Handout Listrik Magnet I
Handout Listrik Magnet I
Handout Listrik Magnet I
LISTRIK MAGNET I
Oleh:
Dr. rer. nat. Ayi Bahtiar
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG
2006
-Q - ++ +2Q
LISTRIK MAGNET I
AYI BAHTIAR
JURUSAN FISIKA FMIPA UNPAD
+ -
Materi Kuliah
1. Review Analisis Vektor
3. Potensial Listrik
● Potensial Listrik
● Dipol dan Multipol
● Persoalan Listrik Statik ; Persamaan Poisson dan Laplace
● Fungsi Green
● Metoda Bayangan
Materi Kuliah
4. Bahan Dielektrik
● Polarisasi Listrik
● Medan Pergeseran Listrik
● Kapasitansi Listrik
● Syarat Batas antara Dua Bahan Dielektrik
6. Energi Elektrostatik
● Rapat Energi Listrik
● Kapasitansi Listrik
Pustaka
1. J. R. Reitz,” Foundations of Electromagnetic Theory”, Addison-
Wesley Publ., 1993
2. D. J. Griffith,” Introduction to Electrodynamics”, Prentice-Hall Inc.,
1989.
3. J. D. Jackson,” Classical Electrodynamic”, John Wiley & Sons
Inc., 1991.
STANDAR KOMPETENSI
1. ANALISIS VEKTOR
Mereview operasi dalam vektor, operator nabla, integral garis, integral
permukaan, integral volume, Teorema Divergensi, dan Teorema Stokes.
2. MEDAN LISTRIK STATIK
Menerapkan analisis vektor untuk merumuskan hukum Coulomb, medan listrik,
fluks garis saya dan menurunkan hukum Gauss.
3. POTENSIAL LISTRIK
□ Membuktikan sifat konservatif medan listrik statik E dan merumuskan medan
potensial listrik statik φ.
□ Menghitung potensial listrik dan mengungkapkan pernyataan uraian multipol.
□ Menurunkan persamaan Laplace dan Poisson untuk potensial listrik
□ Memecahkan persamaan Laplace untuk berbagai syarat dengan mengguna-
kan metoda pemisahan variabel dan persamaan Poisson dengan mengguna-
kan fungsi Green dan metoda bayangan.
4. BAHAN DIELEKTRIK
□ Mendefinisikan medan potensial listrik P dan memahami hubungannya
dengan rapat dipol listrik makroskopik dan rapat muatan listrik permukaan.
□ Mendefinisikan medan pergeseran listrik D dan merumuskan ulang hukum
Gauss dalam G.
□ Mendeskripsikan hubungan antara medan E, P dan D serta mencirikan khas
bahan dielektrik, suseptibilitas listrik dan konstanta dielektrik.
REVIEW
Besaran fisis dalam Fisika diungkapkan dalam besaran skalar dan vektor.
• Skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai.
• Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah.
A. ALJABAR VEKTOR
Penjumlahan dan Pengurangan Vektor :
r r r
C=A+B
( )
r r r r
A−B=A+ −B
( ) ( )
r r r r r r r r r
A + B+C = A + B +C = A + B+C
Perkalian Vektor :
( ) ( ) ( )
r r r r r r r r r r r r r
A • B = A B cos θ A × B×C = B A •C − C A • B
r
r r r r r cA r r r
A = A•A c = A•X ⇒ X = r r + B ; A ⊥ B
r r r r A•A
r r
A × B = A B sin θ r r r r C×A r
r r C = A × X ⇒ X = r r + kA
A•A
A×A = 0
r r r r
B × A = −A × B k = sembarang skalar
B. GRADIEN
Gradien suatu fungsi skalar adalah suatu vektor yang turunan arahnya
maksimum di titik yang ditinjau dan arah vektornya adalah arah dari turunan
maksimum di titik tersebut.
Dalam koordinat Kartesian (x,y,z):
r ∂ϕ r ∂ϕ r ∂ϕ
grad ϕ = i +j +k
∂x ∂y ∂z
Dalam koordinat Bola (r,θ,φ) :
r ∂ϕ r 1 ∂ϕ r 1 ∂ϕ
grad ϕ = a r + aθ + aφ
∂r r ∂θ r sin θ ∂φ
C. INTEGRAL VEKTOR
J = ϕ dv (skalar )
∫
V
r r
K = F dv (vektor )
∫
V
D. DIVERGENSI
Divergensi suatu vektor adalah limit dari intergral permukaan vektor tsb per-
satuan volume, jika volume yang dilingkupi oleh permukaan S mendekati nol.
r 1 r r
div F = lim
V →0 V
S
∫
F • n da
1 ∂Fϕ
r 1 ∂ 2
div F = 2
r ∂r
( )
r Fr +
1 ∂
r sin θ ∂θ
(sin θ Fθ ) +
r sin θ ∂ϕ
Teorema Divergensi
Integral dari divergensi suatu vektor diseluruh volume V sama dengan integral
permukaan dari komponen normal vektor di seluruh permukaan yang meliputi
volume V. r rr
∫
V
∫
div F dv = F • n da
S
E. CURL
Curl suatu vektor adalah limit perbandingan integral dari perkalian silang vektor
tsb dengan vektor normalnya di seluruh permukaan tertutup, jika volume yang
dilingkupi permukaan mendekati nol.
r 1 r r
curl F = lim
V →0 V ∫
n × F da
S
Komponen curl F dalam arah vektor satuan a adalah limit dari suatu integral
garis persatuan luas, bila luas tertutup tersebut mendekati nol. Luas tersebut
tegak lurus terhadap vektor a.
r r 1 r r
a • curl F = lim
S→0 S ∫
F • dl
C
1 r r r
= lim
V →0 V ∫
a • n × F da
S
r
a r C’
ξ dl
r r
da a×n
C
r
n
Karena a paralel dengan normal seluruh permukaan, maka :
r r r
a × n da = ξ d l
Karena V = ξS, maka :
r r 1 r r
a • curl F = lim
V→0 ξS
C
∫
ξF • d l
Teorema Stokes
Integral garis dari suatu vektor diseluruh lintasan tertutup C sama dengan
integral komponen normal dari curl vektor tersebut di semua permukaan S
yang dilingkupi lintasan tadi.
r r r
∫
C
∫
F • d l = curl F • n da
S
F. OPERATOR DIFERENSIAL VEKTOR
r
Operator diferensial vektor ∇ disebut del atau nabla.
Dalam koordinat Kartesian :
r r ∂ r ∂ r ∂
∇= i + j +k
∂x ∂y ∂z
Grad :
r r ∂φ r ∂φ r ∂φ
∇φ = i + j +k
∂x ∂y ∂z
Divergensi :
r r ∂Fx ∂Fy ∂Fz
∇•F = + +
∂x ∂y ∂z
Curl : r r r
i j k
r r ∂ ∂ ∂
∇×F =
∂x ∂y ∂z
Fx Fy Fz
Operator del adalah operator linier :
r r r
∇(aϕ + bψ ) = a∇ϕ + b∇ψ
( )
r r r r r r r
∇ • aF + bG = a∇ • F + b∇ • G
( )
r r r r r r r
∇ × a F + bG = a ∇ × F + b∇ × G
2 ∂ 2ϕ ∂ 2ϕ ∂ 2ϕ
∇ ϕ= 2 + 2 + 2
∂x ∂y ∂z
r r
∇×∇ = 0
( )
r r r
∇• ∇×F = 0
r r
∇ × ∇ϕ = 0
( ) ( )
r r r r r r 2
r
∇× ∇×F = ∇ ∇•F −∇ F
( )
r r r
∇(ϕψ ) = ∇ϕ ψ + ϕ∇ψ
( ) ( ) ( ) (Gr • ∇r )Fr + Gr × (r∇ ×r F)
r r r r r r r r r
r r r r r r
∇ F•G = F•∇ G + F× ∇×G +
( ) ( ) ( ) (G • ∇)F − (F • ∇)G
r r r r r r r r r
∇× F×G = ∇•G F − ∇• F G +
( ) ( )
r r r r r r
∇ • ϕF = ∇ϕ • F + ϕ∇ • F r r r
∫ ∫
n × ∇ϕ = ϕ d l
( ) ( ) ( )
r r r r r r r r r
∇• F×G = ∇×F •G − ∇×G • F S C
r
( ) ( )
r r r r r r
∇ × ϕG = ∇ϕ × F + ϕ∇ × F ∫ ∫
∇ϕ dv = ϕ n da
r r V S
∇• r = 3 r r r
r r
∇× r = 0
∫
V
∫
∇ × F dv = n × F da
S
( ) ∫( ) ∫ ( )
r r r r r r r r r r r r
G•∇ r = G ∇ • G + G • ∇ Fdv = F G • n da
2 V S
∇ r=0
MEDAN LISTRIK STATIK
Hukum Coulomb
Eksperimen memungkinkan pengamatan gaya-gaya interaksi antara muatan-
muatan listrik.
