Laporan Geomorfo Bentang Aam Karst
Laporan Geomorfo Bentang Aam Karst
Laporan Geomorfo Bentang Aam Karst
1 Maksud Memahami bentang alam kars dan ciri-cirinya Membuat deliniasi bentang alam kars pada peta topografi Menginterpretasikan kenampakan bentang alam kars pada peta topografi.
1.2
Tujuan Dapat menjelaskan bentang alam kars dan ciri-cirinya Dapat membuat deliniasi bentang alam kars pada peta topografi Dapat membuat interpretasi peta topografi,pola pengaliran,dan relief pada bentang alam kars Mampu menginterpretasikan kenampakan bentang alam kars pada peta topografi.
1.3
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu : 13.30-15.00 WIB Hari/Tanggal : Jumat,26 April 2013 Tempat Praktikum : Gedung Pertamina Sukowati 105 Teknik Geologi Undip
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Bentang Alam Kars Topography karst sebagai daerah yang berbatuan yang mudah larut dengan surupan (sink) dan gua yang berkombinasi membentukk topografi yang aneh (peculiar topography) dan dicirikan oleh adanya lembah kecil, penyaluran tidak teratur, aliran sungai secara tiba-tiba masuk kedalam tanah meninggalkan lembah kering dan muncul sebagai mata air yang besar. Berdasarkan kedua definisi diatas maka dapat ditetapkan suatu pengertian tentang topografi karst yaitu : Suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran yang tidak teratur, aliran sungainya secara tiba-tiba masuk kedalam tanah dan meninggalkan lembah kering untuk kemudian keluar ditempat lain sebagai mata air yang besar.
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bentang Alam Karst 2.2.1 Faktor Fisik 1. Ketebalan Batugamping Batugamping yang masif atau terdiri dari beberapa lapisan yang membentuk satu unit batuan yang tebal, sehingga mampu menampilkan topografi karst sebelum batuan tersebut habis terlarutkan dan tererosi. 2. Porositas dan Permeabilitas porositas sekunder yang biasanya terbentuk oleh adanya retakan atau pelarutan dalam batuan.Semakin besar permeabilitas suatu batuan maka sirkulasi air akan berjalan semakin lancer sehingga proses karstifikasi akan semakin intensif. 3. Intesitas Struktur Terhadap Batuan Intersitas struktur terutama kekar sangat berpengaruh terhadap proses karstifikasi. Disamping kekar dapat mempertinggi permeabilitas batuan, zona kekar merupakan zona yang lemah yang mudah mengalami
pelarutan dan erosi sehingga dengan adanya kekar dalam batuan proses pelarutan dan erosi berjalan intensif. 2.2.2. Faktor Kimiawi 1. Kondisi Kimia Batuan Corbel (1957 dalam Ritter, 1978) menyebutkan bahwa untuk membentuk topografi karst diperlukan sedikitnya 60% kalsit dalam batuan. Untuk perkembangan topografi karst yang baik diperlukan kurang lebih 90% kalsit dlam batuan tersebut, tetapi bila kandungan mineral kalsit lebih dari 95% (batugamping murni, misal kalk) maka batuan tersebut tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk pembentukan topografi kars. 2. Kondisi Kimia Media Pelarut Flint dan Skinner (1979) mengemukakan bahwa kalsit sangat sulit lartu dalam air murni, akan tetapi ia akan larut dalam air yang mengandung asam. Dialam, air hujan akan mengikat karbondioksida (CO2) dari udara dan dari tanah disekitarnya membentuk air /larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3). Larutan inilah yang akan melarutkan batugamping. Dengan demikian bahwa sifat kimiawi media pelarut sangat dipengaruhi oleh banyaknya karbondioksida yang diikatnya. 3. Faktor Biologis Humus diatas batuanmenyebabkan batuan dasar tersebut menadi anaerobik, sehingga air permukaan yang masuk sampai kebatuan dasar (sampai zona anaerob) tekanan parsial CO2nya bertambah besar sampai 10 kali lipat dibanding dengan saat dia beradadipermukaan. Karena tekanan parsial CO2 naik, maka kemampuan air untuk melarutkan batuan menjadi lebih tinggi. 4. Faktor Iklim dan Lingkungan Kondisi lingkungan yang mendukung pembentukan topografi kars adalah adanya lembah besar yang mengelilingi tempat yang tinggi, yang terdiri dari batuan mudah larut (batugamping) yang terkekarkan dengan intensif. Kondisi ini menyebabkan air tanah pada tempat yang tinggi dapat turun , menembus batugamping tersebut dan melarutkannya dengan bebas.
