Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kelompok 10 - Analisis Dan Penilaian Ekuitas

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS DAN PENILAIAN EKUITAS

Kelompok 10:
Agnestasia Dini Elandari

232013322

Henri Kus Permana

232013326

Siti Anarahmawati

232013328

Dedy Prasetyo

232013343

Vienetta Russoko

232013601

Fakultas Ekonomika Dan Bisnis


Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2015

ANALISIS DAN PENILAIAN EKUITAS


Analisis dan Penilaian Ekuitas | 1

Analisis penilaian ekuitas menekankan laba dan pengukuran akuntansi lain


untuk menghitung nilai perusahaan. Daya tahan laba secara luas mencakup
stabilitas,prediksi keragaman dan trend laba. Peramalan laba memperhitungkan
kekuatan laba, teknik estimasi, dan mekanisme pengawasan.
Daya tahan laba
Analisis keuangan yang baik dapat mengenali komponen laba yang stabil
dan dapat diprediksi. Analisis ini membantu menghasilkan ramalan kekuatan laba
untuk penilaian yang andal. Ada 2 metode yang dapat membantu menilai daya
tahan laba , yaitu penyusunan ulang dan penyesuaian laba.
Penyusunan ulang dan penyesuaian laba
Penyusunan laba dan komponen laba berguna untuk :

Memisahkan elemen yang stabil, normal, dan terus menerus dengan

elemen acak dan tidak biasa.


Mengetahui elemen laba kini yang seharusnya dicakup dalam hasil operasi
pada satu / beberapa periode sebelumnya.

Sumber informasi untuk menyusun dan menyesuaikan laba :

Laporan laba rugi


Laporan keuangan lainnya dan catatan atas laporan keuangan
Management discussion dan analysis

Informasi relevan mencakup informasi yang mempengaruhi kemampuan laba


untuk dapat dibandingkan dan diinterpretasikan.
Penyusunan ulang laba dan komponen laba
Penyusunan ulang bertujuan untuk menyusun komponen laba guna
menyajikan klasifikasi yang lebih berarti dan format yang relevan untuk analisis.
Contoh : komponen ekuitas dalam laba ( rugi) pada anak perusahaan yang belum
direkonsiliasi sering sekali disajikan setelah pajak,komponen yang dilaporkan
setelah pajak harus dikeluarkan terlebih dahulu.
Penyesuaian laba dan komponen laba

Analisis dan Penilaian Ekuitas | 2

Proses penyesuaian laba menggunakan data dari laporan laba rugi yang
disusun ulang dan informasi yang tersedia untuk meletakkan komponen laba pada
periode yang lebih layak. Kita harus sangat berhati-hati dalam meletakkan pos
luar biasa atau tidak biasa. Sebelum menilai daya tahan laba kita perlu
memperoleh angka laporan keuangan dengan beberapa penyesuaian.
Faktor penentu daya tahan laba
Setelah menyusun dan menyesuaikan laba, maka selanjutnya adalah menentukan
daya tahan laba. Managemen laba, variabilitas, tren dan insentif merupakan
penentu daya tahan laba yang potensial.
1. Trend dan daya tahan laba
Tren laba dapat dinilai melalui dengan metode statistik atau pernyataan tren. Tren
laba sering sekali mengungkapkan petunjuk mengenai kinerja perusahaan saat ini
dan masa depan serta menilai kualitas managemen.
2. Manajemen dan daya tahan laba
Manajemen laba menggunakan prinsip pelaporan akuntansi yang diterima untuk
melaporkan hasil tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk menurunkan variabilitas
laba sepanjang beberapa periode melalui pemindahan laba antara periode baik dan
buruk, antara periode berjalan dan masa depan atau berbagai kombinasinya.
Berikut beberapa bentuk manajemen laba yang harus diwaspadai :

Perubahan metode atau asumsi akuntansi


Menghapus keuntungan dan kerugian luar biasa
Praktik ini memindahkan dampak terhadap laba yang tidak biasa yang

dapat berpengaruh buruk pada tren laba


Big baths
Praktik ini mengakui beban periode masa depan pada masa kini, saat

kinerja periode masa kini sangat buruk.


