Praktikum
Praktikum
Praktikum
I.
MENGHIOTUNG JUMLAH SEL DAARAH MERAH (CDM) DAN SEL DARAH PUTIH (CDP)
Alat yang digunakan antara lain : 1. 2. 3. 4. Jarum France Kapas Alkohol 96 % Haemocytometer yang terdiri dari : a. 2 buah pipet pencampur bersekala 1:11 dan 1:101 b. 1 buah bilik hitung " THOMA" atau merk lain 5. Mikroskop 6. Kertas saaring / kertas filter 7. Larutan hayem yang terdiri dari : a. b. c. d. Mercuri chlorida 0.5 gram Natrium Sulfat 5 gram Natrium chlorida 1 gram Aquades 200 cc
8. Larutan turk yang terdiri dari : a. Glacial acetic acid 2cc b. Gantiano violet 1 % 1cc c. Aquades 100 cc I. PENGUKURAN KADAR Hb DARAH
Alat yang digunakan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. I. Skala haemoglobin dari tallquis Haemometer erka Jarum francke Alkohol 96 %, kapas, kertas filter HCl 0.1 N Aquadest MENGUKUR WAKTU PENDARAHAN DAN PENJENDALAN DARAH
Alat yang digunakan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Jarum Francke Jarum Pemtul Object Glass Kertas Filter, Kapas Alkohol 96 % Stopwatch
I.
Alat yang digunakan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. I. Alat pembunuh katak Papan operasi katak Larutan ringer Becker galss dan air panas Larutan asdrenalin Larutan acethylcholin Pipet biasa Jarum pentul Gelas arloji Brmnagng pengikat MELIHAT ASAL MULA DENYUT JANTUNG KATAK
Alat yang digunakan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. I. Alat pembumuh katak Papan operasi Larutan ringer Tabung berujung logam Becker glass dan air panas Benang pengikat Gelas arloji Jarum pentul PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Alat yang digunakan antara lain : 1. Tensimeter / Presometer 2. Stetoscope I. MELIHAT PEREDARAN DARAH DAN GERAKAN CILIA KATAK
Alat yang digunakan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. I. Mikroskope Objek Glass Alat Pembunuh Katak Papan Operasi Jarum Pentul Serbuk Hitam Kertas Filter Larutan Ringer Larutan Adrenalin REFLEK PADA KATAK DAN PENGARUH MACAM MACAM PACUAN
1. Statif Dan Penjepit 2. Alat Pembunuh Katak 3. Larutan HCl Pekat I. MEMACU SYARAF OTOT
Alat yang digunakan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. I. Alat pembunuh katak Pinset galvanis Larutan ringer Kertas filter Gelas arloji Gliserin, Nacl (garam dapur) Asam cuka pekat PELIHAT PENGARUH LUAR TERHADAP SUHU TUBUH MANUSIA
Alat yang digunakan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. I. Thermometer tubuh Thermometer ruang Handuk kecil Alkohol Kipas angin Gelas dan air es MELIHAT PENGARUH LUAR TERHADAP SUHU TUBUH KATAK DAN HAMBATAN ELIMINASI PANAS
Alat yang digunakan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. I. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Dua buah thermometer Air es Minyak kelapa o o Air panas 40 commencement dan 70 commencemet Dua buah becker glass Dua buah kendi Papan pengikat katak dan tali UJI KEBUNTINGAN HEWAN MENURUT METODE GALLI MAININ Pipet biasa Spuit injeksi ukuran 5 cc Objek glass da cover glass Mikroskop Kotak penyimpan katak Urin wanita hamil Aquadest
A. CARA KERJA I. MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH (CDM) DAN SEL DARAH PUTIH(CDP)
Darah diambil dengan menusuk salah satu ujung jari ke 2, 3, atau 4. Jumlah darah yang diperoleh dapat diperbanyak dengan memijit atau mengayun ayunkan jari tersebut sebelum ditusuk. Ujung jari terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol 96 %. Ujung dari jarum Francke dibersihkan dengan alkohol kemudian ditusukkan dengancepat. Darah dibiarkan mengalir dengan sendirinya, tanpa dipijit pijit. Untuk tetesan pertama dihapus dengan kapas. A. Perhitungan Sel Darah Merah 1. Menggunakan pipet pencampur 1 : 1001 yang bertanda batu merah. 2. Darah dihisap sampai angka 0.5 (pengenceran 200 x) atau angka 1 (pengenceran 100 x), dan ujung pipet dibersihkan dengan kertas penghisap. 3. Larutan Hayem dihisap sampai angka 1001, pipa karet dilepaskan dari pipet, kemudian pipet dipegang dengan ibu jari dan telunjuk, dan dikocok selama satu menit. 