Selanjutnya air tanah tersebut msuk kedalam lembah sebagai air permukaan.
2.3. Proses Pembentukan Topografi Kars Von Engeln (1942) menyebutkan bahwa kondisi batuan yang menunjang terbentuknya topografi kars ada 4 , yaitu : - mudah larut dan berada dipermukaan atau dekat dengan permukaan - masif, tebal dan terkekarkan - berada pada daerah yang curah hujannya sedang sampai tinggi - Dikelilingi oleh lembah sehingga air permukaan dapat melalui rekahanrekahan yang ada pada batuan sambil melarutkannya 2.4 Bentuk-bentuk Konstruksional Bentuk konstruksional adalah bentuk topogrfi yang dibentuk oleh proses pelarutan batugamping atau pengendapan material karbonat yang dibawa oleh air. 2.4.1 Bentuk-bentuk topografi kars minor adalah : a. Lapies Merupakan bentuk tak rata pada permukaan batugamping akibat adanya proses pelarutan, penggerusan atau karena proses lain. b. Kars Split Adalah celah pelarutan yang terbentuk dipermukaan. Kars split sebenarnya merupakan perkembangan dari kars-runnel (solution
runnel). Bila jumlah kars runnel banyak dan saling berpotongan maka akan membentuk kars split (Srijono, 1984 dalam Widagdo, 1984). c. Parit Kars Adalah alur pada permukaan yang memanjang membentuk parit. Srijono (1984), mengemukakan bahwa parit kars ini merupakan kars split yang memajang sehingga membentuk parit kars. d. Palung Kars Adalah alur pada permukaan batuan yang besar dan lebar, dibentuk oleh proses pelarutan. Kedalamannya dapat mencapai lebih dari 50 cm. biasanya terbentuk pada permukaan batuan yang datar atau miring rendah dan dikontrol oleh struktur yang memanjang e. Speleothem Adalah hiasan yang terdapat didalam gua yang dihasilkan oleh endapan berwarna putih, bentuknya seperti tetesan air, mengkilat dan menonjol. Hiasan ini merupakan endapan CaCO3 yang mengalami presipitasi pada saat air tanah yang membawanya masuk kedalam gua (Sanders, J.E., 1981). f. Fitokars Adalah permukaan yang berlekuk-lekuk, dengan lubang-lubang yang saling berhubungan. Antara lubang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh tepi-tepi yang tajam, sehingga memberikan bentuk seperti bunga karang.
2.4.2 Bentuk-bentuk topografi kars mayor adalah : a. Surupan /doline/sinkhole Yaitu depresi tertutup hasil pelarutan denagn diameter mulai dari beberapa meter sampai beberapa kilometer, kedalamannya mencapai ratusan meter dan bentuknya dapat bundar atau lonjong (oval), (Twidale, 1967). b. Uvala
Adalah depresi tertutup yang besar, terdiri dari gabungan beberapa doline, lantai dasarnya tidak rata. Jenning (1967) dalam Ritter (1978), mengemukakan bahwa sebuah uvala terdiri dari 14 buah doline dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi c. Polje Depresi tertutup yang besar dengan lantai dasar dan dinding yang curam, bentuknya tidak teratur dan biasanya memanjang searah jurus perlapisan atau zona lemah structural. Pembentukannya dikontrol oleh litologi dan struktur dan mengalami pelebaran oleh proses korosi lateral pada saat ia terisi air (Riiter, 1979).