Penurunan nilai
Perusahaan sering sekali melakukan pembenaran penurunan nilai dengan
menyatakan bahwa kondisi ekonomi tidak mendukung nilai aset yang

dilaporkan
Menentukan waktu pengakuan pendapatan dan beban

Analisis dan Penilaian Ekuitas | 3

Teknik ini mengatur waktu pengakuan pendapatan dan beban untuk


melakukan managemen laba, termasuk manajemen tren.
Insentif Manajemen dan Daya Tahan
Manajer, pemilik serta karyawan sering memanipulasi laporan untuk
kepentingan pribadi, biasanya karyawan melakukan hal tersebut di perusahaan
yang kesulitan keuangan. Karyawan memanipulasi insentif agar medapatkan
keuntungan pribadi. Analisis harus mengakui insentif bagi manajemen terkait
dengan laba. Manajemen laba seringkali dicapai dengan pelaporan laba yang
terlalu rendah sehingga menciptakan cadangan untuk masa depan. Dengan adanya
insentif kinerja bagi manajer dan penggunaan angka akuntansi untuk
mengendalikan dan mengawasi kinerja mereka, analisis harus menyadari adanya
potensi manajemen laba dan salah saji. Analis harus mampu mengenali
perusahaan yang memiliki dorongan kuat untuk melakukan manajemen laba dan
kemudian meneliti praktik akuntansi perusahaan untuk memastikan integritas
laporan keuangan.
Pos Laba yang Bertahan dan Sementara
Penyusunan ulang dan penuyesuaian laba untuk penilaian ekuitas
bergantung pada komponen laba stabil dan bertahan. Penilaian tersebut penting
untuk menentukan kekuatan laba. Bagian penting dalam analisis ini adalah
menilai daya tahan komponen keuntungan dan kerugian laba, bagaimana
menentukan daya tahan tidak berulang tidak biasa atau luar biasa serta
pembahasan perlakuan pos dalam evaluasi laba kinerja manajemen dan peramalan
laba.
Analisis dan Interpretasi Pos Sementara
Tujuan Analisis dan Interpretasi Pos Sementara:
1. Menentukan apakah suatu pos bersifat sementara (tidak
bertahan). Proses ini melibatkan penilaian apakah pos tersebut
tidak biasa, non-operasi, atau tidak berulang.
Menentukan Daya Tahan (Sifat Sementara) Suatu Pos
Insentif bagi manajer terkait dengan pelaporan pos sementara
membuat kita harus melakukan evalusi independen mengenai kerugian
Analisis dan Penilaian Ekuitas | 4

atau keuntungan apakah bersifat sementara atau tidak. Kita juga harus
menentukan cara pos tersebut disesuaikan. Untuk tujuan tersebut pos
ini dibagi dalam 2(dua) kategori besar.
- Keuntungan dan kerugian operasi yang tidak berulang
Keuntungan dan kerugian ini terkait dengan aktivitas normal.
Suatu kejadian yang tidak dapat diprediksi dan jarang terjadi
diklasifikasi sebagai tidak berulang. Analisis keuntungan dan kerugian
operasi yang tidak berulang harus mengakui sifat jarang terjadi dan
pola berulangnya. Pos ini dianggap milik periode pelaporan.
Pertanyaan mengenai operasi normal juga harus dijawab. Analisis pos
operasi tidak berulang tidak langsung memenuhi suatu aturan mekanis.
Analisis harus meninjau informasi, dan pasti akan menemukan
beberapa pos yang lebih bersifat berulang dibandingkan pos lain dan
beberapa lebih bersifat operasional dibandingkan yang lain. Peninjauan
ini mempengaruhi penyusunan ulang, penyesuaian, dan peramalan
laba. Selain itu, besaran suatu pos juga harus dilihat sebagai faktor
penting.
-

Keuntungan dan kerugian non-operasi yang tidak berulang

Pos ini tidak berulang dan tidak dapat diprediksi dan terjadi di luar
operasi normal. Kejadian yang menyebabkan pos ini biasanya tidak
berhubungan, tidak diinginkan, dan tidak direncanakan, namun tidak
selalu seluruhnya tidak diharapkan. Aktivitas usaha memiliki risiko
kejadian yang merugikan dan kejutan acak, baik itu bersifat alami
maupun buatan manusia.
Analis harus mempertimbangkan kemungkinan ini. Namun, tanpa
bukti yang menyatakan sebaliknya, pos ini dianggap luar biasa dan
dikeluarkan dari hasil operasi satu tahun tertentu. Namun, pos ini
merupakan bagian dari kinerja perusahaan jangka panjang.
Penyesuaian pos luar biasa yang mencerminkan daya tahan.
Langkah

kedua

dalam

menganalisis

pos

sementara

adalah

mempertimbangkan dampaknya terhadap sumber daya perusahaan dan


evaluasi manajemen.