4. Larutan darah dan cairan Hayem dibiarkan selama 15 menit. 5. Menyiapkan bilik hitung yang bersih dan bening dibawah mikroskop, dicari kotak kotak pada bilik hitung tersebut. 6. Membuang campuran dalam pipet beberapa tetes, kemudian satu tetes dimasukan dalam bilik hitung. 7. Menjumlahkan sel darah merah pada kotak II B, dalam kotk kecil di tengah. Kotak tersebut dibagi kembali menjadi 16 kotak yang lebih kecil, sehingga CDM dihitung pada 80 kotak kecil. Tiap kotak terkecil berukuran 0.05 mm x 0.05 mm, dan kedalamannya 0.1 mm 8. Dalam menghitung CDM sel darah yang terdapat pada garis tepi sebelah kiri dan atasdimasukan kedalam perhitungan, sedangkan sel darah yang terdapat pada garis tepi sebelah kanan bawah tidak dihitung. 9. Perhitungan : 1 kotak kecil bervolume : 0.05 x 0.05 x 0.1 mm = 0.00025 mm 80 kotak kecil bervolume : 80 x 0.00025 mm = 0.02 mm
3 3 3 3
apabila dalam 0.02 mm terdapat Y butir CDM, maka dalam 1 mm terdapat : CDM x pengenceran (misal = X) Untuk pengenceran 200 kali maka X = Y x 10.000 Untuk pengenceran 100 kali maka X = Y x 5.000
A. Penghitungan Sel Darah Putih(CDP) 1. Digunakan pipet pencampur 1 : 11 yang bertanda batu putih 2. Cara mengambil daarah sama dengan CDM, hanya disini digunakan larutan Turk yang dihisap sampai angka 11. 3. Jumlah CDP dihitung pada kotak IA, IC, IIIA, dan IIC. Dengan demikian CDP dihitung pada 64 3 kotak yang berukuran 0.25 x 0.25 x 0.1 mm . 4. Perhitungan : 1 kotak kecil bervolume : 0.25 x 0.25 x 0.1 mm = 0.00625 mm 64 kotak kecil bervolume : 64 x 0.00625 mm = 0.4 mm
3 3 3 3
apabila dalam 0.4 mm terdapat Y butir CDP, maka dalam 1 mm terdapat : pengenceran. Rumus perhitungan CDP sbb : I. Pengenceran 20 kali = Y x 50 Pengenceran 10 kali = y x 25. PENGUKURAN KADAR Hb DARAH
1. Darah diambil dari jari probandusdengan prosedur seperti pada percobaan I. Menurut Metode Erka : 2. Digunakan haemometer Erka. 3. Tabung yang bersekala pada kedua sisinya, diisi dengan HCl 0.1 N sampai angka 2, lalu ditempatkan pada tempat yang telah disediakan yaitu diantara 2 buah tabung warna yang setandar. 4. Darah yang diperoleh dari penusukan ujung jari dihisap dengan pipet yang telah tersedia sampai 3 angka 20 mm . Darah yang melekat di ujung pipet dibersihkan dengan kertas fikter. 5. Pipet dimasukan ke dalam tabung yang telah diisi HCl 0.1 N kemudian darah ditiupkan keluar sehingga bercampur dengan HCl, campuran tersebut dihisap dan diseburkan beberapa kali untuk memperoleh campuran yang merata. 6. Selanjitnya pipet dikeluarkan dairi tabung, dihisapkan sedikit aquades dan dituangkan ke dalam campuran, setelah beberapa saat campuran akan berwarna coklat tua atau merah tua. 7. Dimasukan aquades setetes demi setetes sambil diaduk dengan gelas pengaduk sampai warnanya sama dengan warna tabung standar. 8. Dibaca sampai dimana tinggi miniscus cairan di dalam tabung pada garis skala yang terdapat pada sisi tabung. Angka tersebut menunjukkan kadar Hb darah ( dalam gram %). I. MENGUKUIR WAKTU PERDARAHAN DAN WAKTU PENJENDALAN DARAH
1. Ujung jari dibersihkan dengan alkohol. 2. Setelah kering jari ditusuk dengan jarum Francke cukup dalam. 3. Pada waktu darah mulai keluar, stopwatch ditekan. Untuk perdarahan : 4. Setiap setengah menit tetesan darah dihisap dengan kertas filter dengan hati hati sehingga tidak menyentuh kulit. 5. Setelah darah tidak keluar lagi, stopwacth ditekan. 6. Dibacalah waktu perdarahan yang terjadi. Untuk waktu penjendalan darah : 7. Darah yang keluar diteteskan kearah object glass yang bersih pada dua tempat sehingga membentuk bintik yang bergaris tengah paling sedikit 5 mm. 8. Setelah setengah menit tetesan darah tersebut dikorek korek dengan jarum pentul. Sewaktu mengorek jarum pentul diangkat sedikit. 9. Segera setelah tampak adanya benang benang fibril pada tetesan pertama waktunya dicatat. 10. Setelah pada tetesan pertama tampak adany benang benang fibril, koreklah kemudian tetesan kedua untuk kontrol.