1. Hanya ada dua jenis muatan listrik : positif (+) dan negatif (-)
2. Antara dua muatan titik terdapat gaya interaksi yang bekerja
sepanjang garis penghubung kedua muatan tadi yang berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara dua muatan tersebut.
3. Gaya-gaya tersebut sebanding dengan perkalian muatan-muatan
tersebut yang bersifat tolak-menolak untuk muatan sejenis dan
tarik-menarik untuk muatan tak-sejenis.
HUKUM COULOMB
HUKUM COULOMB
SKALAR
q1 q2
q1q 2 1 q1q 2
F=k 2 =
r 4πε0 r 2
ε0 = permitivitas vakuum
= 8,8542 x 10-12 F/m
k ≈ 9 x 109 N m2/C2
VEKTOR
Gaya pada q1:
r r
1 q1q 2 r12
r r r F1 = r
F1 r12 F2 4πε0 rr12 2 r12
1 q1q 2 r
q1 q2 = r r
3 12
r 4πε0 r12
r r2
r1
Gaya pada q2:
r r
1 q1q 2 r21
0 F2 = r
r r r 4 πε0 rr21 2 r21
r12 = r1 − r2 r r
r r r r12 = − r21 1 q1q 2 r
r21 = r2 − r1 = r r
3 21
r r 4πε0 r21
r12 = r21
Secara Umum (Operator Nabla)
r r 1 r 1
F1 (r1 ) = − q1q 2∇1 r r
4πε0 r1 − r2
r r 1 r 1
F2 (r2 ) = q1q 2∇2 r r
4πε0 r1 − r2
∆q ∆q
ρ = lim σ = lim
∆V→0 ∆V ∆S→0 ∆S
Jika muatan terdistribusi melalui suatu volume V dengan rapat ρ dan pada
permukaan S yang melingkupi volume V dengan rapat σ, maka gaya interaksi yang
diakibatkan oleh distribusi muatan tersebut dari suatu muatan titik yang berjarak r :
r r r r r r
q r − r' r q r − r' r
F( r ) = ∫ r r 3 ρ(r ' ) dv ' + 4πε ∫ r r 3 σ(r ' ) da '
4πε0 V r − r' 0 S r − r'
r
r' = vektor posisi dari distibusi muatan
MEDAN LISTRIK
Setiap muatan titik akan menimbulkan medan yang akan mempengaruhi muatan
dalam bentuk gaya.
Medan listrik suatu muatan titik didefinisikan sebagai limit dari gaya yang bekerja
pada muatan titik lain (muatn uji) yang ditimbulkan oleh muatan titik tadi.
r
r F Limit q → 0 untuk memastikan bahwa muatan titik test tadi
E = lim tidak mempengaruhi distribusi muatan yang menghasilkan
q →0 q medan listrik.
r r q
dv’ r − r'
V r r
r' r
r r N r r r r r r
q r − ri q r − r' r q r − r' r
F( r ) =
4πε0 ∑ qi r r 3 +
r − ri 4 πε0 ∫ r r 3 ρ(r ' ) dv ' + 4 πε
r − r' 0
∫ r r 3 σ(r ' ) da '
r − r'
i =1 V S
r r N r r r r r r
1 r − ri 1 r − r' r 1 r − r' r
E(r ) =
4πε0 ∑ qi r r 3 +
r − ri 4πε0 ∫ ( )
r r 3 ρ r ' dv ' + 4πε
r − r' 0
∫ r r 3 σ(r ' ) da '
r − r'
i =1 V S
HUKUM GAUSS
Menggambarkan hubungan antara integral komponen normal dari medan listrik
pada suatu permukaan tertutup dan muatan total yang dilingkupi permukaan
tersebut. r
n̂ E
r r
q r • n̂
da ∫
S
E • n̂ da = ∫
4πε0 S r 3
da
q
S
r
r • n̂
dΩ = 3 da = Sudut ruang yang dibuat oleh q melalui elemen luas da.
r
da
r
dΩ
q
r r 4 π Jika q berada di dalam S
r • n̂ r '•n̂ 2 1
∫
S
r 3
da =
S
∫ r' 3 ∫
da ' = ∇ r dr =
r
r 0 Jika q berada di luar S
HUKUM GAUSS
r q
∫S
E • n̂ da =
ε0
Jika muatan q berada dalam permukaan S
r
∫S
E • n̂ da = 0 Jika muatan q berada diluar permukaan S
Secara umum Hukum Gauss adalah:
r N
1 Dimana qi adalah muatan-muatan titik yang
∫ E • n̂ da =
ε0 ∑q
i =1
i dilingkupi oleh permukaan S
S
Jika S adalah suatu permukaan tertutup yang dilingkupi oleh volume V, maka
Hukum Gauss dapat dinyatakan oleh:
r 1
∫ E • n̂ da = ∫
ε0 V
ρ dV
S
Teorema Divergensi:
r r r
∫
S
∫
F • n̂ da = ∇ • F dV
V
r r r 1
∫ ∫
E • n̂ da = ∇ • E dV = ∫
ε0 V
ρ dV
S V
r r ρ
∇•E =
ε0
Contoh Soal
1. Hitung kuat medan listrik di titik r di sekitar suatu kawat lurus yang
sangat panjang yang memiliki rapat muatan panjang λ.
Solusi:
n̂ r
1. E Hukum Gauss:
r 1
l ∫ E • n̂ da =
ε0 ∫
λ dl
n̂ S
r λl
E r .2πrl =
ε0
n̂ λ
Er =
2πε0 r
2. Dalam konduktor, muatan listrik terdistribusi di permukaan konduktor,
sehingga ρ = 0 didalam konduktor. Di luar konduktor medan listrik searah normal
permukaan.
Ambil elemen permukaan dS dalam konduktor (lihat gambar).
r Hukum Gauss :
Er
n
r r 1
dS ∫
S
E • n dS =
ε0 ∫
σ dS
E=0
σ
E. ∆S = ∆S
ε0
σ
E=
ε0
POTENSIAL LISTRIK
Bila Curl dari suatu vektor sama dengan nol, maka vektor tersebut bisa dinyatakan
sebagai gradien dari suatu skalar.
r r r
∇xA = 0 A = vektor dan φ adalah skalar
( )
r r
∇ x ∇φ = 0
r r r r
1 r − r'
F( r ) = qq ' r r 3
4πε0 r − r'
r r r r r 1
1 r − r' 1
E(r ) = q' r r 3 = − 4πε q' ∇ rr − rr '
4πε0 r − r'
0
r r
∇x E = 0
r 1 r 1
∇x q' ∇ r r = 0
4πε0 r − r '
( )
r r
Ingat: ∇ x ∇φ = 0
Potensial listrik statik akibat suatu muatan titik q’:
r 1 1
φ(r ) = q' r r
4πε0 r − r '
r r r r
E(r ) = −∇φ(r )
r r
r 1 N
qi 1 ρ( r ' ) 1 σ( r ' )
φ(r ) =
4πε0 ∑ r r +
r − ri 4πε0 ∫ r r
r − r'
dv ' +
4πε0 ∫ r r da '
r − r'
i =1 V S
Pembuktian dengan cara lain:
r r r r
1 r − r'
E(r ) = q'
r r 3
4πε0 r − r'
r r r r r
1 r − r'
∇x E = q' ∇ x r r 3 = 0
4πε0 r − r'
r r r
r − r' 1 r r r r 1 r r
∇x
r r 3 = r r 3 ∇x ( r − r ' ) + ∇ r r 3 x ( r − r ' )
r − r' r − r' r − r '
r r r
∇ x (r − r ') = 0
r 1 r r
r − r'
∇ r r 3 = −3 r r5
r − r' r − r'
r 1 r r
∇ r r 3 x ( r − r ' ) = 0 Karena perkalian silang
r − r ' vektor yang sejajar
adalah nol
Maka jika medan listrik E diketahui, potensial listrik dapat ditulis sebagai:
r
r r r
φ(r ) = − E • d l
∫
ref
Solusi :
Medan listrik di sembarang titik sejauh r dari kawat lurus yang sangat panjang :
r λ λ r
E= = 2
r
2πε0 r 2πε0r
r r
φ(r ) = − E • d r
∫
λ λ
= −∫ dr = ln r + C
2πε r 0 2πε 0
Jika dua buah muatan yang sama besarnya tapi berlainan jenis terpisah oleh jarak
yang kecil akan membentuk suatu dipol listrik.
Pandang dua muatan -q di posisi r’ dan +q’ di posisi r’+l, maka medan listrik di
titik r :
r
r r l r r
r − r' -q +q r r 1 N
r − ri
E(r ) =
4πε0 ∑ qi r r 3
r − ri
i =1
r
r' r r r r r r r
r r '+ l q r − r '− l r − r'
r = r r r3 − r r 3
4πε0 r − r '− l r − r'
0
r r r −3
[
r r 2 r r r r2
r − r ' − l = ( r − r ' ) − 2( r − r ' ) • l + l ]
−3 / 2
r r r r 2 −3 / 2
r r −3 2( r − r ' ) • l l
= r − r ' 1 − r r 2 + r r
r − r' r − r'
Dengan menggunakan deret binomial, dimana hanya bagian liniernya saja yang
diambil, maka:
r r r
r r r − 3 r r −3 3(r − r ' ) • l
r − r '− l = r − r ' 1 + r r 2 + .....
r − r'
r r r r
r r q 3(r − r ' ) • l r r l
E(r ) = r r 5 (r − r ' ) − r r 3 + ...