Analisis dan Penilaian Ekuitas | 5

2. Menentukan penyesuaian yang diperlukan setelah mengetahui


penilaian daya tahan. Seringkali diperlukan penyesuaian khusus
untuk evaluasi maupun peramalan laba.
Penyesuaian Pos Luar Biasa yang Mencerminkan Daya Tahan
Langkah

kedua

dalam

menganalisis

pos

sementara

adalah

mempertimbangkan dampaknya terhadap sumber daya perusahaan dan


evaluasi manajemen.

Dampak pos sementara terhadap sumber daya perusahaan


Setiap keuntungan dan kerugian sementara memiliki
dampak ganda. Misalnya saat mengakui keuntungan suatu
perusahaan juga mencatat kenaikan sumber daya. Dalam
peramalan profitabilitas dan pengembalian investasi, analis
harus mempertimbangkan dampak pencatatan pos sementara
dan kemungkinan kejadian masa depan yang menyebabkan pos
sementara.

Dampak pos sementara dalam evaluasi manajemen


Dampak pos sementara dalam evaluasi manajemen.
Salah satu implikasi yang sering dikaitkan dengan keuntungan
dan kerugian sementara adalah kurangnya keterkaitan mereka
dengan aktivitas usaha normal. Saat analis mempertimbangkan
transaksi efek, transaksi aset tetap, atau aktivitas divisi dan anak
perusahaan, seluruhnya mencerminkan tindakan yang dilakukan
manajemen untuk tujuan tertentu. Tindakan ini biasanya
membutuhkan lebih banyak perhatian atau pertimbangan
dibandingkan keputusan operasi biasa karena sifatnya tidak
lazim dan melibatkan jumlah yang besar.
Analisis dan Penilaian Ekuitas | 6

PENILAIAN EKUITAS BERBASIS LABA


Penilaian perusahaan merupakan hal penting bagi pengguna laporan
keuangan. Estimasi nilai yang handal dapat digunakan untuk membuat keputusan
jual/ beli/ tahan. Selain itu, menghitung nilai perusahaan untuk keputusan kredit,
penggabungan usaha, harga penawaran saham, dan lain-lain.
Penilaian ekuitas mengandalkan metode diskonto arus kas (discounted cash flowDCF). Dengan metode ini, ekuitas perusahaan dihitung berdasarkan ramalan arus
kas yang tersedia bagi investor ekuitas. Selanjutnya ramalan tersebut di diskonto
menggunakan biaya modal perusahaan.
HUBUNGAN HARGA SAHAM DENGAN DATA AKUNTANSI
Model penilaian ekuitas berbasis akuntansi (Accounting based equity
valuation) (Bab 1)
Vt = BVt +

Et +( RIt1)
(1+ k)

Et +( RIt+ 2)
(1+k )

Et +(RIt + 3)
(1+k )

+ ..

Keterangan :
BVt

= nilai akhir periode t

RIt+n

= laba residual pada periode t + n

= biaya modal

Laba residual pada t periode merupakan laba bersih komperehensif dikurangi


pembebanan nilai buku yaitu RIt = NIt (k x BVt-1).
Profitabilitas masa depan dalam menilai perusahaan menggunakan estimasi laba
bersih dan nilai buku masa depan. Estimasi yang akurat dilakukan setelah
mempertimbangkan kualitas dan daya tahan laba serta kekuatan laba perusahaan
Adapun Kritik dalam metode ini adalah kemungkinan adanya manipulasi dan
distorsi laba oleh mananjemen untuk kepentingan pribadinya. Namun terdapat dua
hal yang bertentangan apakah manipulasi mempengaruhi kekuatan estimasi
berbasis akuntansi atau peramalan perusahaan atau tidak. Hal ini dibuktikan
melalui sebuah ilustrasi yaitu ;
PT. A dan PT. B menggunakan metode akuntansi yang sama akan melaporkan
laba $ 20 juta sebelum depresiasi dimasa depan. Pada awal tahun nol perusahaan
memiliki nilai buku sebesar $ 40 juta dan membuat pengeluaran 10 juta. PT A
mengapitalisasi pengeluaran dan melakukan depresiasi selama dua tahun dengan

Analisis dan Penilaian Ekuitas | 7

menggunakan garis lurus.