d. Jendela Kars Adalah lubang pada atap gua yang menghubungkan antara ruang dalam gua dengan udara diluar yang terbentuk karena atap gua tersebut runtuh, (Twidale, 1976). e. Lembah Kars (Kars Valley) Adalah lembah atau alur yang besar yang terdapat pada lahan kars.Lembah ini terbentuk oleh aliran air permukaan yang mengerosi batuan yang dilaluinya. f. Gua (Cave), yaitu serambi tau ruangan bawah tanah yang dapat dicapai dari permukaan dan cukup besar bila dimasuki oleh manusia (Sanders, 1981). g. Terowongan dan Jembatan Alam,
yaitu lorong bawah tanah yang terbentuk oleh pelarutan dan penggerusan air tanah atau oleh aliran bawah tanah (Von Engeln, 1942). Selanjutnya dikemukakan pula bahwa jembatan alam juga dapat terbentuk oleh proses pelautan saja. Apabila jembatan alam tersebut terbentuk oleh proses pelarutan batuan oleh air tanah maka disebut sebagai Jembatan Kars (Kars Briges).
2.5 Bentuk-bentuk Sisa Pelarutan Yang dimaksud dengan bentuk morfologi sisa pelarutan adalah morfologi yang terbentuk karena pelarutan dan erosi sudah berjalan sangat lanjut sehingga meninggalkan sisa yang khas untuk lahan kars. a. Kerucut Kars, yaitu bukit kars yang berbentuk kerucut, berlereng terjal dan dikelilingi oleh depresi yang biasanya disebut sebagai bintang (Ritter, 1978). b. Menara Kars, adalah bukit sisa pelarutan dan erosi berbentuk menara dengan lereng yang terjal, tegak atau menggantung, terpisah satu dengan yng lain dan dikelilingi oleh dataran alluvial (Ritter, 1978). Menurut Jenning (1971) dalam Ritter (1978) menara kars dan kerucut kars dibedakan dalam halc. Mogote, adalah bukit terjal yang merupakan sisa
pelarutan dan erosi, umumnya dikelilingi oleh dataran alluvial yang hampir rata (flat). Bentuknya kadang-kadang tidak simetri antara sisi yang mengarah kearah datangnya angin dengan sisi sebaliknya (Ritter, 1978)
Perhitungan morfometri dimaksudkan untuk menghitung %kelererengan dan beda tinggi suatu daerah berdasarkan klasifikasi yang sudah ditetapkan.
Klasifikasi Relief Datar Bergelombanglandai Bergelombang miring Berbukitbergelombang Berbukitterjal Pegunungansangatterjal Pegunungansangatcuram
2.1 Satuan Delineasi Bentang Alam Kars Rumus : d1,2,3,4,5=jarak/panjang pada peta h = n kontur x IK h = 5 12,5 = 62,5 d (sebnarnya )= d1,2,3,4,5 x skala sayatan
a. b. c. d. e.
d1 =0,6cm x 25000 = 15000cm= 150 m d2 = 0,4 cm x 25000 = 10000cm= 100 m d3 = 0,5 cm x 25000 = 12500cm = 125 m d4 = 0,5 cm x 25000 = 12500cm= 125 m d5 = 0,7 cm x 25000 = 17500cm= 175 m
-Klasifikasi daerah berbukit terjal(van zuidam,1983) Beda tinggi 630-439 = 191m Klsifikasi Daerah berbukit bergelombang(van zuidam,1983)
Jadi berdasarkan %lereng dan beda tinggi diatas daerah ini termasuk dalam klasifikasi daerah berbukit terjal sampai berbukit bergelombang (van zuidam ,1983)
sayatan
a. d1 =1,3cm x 25000 = 32500cm= 325 m b. d2 =1 cm x 25000 = 25000cm= 200 m c. d3 = 0,5 cm x 25000 = 12500cm = 125 m
= 28,38%
-Klasifikasi daerah Berbukit terjal(van zuidam,1983) Beda tinggi 556- 292 = 264 m -Klasifikasi daerah berbukit terjal (van zuidam,1983) Jadi berdasarkan %lereng dan beda tinggi daerah ini klasifikasi daerah berbukit terjal(van zuidam ,1983) termasuk dalam
10
BAB III PEMBAHASAN 4.1 Satuan Bentang Alam Kars Karst adalah suatu bentang alam yang tersusun dari batuan karbonat (CaCO3, MgCO3 atau campuran keduanya) yang telah mengalami proses pelarutan. Batuan karbonat terlarut oleh asam karbonat (H2CO3) yang terbentuk akibat interaksi air hujan dengan CO2 atmosferik maupun oleh CO2 biogenik, yang berasal dari sisa tanaman yang membusuk (humus) di atas permukaan tanah Sistem dinamis dari karst menyebabkan air meteorit (hujan dan salju) mengalir dibawah permukaan dikarenakan sifat batuannya yang mudah larut dibandingkan jika mengalir diatas permukaan seperti saluran saluran sungai. Di daerah batuan karst, aliran air mengalir mengikuti rongga-rongga yang terbentuk sebagai akibat pelarutan yang berkembang pada sistem rekahannya, air masuk dan keluar melalui tepi/ujung dari batuan yang mudah larut atau ketempat tempat yang lebih rendah. Sebagai