4πε0 r − r ' r − r'
r r r r
r r
q 3(r − r ' ) • l r r l
E(r ) = r r 5 (r − r ' ) − r r 3 + ...
4πε0 r − r ' r − r'
Jika jarak antara kedua muatan titik sangat kecil (limit l mendekati nol) dan tidak
ada medan listrik, kecuali muatan-muatan titik tadi tak hingga.
Dalam kasus ini, maka ql menjadi konstan, sehingga dikatakan dipol titik. Suatu
dipol dikarakteristik oleh momem dipol listrik:
r r
p = lim
r ql
l →0
r
= ql
r r r r
r r 1 3(r − r ' ) • p r r p
E(r ) = r r5 ( r − r ' ) − r r 3
4 πε0 r − r ' r − r '
Distribusi potensial yang dihasilkan oleh dipol listrik:
r q 1 1
φ(r ) = r r r − r r
4πε0 r − r '− l r − r '
.....
r r r
r q (r − r ' ) • l
φ(r ) =
4πε0 rr − rr ' 3
r r r
U (r ) = − p • E ext (r )
2. MULTIPOL LISTRIK
Jika terdiri dari banyak muatan titik, maka untuk mengurangi jumlah koordinat titik
digunakan suatu distribusi muatan.
Pandang suatu titik sembarang didalam distibusi muatan yang berjarak r’ dengan
rapat muatan pada titik tersebut ρ(r’) dan suatu titik tinjau r yang berada jauh dari
distribusi muatan tadi.
r r titik tinjau
r − r'
dv’
r
r r
r'
Potensial di titik r :
0
r
r 1 ρ( r ' )
V
φ(r ) = ∫ r r dv '
4πε0 V
r−r
r r
Karena r >> r '
r r −1
( r r
r − r ' = r 2 − 2 r • r '+ r '2 )
−1 / 2
r r r r
1 1 2 r • r ' r '2 1 1 3 2 r • r ' r '2
2
= 1 − − 2 + 2 + − 2 + 2 + ...
r 2 r r 222 r r
Maka:
Karena r tidak terlibat dalam integrasi, maka variabel r dapat disimpan diluar.
r
∫( )
3 3
r 1 1 r r r r 1 xix j r
φ( r ) =
4πε0 r V
ρ∫( r ' ) dv ' + 3
r V
r ' ρ( r ' ) dv ' +
∫ ∑∑ 5
2 r V
3x i ' x j ' − δijr ' ρ( r ' )dv '
2
i =1 j=1
xi, xj adalah komponen kartesian dari r dan xi’, xj’ adalah komponen Kartesian dari r’
0, i≠ j
δij =
1, i= j
r
∫( )
3 3
r 1 1 r r r r 1 xix j r
φ( r ) =
4πε0 r V ∫
ρ ( r ' ) dv ' + 3
r V
r ' ρ( r ' ) dv ' +
∫ ∑∑ 5
2 r V
3x i ' x j ' − δijr ' ρ( r ' )dv '
2
i =1 j=1
Jika posisi r berada jauh dari distribusi muatan dimana ρ berada, maka:
r r
r 1 Q p • r
φ(r ) = + + ...
4πε0 r r3
Fungsi delta-dirac merupakan ekspresi matematik dari suatu fungsi pada titik r = 0
r r r r
ρ(r ) = qδ(r ) ∫ F( r ' ) δ(r ' ) dv ' = F(0)
r r
δ(r ) = 0 untuk r ≠ 0 r r r r
∫ F ( r ' ) δ ( r '
0 − r ) dv ' = F(0r)
r
∫δ(r ' ) dv ' = 1 F adalah fungsi skalar atau fungsi vektor
Maka jika
r r r
ρ(r ' ) = q i δ(r '− ri )
r r
r 1 q i δ(r '− ri ) 1 qi
φ(r ) = ∫ r r dv ' = r r
4πε0 r − r' 4 πε0 r − ri
r r
r v 1 q i δ(r '− ri ) r r 1 qi r r
E(r ) = ∫ r r 3 (r − r ' )dv ' = 4πε r r 3 (r − ri )
4πε0 r − r' 0 r − ri
Q1 Q2 Q3
φ1 φ2 φ3
Solusinya: Kita tentukan dahulu potensialnya baru menentukan distribusi
muatannya.
PERSAMAAN POISSON
Hukum Gauss:
r r ρ
∇•E =
( )
r r
ε 0 ⇒ −∇ • ∇ φ = ρ
r r ε0
E = −∇ φ
2 ρ
∇ φ=−
ε0 Persamaan Poisson
Operator diferensial:
r r
∇ • ∇ = ∇2 disebut operator Laplace
Operator Laplace dalam Koordinat Kartesian (x,y,z)
2 2 2
2 ∂ φ ∂ φ ∂ φ
∇ φ≡ 2 + 2 + 2
∂x ∂y ∂z
2
2 1 ∂ 2 ∂φ 1 ∂ ∂φ 1 ∂ φ
∇ φ ≡ 2 r + 2 sin θ + 2 2
r ∂r ∂r r sin θ ∂θ ∂θ r sin θ ∂ϕ2
2 2
2 1 ∂ ∂φ 1 ∂ φ ∂ φ
∇ φ≡ r + 2 2 + 2
r ∂r ∂r r ∂ θ ∂z
PERSAMAAN LAPLACE
Dalam kasus persoalan listrik statik yang melibatkan konduktor, dimana seluruh
muatan-muatannya berada pada permukaan konduktor atau muatan-muatannya
merupakan muatan-muatan titik yang tetap, maka ρ adalah nol di titik di dalam
ruang:
2
∇ φ=0 Persamaan Laplace
Jika ϕ merupakan fungsi yang bergantung hanya pada satu variabel saja, maka
persamaan Laplace menjadi suatu persamaan diferensial biasa. Contoh fungsi ϕ
yang hanya bergantung pada x saja.
d 2φ
2
=0
dx
φ(x ) = ax + b
d 2φ 1 ∂ 2 ∂φ
2
= 2 r =0
dr r ∂r ∂r
a
φ(r ) = − + b
r
Persamaan Laplace dalam banyak variabel bebas
Sebagai contoh untuk kasus koordinat bola (r,θ,ϕ), dimana kita membatasi diri
bahwa fungsi φ tidak bergantung pada variabel azimut ϕ, sehingga :
φ = φ(r , θ)
Persamaan Laplace menjadi:
2 1 ∂ 2 ∂φ 1 ∂ ∂φ
∇ φ = 2 r + 2 sin θ = 0 ............(1)
r ∂r ∂r r sin θ ∂θ ∂θ
Persamaan diferensial parsial ini dapat diselesaikan denga metoda pemisahan
variabel.
φ(r , θ) = Z(r ) P(θ)
1 d 2 dZ Z(r ) d dP
2
P(θ) r + 2 sin θ = 0 ............(2)
r dr dr r sin θ dθ dθ
1 d 2 dZ Z(r ) d dP
2
P(θ) r + 2 sin θ = 0 ............(2)
r dr dr r sin θ dθ dθ
Jika persamaan (2) dibagi dengan Z(r) P(θ), dan dikalikan dengan r2 maka:
1 d 2 dZ 1 d dP
r + sin θ = 0
Z dr dr P sin θ dθ dθ
1 d 2 dZ 1 d dP
r =− sin θ ........................(3)
Z dr dr P sin θ dθ dθ
Dalam pers. (3), sebelah kiri hanya bergantung pada r saja sedangkan sebelah
kanan hanya bergantung pada θ saja. Agar persamaan diatas berlaku, maka
kedua suku sama dengan suatu konstanta k (konstanta separasi).
1 d dP
sin θ = − k
P sin θ dθ dθ
1 d dP
sin θ + kP = 0.....................( 4)
sin θ dθ dθ
Secara fisis, solusi pers. (4) bernilai 0 sampai dengan π, maka k = n(n+1), dimana n
adalah bilangan bulat. Solusi persamaan (4) dikenal sebagai polinom Legendre
Pn(θ)
n Pn(θ)
0 1
1 cos θ
2 ½ (3 cos2θ - 1)
3 ½ (5 cos3θ - 3 cos θ)
1 d 2 dZ
r = n( n + 1)
Z dr dr
d 2 dZ
r = n( n + 1) Z........................(5)
dr dr
Pers. (5) mempunyai dua buah solusi independen, yaitu:
Zn = r n
Z n = r −(n +1)
Karena fungsi φ merupakan kombinasi dari variabel r dan θ, maka solusi
persamaan Laplace menjadi:
φn (r , θ) = Z n ( r ) Pn (θ)
φn = r n Pn (θ)
−(n +1)
φn = r Pn (θ)
Contoh soal:
1. Dua buah pelat konduktor yang sejajar terpisah sejauh d. Konduktor q memiliki
potensial φ1 (x=0) dan konduktor 2 φ2 (x=d) . Tentukan potensial di setiap titik?