PT B memilih untuk membebankan langsung

pengeluaran. Keduanya memiliki biaya modal 15% dan tidak membayar deviden
diwaktu dekat. Dengan mengabaikan pajak penghasilan kedua perusahaan
melaporkan hasil berikut :
PT. A
Tahun 0
Laba sebelum dampak pengeluaran
$20
Penyusutan pengeluaran sebesar $ 10 0

Tahun I
$ 20
$5

Tahun II
$ 20
$5

juta
Laba Bersih
Nilai Buku pada akhir Tahun

$ 15
$ 75

$15
$90

PT. B
Tahun 0
Laba sebelum dampak pengeluaran
$20
Penyusutan pengeluaran sebesar $ 10 $10

Tahun I
$ 20
$5

Tahun II
$ 20
$5

juta
Laba Bersih
Nilai Buku pada akhir Tahun

$ 20
$ 70

$20
$90

$20
$60

$10
$50

Penilaian PT. A dan PT. B dihitung pada akhir tahun 0, masing-masing adalah :
Nilai PT. A =
Vt

= BVt + (Et+(RIt-1))/((1+k))1 + (Et+(RIt+2))/((1+k))2


=$60 + ($15-($15% x $60))/1,15 + ($15 - (15% x $75))/1,152 = $68,05

Nilai PT. B =
Vt

= BVt + (Et+(RIt-1))/((1+k))1 + (Et+(RIt+2))/((1+k))2


=$50 + ($20-($15% x $50)/1,15 + ($20 - (15% x $70))/1,152 = $68,05

Dari hal tersebut dapat dapat dilihat bahwa secara matematis metode penilaian
ekuitas berbasis akuntansi menghasilkan estimasi yang sama, yang mendukung
jawaban tidak mempengaruhi penilaian.
PERKALIAN NILAI DASAR
Keputusan investasi sering menggunkan rasio harga terhadap nilai buku
(price to book - PB) dan rasio harga terhadap laba (price to earning - PE).
Mengevaluasi nilai investasi suatu perusahaan public dapat melalui perbandingan
rasio dasar dengan angka implisistdan saham terkini.
Rasio Harga terhadap Nilai Buku

Analisis dan Penilaian Ekuitas | 8

Rasio harga terhadap Nilai Buku (Price to Book PB), dihitung sebagai berikut :
Nilai pasar ekuitas
Nilai buku ekuitas
Maka rasio PB dapat dinyatakan dalam data akuntansi :
Vt
BVt

=1+

BV t2
BV t

( ROCE t1)
(1+k )

ROCEt 2k
2

(1+k )

BV t1
BV

ROCEt 3
(1+k )3

+ ..

Dari persamaan tersebut, jika ROCE masa depan dan/atau pertumbuhan nilai buku
meningkat maka rasio PB meningkat. Selain itu jika biaya (risiko) modal
meningkat, rasio PB akan turun. Jika nilai sekarang laba residual positif (negatif),
maka rasio PB akan lebih besar (lebih kecil) dari 1.
Rasio Harga terhadap Laba
Rasio harga terhadap laba (price earning PE ) dihitung sebagai berikut :
(Nilai pasar ekuitas)/(Laba Bersih)
Rasio PE dapat disajikan sebagai pertumbuhan jangka pendek (short term growth
- STG) dan pertumbuhan jangka panjang (Long term growth - LTG) atas laba per
saham (earning per share - EPS) menurut Ohlson dan Juettner-Nauroth (2000),
yaitu :
Po/eps= 1/k x(STG-LTG)/(k-LTG)
Dimana; k merupakan biaya modal ekuitas, STG (LTG) adalah perkiraan
perubahan persentase laba per saham jangka pendek (jangka panjang) relative
terhadap taksiran pertumbuhan normal, STG > LTG dan LTG < k2 dapat
sebagai consensus analisi terhadap tingkat pertumbuhan selama lima tahun, dan
LTG merupakan inflasi jangka panjang yang melebihi horizon paramalan.
Dari persamaan tersebut, Rasio PE memiliki hubungan terbalik dengan biaya
modal
1. Rasio PE memiliki hubungan terbalik dengan biaya modal
2. Rasio PE memiliki hubungan positif dengan taksiran pertumbuhan laba
per saham relative dengan pertumbuhan normal.

