Makalah Glaukoma
Makalah Glaukoma
Makalah Glaukoma
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan karunianya saya dapat menyelesaikan tugas makalah untuk memenuhi
tugas kuliah “ KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I “ yang berjudul “ ASKEP
GLAUKOMA “ tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini pula, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Direktur Akademi Keperawatan Dirgahayu, Ibu. Rufina Nga’Bid. N.S.Kep. M.Kes.
2. Koordinator mata kuliah KMB I, Ibu. Samariah Yani, S.Kep. Ns.
3. Dosen pembimbing mata kuliah KMB I, Ibu. Samariah Yani, s.Kep. Ns.
4. Staf Perpustakaan Akper Dirgahayu yang telah menyediakan buku sumber.
Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saya harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca
sekalian terkhusus rekan-rekan mahasiswa sekalian. Tak lupa saya juga mohon
maaf bila dalam penyusunan makalah ini ada hal yang kurang berkenan bagi para
pembaca sekalian, besar harapan saya makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
dalam proses pembelajaran maupun didalam kehidupan kita semua. Akhir kata saya
ucapkan terima kasih.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar ............................................................................................. 1
Daftar Isi ........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 4
B. Tujuan ........................................................................................ 4
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 23
B. Saran .......................................................................................... 23
2
BAB V LAMPIRAN
A. DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 24
B. Gambar-Gambar ........................................................................ 25
C. SAP Penkes ...............................................................................
D. Rencana Pasien Pulang ............................................................ 27
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut definisi, glaukoma merupakan kumpulan beberapa penyakit
dengan tanda utama tekanan intraokuler yang tinggi dengan segala akibatnya yaitu,
penggaungan dan atrofi saraf optik serta defek lapang pandang yang khas. Bagian
mata yang penting pada glaukoma adalah sudut filtrasi.
Salah satu penyebab glaukoma disebabkan oleh obstruksi aliran aqueous
humor. Sumbatan aliran keluar disudut antara kornea dan iris ( glaukoma sudut
tertutup akut ) dapat timbul mendadak akibat infeksi atau cedera. Usia yang
berhubungan dengan fibrosis di sudut tersebut, atau saluran lain yang berperan
dalam mengalirkan aqueous humor, dapat secara perlahan meningkatkan tekanan
intraokulus.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Agar mahasisiwa/I mampu mengetahui serta memahami tentang glaukoma, mampu
menyusun rencana asuhan keperawatan glaukoma sesuai dengan teori dan standar
proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus :
Mahasiswa/I mampu menjelaskan tentang konsep penyakit.
Mahasiswa/I mampu menjelaskan tentang pengertian glaukoma.
Mahasiswa/I mengerti dan memahami penyebab dari glaukoma.
Mahasiswa/I mengetahui Tanda dan Gejala dari Glaukoma.
Mahasiswa/I mampu menjelaskan patofisiologi penyakit.
Mahasiswa/I mampu menjelaskan pemeriksaan fisik.
Manasiswa/I mampu menjelaskan pemeriksaan diagnostic.
4
Mahasiswa/I mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan.
Mahasiswa/I mampu menjelaskan pencegahan penyakit.
Mahasiswa/I mampu menjelaskan dan memahami komplikasi penyakit.
Mahasiswa/I mampu melakukan pengkajian serta menentukan diagnose.
Mahasiswa/I mampu menyusun intervensi sesuai teori para ahli.
Mahasiswa/I mampu melaksanakan implementasi sesuai teori para ahli.
Mahasiswa/I mampu melakukan evaluasi.
Mahasiswa/I mampu melakukan pendokumentasian sesuai teori para ahli.
5
KONSEP PENYAKIT
6
d. Aparatus lakrimalis (air mata)
Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis superior dan inferior. Melalui duktus
ekskretorius lakrimalis masuk ke dalam sakus konjungtiva.
f. Konjungtiva
Merupakan membran mukosa yang melapisi bagian dalam kelopak mata ( palpebra )
dan kemudian berlanjut ke batas korneosklera permukaan anterior bola mata
( bulbar ).