Solusi:
2
2 d φ
∇ φ= 2 =0
dx
φ(x ) = ax + b
Syarat batas?
sumbu-x
x=0 φ = φ1 ⇒ b = φ1
x=d φ = φ2 ⇒ φ2 = ad + φ1
φ2 − φ1
φ1 d φ2 a=
Maka potensial di setiap titik:
d
φ2 − φ1
φ(x ) = x + φ1
d
2. Suatu bola konduktor berjejari a diberi medan listrik yang semula seragan E0
yang seraha dengan sumbu-z. Hitung medan-medan listriknya dalam arah
radial dan
Solusi:
φn = r n Pn (θ)
−(n +1)
φn = r Pn (θ)
φ(r , θ) = A1 + C1r −1 + A 2 r cos θ + C2 r −2 cos θ +
1
2
( 2 1
) (
A 3r 3 cos θ − 1 + C3r −3 3 cos2 θ − 1 + ...
2
2
)
P
r r r
E = E0 = E0k
r
z
θ
Medan listrik tanpa kehadiran bola konduktor Medan listrik akibat kehadiran bola konduktor
Pada titik r →∞, medan listrik uniform
[ ]
r r r
E(r , θ) r→∞ = E 0 = E 0 k
[φ(r, θ)]r→∞ = − E0z + kons tan ta
= − E 0 r cos θ + kons tan ta
φ(a , θ) = φ0
Agar kedua potensial sama pada r = a, maka:
φ(a , θ) = A1 − E 0a cos θ + C2a −2 cos θ = φ0
A1 = φ0
E 0a cos θ = C2a −2 cos θ ⇒ C2 = E 0a 3
a3
φ(r , θ) = φ0 − E 0 r cos θ + E 0 2 cos θ
r
∂φ a3
Medan-medan listrik: E r = − = E 0 1 + 2 3 cos θ
∂r r
1 ∂φ a3
Eθ = − = − E0 1 − 3 sin θ
r ∂θ r
∫
= a 2 3ε0 E 0 cos θ 2π sin θ dθ
0
π
= 3πa 2ε0 sin 2 θ 0
=0
Hal ini bahwa muatan total di dalam bola adalah nol, karena didalam bola
konduktor muatan-muatannya terdistribusi di permukaan.
TEOREMA GREEN
Jika persoalan-persoalan listrik statik baik yang menyangkut distribusi muatan
titik diskrit atau distribusi muatan kontinu tanpa adanya permukaan-permukaan
batas, maka solusi umum persamaan Gauss dapat diselesaikan dengan mudah.
Namun dalam realita, banyak persoalan listrik statik menyangkut daerah-daerah
ruang terbatas baik dengan atau tanpa muatan-muatan didalamnya, sehingga
kondisi ruang batas tersebut harus diperhatikan.
Kondisi batas dapat ditimbulkan oleh suatu distribusi muatan-muatan diluar
daerah batas tersebut. Kondisi batas tersebut dapat ditangani dengan metoda
fungsi Green.
( )
r r r r r r
∇ • A = ∇ • φ ∇ψ = φ∇ ψ + ∇φ∇ψ
2
r r r r ∂ψ .........................( 2)
A • n = φ ∇ψ • n = φ
∂n
∂
Dimana ∂n adalah normal turunan pada permukaan S. Susbstitusi (2) ke (1) :
∫V ( ) ∂ψ
∫
2 3
φ∇ ψ + ∇φ . ∇ψ d x = φ da ..........................(3)
S
∂n
Bila medan-medan skalar φ dan ψ saling tukar, maka:
∫ (ψ ∇ 2
φ + ∇ ψ . ∇ φ ) d x =3
ψ
∂φ
∫ ∂n da ..........................(4)
V S
∫( ) ∂ψ ∂φ
∫
2 2 3
φ∇ ψ − ψ∇ φ d x = φ − ψ da
V S
∂n ∂n
φ=Φ
∇2Φ = −4πρ
21 2 1 r r
∇ = ∇ r r = −4πδ(x − x ' )
R x − x'
Maka Teorema Green menjadi:
r r r 4π r 3 ∂ 1 1 ∂Φ
∫ − 4 π Φ (x ' )δ (x − x ' ) + ρ (x ' ) d ∫
x ' = Φ − da '
V
R S
∂n' R R ∂n'
r r r 4π r 3 ∂ 1 1 ∂Φ
∫ − 4 π Φ (x ' )δ (x − x ' ) + ρ (x ' ) d ∫
x ' = Φ − da '
V
R S
∂n' R R ∂n'
Bila titik r berada didalam volume V, maka:
x
r r r 3
∫ − 4πΦ (x ' )δ(x − x ' ) d x ' = 0
V
r
r ρ(x ' ) 3 1 1 ∂Φ ∂ 1
Φ (x ) = ∫ d x' + ∫ −Φ da '
V
R 4π S R ∂n' ∂n' R
Bukan merupakan solusi untuk persoalan nilai batas, tetapi hanya suatu
integral karena Φ dan ∂Φ merupakan persoalan tersendiri (kondisi batas
∂n
Cauchy).
1 1
Fungsi ψ ≡ ≡ r r merupakan suatu fungsi yang hanya bergantung pada
R x − x'
r r
x dan x' yang disebut dengan fungsi Green. Secara umum:
r r r r
∇' 2 G (x, x ' ) = −4π δ(x − x ' )
r r 1 r r
G (x, x ' ) = r r + F(x, x ' )
x − x'
Dimana fungsi F memenuhi persamaan Laplace di dalam volume V:
r r
∇ F(x, x ' ) = 0
'2
Dalam menghadapi masalah yang memenuhi kondisi batas pada Φ dan ∂Φ ∂n
dimana keduanya muncul didalam integral permukaan, kita dapat
menggunakan konsep umum dari fungsi Green dan fungsi F, sehingga salah
satu dari integral permukaan dapat dieliminasi.
r r
r r r r 1 r r ∂Φ r ∂G (x , x ' )
Φ (x ) = ρ(x ' )G (x, x ' ) d 3x ' +
∫ ∫ G (x , x ' ) − Φ (x ') da '
V
4π S ∂n' ∂n'
Sekarang, kita dapat membuat integral permukaan hanya bergantung pada tipe
kondisi batas.
(1). Kondisi batas Dirichlet
r r r
G D (x, x ' ) = 0 jika x berada di S
r r
r r r r 3 1 r ∂G D (x , x ' )
Φ (x ) = ρ(x ' )G D (x, x ' ) d x ' −
∫ Φ (x ' )
∫ da '
V
4π S ∂n '
(2). Kondisi batas Neumann
r r
∂G N (x, x ' ) r
= 0 jika x ' berada di S
∂n'
r r r r 1 r r ∂Φ
Φ (x ) = ρ(x ' )G N (x, x ' ) d 3x ' −
∫ ∫G N (x, x ' ) da '
V
4π S ∂n '
Namun, dari teorema Green, bahwa:
∂G D
∫
S
∂n'
da ' = 4π
∂G N 4π r
=− untuk x ' pada S
∂n' S
r r r r 1 r r ∂Φ
Φ (x ) = Φ S + ρ(x ' )G N (x , x ' ) d 3x ' +
∫ G N (x, x ' )
∫ da '
V
4π S ∂n '
Dimana <Φ>S adalah potensial rata-rata di seluruh permukaan.
Karena fungsi Green adalah potensial yang diakibatkan dari suatu muatan titik,
maka secara simetri ia menggambarkan pertukaran antara titik sumber dan
pengamatan.
Dalam realita, terkadang fungsi Green sulit untuk diterapkan, karena itu
dikembangkan beberapa metoda pendekatan diantaranya:
• Metoda bayangan ; berkaitan erat dengan fungsi Green
• Ekspansi dalam fungsi-fungsi ortogonal; suatu pendekatan melalui persamaan
diferensial (tidak berkaitan langsung dengan fungsi Green).
METODA BAYANGAN
Metoda ini berkaitan dengan masalah dari satu atau lebih muatan titik akibat
kehadiran permukaan-permukaan batas. Sebagai contoh konduktor, baik yang
digroundkan (potensialnya nol) atau yang diberi potensial tertentu.
Geometri dari suatu muatan dapat diinversi dengan muatan di luar permukaan batas.
Muatan tersebut dinamakan muatan bayangan.
Contoh:
φ=0 φ=0
q q
q’
(b)
(a)
Solusi metoda bayangan (a). Persoalan potensial riil, (b). Persoalan bayangan
1. Suatu muatan titik q diletakkan pada jarak d dari konduktor bidang tak-hingga
yang digroundkan. Hitung potensial dan rapat muatan di setiap titik serta gaya
yang bekerja pada muatan titik q.