Analisis dan Penilaian Ekuitas | 9

Apabila pertumbuhan laba per saham jangka panjang relative terhadap laba per
saham normal diharapkan tetap pada tingkat yang konstan.
Bila terdapat kasus dimana taksiran laba per saham normal diharapkan tetap pada
tingkat konstan (LPG = 0 ) maka Rasio PE akan berkurang sebesar :
P
eps

STG
= k2

Contoh : rasio PE saham adalah 20, biaya modal 10 %. Saham akan wajar
pertumbuhan eps yang diharapkan 20%,dihargai terlalui rendah bila pertumbuhan
eps lebih tinggi dari 20%, dan terlalu tinggi bila pertumbuhan eps yang
diharapkan terlalu rendah.Rasio PEG ini memperlihatkan hubungan antara PE
dengan pertumbuhan eps.
PENILAIAN BERBASIS LABA Di Christy Company
Nilai buku Christy Company pada tahun nol adalah $50.000 Perusahaan
memiliki biaya modal ekuitas (k) sebesar 15 %.
Data akuntansi berdasarkan teknik analisis, terdapat prediksi data akuntansi
sebagai berikut

Penjualan
Beban

Tahun I
$ 100.000
77.500

Tahun II
$ 113.500
90.000

Tahun III
$ 127.690
103.500

Tahun IV
$ 144.290
118.000

Tahun V
$ 144.290
119.040

Operasi
Depresiasi
Laba Bersih
Deviden

10.000
$12.500
6000

11.300
11.700
4.355

12.770
11.420
3.120

14. 430
11.860
11.860

14.430
10.820
10.820

Maka dengan menggunakan prediksi akuntansi di atas kita hitung nilai buku masa
depan dan ROCE .
Nilai Buku tanggal 1 Januari tahun I adalah = $ 58. 594
Dihitung dengan model penilaian berbasis akuntansi, yaitu :
Vt = BVt + (Et+(RIt-1))/((1+k))1 + (Et+(RIt+2))/((1+k))2 + (Et+(RIt+3))/((1+k))3
+ ..

Analisis dan Penilaian Ekuitas | 10

=50.000 + ((0,25-0,15) x 50.000) / 1,15 +(( 0,2071-0,15) x56.500 /(1,15) 2 ) +


(( 0,1789-0,15) x63.845 /(1,15)3 ) + (( 0,1644 - 0,15) x72.145 /(1,15) 4 ) +(( 0,150,15) x72.145 /(1,15)5 ) + 0 +
= $ 58.594
Taksiran Nilai buku tanggal 1 Januari tahun II = Nilai buku awal 50.000 + Laba
bersih 12.500 Deviden 6000 = $ 56.500
Taksiran Nilai buku tanggal 1 Januari tahun IV = 56.500 + 11.700 - 4.355 = $ 63.
845
Taksiran Nilai buku tanggal 1 Januari tahun IV = 63. 845 + 11.420 - 11.420 = $
72.145
Taksiran Nilai buku tanggal 1 Januari tahun V = 72.145 + 11.860 - 11.860 = $
72.145
Selanjutnya ROCE dapat di hitung berdasa laba bersih dibagi nilai buku awal
periode, yaitu :
Taksiran ROCE tahun I (2010) =

lababersih
nilai buku awal periode

= 12.500 : 50.000 =

25 %
Taksiran ROCE tahun II (2011) = 11.700 : 56.500 = 20,71 %
Taksiran ROCE tahun III (2012) = 11.450 : 63.845 = 17,89 %
Taksiran ROCE tahun IV (2013) = 11.860 : 72.145 = 16,44 %
Taksiran ROCE tahun V (2015) = 11.860 : 10.820 = 15 %
Penilaian berbasis akuntansi menunjukkan saham harus dijual saat rasio PB
bernilai 1,17 (58.594 : 50.000) pada tanggal 1 Januari tahun I.
Dalam kasus harus mempertimbangkan bahwa, (1) estimasi profitabilitasmasa
depan terlalu optimis atau pesimis, dan/atau (2) harga saham perusahaan tidak
wajar.
Dari perhitungan tersebut, Taksiran ROCE tahun 5 sebesar 15 %,
merupakan pengembalian yang sama dengan biaya modal Christy Company tahun
tersebut. Jika perusahaan pada suatu industry mampu menghasilkan ROCE yang
lebih tinggi dari biaya modal maka perusahaan lain akan masuk dalam industry
dan menekan laba residual hingga menjadi nol . Rasio PE dibuat berdasarkan laba
kini dan laba masa depan. Dan pembayaran Estimasi penilaian pembayaran