11. Apabila pada tetesan kedua belum tampak adanya benang benang fibril pengorekan diteruskan setiap setengah menit sampai terlihat adanya benang benang fibril. 12. Segera setelah tampak adanya benang benang fibril pada tetesan kedua , stopwacth ditekan. Dihitung waktunya yang tercatat, itulah waktu penjendalan darah yang dicari.
I.
1. Katak dirusak sistem syaraf otaknya. Dengan cara menusuk foramen occipitale magnum, tusukan diarahkan ke depan untuk menusuk susunan syaraf pusat (otak). Kemudian penusukan ditarik ke belakang, diarahkan vertikal ke bawah untuk menusuk medula spinalisnya. 2. Katak difiksir telentang dia atas papan operasi. 3. Kulit di daerah dada diupas. 4. Metasterum diangkat dengan pinset dan digunting dinding dada sehingga timbul suatu lubang dan tampak jantung berdenyut di dalam perikardium. 5. Perikardium tersebut digunting dan di keluarkan jantungnya. 6. Diikat seproksimal mungkin erat erat, dan digunting proksimal ikatan. 7. Jantung diletakkan di atas gelas arloji, dan ditetesi larutan Ringer. 8. Akibat pengaruh Ringer frekensi bertambah cepat. 9. Jantung dibiarkan berdenyut beberapa waktu agar frekuensinya menjadi normal kembali, dan dibuat kurfanya. 10. Setelah jantung berdenyut konstan, jantung tersebut ditetesi larutan adrenalin, maka jantung akan berdenyut lebih cepat. 11. Jantung dicuci dengan larutan Ringer untuk menghilanagkan pengaruh adrenalin. Dibiarkan beberapa waktu agar frekuensi konstan kembali, dan dibuat kurfanya. 12. Diteteskan larutan Stilbestrol, jantung akan berdenyut lebih lambat. I. MELIHAT ASAL MULA DENYUT JANTUNG KATAK
1. Percobaan Gaskell : Katak dirusak sistem syarafnya (pusat syaraf), kemudian difiksir telentang di atas papan operasi, jantung dipreparasi dan dikeluarkan dari perikardium. a. Dihitung frekuensi denyutan selam satu menit. b. Dengan ujung logam yang dingin (tabung diisi air es) ventrikel disentuh, dan dicatat frekuensinya. Demikian lakukan pada atrium dan sinus venosusnya, sehingga akan diketahui bahwa hanya salah satu dari bilik jantung yang berpengaruh terhadap frekuensi seluruh jantung. c. Dilakukan percobaan yang sama dengan menggunakan ujung logam yang panas. 1. Percobaan Staning Jantung katak dibiarkan berdenyut normal, kemudian dilakukan percobaan : a. Ligatur I : Jantung diikat pada batas antara sinus venosus dan atrium. Tampak bahwa sinus venosus tetap berdenyut dengan frekueni normalnya sedangkan kedua bilik lainnya berhenti berdenyut. b. Ligatur II : Jantung diikat pada batas antara atrium dan ventrikel, tampak bahwa sinus venosus atrium dan ventrikel berdenyut dengan frekuensinya masing masing. c. Ligatur III : Jantung diikat pada pertengahan ventrikel. Basis ventricel akan tetap berdenyut sedangkan apexnya tetap.
I.