Solusi: P
r2 y
r1
d d q x
q’
φ(x = 0) = 0
φ(x ) =
1 q q'
+ =
q 1 1
− r1 = (x − d )2 + y2
4πε0 r1 r2 4πε0 r1 r2
r2 = (x + d )2 + y2
q = −q '
Sehingga potensial di setiap titik:
q 1 1
φ(x ) = −
4πε0 (x − d )2 + y2 (x + d )2 + y2
∂φ
σ = − ε0
∂x x =0
q x−d x+d
= ε0 −
{
4 πε0 (x − d )2 + y 2 }
3/ 2
{ }
(x − d )2 + y2 x =0
3 / 2
q d
=−
(
2π d 2 + y 2 3 / 2)
Gaya yang bekerja pada muatan titik q menjadi:
Pandang suatu muatan titik q terletak pada jarak y relatif terhadap titik pusat
suatu konduktor bola yang berjejari a. Kita akan menghitung potensial, rapat
muatan permukaan di sembarang titik φ(x), dimana φ(x = a) = 0 dan gaya yang
bekerja pada muatan titik q.
r 1 q q'
φ(x ) = r r + r r
4πε0 x − y x − y'
r
Bila n̂ adalah vektor satuanr yang searah dengan x dan n̂' adalah vektor satuan
yang searah dengan arah y , maka:
r 1 q q'
φ(x ) = +
4πε0 x n̂ − y n̂' x n̂ − y' n̂'
1 q q'
φ(x = a ) = +
4πε0 y a
a n̂ − n̂' y' n̂'− n̂'
a y'
Kita harus memilih q’ dan y’ sedemikian rupa sehingga φ(x = a ) = 0
1 q q' =0
φ(x = a ) = +
4πε0 y a
a n̂ − n̂ ' y' n̂'− n̂
a y'
Maka: a
q' = − q
y
a2
y' =
y
Artinya:
1. Bila muatan q bergerak mendekati bola, (y ≈ a), maka muatan bayangan
bertambah besar dan bergerak menjauhi pusat bola menuju permukaan bola (y’ ≈
a).
2. Bila muatan q tepat terletak di luar permukaan bola (y = a), maka muatan
bayangan sama besarnya dengan muatan titik, namun berlawanan tanda dengan
muatan asal (q ‘ = -q) dan terletak tepat dibawah permukaan bola.
3. Bila q → ∞ maka muatan q’ → 0 (pusat bola)
Rapat muatan permukaan:
∂φ
σ(x = a ) = − ε0
∂x x =a
a2
1 − 2 r r
q a y γ adalah sudut antara x dan y
=−
2
4 πa y a2 a
1 + 2 − 2 cos γ
y y
Ilustrasi rapat muatan permukaan dalam satuan –q/4πa2 sebagai fungsi dari γ
4 πa 2
− σ
q y = 2a
y = 4a
γ
Gaya yang bekerja pada muatan titik q:
1 qq' a2
F= y − y' = y1 − 2
4πε0 y − y' 2 y
a
Karena q' = − q , maka:
y
1 2a 1
F= q 2
4πε0 y
2 a 2
y 1 − 2
y
3 −2
q 2
a a 2
=
2
1 − 2
4πε0a y y
Cara lain untuk menghitung gaya yang bekerja pada muatan titik q adalah dengan
menghitung gaya total yang bekerja pada permukaan bola. Gaya pada masing-
masing elemen luas da adalah 2πσ2da, dimana σ adalah rapat muatan permukaan
sepeti yang telah dihitung diatas.
Secara simetri, hanya komponen yang sejajar dengan vektor radius dari pusat bola
yang berkontribusi pada gaya total.
Gaya total pada bola:
2
q a2
a2 cos γ dΩ
F=
4πε0 y
1 − 2
y
∫ a2 a
1 + 2 − 2 cos γ
y y
...........
...........
3 −2
q 2
a a 2
=
2
1 − 2
4πε0a y y
Atau dengan meninjau gambar dibawah ini (Reitz):
P
r1 = r 2 + d 2 − 2rd cos θ
r r2 r1
r2 = r 2 + b2 − 2rb cos θ
a θ
0 b q’ q
Potensial di titik P
q q'
φ(r , θ) = +
4πε0r1 4πε0 r2
1 q q
= +
4πε0 r 2 + d 2 − 2rd cos θ r 2
+ b 2
− 2rb cos θ
Potensial di permukaan bola = 0, jika b = a2/d, sehingga:
d 2
a 2 + d 2 − 2ad cos θ = a + b2 − 2ab cos θ
a
a
Maka : q' = − q
d
MUATAN GARIS DAN BAYANGANNYA
Pandang dua muatan garis yang sangat panjang dan sejajar, masing-masing
dengan rapat muatan panjang (muatan persatuan panjang) λ dan –λ (lihat
gambar)
P( x , y )
r2 y
r1 z
x
−λ λ
r1
=M Dimana M adalah konstanta
r2
Maka untuk M = 1, menunjukkan bahwa r1 = r2 dan potensialnya nol
(ekipotensial) yang merupakan bidang yang terletak di tengah-tengah kedua
muatan garis tersebut.
P( x , y )
r2 y
r1 z
x
d d
−λ λ
Permukaan ekipotensial I
x = −2 d , y = 0
r12 = x 2 + y 2
r22 = (x + 2d )2 + y 2
Maka :
r1
=M ⇒ r12 = M 2 r22
r2
[
x 2 + y 2 = M 2 x 2 + 4xd + 4d 2 + y 2 ]
( ) ( )
x 2 1 − M 2 + y 2 1 − M 2 − 4 M 2 xd = 4 M 2d 2
2 2 2
4 M xd 4 M d Persamaan silinder yang sejajar
x 2 + y2 − =
1 − M2 1 − M2 dengan sumbu-z
2 4 M 2 xd 4 M 2d 2
2
x +y − 2
=
1− M 1 − M2
2
2M d 2
4 M 2d 2 4 M 4d 2
x − +y =
2
+ ........................(1)
2
1− M 1− M 2
1− M 2 2
( )
Bentuk umum persamaan lingkaran:
(x − x 0 )2 + (y − y0 )2 = R 2 ........................................( 2)
Perbandingan pers. (1) dan (2) memberikan:
2 M 2d
x0 = 2
dan y0 = 0
(1 − M )
2 4 M 2d 2 4 M 4d 2 4 M 2d 2 − 4 M 4d 2 + 4 M 4d 2
R = + =
1− M 2
1− M 2 2
( ) 1− M ( 2 2
)
4 M 2d 2
=
(1 − M ) 2 2
2 Md
R= Jari-jari silinder
1 − M2
Dengan demikian untuk M < 1 terdapat suatu silinder yang mengelilingi muatan
garis positif sebagai permukaan ekipotensial II (lihat gambar dibawah). Sumbu
silinder tersebut melewati titik:
2 M 2d
x = 2
, y =0
(1 − M )
dan jari-jari silinder :
2 Md
R=
1 − M2
P( x , y )
r2
r1
Permukaan
d d ekipotensial II
−λ λ
Permukaan
ekipotensial I
MEDAN LISTRIK STATIK
DALAM BAHAN DIELEKTRIK
• Suatu bahan dielektrik ideal tidak memiliki muatan-muatan bebas.
• Semua bahan pada dasarnya terdiri dari molekul-molekul (inti atom dan
elektron-elektron).
• Molekul-molekul dalam bahan dielektrik dipengaruhi oleh kehadiran
medan listrik. Medan listrik akan menimbulkan gaya yang bekerja pada
partikel-partikel bermuatan.
• Muatan positif bergerak searah medan listrik dan muatan negatif
berlawanan arah dengan medan listrik sehingga terjadi pengkutuban
(polarisasi).
• Dielektrik yang terpolarisasi, walaupun netral secara rata-rata akan
menghasilkan medan listrik di dalam dan diluar bahan dielektrik.
• Polarisasi bergantung pada medan listrik total di dalam bahan dan medan
listrik yang dihasilkan oleh dielektrik itu sendiri.
• Medan listrik dari dielektrik akan merubah distribusi muatan sehingga
akan merubah pula medan listrik di dalam bahan dielektrik.
A. POLARISASI
Pandang suatu elemen volume kecil ∆v dari bahan dielektrik, dimana muatan
totalnya netral.
Bila bahan tersebut dipolarisasi,maka terjadi
pemisahan muatan-muatan positif dan negatif),
sehingga terbentuk suatu dipol di dalam
elemen volume dengan momen dipol:
r r r
∆v
∆p = ∫ ∫
r ρ dv = r dq
∆v ∆v
r
Karena ∆p adalah momen dipol di ∆v, maka harganya bergantung pada ∆v.