Analisis dan Penilaian Ekuitas | 11

deviden terjadi tiap akhir tahun, namun bila menyesuaikan estimasi penilaian
diskonto tengah tahun, maka mengalikan nilai sekarang laba residual masa depan
dengan ( 1 + k/2 ). Sehingga nilainya, 50.000 + ((1+(0,15/2) x $8.594 = $ 59.239
Kekuatan Laba dan Peramalan untuk Tujuan Penilaian
1. Kekuatan Laba
Kekuatan laba adalah pengamatan yang dilakukan mengacu pada
tingkat laba perusahaan yang diharapkan akan terjadi dimasa depan.
Model penilaian berbasis akuntansi mencangkup kapitalisasi kekuatan
laba, dimana kapitalisasi ini melibatkan penggunaan suatu faktor atau
penggandaan yang mencerminkan biaya modal dan taksiran risiko serta
pengembalian masa depan.
a. Mengukur kekuatan laba
Kekuatan laba merupakan yang diturunkan dari analisis keuangan
bukan akuntansi. Laporan keuangan digunakan untuk menghitung
kekuatan laba. Laba merupakanlaba merupakan ukuran yang paling
andal dan relevan untuk tujuan penilaian. Penilaian sangat penting
untuk beberapa keputusan (seperti investasi, pemberian pinjaman,
perencanaan pajak, keputusan pengadilan atas perselisihan
penilaian). Oleh karena itu estimasi penilaian harus kredibel dan
dapat dipertahankan, dan kita harus meneliti jika terdapat
penyimpangan dari norma.
b. Rentang Waktu Kekuatan Laba
Pengukuran terbaik laba suatu perusahaan adalah dengan
mengguakan laba rata-rata (kumulatif) selama beberapa tahun.
Rentang waktu yang digunakan untuk mengukur laba berbedabeda, tergantung dari industri dan factor lainnya. Rentang waktu
yang digunakan untuk mengukur laba rata-rata umumnya adalah 5
tahun sampai 10 tahun. Periode yang panjang ini dapat menurangi
distorsi, ketidakakuratan, dan dampak sementara lainnya yang
mengurangi relevansi laba satu tahun.
c. Menyesuaikan Laba Per Saham
Kekuatan laba dihitung dengan menggunakan seluruh komponen
laba. Kemudian pos-pos pada serangkaian

laba jangka pendek

Analisis dan Penilaian Ekuitas | 12

disesuaikan jika lebih terkait pada periode sebelumnya. Jika hal ini
dilakukan dengan basis per saham, setiap pos harus disesuaikan
terhadap dampak pajak dengan menggunakan tarif pajak efektif
perusahaan, kecuali jika terdapat tarif pajak tertentu. Seluruh pos
juga harus dibagi dengan jumlah saham yang digunakan untuk
menghitung laba per saham
2. Peramalan Laba
Bagian utam dari analisis laporan keuangan dan penilaian adalah
peramalan laba. Dari perspektif analisis, evaluasi tingkat sangat
terkait dengan peramalan laba. Hal ini disebabkan ramalan laba
yang relevan melibatkan analisis komponen laba dan penilaiannya
dimasa depan. Peramalan laba mengikuti analisis komponen laba
dan melibatkan pembuatan estimasi laba dimasa depan. Hal ini
mencangkup analisis elemen yang sifat permanennya (berulang) dan
sementara (tidak berulang)
a. Mekanisme Peramalan Laba
Peramalan mengharuskan kita untuk menggunakan seluruh
informasi yang tersedia secara efektif, termasuk termasuk laba
periode sebelumnya. Peramalan juga mendapatkan manfaat
dari pemisahan (disaggregation). Pemisahan melibatkan lini
produk atau segmen dan terutama berguna jika segmen
tersebut memiliki perbedaan resiko, profitabilitas, atau
pertumbuhan.
Penelitian analisis mengungkapkan berbagai karakteristik statistic
dalam laba. Pertumbuhan laba tahunan sering sekali bergerak
secara acak. Hal ini berarti pertumbuhan laba tidak dapat
diramalkan

padahal

penelitian

ini

mencerminkan

perilaku

keseluruhan dan bukan perilaku tiap-tiap perusahaan. Salah satu


sumber informasi yang relevan yang sering kali berguna untuk
peramalan laba adalah MD&A. meskipun perusahaan sering kali
lambat dalam memberikan reaksi terhadap permintaan pasar untuk
memberikan angka peramalan posisi keuangan dan kinerja,