2. Okulus
Okulus ( mata ) meliputi bola mata ( bulbus okuli )
a. Tunika okuli
Tunika okuli terdiri dari :
Kornea, merupakan selaput yang tembus cahaya.
Sklera, merupakan lapisan fibrosa yang elastis yang merupakan bagian putih mata.
7
Koroid, merupakan selaput yang tipis dan lembab. Dimana fungsinya memberikan
nutrisi pada tunika.
Korpus siliaris, merupakan lapisan yang tebal dan berfungsi dalam terjadinya
akomodasi.
Iris, merupakan bagian terdepan tunika vaskuola okuli, yang berwarna karena
mengandung pigmen. Di bagian tengah terletak bagian yang berlubang yang di
sebut pupil. Pupil berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata.
c. Tunika nervosa
Tunika nervosa merupakan lapisan terdalam bola mata yang disebut retina. Retina
dibagi atas 3 bagian :
Pars optika retina, dimulai dari kutub belakang bola mata sampai di depan
khatulistiwa bola mata.
Pars siliaris, merupakan lapisan yang dilapisi bagian dalam korpussiliar
Pars iridika melapisi bagian permukaan belakang iris.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap ditandai oleh
peninggian tekanan intraokuler, penggaungan dan degenerasi pupil saraf optic serta
defek lapang pandangan yang khas.
(Sidarta Ilyas dkk. 1998 . Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Gaya Baru)
Glaukoma adalah salah satu penyebab yang paling sering dari kebutaan. Ini
penyakit mata dimana tekanan intraoluler menjadi sangat patologik, kadang-kadang
meningkatkan cara cepat sampai 60 dan 70 mmHg. Tekanan ini meningkat diatas 20
sampai 30 mmHg dapat menyebabkan hilangnya pengelihatan bila dibiarkan selama
jangka waktu lama
9
(Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 1997)
Glaukoma bulin hijau pada mata karena tekanan di dalam mata bertambah tinggi
akibat cairan bening kornea dan lensa mata tertahan.
(Kamus Lengkap Kedokteran, 2003)
Glaukoma adalah peningkatan abnormal tekanan intraokulus (lebih besar dari pada
20 mmHg). Tekanan yang sangat tinggi, kadang-kadang mencapai 60-70 mmHg.
Menyebabkan tekanan saraf optikus sewaktu saraf tersebut keluar dari bola mata
sehingga terjadi kematian serat-sarat saraf.
(Buku Saku Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin)
B. Penyebab
1. Infeksi
2. Hypermetrop/ presbiop
3. Post Operasi
4. Katarak
5. Heriditer
6. Trauma
7. Gejala Peningkatan TIO
8. Uveitis
9. Pembedahan mata
10. Penggunaan kortikostiroid maupun topikal jangka panjang
C. Klasifikasi
1. Glaukoma Primer
Glaukoma sudut terbuka ( Glaucoma Simpelex / Cronis )
10
Paling sering ditemukan, penderita tidak mengeluh adanya rasa nyata sehingga
biasanya sudah dalam stadium lanjut.
Glaukoma sekunder :
Yang terjadi :
Perubahan dalam lensa
Trauma
Pasca bedah pemakaian obat-obatan : Kortikosteroid topical
Glaukoma Kongenital :
Glaukoma yang dibawa sejak lahir disebabkan karena kelainan pertumbuhan
sudut kamera akuli anterior / sejak lahir tekanan bola mata sudah meninggi.
11
Biasanya pada anak, kornea putiih dan elastis, besar dan menonjol seperti mata
sapi.