Untuk memperoleh besaran yang tidak bergantung volume, maka didefinisikan
polarisasi listrik (polarisasi) dari suatu bahan sebagai:
r ∆pr
P= [C / m 2 ]
∆v
Bila ∆v diasumsikan sangat kecil secara maroskopik, ia masih mengandung
banyak molekul, dimana setiap molekul yang memiliki momen dipol molekul:
r r
pm = ∫ r dq r
1 r
r
molekul P =
r ∆v ∑ pm
∆p = ∑ pm m
r
- + - + - + - + E
- + - + r- + - + - +
P→
- + - + - + - + - +
- + - + - + - + - +
Polarisasi dalam
r bahan dielektrik. Masing-masing elemen volume membentuk
momen dipol ∆p
B. MEDAN LISTRIK DI LUAR BAHAN DIELEKTRIK
Pandang suatu bahan dielektrik yang terpolarisasi, yang dicirikan oleh polarisasi
r r r
di setiap titik r , P( r ' ) . Kita akan menghitung medan listrik di titik r di luar
'
r r
r r − r'
P
∆v '
r
r r
r'
0
Potensial akibat momen dipol di elemen ∆v:
r r r
∆p(r − r ' )
∆φ = r r3
4 πε0 r − r '
r r r
P (r − r ') r r
= r r 3 ∆v ' ; ∆p = P∆v '
4 πε0 r − r '
r
Potensial pada titik r merupakan jumlah dari potensial akibat elemen volume:
r r r
r 1 P(r ' )(r − r ' ) V0 = volume bahan dielektrik
φ(r ) = r ∫ r 3
dV'
4πε0 V r − r'
0
r r r r r 1
1 1 r − r' 1
=
4πε0 ∫ P • ∇' r r dV'
r − r'
r r 3 = −∇ rr − rr ' = ∇' rr − rr '
r − r'
V0
Teorema divergensi:
r r r r
∫S ∫V
F • n da = ∇ • F dv
( )
r r r r
r 1 P•n − ∇'• P
φ(r ) =
∫
r r da ' + ∫
r r dv '
4πε0 S r − r ' r − r'
0 V0
Dengan mendefinisikan :
r r
ρ p = −∇ • P = rapat muatan volume polarisasi
r r
σp = P • n = rapat muatan permukaan polarisasi
Maka potensial listrik di luar bahan dielektrik:
r 1 σp ρp
φ(r ) =
∫
r r da ' + ∫
r r dv '
4 πε0 S r − r ' r − r'
0 V0
1 dq'p
= ∫
r r
4 πε0 r − r '
r r r r
r r 1 σp (r − r ' ) ρp (r − r ' )
E(r ) =
∫r r 3
da ' + ∫ r r 3
dv '
4πε0 S r − r' r − r'
0 V0
∫( )
r r r r
Qp = ∫
− ∇'• P dv ' + P • n da '
V0 S0
C. MEDAN LISTRIK DALAM BAHAN DIELEKTRIK
Medan listrik makroskopik adalah medan listrik rata-rata didalam daerah kecil
dalam bahan dielektrik yang mengandung sejumlah molekul.
Medan listrik di dalam bahan dielektrik pada dasarnya memiliki sifat yang sama
dengan medan listrik di ruangan hampa, khususnya bahwa medan listrik bersifat
konservatif.
r r r r
∫
∇ × E = E • dl = 0
Pandang suatu rongga vakum berbentuk silinder kecil yang diletakkan dalam
bahan dielektrik.
S1 A B S2
D r C
E
AB terletak di dalam rongga dan CD terletak di dalam bahan dielektrik. Karena AD
dan BC dapat dibuat sekecil mungkin, maka berdasarkan sifat konservatif diatas:
r r r r
E v • l − Ed • l = 0
E vt = Edt
dengan v untuk vakum dan d untuk bahan dielektrik dan t adalah komponen
tangensial.
r r 1 1
∫ E • n da =
ε 0
∑ qi = ∫
ε0 V
ρ dv
S
Dalam menerapkan Hukum Gauss pada suatu daerah yang mengandung muatan-
muatan yang diletakkan didalam bahan dielektrik, kita harus memperhitungkan
seluruh muatan didalam permukaan Gauss (polarisasi muatan).
Pandang suatu permukaan S yang terletak di dalam bahan dielektrik. Kita berikan
muatan Q di dalam volume pada permukaan S dengan asumsi bahwa muatan ini
berada pada permukaan-permukaan konduktor q1, q2 dan q3.
r r
E • n da = (Q + Q p )
1
q2
∫ ε0
S
q1 S3 Dimana:
S1 q3
S Q = q1 + q 2 + q 3
S2
∫( )
r r r r
bahan dielektrik
Q p = − ∇ • P dv + ∫ P • n da
V S1+S2 +S3
∫( )
r r r r
Qp = − ∇ • P dv + ∫ P • n da
V S1+S2 +S3
Teorema divergensi:
r r r r
∫S ∫V
P • n da = ∇ • P dv
Maka:
r r r r r r
Qp = − ∫ P • n da + ∫ ∫
P • n da = − P • n da
S+S1+S2 +S2 S1 +S2 +S2 S
r r 1 r r
E • n da = (Q + Q p ) =
1
∫ Q − P • n da ∫
ε0 ε0
S S
∫( )
r s r
ε0 E + P • n da = Q Fluks dari vektor (ε0E + P) melalui
permukaan tertutup S sebanding dengan
S
muatan Q yang diletakkan dalam volume
yang dilingkupi oleh permukaan S.
Jika kita definisikan suatu medan vektor makroskopik yang baru D (perpindahan
listrik) : r r r
D = ε0 E + P [C / m 2 ]
maka :
r r
∫
D • n da = Q
S
Hukum Gauss untuk perpindahan
listrik
Teorema divergensi:
r r r r
∫S ∫V
D • n da = ∇ • D dv
Maka:
r r
∫
V
∇ • D dv = Q = ρ dv∫
V
()
r r r r
P = P E = χ(E )E
χ (E) adalah suseptibilitas listrik dari bahan (besaran skalar).
Perpindahan listrik menjadi:
r r r r
D = ε0 E + P = (ε0 + χ(E ))E
Dari polarisasi:
r r ( K − 1)q r
P = χE = 3
r
4 πKr
Maka: r r (K − 1) q r rr
∇•P = ∇ 3
4 πK r
=
(K − 1)q − ∇2 1 = 0 ρp = 0
4 πK r
Muatan titik q adalah sebuah titik secara makroskopik, namun dalam skala
molekul, bisa berukuran besar, katakanlah mempunyai jari-jari b (b bisa
mendekati nol).
Muatan polarisasi total di permukaan:
( ) r =b
r r 2
Q p = lim 4πb P • n
b→ 0
=−
(K − 1) q
K
+
Maka muatan total di dalam fluida dielektrik : S
+
+
1
-
Qp + q =
+
q
+
-
-
K
+
+
-
-
+
+ -
-
-
-
- + - +
+ - + - +q
-
-
- +
+
-
+
-
Skematik orientasi molekul-molekul
-
-
-
terpolarisasi dalam bahan dielektrik
+
-
+
+
+
mengelilingi muatan titik q.
r
+
-
E
+
G. SYARAT-SYARAT BATAS PADA VEKTOR MEDAN
Pandang dua meda 1 dan 2 (lihat gambar). Dengan asumsi bahwa terdapat
rapat muatan permukaan σ yang berbeda dari satu titik dengan titik yang lain
pada batas dua media.
Kita buat suatu permukaan tertutup S yang melewati batas kedua medium.
Muatan yang dilingkupi permukaan S :
1
σ ∆S + (ρ1 + ρ2 )× volume
2
Karena volume bisa kecil, maka muatan
r r menjadi σ ∆S. Hukum Gauss:
n2 D2
r r r r
2 D2 • n 2 ∆S + D1 • n1 ∆S = σ∆S
( )
r r r
1 D2 − D1 • n 2 = σ
S
r r Karena n2 normal juga terhadap batas
D1 n1 (interface), maka:
r r D2 n − D1n = σ
n1 = − n 2
D2 n − D1n = σ
Terjadi diskontinu komponen normal dari D (diskontinuitas D diberikan oleh rapat
muatan permukaan dari muatan eksternal di interface.
Jika tak ada muatan diantara batas dua media, maka komponen normal D
bersifat kontinu.
Contoh soal:
1. Suatu bola dielektrik dengan jari-jari a diletakkan dalam medan listrik yang
semula seragam E0 yang sejajar dengan sumbu-z. Berapakah medan listrik
di setiap titik akibat kehadiran bola dielektrik? (Asumsikan bahan dielektrik
adalah linier, isotropik dan homogen)
I. METODA BAYANGAN YANG MELIBATKAN DIELEKTRIK
Dalam metoda bayangan yang sebelumnya, potensial di suatu titik dihasilkan oleh
muatan titik dan muatan bayangan yang lokasinya berada di dalam bahan
konduktor.
Dalam kasus yang melibatkan dua atau lebih bahan dielektrik, muatan bayangan
dapat berada di dalam salah satu bahan dielektrik dan syarat batas pada masing-
masing interface dielektrik-dielektrik harus dipenuhi.
Pandang dua media dielektrik dengan permitivitas ε1 dan ε2 dipisahkan oleh suatu
bidang interface. Tidak ada muatan eksternal pada interface. Suatu muatan titik
diletakkan dalam dielektrik ε1 pada posisi sejauh d dari interface. Berpakah medan
listrik di medium dielektrik 1 dan 2 ???