1. Probandus tidur terlentang. 2. Manchet dipasang dan diikatkan pada lengan bagian atas. 3. Apabila udara kita pompakan ke dalam manchet timbullah tekanan terhadap lengan atas dan juga arteria yang ada di situ. Tekanan dalam manchet dapat dibaca pada manometer yang berhubungan dengan manchet tesebut. 4. Dipompakan uadara ke dalam manchet perlahan lahan sehingga manometer menunjukkan angka 180 200 mmHg. 5. Dipasang stetoscop pada arteri bracialis bagian distal. 6. Skrup pada pompa dibuka perlahan lahan dan diatur sedemikian rupa sehingga air raksa dalam manometer turun perlahan lahan secara teratur. 7. Pada saat mulai terdengar arteria bracilus melalui stetoscope, maka pada saat itulah manometer menunjukkan angka tekanan systol. 8. Pada saat tidak terdengar lagi denyut arteria bracilus maka manometer menunjukkan angka diastol. 9. Selain dengan stetoscope, untuk mengetahui denyutan nadi bisa dilakukan dengan palpasi pada arteri radialis, dengan jari ke 2, 3, dan 4. 10. Pengamatan tekanan darah dilakukan tiga kali, kemudian diambil rata rata. 11. Pengukuran tekanan darah pada satu probandusdilakukan dengan sikap : Berbaring terlentang Duduk Berdiri Kerja otot (gerak badan selama 2 menit).
I.
System Sirkulasi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Otak katak dirusak Kulit perut katak digunting Usus dikeluarkan dan messentrium direntangkan di atas papan berlubang. Diperhatikan aliran aliran butiran darahnya, bedakan antara arteiola dan venula. Diperhatikan juga deformasi CDM dan percabangan kapiler serta proses diapedese. Diteteskan larutan adrenalin di suatu daerah pembuluh darah dam diamati apa yang terjadi. Cilia Katak : 7. Digunting mandibula katak yang telah dirusak system syarafnya. 8. Katak ditelentangkan dan difiksir. 9. Sebarkan serbuk hitam pada selaput lendir maxilla, serbuk serbuk tersebut akan bergerak ke suatu arah tertentu, dan diperhatikan arahnya. 10. Selaput lendir maxilla dilepaskan, diletakkan disebuah obyek gllas, kemudian ditetesi dengan larutan ringer. 11. Maka akan tampak sederetan bangunan putih mengkilat bergerak melambai lambai, itulah kinocilia, cairan ringer akan bergerak kesuatu arah tertentu. I. REFLEK PADA KATAK DAN PENGARUH MACAM MACAM PACUAN
a. Katak dibuka mulutnya, dimasukkan daun gunting yang satu kedalam mulut dari samping, daun gunting satunya ditaruh di atas leher, kemudian digunting tengkoraknya sampai lepas dari tubuhnya. Dengan demikian katak tidak lagi mempunyai otak (decerebrasi). b. Katak diletakkan telentang di atas meja, akan tampak bahwa tidak berusaha membalikan tubuhnya (membetulkan sikapnya). 2. Melihat pengaruh pacuan mekanis : a. Mandibula dijepit dengan penjepit pada statif sehingga katak bergantung bebas pada kakinya. b. Ujung kaki dicubit dengan pinset, dan diperhatikan apa yang terjadi! c. Diperkeras cubitannya, dan dan diperhatikan apa yang terjadi. 3. Melihat pengaruh pacuan chemis : a. Katak masih tergantung bebas. b. Ujung salah satu kakinya dimasukkan ke dalam larutan asam sulfat pekat, dan diperhatikan apa yang terjadi. 4. Melihat pengaruh perusakan medula spinalisnya : a. katak tergantung dengan kaki bebas, dan tampak bahwa kaki mengantung dengan tonus tertentu. b. Dirusak medula spinalisnya sedalam 1 cm, dan diamati yang akan tampak. c. Dirusak saluran medula spinalisnya, dan diamati apayang akan tampak. I. MEMACU SYARAF OTOT
A. Membuat preparat syaraf otot : 1. katak dirusak system syaraf pusatnya, dan difiksir telungkup pada papan operasi. 2. Di kedua tulang sisi punggung akan dilihat akar akar nerveus ischiadicus yang berwarna putih. 3. Preparat dibasahi dengan larutan NaCl fisiologis. A. Memacu syaraf otot : 1. Rangsangan galvanis : Kedua kaki pinset galvanis ditekan pada syaraf, maka otot akan berkontraksi dan pada waktu pinset galvanis ditarik, juga terjadi kontraksi. 2. Rangsangan panas : Dipanaskan sebuah jarum yang kemudian kita pakai sebagai perangsang syaraf, otot akan berkontraksi.