konsekuensi dari sifat tersebut maka hampir semua topografi karst sebagai gugusan bentangalam yang menjadikan air meteorit mengallir melalui rongga-rongga. Berdasarkan genesanya bentukan topografi kars yang ada di daerah Gunung kidul ini tak lepas dari pengaruh tektonik yang terjadi di pulau jawa bagian selatan yang terjadi puluhan ribu tahun yang lalu dimana terjadi pengangkatan terhadap bagian yang dulunya merupakan laut dangkal yang terdiri dari organism laut seperti batu karang dan lain lain sehingga
mebentuk sebuah daratan yang khas Pelarutan batuan karbonat ini akibat bercampurnya air hujan dengan karbon dioksida di udara yang jatuh menmbus zona-zona lemah dan zona struktural seperti kekar gerus sehingga bagian yang terkena kekar ini akan terus menerus terlarut meninggalkan sisi yang curam disampingya akibat tidak terlarut. Karena struktur bawah tanah lapisan karbonat yang mudah larut ini lah yang nantinya dapat membentuk aliran sungai bawah tanah berupa gua gua kars
11
Sebagai akibat proses pengangkatan, kawasan batugamping yang berkembang di bagian paling selatan dari Pegunungan Selatan, khususnya di wilayah Gunungkidul, dan Wonogiri, berkembang menjadi topografi karst dengan sistem drainase bawah tanahnya (subterranean drainage). Sementara itu, kenampakan platonya pun pada akhirnya berubah menjadi bukit-bukit kecil berbentuk kerucut (conical hillocks) yang dikenal dengan Gunung Sewu.. Di sisi selatannya, hantaman gelombang Samudera Hindia terusmenerus membentuk lereng-lereng terjal (cliff), yang di beberapa tempat diselingi oleh teluk-teluk yang sebagian terhubung dengan wilayah pedalaman melalui lembah-lembah kering. Pola pengaliran yang khas dari bentang alam kars ini disebut juga sink hole(multbasinal), adalah pola pengaliran yang tidak sempurna, kadang tampak kadang hilangyang disebut sebagai sungai bawah tanah. Porositas batuan yang besar sehingga air meteorit yang melewati daerah ini akan terserap kedalam dan merembes membuat celah celah akibat pelarutan dan terangkat
kemudain terlarut dan tertampung dibawah dimana kondisi batuan yang paling lemah reisitensinya. Litologi batuan pada bentang alam karsadalah batuan gamping . Untuk membentuk topografi karst diperlukan sedikitnya 60% kalsit dalam batuan. Untuk perkembangan topografi karst yang baik diperlukan kurang lebih 90% kalsit dlam batuan tersebut, tetapi bila kandungan mineral kalsit lebih dari 95% (batugamping murni, misal kalk) maka batuan tersebut tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk pembentukan topografi kars. Topografi kars yang dapat terbentuk pada kalk hanya lembah kering, lubang pelarutan (solution pits) dari lubang-lubang yang dangkal (swallows holes) atau bentuk minor yang terdapat dipermukaan lainnya (Twidale, 1976). Potensi positif dari adanya bentang alam kars ini yakni dapat dijadikan objek wisata berupa goa bawah tanah yang mengandung keindahan speleoterm dan juga pertambangan untuk kebutuhan manusia serta objek kajian studi geologi. Sedangkan potensi negative daerah kars adalah rawan
12
terjadi keruntuhan gua yang menyebabkan tertutupnya sumber air bawah tanah,selain itu daerah kars merupakan daerah yang sulit air karena air tersimpan hanya di daerah tertentu dimana terdapat aliran bawah tanah kars.