1 2
d
q
Solusi:
Asumsikan bahwa interface berada pada bidang xy, dan q berada pada titik x = -d.
P
r r= (x + d )2 + y2 + z 2
r'
d d r= (x − d )2 + y2 + z 2
q q’
sumbu-x
x=0
Potensial dalam medium 1:
1 q q'
φ1 = +
4 πε1 r r '
q"
φ2 =
4πε2 r
Besarnya q’ dan q” diperoleh pada syarat batas, bahwa untuk interface yang
tidak ada rapat muatan, komponen normal dari D bersifat kontinu di interface:
D1n = D2 n
∂φ1 ∂φ
− ε1 = −ε2 2
∂x x =0 ∂x x =0
(q − q')d =
q" d
................(1)
[d 2 2
+y +z ]
2 3/ 2
[d 2
+y +z 2
]
2 3/ 2
Sekarang kita hitung medan listrik pada interface. Karena komponen tangensial
medan listrik bersifat kontinu, maka:
E1t = E 2 t
∂φ1 ∂φ
− =− 2
∂y x =0 ∂y x =0
(q − q') y =
q" y
................( 2)
[ 2
ε1 d + y + z 2
]
2 3/ 2
[ 2 2
ε2 d + y + z ]
2 3/ 2
ε1 − ε2 2ε 2
q' = q ; q" = q
ε1 + ε2 ε1 + ε2
Karena itu persamaan Laplace dipenuhi di kedua media dan juga syarat batas
dipenuhi, sehingga solusinya adalah unik.
TEORI MIKROSKOPIK DARI
DIELEKTRIK
Dalam pembahasan sebelumnya, polarisasi dielektrik dibahas secara makroskopik.
Medan listrik dihitung dengan mempertimbangkan distribusi muatan eksternal (luar).
Dalam Bab ini akan dibahas bagaimana medan listrik bertanggungjawab pada
polarisasi molekul (mikroskopik). Dengan menggunakan model molekul yang
sederhana, perilaku linier dari berbagai kelas bahan dielektrik dapat dipahami.
Medan listrik yang mengakibatkan polarisasi dari sebuah molekul dielektrik disebut
medan molekul Em.
Jadi medan molekul adalah medan listrik pada posisi molekul dalam dielektrik dan
dihasilkan oleh seluruh sumber-sumber luar dan molekul-molekul yang
terpolarisasi dalam bahan dielektrik, kecuali oleh satu molekul pada titik yang
ditinjau.
Sehingga jelas bahwa Em tidak sama dengan medan listrik makroskopik.
Medan molekul dihitung dengan cara sebagai berikut:
a) Ambil sejumlah kecil dielektrik sehingga meninggalkan suatu rongga yang
mengelilingi suatu titik, dimana medan molekul akan dihitung. Dielektrik
sebelah kiri dihitung sebagai kontinu.
b) Letakkan kembali dielektrik ke dalam rongga (molekul per molekul). Molekul-
molekul ini dianggap tidak kontinu namun sebagai dipol individu.
Prosedur ini berlaku, jika hasilnya tidak bergantung pada ukuran rongga.
Pandang suatu sampel dielektrik tipis yang dipolarisasi dengan
meletakkannya dalam medan listrik seragam diantara dua pelat sejajar yang
muatannya berlawanan.
- + - + - + - +
+ - + - + - + - + -
+ - + - + - + - + -
- +
- + - + - + - +
+ - + - + - +- + - + -
+ - + - + - + - + -
- + - + - + - +
+ -
- + - + - + - +
+ - + - + - + - + -
( )
r r
Jika diasumsikan bahwa polarisasi itu seragam secara makroskopik ∇ • P = 0
dan P sejajar dengan medan, maka dielektrik di luar rongga diganti dengan
sistem polarisasi muatan-muatan (lihat gambar di bawah).
+ - + -
+ -
++ −− + -
- +
+ - + − + -
+ - + −
+ - + − + -
+ - + -
+ - + -
σ
Ex = dimana σ adalah rapat muatan permukaan
ε0
Medan tak-terpolarisasi dihasilkan oleh dua pelat sejajar dengan rapat muatan σp.
Karena σp = Pn = ± P :
r 1 r
Ed = − P
ε0
r r r r Menggambarkan hubungan
E m = E + Es + E' antara medan molekul dan
medan listrik makroskopik
Medan Es timbul dari rapat muatan polarisasi, σp = Pn pada permukaan S.
Dengan menggunakan koordinat bola dan mengambil arah kutub (polar)
serarah P, maka:
−−
++
+ −θ r
+ − P
++ S −−
σp
r
dE s =
(− P cos θ) r
r da
3
4πε0 r
r adalah vektor dari permukaan ke pusat bola.
Dari simetri bola, tampak bahwa hanya komponen dEs yang searah dengan P
saja yang berperan dalam integral dEs. Karena da = r2 sin θ dθ dϕ, maka:
2π π
r 1 r
Es = ∫ ∫
P dϕ cos2θ sin θ dθ
4πε0 0 0
1 r
= P
3ε0
Berapakah E’ ??
Jika didalam rongga terdapat banyak dipol dan mereka terorientasi sejajar namun
terdistribusi secara acak serta tidak ada korelasi antara posisi dipol, maka E’ = 0.
Jika dipol-dipol di dalam rongga terletak secara teratur (kristal kubus), maka E’ = 0.
Secara umum E’ ≠ 0 (gas, cairan atau material yang mengandung beberapa
molekul yang berbeda).
Dalam bahan dielektrik kebanyakan, maka:
r r 1 r
Em = E + P
3ε0
Momen dipol suatu molekul sebanding dengan medan listrik yang bekerja pada
molekul tersebut. Rasio momen dipol molekul dan medan polarisasi disebut
dengan polarizabilitas molekul α:
r r
pm = α E m
Jika terdiri dari N molekul persatuan volume, maka polarisasi:
r r r 1 r
P = N p m = Nα E + P
3ε0
r r r 1 r
P = N p m = Nα E + P
3ε0
Persamaan diatas dapat ditulis dalam konstanta dielektrik K, karena
r r r
P = χ E = ( K − 1) ε0 E
3ε (K − 1) Persamaan Claussius-
α= 0
N (K + 2 )
Mossotti
• Molekul polar memiliki momen dipol permanen, bahkan jika medan polarisasi
Em = 0.
• Molekul nonpolar, dimana pusat gravitasi (muatan positif) dan distribusi muatan
negatif umumnya sebanding.
Contoh : molekul-molekul simetri (H2, N2 dan O2),
molekul monoatomik (He, Ne, Ar)
Inti (muatan Ze) dimana Z adalah bilangan atom dan e adalah muatan elektron.
Secara listrik atom bersifat netral, sehingga muatan total awan elektron adalah –
Ze. Jika atom ditempatkan dalam medan listrik Em , maka inti akan berpindah
sejauh x searah medan.
Suatu gaya ZeEm akan bekerja searah medan dimana gaya elektrostatik antara
inti dan awan elektron untuk kembali ke posisi awal.
Dengan hukum Gauss, muatan negatif menarik inti sebagai bagian dari awan
(cloud) dengan jari-jari x, dan jika rapat elektron di dalam awan adalah uniform,
maka muatannya menjadi:
(Ze) (Zex 3 / R 30 ) = Ze E
m
4 πε0 x 2
Zex = 4πε0 R 30 E m
Dalam proses ini terjadi dipol atom sebesar pm = Zex, sehingga polarizabilitas :
α = 4πε0 R 30
Polarizabilitas ini adalah konstan tidak bergantung pada medan polarisasi
(dielektrik linier)
Suatu molekul polar memiliki momen dipol permanen. Suatu molekul polar terdiri
dari sedikitnya dua atom yang berbeda. Selama pembentukan molekul,
beberapa elektron baik parsial ataupun seluruhnya ditransfer dari satu atom ke
yang lainnya dengan menghasilkan susunan elektronik sedemikian rupa
sehingga pusat-pusat muatan negatif dan positif tidak koinsiden didalam
molekul. Jika tak ada medan listrik, dielektrik polar tidak terpolarisasi sehingga
individual dipol terorientasi secara acak (lihat gambar).
- +
- +
- +
- +
- +
- + -
+
+
-
-
+
+
-
Dimana penjumlahan meliputi seluruh molekul di dalam elemen volume ∆v. Jika
pm terorientasi acak, maka polarisasi menjadi nol.
Jika dielektrik polar diberikan medan listrik, individual-individual dipol mengalami
torqi dan cenderung searah dengan medan listrik. Jika medan cukup kuat, dipol-
dipol mungkin akan terorientasi semuanya sehingga polarisasi :
r r
Ps = N p m
e − E / kT
Dimana k = konstanta Boltzmann dan T = temperatur absolut.
Berdasarkan hukum distribusi Maxwell, probabilitas suatu molekul dengan
kecepatan v sebanding dengan exp (-mv2/2kT). Dalam gas ideal, molekul-
molekul memiliki energi ½(mv2). Secara umu energi terdiri dari energi kinetik
Ek dan energi potensial U, sehingga faktor Blotzmann menjadi:
e − Ek / kT e − U / kT
Energi potensial dari dipol permanen p0 dalam suatu medan dielektrik Em :
r r
U = − p0 • E m = − p0 E m cos θ
Dengan θ = sudut antara p0 dan medan listrik.