E. Patofisiologi
Rongga arterior mata berada didepan dan sedikit kesamping dari
lensa, terdapat/ bermuara aqueous humor, merupakan cairan bening yang menuju
ke lympha. Aqueos humor diproduksi secara terus-menerus dalam badan siliaris
yang terdapat dibagian posterior iris dan mengalir melewati pupil kedalam camera
okuli anterior. Aqueous humor disalurkan melalui canal Schlemm disekitar mata dan
berada pada bagian sudut camera okuli anterior dimana terjadi pertemuan iris perifer
dan kornea dalam keadaan normal terjadi keseimbangan antara produksi dan
penyerapan aqueous humor, akan menyebabkan atau menjadikan tekanan intra
okuli relative konstan. TIO normal berkisar 10-20 mmHg dan rata-rata 16 mmHg.
Tekanan intra okuli bervariasi dan naik sampai 5 mmHg Glaukoma
terjadi dimana adanya peningkatan TIO yanga dapat menimbulkan kerusakan dari
saraf-saraf optic. Peningkatan tekanan disebabkan abstruksi / sumbatan dari
penyerapan aqueous humor.
PATOFISIOLOGI
Tegang
Kerusakan saraf optikus
12
Gangguan visua Nyeri Gangguan lapang penglihatan
F. Pemeriksaan fisik
Untuk sudut terbuka primer:
Melaporkan kehilangan penglihatan perifer lambat (penglihatan terowongan)
Untuk sudut tertutup primer:
Awitan tiba-tiba dari nyeri berat pada mata sering disertai dengan sakit kepala/mual,
dan muntah.
Keluhan-keluhan sinar halo pelangi, penglihatan kabur, dan penurunan persepsi
sinar.
Pupil terfiksasi sedara sedang dengan sklera kemerahan karena radang dan kornea
tampak berawan.
G. Pemeriksaan diagnostik
Tonometri digunakan untuk mengukur TIO. Glaukoma dicurigai bila TIO lebih besar
dari 22 mmHg
Genioskopi memungkinkakn halo oftalmologi melihat secara langsung ruang anterior
untuk membedakan antara glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka.
Oftalmoskopi memungkinkan pemeriksa melihat secara langsung diskus optik dan
struktur mata internal.
Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, akueus, atau vitreus tumor,
kesalahan refraksi atau penyakit sistem saraf atau penglihatan ke retina atau jalan
optik.
Penurunan mungkin disebabkan oleh CSV, masa tumor pada hipofisi/otak, karotis
atau patologis arteri serebral atau glukoma.
Mengkaji intraokuler (TIO) normal 12-25 mmHg
Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glaukoma.
Digunakan dalam menentukan adanya tipe glaukoma bila TIO normal atau hanya
meningkat ringan.
Mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optik, papiledema,
perdarahan, retina & mikroaneurisme
13
LED menunjukkan anemia siskemik/infeksi
EKG : dilakukan untuk memastikan aterosklerosis, PAK
Menentukan adanya kontrol diabetes.
H. Penatalaksanaan
Menurunkan TIO ke tingkat yang konsisten dengan mempertahankan penglihatan.
Penatalaksanaan bisa berbeda bergantung pada klasifikasi penyakit dan responnya
terhadap nyeri.
Terapi obat
Pembedahan laser
Pembedahan konvensional dapat digunakan untuk mengontrol kerusakan progresif
yang diakibatkan oleh glaukoma.
Pemberian tetes mata setiap hari untuk menurunkan sekresi atau meningkatkan
penyerapan, aqueous tumor.
Pada penutupan sudut akut, dapat digunakan diueretik untuk menurunkan tekanan
intraokulus.
I. Pencegahan
Pasien berusia di atas 40 tahun harus diperiksa secara teratur tekanan bola
matanya agar bisa dideteksi dini dan diobati bila terjadi peningkatan.
J. Komplikasi
pada semua jenis glaukoma dapat timbul kebutaan. Glaukoma sudut tertutup akut
adalah suatu kedaruratan medis.
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN
GLAUKOMA
A. PENGKAJIAN
1. Identitas :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
2. Keluahan utama :
Nyeri ringan sampai berat
Penyempitan lapangan pandang
Peningkatan TIO
15
Ada anggota keluarga yang sedang menderita DM, hipertensi sistemik, katarak.
2. Makanan / cairan
Gejala : mual / muntah (glaukoma akut)
3. Neurosensori
Tanda : pupil menyempit dan merah / mata keras dengan kornea berawan
(glaukoma darurat)
4. Nyeri / kenyamanan
Gejala : ketidaknyamanan ringan / mata berair (glaukoma kronis) nyeri tiba-
tiba / berat menetap / tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoa akut)
5. Penyuluhan / pembelajaran
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIO
2. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan peningkatan TIO perdarahan
intraokuler.
3. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri
16
4. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis, perubahan status kesehatan, adanya
nyeri, kemungkinan / kenyataan kehilangan penglihatan
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan
tidak mengenal sumber informasi, salah interprestasi informasi
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa I : nyeri berhubungan dengan peningkatan TIO
Tujuan :
Menyatakan nyeri hilang
Menunjukkan postur tubuh rileks dan mampu tidur / istirahat dengan tepat
INTERVENSI RASIONAL
1. Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi,
1. Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada
lamanya, intensitas (0-10) harus dibandingkan dengan gejala nyeri
pasien sebelumnya.
2. Kaji ulang faktor yang meningkat 2./ Membantu dalam membuat diagnosa dan
menurunkan nyeri. kebutuhan terapi.
17
Diagnosa 2 : resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan peningkatan TIO.
Pendarahan
Intraokuler.
Tujuan :
Menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera.
Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.
INTERVENSI RASIONAL
18
1. Bantu pasien menata lingkungan. Jangan
1. Menfasilitasi kemandirian dan menurunkan
mengubah penataan meja kursi tanpa resiko cedera.
pasien pada keluarga.
2. Orientasi pasien pada keluarga. 2. Meningkatkakn keamanan mobilitas dalam
lingkungan.
3. Bahas perlunya penggunaan prisai metal
3. Tameng logam / kaca mata melindungi
dan kaca mata bisa diperhatikan. mata dari cedera.
INTERVENSI RASIONAL
19
1. Memberikan kompres dingin. 1. Mengurangi edema akan mengurangi rasa
nyeri.
2. Kurangi tingkat pencahayaan, cahaya
2. Tingkat pencahayaan yang lebih rendah,
diredupkan, diberi tirai atau kain. lebih nyaman setelah pembedahan.
20
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman
1. Faktor ini mempengaruhi persepsi pasien
nyeri / timbulnya gejala tiba-tiba terhadap ancaman diri, potensial siklus
pengetahuan kondisi saat ini. ansietas, dan dapat mempengaruhi upaya
medik untuk mengontrol TIO.
2. Berikan informasi yang akurat dan jujur.
2. Menurunkan ansietas sehubungan dengan
Diskusikan kemungkinan bahwa ketidaktahuan / harapan yang akan datang
pengawasan dan pengobatan dapat dan memberikan dasar fakta untuk
mencegah kehilangan penglihatan membuat pilihan informasi tentang
tambahan. pengobatan.
Tujuan :
21
INTERVENSI RASIONAL
1. Diskusikan perlunya menggunakan
1. Vital untuk memberikan informasi pada
identifikasi. perawat pada kasus darurat untuk
menurunkan resiko menerima obat yang
dikontradiksikan.
2. Tunjukkan teknik yang benar untuk
2. Meningkatkan keefektifan pengobatan.
memberikan tetes mata, izinkan pasien Memberikan kesempatan untuk pasien
mengulang tindakan. memnunjukkan kompetensi dan
menanyakan pertanyaan.
3. Penyakit ini dapat dikontrol, bukan diobati
3. Kaji pentingnya mempertahankan jadwal dan mempertahankan konsistensi program
obat, contoh tetes mata. Diskusikan obat obat.
yang harus dihindari, contoh tetes midriatik
( atropine / propantelin hormone ),
pemakaian steroid topikal.
4. Tekanan pentingnya pemeriksaan rutin. 4. Pentingnya untuk mengawasi kemajuan /
pemeliharaan penyakit untuk
memungkinkan intervensi dini dan
mencegah kehilangan penglihatan lanjut.
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Sesuai dengan intervensi
F. EVALUASI
Sesuai dengan tujuan
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Glaukoma adalah suatu rangkaian kelainan yang ditandai penggaungan saraf optic,
ada efek lapangan pandang, tekanan intraokuler yang tinggi yang bisa merusak
mata. Glaukoma merupakan salah satu penyebab yang paling sering dari kebutaan.
Penyakit mata dimana tekanan intraokuler menjadi sangat patologik, kadang-kadang
23
meningkatkan cara cepat sampai 60 dan 70 mmHg. Tekanan ini meningkat di atas
20 sanpai 30 mmHg dapat menyebabkan hilangnya penglihatan bila dibiarkan
selama jangka waktu lama.
B. Saran
Dalam menyusun Asuhan Keperawatan pasien dengan glaukoma ini. Saya
harapkan dari para pembaca kritik dan sarannya yang bersifat membangun,
sehingga Asuhan Keperawatan dengan glaukoma ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC
24
Sidarta Ilyas dkk.1981. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Gaya Baru.
Dr. Nana Wijaya S.D.1983. Ilmu penyakit Mata. Jakarta. Dr. Nana Wijaya S.D
25
SAP PENKES
26
5. Hindari mengobai sendiri penyakit mata untuk mencegah kelainan pada mata.
Pasien yang didiagnosis menderita glaukoma harus menghadapi cara belajar hidup
dengan kondisi kesehatan kronik. Anggota tim perawatan kesehatan, khususnya
perawatan, dan membantu mereka yang sulit menyesuaikan dengan menyediakan
informasi yang dibutuhkan untuk memahami penyakit, penanganan, dan tanggung
jawab mereka dalam penanganannya. Pasien yang telah memperoleh informasi
mempunyai kemungkinan berperan aktif dalam perawatan dirinya. Partisipasi klien
adalah keharusan karena penurunan TIO yang optimal dan pengontrolan kerusakan,
27
bergantung pada kepatuhan pasien terhadap program terapi dan mengunjungi
pemeriksaan tindak lanjut.
Pasien mendapat instruksi tertulis yang berisi nama masing-masing obat dan
menerangkan wadahnya (mis. Tutup hijau, berlabel kuning), frekuensi dan waktu
pemberian. Pasien harus sudah memahami cara kerja yang diharapkan dan
kemungkinan efek sampingnya. Pentingnya membuat pemberian obat sebagai
bagian rutinitas sehari-hari harus ditekankan sehingga dosisnya obat harus
dilanjutkan meskipun TIO telah terkontrol.
Pasien harus waspada bahwa tanggung jawab mereka meliputi perawatan mata
yang baik, pemeliharaan kesehatan fisik yang baik. Dan gaya hidup yang konsisten
dengan tingkat stres yang rendah. Perawatan mata meliputi menjaga mata bersih
dan bebas dari iritan, menghindari menggosok mata, penggunaan kosmetik non-
alergenik, dan penggunaan masker mata saat berenang dan mengenakan kaca
mata pelindung ketika memainkan olahraga atau bekerja di lapangan atau tempat
lainnya yang mengandung bahaya.
Memelihara kesehatan yang baik dan membatasi stress mempunyai efek positif
pada tekanan mata. Mempertahankan nutrisi yang baik dan pembatasan garam,
menghindari asupan cairan yang berlebihan, menjaga berat badan yang menadai,
28
berolahraga dan menyempatkan waktu untuk rekreasi dan relaksasi akan sangat
membantu.
29