Analisis dan Penilaian Ekuitas | 13

perusahaan didorong untuk melaporkan informasi yang berorientasi


pada masa depan pada MD&A
Elemen Peramalan Laba
Peramalan laba tergantung dari prospek masa depan, tapi proses
peramalan harus bergantung pada bukti saat ini dan masa lalu. Analis harus
menilai kesinambungan dan momentum kinerja perusahaan dan memasukkannya
ke dalam perspektif. Kita tidak boleh mencampuradukkan masa lalu perusahaan
dengan masa depan dan ketidakpastian peramalan. Laba merupakan total
pendapatan dikurangi total beban, perubahan kecil dalam suatu komponen dapat
dapat menimbulkan perubahan besar pada laba.
Elemen lain pada peramalan laba adalah memeriksa kewajaran
peramalan dengan menggunakan angka pengembalian modal. Jika ramalan
laba menghasilkan pengembalian yang sangat berbeda dengan pengembalian masa
lalau atau pengembalian industri, ramalan dan prosesnya harus dinilai kembali.
Pengembalian investasi modal tergantung dari laba, sementara laba merupakan
produk kualitas manajemen dana manajemen aset.

Manajem kualitas. Memiliki akses ke berbagai sumber daya untuk


menghidupkan

aset

melalui

penggunaan

yang

efisien

dan

menguntungkan.
Manajemen aset. Elemen operasi yang menguntungkan lainnya adalah
manajemen aset dan keberhasilan dalam pendanaan aset tersebut.
Kelangsungan keberhasilan dan ramalan pertumbuhan bergantung pada
sumber pendanaan dan dampaknya terhadap laba.

Kondisi keuangan suatu perusahaan merupakan elemen peramalan laba


lainnya. Kurangnya likuiditas dapat membatasi manajemen yang sukses, dan
struktur modal yang berisiko dapat membatasi tindakan manajemen. Dalam
meramalkan laba harus menambahkan harapan tentang masa depan pada
pemahaman masa lalu. Ketidakpastian diatasi dengan mengawasi kinerja relatif
terhadap ramalan secara kontinu dan melakukan revisi bila memungkinkan.
Melaporkan Peramalan Laba
Analisis dan Penilaian Ekuitas | 14

Kita harus menyadari bahwa peramalan manajemen (pihak internal)


berbeda dengan peramalan yang dilakukan analis keuangan (pihak eksternal).
Keandalan peramalan tergantung dari akses informasi dan asumsinya. SEC
menyarankan agar permalan dilakukan dengan itikad baik (good faith) dengan
landasan yang layak (reasonable), dan peramalan disajkan dalam format laporan
keuangan disertai informasi yang cukup bagi investor untuk menilai keandalan.
SEC memiliki aturan safe harbor (tempat berlindung) yang melindungi
perusahaan dari tuntutan hukum jika prediksi mereka tidak menjadi kenyataan
dalam pengungkapan ramalan.
Laporan Interim untuk Pengawasan dan Revisi Estimasi Laba
Menilai kekuatan laba atau peramalan laba suatu perusahaan bergantung
pada estimasi kondisi masa depan yang tidak dapat dibuktikan. Analisis harus
terus mengawasi kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan peramalan
dan asumsi terkini dan merivisi secara teratur dengan mempertimbangkan kondisi
usaha saat ini. Laporan keuangan iterim (kurang dari 1 tahun) merupakan sumber
informasi yang berharga untuk mengawasi kinerja,. Laporan interim biasanya
diterbitkan tiap kuartalan dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna,
untuk merevisi estimasi kekuatan laba dan peramalan laba. Namun terdapat
keterbatasan dalam laporan keuangan interim, yaitu :
a