Momen dipol efektif suatu dipol molekul adalah komponen-komponennya
sepanjang arah medan (p0 cos θ). Dengan hubungan Boltzmann, maka:
∫ p (p0 E m cos θ / kT ) dΩ
0 cos θ exp
p0 cos θ =
∫ exp(p0E m cos θ / kT ) dΩ
Dimana dΩ = sudut ruang = 2π sin θ dθ dan batas θ adalah 0 dan π. karena p0,
Em dan kT adalah konstanta, maka dapat didefinisikan:
p0 E m
y=
kT
1 Formula Langevin
p0 cos θ = p0 coth y −
y
Fungsi Langevin
1
p0 cos θ
p0
0
y = p0 E m / kT
Momen dipol molekul p0 untuk bahan polar umumnya y << 1 untuk sembarang
harga medan listrik sepanjang dibawah temperatur 250 K. Karenanya bahan
dielektrik yang mengandung molekul-molekul polar umumnya linier.
Dalam daerah linier coth y dapat diuraikan dalam deret, sehingga:
1 p02 E m
p0 cos θ ≈ p0 y =
3 3kT
Karena < p0 cos θ> adalah momen dipol efektif rata-rata, maka polarisasi
P = N < p0 cos θ> searah Em, sehingga :
r 1 r p02 r
pm = P = Em
N 3kT
Jika dibandingkan dengan persamaan sebelumnya :
r r
p m = αE m
p02
α= Polarizabilitas orientasional.
3kT
Efek dipol induksi meningkatkan deformasi polarizabilitas α0, sehingga secara
umum polarizabilitas molekul total :
c
E
0
W = q (φB − φA )
yaitu bertambahnya energi listrik statik muatan sepanjang lintasan A → B.
Energi listrik statik sekelompouk muatan titik m adalah energi potensial sistem
yang berkaitan dengan keadaan dimana semua muatan titik terpisah tak-hingga
satu sama lain. Energi diperoleh dengan menghitung kerja untuk menghimpun
muatan-muatan menjadi satu pada satu waktu.
Muatan q1 ditempatkan pada posisi tanpa adanya kerja (W1 = 0). Penempatan
muatan q2 memerlukan kerja :
q 2q1 r r
W2 = ; r21 = r2 − r1
4πε0 r21
Untuk muatan q3 :
q1 q2
W2 = q 3 +
4 πε r
0 31 4 πε r
0 32
Energi listrik statik total untuk menghimpun m-muatan :
m j−1 q jq k
m
U= ∑Wj = ∑∑
4πε r
j=1 j=1 k =1 0 jk
m j−1
= ∑∑ W
j=1 k =1
jk
m m
∑∑ W (W = 0)
1
U= jk jj
2 j=1 k =1
m m
1 q jq k
=
2 ∑∑ 4πε r
j=1 k =1
'
0 jk
Tetapi karena seluruh muatan memiliki fraksi dari nilai akhir yang sama a, maka
φ’(α;x,y, z) = αφ(x,y, z), dimana φ adalah nilai akhir potensial pada (x,y,z), maka:
1 r r 1 r r
U= ρ(r ) φ(r ) dv +
∫ σ(r ) φ(r ) da
∫
2V 2S
Volume V harus cukup besar untuk melipuri seluruh rapat muatan dan
potensial hanya diakibatkan oleh ρ dan σ saja.
Jika seluruh ruang diisi oleh suatu bahan dielektrik, maka potensial (jika
konduktor tak dihitung):
r r
r 1 ρ( r ' ) 1 σ( r ' )
φ(r ) = ∫r r dv ' + ∫
r r da '
4πε V r − r ' 4πε S r − r '
m
q j δ(r − rj )
r r r
Untuk kasus khusus: ρ( r ) = ∑
j=1
m
r r r
ρ( r ' ) = ∑
k =1
'
qk δ(r − rk )
dengan Qj adalah muatan pada konduktor ke-j. Maka energi listrik statik
dari suatu distribusi muatan yang mencakup juga konduktor :
1 1 1
U=
2V ∫
ρ φ dv +
2 S'
σ φ da +
2 ∫ ∑Q φ
j
j j
1 1
U=
2 ∑
j
Q jφ j1 +
2 ∑Q φ
j
j j2
Akibat muatan
pada konduktor j itu Akibat muatan
sendiri pada konduktor
lain
C. RAPAT ENERGI LISTRIK
Pandang suatu distribusi muatan sembarang yang dicirikan oleh rapat muatan
ρ dan σ.
Rapat muatan volume didalam bahan dielektrik :
r r
ρ = ∇•D
Rapat muatan permukaan pada konduktor :
r r
σ = D•n
Maka energi menjadi:
1 r r 1 r r
U=
2V ∫
φ∇ • D dv +
2S ∫
φ D • n da
1 r r 1 r r 1 r r
U= ∫
2 S+S'
φ D • n' dv +
2V ∫ ∫
D • E dv + φ D • n da
2S
S adalah semua permukaan dalam sistem dan S’ = permukaan yang membatasi
sistem dan bisa dipilih tak-hingga. Arah normal n’ keluar dari volume V dan
normal n arahnya keluar dari konduktor, karenanya masuk ke dalam volume V,
sehingga kedua integral permukaan saling menghilangkan, maka:
1 r r
U=
2V ∫
D • E dv
1r r
u = D•E
2
Jika bahannya merupakan bahan dielektrik linier, maka D = ε E, sehingga
rapat energi menjadi:
1 2 1 D2
u = εE =
2 2 ε
Potensial suatu konduktor yang ada didalam simtem terdiri dari N-konduktor di
dalam vakum :
N
φi = ∑p
j=1
ij Q j
pij = potensial konduktor ke-j akibat suatu muatan didalam konduktor ke-j
(koefisien potensial).
Energi listrik statiknya:
N N
1
U (Q1...Q N ) =
2 ∑∑ p Q Q
i =1 J =1
ij i j
Sifat-difat koefisien pij :
(1). pij = p ji
(2 ). pij > 0
(3). pii ≥ pij untuk seluruh j
Muatan suatu konduktor yang ada didalam simtem terdiri dari N-konduktor di
dalam vakum, dapat ditulis:
N
Qi = ∑c
j=1
ij φ j
F. KAPASITOR
φ1 = p11Q − p12Q + φx
φ2 = p12Q − p22Q + φx
Energi kapasitor :
2
1 1 1 Q
U = Q ∆φ = C (∆φ)2 =
2 2 2 C
Suatu kapasitor keping sejajar ideal adalah jika jarak antara keping d jauh lebih
kecil dibanding dengan bidang muka keping. Jika diantara kedua keping disisipi
bahan dielektrik dengan permitivitas ε, maka medan listrik diantara keping:
1 Q
E= σ= A = luas salah satu keping
ε εA
+ +
+++++++++++++++++++
- - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- -
Kapasitansi kapasitor :
Q εA
C= =
∆φ d
Kombinasi seri kapasitor :
C1 Q total Q1 Q2
C= = + = C1 + C2
C2 ∆φ ∆φ ∆φ
1 ∆φ (∆φ1 + ∆φ2 ) 1 1
∆φ = = = +
C1 C2 C C C C1 C2
G. GAYA DAN TORSI
Pandang suatu sistem terisolasi yang terdiri dari sejumlah konduktor, muatan
titik dan dielektrik, jika gaya F yang bekerja pada sistem mampu menghasilkan
perpindahan sistem sejauh dr. Kerja yang diberikan oleh gaya listrik pada
sistem :
r r
dW = F • d r = Fx d x + Fyd y + Fz d z
dW = −dU = Fx d x + Fyd y + Fz d z
∂U ∂U ∂U
Fx = − ; Fy = − ; Fz = −
∂x ∂y ∂z
∂U ∂U ∂U
τ1 = − ; τ2 = − ; τ3 = −
∂θ1 ∂θ2 ∂θ3
Maka :
∂U Dimana Q ditambahkan untuk
Fx = − menunjukkan bahwa sistem terisolasi,
∂x
Q karenanya muatan total didalam sistem
tetap konstan selama perpindahan dr
∂U dan dθ.
τ1 = −
∂θ1 Q
Contoh :
Suatu kapasitor keping sejajar terpisah sejauh d yang diisi oleh bahan dielektrik
dengan permitivitas e diantara dua keping. Jika dimensi masing-masing keping,
panjang l dan lebar w. Bila kedua keping dijaga pada beda potensial konstan
∆φ. Sekarang jika dielektrik ditarik keluar dari kapasitor sejauh x (lihat gambar),
berapakah gaya untuk menarik kembali dielektrik ke dalam keping kapasitor??
x
+
∆φ
-
l
Solusi :
Karena medan listrik E = ∆φ/d sama disetiap posisi diantara keping, maka energi
1
U=
2V ∫
ε E 2 dv