3. Rangsangan osmotis : Ujung syaraf dari preparat otot syaraf tersebut dimasukkan ke dalam gliseri atau sebutir garam dapur (NaCl) diletakkan di atas preparat syaraf tersebut, sesudah beberapa saat (kalau preparat belum rusak) maka otot akan berkontraksi. 4. Rangsangan kimiawi : Ujung syaraf dari preparat dimasukkan ke dalam asam cuka pekat, maka akan dilihat bahwa otot akan berkontraksi.
I.
1. Pengaruh oral : a. Hg pada thermometer diturunkan dulu sampai 35 commencement, ujung thermometer dibersihkan dengan kapas dan alkohol kemudian dimasukkan ke dalam rongga mulut sehingga ujung thermometer terselip di bawah lidah. Mulut ditutup rapat, thermometer dibiarkan 10 menit kemudian dibaca hasilnya. o b. Hg pada thermometer diturunkan lagi sampai 35 commencement, dibersihkan dengan alkohol, diselipkan di bawah lidah kemudian probandus bernapas dengan tenang melalui mulut, selam 5 menit dan dibaca hasilnya, kdikembalikan lagi di bawah lidah dan dibaca lagi hasilnya 5 menit kemudian. c. Probandus berkumur dulu dengan air es selama 5 menit, thermometer pasang dibawah lidah, dan dibaca hasilnya setelahj dua kali 5 menit. 1. Pengukuran Axiller : a. Probandus duduk, axiller dikeringkan dengan handuk. o b. Hg pada thermometer diturunkan sampai 35 commencement, kemudian ujungnya disisipkan pada fossa axillaria dan pangkal lengan dihimpitkan pada tubuh. c. Dan dibaca hasilnya setelah thermometer diambil. 1. Dicantumkan pada laporan : Nama, umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, suhu kamar, jam pemeriksaan. XI. MELIHAT PENGARUH LUAR TERHADAP SUHU TUBUH KATAK DAN HAMBATAN ELIMINASI PANAS 1. a. Katak diikat telentang pada papan operasi. b. Suhu tubuh diukur dengan memasukan thermometer ke dalam oesophagus selama 5 menit. c. Katak dimasukkan ke dalam air es dengan thermometer tetap dipasang pada oesophagus. a. katak dimasukkan ke dalam air panas 40 commencement selama 5 menit, dan dibaca lagi suhu tubuhnya. 1. a. disiapkan dua buah becher glass yang sama bentuk dan volumenya, dan diisi dengan air o panas 70 C sama banyaknya. b. Dipasangkan pada masing masing tabung sebuah thermometer dan dibaca suhu air panasnya pada masing masing tabung. c. Kedalam salah satu becker glass ditambahkan minyak kelapa secukupnya sampai seluruh permukaan air panas tertutup rapat. a. Setiap 5 menit dibaca suhu air panas pada kedua tabung. Pembacaan dilakukan sebanyak 6 kali. b. dan dibuat grafik perubahan suhunya dari kedua tabung, dengan suhu sebagai ordinat dan waktu sebagai absis.
o o
3. Percobaan serupa dengan percobaan 2, akan tetapi disini digunakan dua buah kendi yang satu o dicat dan yang lain tidak dicat. Masing masing kendi diisi air panas 70 C (tanpa minyak kelapa). Dan buatlah grafiknya. XII. UJI KEBUNTINGAN HEWAN MENURUT METODE GALLI MAININI 1. 2. 3. 4. Disediakan katak buffo sebanyak 2 ekor. Ujung pipet dimasukan kedalam kloaka dengan hati hati untuk mendapatkan urine. Urin tadi diteteskan diatas objek glass lalu ditutup dengan cover glass. Urin diperiksa dibawah mikroskope, apabila tampak adanya spermatozoa maka dicari katak jantan yang lain. Apabila urin bersih maka katak dapat dipakai 5. Diisi spuit yang bersih 2.5 cc urin wanita hamil lalu disuntikan secara subcutan pada katak tadi dan suntikan 2.5 cc aquades pada katak lainnya untuk kontrol. 6. Katak katak tersebut disimpan dalam kotak selama 1 jam. Setelah disimpan 1 jam katak diambil urinnya lagi dan dipreriksa di bawah mikroskope. Apabila urin tetap bersih, maka diulangi lagi setiap setengah jam.