Penyesuaian Akuntansi Akhir Tahun


Menentukan hasil operasi untuk periode satu tahun membutuhkan
beberapa penyesuaian akrual dan estimasi, yang sering kali rumit,
menghabiskan waktu, dan mahal (pengakuan pendapatan, menentukan
biaya persediaan, alokasi overhead, memperkirakan piutang tak tertagih).
Penyesuaian untuk periode interim sering kali kurang lengkap dan
menggunakan informasi yang kurang andal dibandingkan dengan laporan
akhir tahun, sehingga memungkinkan menghasilkan ukuran laba periode

interim kurang akurat.


b Aktivitas Usaha Musiman
Beberapa perusahaan memiliki aktivitas usaha musiman. Penjualan,
produksi, dan aktivitas operasi lain sering kali tidak dapat dibagi sama
antarperiode interim, sehingga dapat mendistorsi perbandingan laba

Analisis dan Penilaian Ekuitas | 15

interim, serta dapat menimbulkan masalah pada alokasi biaya-biaya yang


sifatnyadiskresioner (pilihan), seperti iklan, penelitian, perbaikan dan
c

pemeliharaan.
Metode Pelaporan Menyeluruh
Dengan mengadopsi pandangan bahwa laporan kuartalan merupakan
bagian dari keseluruhan satu tahun dan bukannya periode diskrit,
kebiasaan umum mensyaratkan pengakuan pendapatan dan beban selama
periode interim (penyusutan persediaan, diskon atas kuantitas, dan piutang
tak tertagih). Kerugian biasanya tidak ditangguhkan melewati periode
interim saat terjadinya, dan pos luar biasa dilaporkan pada periode interim
saat terjadinya. Namun penangguhan biaya iklan tidak dapat dilakukan
karena manfaatnya tidak dapat diantisipasi. Sebaliknya, pajak penghasilan
dibebankan dengan menggunakan taksiran pajak efektif untuk periode satu

tahun.
d Persyaratan Pelaporan Interim SEC
SEC sanngat tertarik dengan pelaporan interim. SEC mensyaratkan
laporan kuartalan (Form 10-Q), pelaporan pengembangan terkini (Form 8K), pengungkapan terpisah hasil kuartal keempat, dan perincian
penyesuaian akhir tahun. Beberapa persyaratan pelaporan interim
diwajibkan oleh SEC, yaitu :
Laporan interim komparatif dan laporan keuangan hingga tanggal
ini-dapat diberi judul tidak diaudit, tetapi harus dimasukkan

dalam laporan tahunan (kecuali perusahaan kecil).


Neraca komparatif.
Laporan arus kas hingga hari ini.
Informasi pro-forma mengenai penggabungan usaha yang dicatat

sebagai pembelian.
Kesesuaian dengan

prinsip

akuntansi

berlaku

umum

dan

pengungkapan perubahan akuntansi, termasuk surat dari auditor

yang menyatakan apakah perubahan tersebut memang lebih baik.


Analisis naratif manajemen mengenai hasil operasi dengan
penjelasan perubahan pendapatan dan beban sepanjang periode
interim.

Analisis dan Penilaian Ekuitas | 16

Pengungkapan mengenai apakah Form 8-K diidi selama periode


melaporkan apakah terdapat penyesuaian laba yang tidak biasa atau

pergantian auditor.
Pengungkapan berikut dianggap dapat membantu pengguna untuk lebih
memahami aktivitas usaha perusahaan, dan dianggap dapat membantu
pengguna untuk mengestimasi tren aktivitas usaha sepanjang periode
dengan tepat waktu.

Analisis Implikasi Laporan Interim


Analisis harus waspada terhadap kesalahan estimasi dan direksi yang
melekat pada laporan interim. Terbatasnya keterlibatan auditor pada laporan
interim mengurangi keandalan laporan interim relatif terhadap laporan tahunan
yang diaudit. Tidak seluruh persyaratan pelaporan interim berguna bagi analisis,
misalnya memasukkan pos-pos luar biasa pada periode interim pada saat
terjadinya membutuhkan penyesuaian agar dapat digunakan dalam analisis.
Memindahkan beban sepanjang periode interim lebih mudah dilakukan
diabandingkan

memindahkan

pendapatan.

Sehingga

analisis

sering

kali

menekankan pendapatan interim sebagai pengukur kinerja interim. Masalah


musiman tertentu pada laporan interim dapat diatasi dengan menghitung angka
kumulatif hingga saat ini, termasuk hasil kuartal terakhir.

Analisis dan Penilaian Ekuitas | 17

Anda mungkin juga menyukai