dari perhitungan tersebut, Taksiran ROCE tahun 5 sebesar 15 %,
merupakan pengembalian yang sama dengan biaya modal Christy Company tahun
tersebut. Jika perusahaan pada suatu industry mampu menghasilkan ROCE yang
lebih tinggi dari biaya modal maka perusahaan lain akan masuk dalam industry
dan menekan laba residual hingga menjadi nol . Rasio PE dibuat berdasarkan laba
kini dan laba masa depan. Dan pembayaran Estimasi penilaian pembayaran
deviden terjadi tiap akhir tahun, namun bila menyesuaikan estimasi penilaian
diskonto tengah tahun, maka mengalikan nilai sekarang laba residual masa depan
dengan ( 1 + k/2 ). Sehingga nilainya, 50.000 + ((1+(0,15/2) x $8.594 = $ 59.239
Kekuatan Laba dan Peramalan untuk Tujuan Penilaian
1. Kekuatan Laba
Kekuatan laba adalah pengamatan yang dilakukan mengacu pada
tingkat laba perusahaan yang diharapkan akan terjadi dimasa depan.
Model penilaian berbasis akuntansi mencangkup kapitalisasi kekuatan
laba, dimana kapitalisasi ini melibatkan penggunaan suatu faktor atau
penggandaan yang mencerminkan biaya modal dan taksiran risiko serta
pengembalian masa depan.
a. Mengukur kekuatan laba
Kekuatan laba merupakan yang diturunkan dari analisis keuangan
bukan akuntansi. Laporan keuangan digunakan untuk menghitung
kekuatan laba. Laba merupakanlaba merupakan ukuran yang paling
andal dan relevan untuk tujuan penilaian. Penilaian sangat penting
untuk beberapa keputusan (seperti investasi, pemberian pinjaman,
perencanaan pajak, keputusan pengadilan atas perselisihan
penilaian). Oleh karena itu estimasi penilaian harus kredibel dan
dapat dipertahankan, dan kita harus meneliti jika terdapat
penyimpangan dari norma.
b. Rentang Waktu Kekuatan Laba
Pengukuran terbaik laba suatu perusahaan adalah dengan
mengguakan laba rata-rata (kumulatif) selama beberapa tahun.
Rentang waktu yang digunakan untuk mengukur laba berbedabeda, tergantung dari industri dan factor lainnya. Rentang waktu
yang digunakan untuk mengukur laba rata-rata umumnya adalah 5
tahun sampai 10 tahun. Periode yang panjang ini dapat menurangi
distorsi, ketidakakuratan, dan dampak sementara lainnya yang
mengurangi relevansi laba satu tahun.
c. Menyesuaikan Laba Per Saham
Kekuatan laba dihitung dengan menggunakan seluruh komponen
laba. Kemudian pos-pos pada serangkaian
disesuaikan jika lebih terkait pada periode sebelumnya. Jika hal ini
dilakukan dengan basis per saham, setiap pos harus disesuaikan
terhadap dampak pajak dengan menggunakan tarif pajak efektif
perusahaan, kecuali jika terdapat tarif pajak tertentu. Seluruh pos
juga harus dibagi dengan jumlah saham yang digunakan untuk
menghitung laba per saham
2. Peramalan Laba
Bagian utam dari analisis laporan keuangan dan penilaian adalah
peramalan laba. Dari perspektif analisis, evaluasi tingkat sangat
terkait dengan peramalan laba. Hal ini disebabkan ramalan laba
yang relevan melibatkan analisis komponen laba dan penilaiannya
dimasa depan. Peramalan laba mengikuti analisis komponen laba
dan melibatkan pembuatan estimasi laba dimasa depan. Hal ini
mencangkup analisis elemen yang sifat permanennya (berulang) dan
sementara (tidak berulang)
a. Mekanisme Peramalan Laba
Peramalan mengharuskan kita untuk menggunakan seluruh
informasi yang tersedia secara efektif, termasuk termasuk laba
periode sebelumnya. Peramalan juga mendapatkan manfaat
dari pemisahan (disaggregation). Pemisahan melibatkan lini
produk atau segmen dan terutama berguna jika segmen
tersebut memiliki perbedaan resiko, profitabilitas, atau
pertumbuhan.
Penelitian analisis mengungkapkan berbagai karakteristik statistic
dalam laba. Pertumbuhan laba tahunan sering sekali bergerak
secara acak. Hal ini berarti pertumbuhan laba tidak dapat
diramalkan
padahal
penelitian
ini
mencerminkan
perilaku
aset
melalui
penggunaan
yang
efisien
dan
menguntungkan.
Manajemen aset. Elemen operasi yang menguntungkan lainnya adalah
manajemen aset dan keberhasilan dalam pendanaan aset tersebut.
Kelangsungan keberhasilan dan ramalan pertumbuhan bergantung pada
sumber pendanaan dan dampaknya terhadap laba.
pemeliharaan.
Metode Pelaporan Menyeluruh
Dengan mengadopsi pandangan bahwa laporan kuartalan merupakan
bagian dari keseluruhan satu tahun dan bukannya periode diskrit,
kebiasaan umum mensyaratkan pengakuan pendapatan dan beban selama
periode interim (penyusutan persediaan, diskon atas kuantitas, dan piutang
tak tertagih). Kerugian biasanya tidak ditangguhkan melewati periode
interim saat terjadinya, dan pos luar biasa dilaporkan pada periode interim
saat terjadinya. Namun penangguhan biaya iklan tidak dapat dilakukan
karena manfaatnya tidak dapat diantisipasi. Sebaliknya, pajak penghasilan
dibebankan dengan menggunakan taksiran pajak efektif untuk periode satu
tahun.
d Persyaratan Pelaporan Interim SEC
SEC sanngat tertarik dengan pelaporan interim. SEC mensyaratkan
laporan kuartalan (Form 10-Q), pelaporan pengembangan terkini (Form 8K), pengungkapan terpisah hasil kuartal keempat, dan perincian
penyesuaian akhir tahun. Beberapa persyaratan pelaporan interim
diwajibkan oleh SEC, yaitu :
Laporan interim komparatif dan laporan keuangan hingga tanggal
ini-dapat diberi judul tidak diaudit, tetapi harus dimasukkan
sebagai pembelian.
Kesesuaian dengan
prinsip
akuntansi
berlaku
umum
dan
pergantian auditor.
Pengungkapan berikut dianggap dapat membantu pengguna untuk lebih
memahami aktivitas usaha perusahaan, dan dianggap dapat membantu
pengguna untuk mengestimasi tren aktivitas usaha sepanjang periode
dengan tepat waktu.
memindahkan
pendapatan.
Sehingga
analisis
sering
kali