Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
Pada
perusahaan dagang perseorangan laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi,
laporan perubahan modal, laporan arus kas dan neraca. Contoh laporan keuangan yang
perlu dibuat oleh sebuah toko misalnya kita ambil contoh Toko Rejeki sebagai berikut.
Pada dasarnya ada dua cara yang dapat digunakan untuk menyusun laporan laba rugi, yaitu
single step (cara langsung) dan multiple step (cara bertahap). Pada sistem single step,
semua pendapatan dijumlahkan dari atas ke bawah menjadi suatu kelompok, kemudian
dikurangi dengan jumlah seluruh beban dalam periode tersebut.
Pada sistem multiple step, kelompok pendapatan dipisahkan menjadi dua, yaitu pendapatan
operasional atau pendapatan dari kegiatan pokok perusahaan dan pendapatan
nonoperasional atau pendapatan di luar kegiatan pokok perusahaan. Hal tersebut juga
berlaku untuk beban yang dikelompokkan menjadi beban operasional dan nonoperasional.
Dalam rangka menyusun laporan keuangan dapat mengambil data dari kertas kerja pada
lajur laba rugi. Angka pendapatan diambil dari lajur kreditnya, sedangkan beban diambil dari
laju debitnya. Laporan perhitungan laba rugi pada perusahaan dagang terdiri atas beberapa
tahap, antara lain yaitu perhitungan pendapatan utama, perhitungan harga pokok
penjualan, perhitungan beban operasional, dan perhitungan pendapatan serta beban luar
usaha.
Penyusunan laporan rugi laba pada perusahaan dagang sedikit berbeda dengan perusahaan
jasa, terutama adalah pada komponen harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan ini
biasanya dibuat tersendiri di luar laporan laba rugi (dibuat dalam lampiran perhitungan),
setelah ditemukan hasilnya, jumlah nilai harga pokok penjualan tersebut dimasukkan dalam
laporan laba rugi.
Account Form
Neraca disusun secara mendatar yang terbagi dalam dua sisi. Dalam hal ini ada sisi debit
dan kredit, debit untuk rekening harta, sedangkan kredit untuk rekening kewajiban serta
modal.
Report Form
Neraca disusun menurun berbentuk laporan. Bagian teratas diisi dengan harta, kemudian
kewajiban, dan yang terakhir modal. Bentuk ini tidak ada sisi debit ataupun kredit. Namun,
sebagai pedomannya harta sama dengan kewajiban ditambah modal.
Contoh Neraca: