Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Teknik Budidaya Terong Ungu

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

TEKNIK BUDIDAYA TERONG UNGU

Tanaman terong (Solanum melongena) merupakan jenis sayuran tahunan semusim. Selain
India, Indonesia dipercaya merupakan asal tanaman terong. Tanaman ini banyak dijumpai
tumbuh liar di hutan-hutan kita. Namun, saat ini terong ditanam meluas diberbagai belahan
bumi.
Terdapat banyak ragam terong yang dibudidayakan di Indonesia, mulai dari terong lokal
seperti terong gelatik, terong kopek, terong bogor, terong medan hingga terong impor seperti
terong Jepang. Bentuk dan warna buah terong cukup beragam ada yang putih, hijau hingga
ungu. Bentuknya pun ada yang bulat, lonjong besar, hingga lonjong dengan ujung lancip.
Kondisi tanah ideal untuk budidaya terong adalah tanah lempung berpasir dengan kisaran pH
6,5-7. Terong berproduksi maksimal pada kisaran suhu 22-30oC. Tanaman
ini membutuhkan sinar matahari yang cukup, oleh karena itu cocok ditanam pada musim
kemarau.
Terong masih satu keluarga dengan cabe, tomat dan kentang. Hama dan penyakit yang biasa
menyerang tanaman-tanaman tersebut bisa juga mengganggu budidaya terong. Oleh karena
itu dalam melakukan rotasi tanaman, usahakan tidak dengan tanaman-tanaman tersebut.
Penyemaian benih terong

Benih yang baik untuk budidaya terong memilki daya tumbuh di atas 75%. Dengan benih
seperti itu, kebutuhan benih untuk satu hektar mencapai 300-500 gram. Sebelum ditanam di
lahan terbuka, benih terong sebaiknya disemaikan terlebih dahulu.
Langkah pertama siapkan dulu tempat penyemaian benih. Buat bedengan dengan lebar satu
meter dan tinggi 20 cm. Bedengan dibuat dari campuran tanah, arang sekam dan kompos
dengan perbandingan 1:1:1. Atau, silahkan baca cara membuat media persemaian. Kemudian
berikan naungan terhadap bedengan tersebut.
Rendam benih terong dalam air hangat selama 10-15 menit, kemudian bungkus benih dengan
kain basah dan diamkan selama 24 jam. Buat alur berjarak 5-10 cm diatas bedengan untuk
menebarkan benih. Kemudian tebarkan benih dan tutup dengan tanah tipis-tipis. Setelah itu,
tutup bedengan dengan daun pisang atau karung goni basah. Siram dengan air untuk menjaga
kelembaban persemaian.
Setelah 2-3 hari kecambah mulai tumbuh menjadi tanaman, buka daun pisang atau karung
goni tersebut. Kemudian siram setiap hari tanaman tersebut. Setelah 10-15 hari, pindahkan
bibit tanaman kedalam bumbunan daun pisang atau polybag kecil (9X10 cm), satu polybag
satu tanaman. Isi polybag atau bumbunan daun pisang dengan tanah dan kompos,
perbandingan 1:1. Silahkan baca cara membuat media tanam polybag.
Sirami tanaman yang ada dalam polybag tersebut setiap hari. Setelah tanaman berumur 1-1,5
bulan atau telah memiliki minimal 4 helai daun, tanaman tersebut siap dipindahkan ke lahan
terbuka.

Pengolahan tanah dan penanaman

Lahan untuk budidaya terong dicangkul atau dibajak dengan kedalaman 30 cm. Bersihkan
tanah dari gulma dan kerikil. Bentuk bedengan dengan lebar 1 meter tinggi 30 cm dan
panjang disesuaikan dengan bentuk lahan. Jarak antar bedengan 40 cm.
Gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar, bisa berupa kompos atau pupuk kandang
sebanyak 15 ton per hektar. Taburkan di atas bedengan dan aduk hingga merata. Budidaya
terong menghendaki tingkat keasaman tanah sekitar pH 5-6. Apabila pH kurang dari 5
tambahkan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 1-2 ton per hektar satu minggu sebelum
tanam.
Buat lubang tanam secara berbaris, satu bedengan sebanyak dua baris. Jarak tanam antar
lubang tanam 60 cm dan jarak antar baris 70 cm. Lebar lubang dan kedalaman disesuaikan
dengan ukuran polybag bibit.
Sebelum bibit dipindahkan, siram bedengan dengan air. Tanaman terong cenderung tidak
tahan dengan kekeringan. Pindahkan bibit tanaman satu lubang diisi satu bibit tanaman. Hatihati dalam memindahkan tanaman, jaga agar akar tanamah tidak putus atau rusak.
Perawatan budidaya terong

Lakukan penyulaman tanaman setelah satu minggu. Cabut tanaman yang terlihat layu atau
tidak sehat dan pertumbuhannya abnormal. Pencabutan dilakukan beserta media tumbuhnya.
Ganti dengan bibit baru.
Pemupukan tambahan dilakukan mulai dari 2 minggu setelah bibit ditanam. Untuk budidaya
terong non-organik berikan pupuk urea dengan dosis 80 kg/ha dan KCl 45 Kg/ha. Sedangkan
untuk budidaya terong organik berikan pupuk kompos atau pupuk kandang, masing-masing
satu kepal atau kira-kira 0,5 kg per tanaman.
Ulangi pemberian pupuk susulan pada minggu ke-5 dan ke-7 setelah bibit ditanam. Sambil
memberikan pupuk susulan, siangi gulma yang terdapat dalam bedengan tanaman. Bersihkan
juga semak belukar yang terdapat disekitar area tanaman.
Pemasangan ajir atau bilah bambu untuk menopang tanaman dilakukan setelah tanaman
berumur 3 minggu. Penancapan ajir hendaknya berjarak 5-7 cm dari pangkal batang. Jangan
sampai penancapan ajir melukai akar tanaman. Ikat tanaman pada ajir dengan tali rafia.
Apabila tidak turun hujan penyiraman hendaknya dilakukan setiap tiga hari sampai tanaman
berbunga. Setelah tanaman berbunga, tingkatkan frekuensinya hingga dua hari sekali.
Panen budidaya terong

Panen pertama usaha budidaya terong biasanya dilakukan setelah 70-80 hari sejak bibit
ditanam. Selanjutnya, panen dilakukan setiap 3-7 hari sekali. Dalam satu kali musim tanam,
bia mencapai 13-15 kali panen, bahkan bisa lebih.

Waktu yang tepat untuk panen adalah pagi dan sore hari. Buah dipetik dengan tangkainya,
buah terung tidak tahan lama. Oleh karena itu harus segera dipasarkan begitu selesai panen.
Sortasi untuk budidaya terong dilakukan berdasarkan ukuran dan warna buah.

Anda mungkin juga menyukai