4.2 Satuan Delineasi Bentang Alm Struktural Berdasarkan perhitungan morfometri satuan bentang alam struktral
termasuk kedalam daerah berbukit terjal dengan rata rata %lereng 28,38%(van zuidam 1983). Sedangkan beda tinggi didapat 264m sehingga dimasukkan dalam kasifikasi daerah berbukit trejal (van zuidam 1983).Bentang alam structural ini merupakan kelanjutan dari daerah kars namun tidak mengandung batuan yang mudah larut. Untuk satuan delineasi kontur rapat yang dibuat pertama kali adalh membatasi daerah mana saja yang termasuk daerah strtural rapat dengan mewarnai satuan tersebut dengan pensil warna ungu tua pada kertas kalkir 1. Selanjutnya buat profik eksagrasi yang melewati 2 satuan delineasi tadi. Kemudian buat pola jalan dan pola aliran pada kertasa kalkir 2, warna biru tua untuk sungai besar dan biru muda untuk sungai keci dan merah untuk pola jalan. Setelah di warnai maka tampaklah unsure khas dari suatu struktur pada peta topografi untuk memperkuat data dibuatlah perhitungan morfometri berupa 5 sayatan yang melewati 5 garis konturdan dihitung berdasarkan klasifikasi van zuidam. Perbedaan bentang alam kars dan bentang lam struktural dapar dilihat dari kenampakan topografis yakni pola pengaliran dan bentuk topografi kars yang membentuk bukit bukit berdekatan diselingi kontur datar akibat pelarutan. Sedangkan kontur struktur rapat memiliki kontur yang menerus dari rapat ,,kurang rapat kemudian renggang secera teratur. Bentang alam ini memiliki proses geomorfik yang terjadi adalah erosi, transportasi dan pelapukan, namun yang paling dominan adalah proses erosi vertical akibat gaya gravitasi sehingga rawan pergerakan tanah yang menyebabkan longsor.
13
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan - Bentang alam kars termasuk ke dalam klasifikasi daerah berbukit terjal sampai berbukit bergelombang(van zuidam,1983) - Satuan delineasi bentang alam kars memiliki ciri yang khas seperti pola pengaliran yang multibasinal terdapaat dibawah permukaan tanah dan bentukan pada peta topografi berupa bukit bukit yang saling berdekatan akibat pelarutan batuan karbonat - Satuan bentang alam kars terbentuk akibat gaya tektonisme pengangkatan pada laut dangkal yang mencakup daerah yang cukup luas - Bentang alam structural memiliki struktur yang teratur dari rapat ,kurang rapat,dan renggang - Bentang alam structural termasuk ke dalam terjal(van zuidam,1983) klasifikasi daerah berbukit
4.2 Saran - Daerah satuan delineasi kars memiliki struktur tanah yang rapuh akibat pelarutan batuan karbonat terus menerus sehingga kawasan ini tidak baik untuk dibangun perumahan jangka panjang - Kawasan ini dibutuhkan alat yang dapat menahan keruntuhan gua sehingga tidak menggangu sumber air masyarakat yang kesulitan air yang berasal dari bawah tanah
14
DAFTAR PUSTAKA
Asisten Geomorfologi 2011. 2011. Panduan Praktikum Geomorfologi dan Geoogi Foto. Semarang : Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Noor,djauhari.2010.Proses-Proses Geologi.Bogor: Universitas pakuan http://www.geoenviron.blogspot.com html/geografi lingkungan tipe betang
alam kars di Indonesia( diakses tanggal 29 april 2013 pukul 21.09 WIB)
15
LAMPIRAN
16
POSTER
17