Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Pemicu 4 - Kelompok 8 - Kimia Fisika 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH PBL 4 KIMIA FISIKA

TEGANGAN PERMUKAAN, SURFAKTAN DAN EMULSI

Disusun oleh:
Agasta Prio Prasetyo/1306415926/2013
Danny Leonardi/1306403711/2013
Farhan Fathurrahman/1306446490/2013
Rayhan Hafidz Ibrahim/1306409362/2013

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2014

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................3

BAB II DASAR TEORI


Pertanyaan 1 .................................................................................................. 4
Pertanyaan 2 .................................................................................................. 4
Pertanyaan 3 .................................................................................................. 6
Pertanyaan 4 .................................................................................................. 7
Pertanyaan 5 .................................................................................................. 7

BAB III PEMBAHASAN ..........................................................8


Pertanyaan 1 .................................................................................................. 8
Pertanyaan 2 .................................................................................................. 13
Pertanyaan 3 .................................................................................................. 15
Pertanyaan 4 .................................................................................................. 23
Pertanyaan 5 .................................................................................................. 29

BAB IV KESIMPULAN ..............................................................32

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................33

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kimia fisika merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang membahas
mengenai pengaruh faktor-faktor fisika dalam reaksi kimia. Oleh karena itu,
keberadaannya sangat memberi guna bagi kehidupan manusia, karena dengan
merekayasa faktor fisika yang mendukung suatu reaksi atau proses, efisiensi
suatu reaksi dapat ditingkatkan lebih jauh dan lebih baik lagi.
Salah satu bahasan dalam kimia fisika adalah mengenai tegangan
permukaan, surfaktan, dan emulsi. Ketiga hal ini merupakan ilmu-ilmu dasar
yang digunakan di kehidupan sehari-hari. Dikarenakan manfaatnya yang
begitu besar, mahasiswa teknik kimia patut mempelajarinya. Selian itu,
diharapkan juga ilmu yang didapatkan dimanfaatkan dengan efisien dan
efektif dan dapat mengembangkannya lebih lanjut sehingga dapat lebih dapat
berguna lagi bagi kehidupan.

B. Definisi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka definisi masalah
diberikan sebagai berikut:
1. Definisi dan penjelasan tegangan permukaan.
2. Definisi dan tipe-tipe surfaktan.
3. Penggunaan surfaktan.
4. Definisi dan fungsi Hydrophilic Lipophilic Balance (HLB).
5. Definisi emulsi dan pengaruh kestabilan emulsi.

BAB II
DASAR TEORI
A. Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan adalah kecenderungan zat cair untuk merenggang
sehingga permukaannya seolah-olah dilapisi oleh suatu lapisan. Yang
menyebabkan adanya tegangan permukaan adalah gaya kohesi yang terjadi
pada suatu fluida. Setiap molekul dari suatu zat cair saling tarik-menarik dan
gaya tarik ini yang menyebabkan terbentuknya ikatan yang kuat antar molekul
zat cair tersebut.
Tegangan permukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya suhu,
jenis cairan, densitas, tekanan, dan konsentrasi zat terlarut. Jika cairan
memiliki molekul besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar.
salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah
massa jenis/ densitas (), semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan
muatan atau partikel-partiekl dari cairan tersebut. Kerapatan partikel ini
menyebabkan makin besarnya gaya yang diperlukan untuk memecahkan
permukaan cairan tersebut.
Tegangan permukaan air berbanding terbalik dengan suhunya. Jika suhu
air naik maka tegangan permukaannya semakin kecil. Hal ini disebabkan
karena semakin tinggi suhu, maka gaya antarmolekulnya akan semakin
melemah sehingga kerapatan molekul menjadi berkurang.

B. Teori Young-Laplace, Langmuir dan Freundlich


Persamaan Young-Laplace
Persamaan Young-Laplace menunjukkan bahwa perbedaan tekanan
menurun hingga nol bersamaan dengan jari-jari kelengkungan yang menjadi
tak terbatas. Rongga-rongga kecil memiliki jari-jari kelengkungan yang kecil,
sehingga perbedaan tekanan pada permukaan cukup besar.

Gambar 1. Pengaruh tekanan dalam permukaan melengkung pada jari-jari


permukaan, untuk dua nilai tegangan permukaan yang berbeda

Persamaan Isoterm Langmuir dan Freundlich


a. Adsorpsi Isoterm Freundlich
Freundlich memberikan pernyataan tentang variasi isotermis dari
adsorpsi jumlah gas terserap oleh unit massa adsorben padat dengan
tekanan tertentu. Persamaannya adalah

dimana, x adalah massa gas yang teradsorpsi pada massa m dari adsorben
di tekanan p dan k, n adalah konstanta yang nilainya bergantung pada
adsorben dan gas pada suhu tertentu

b. Adsorpsi Isoterm Langmuir


Langmuir mengutarakan pernyataan lain mengenai adsorpsi isotherm
yang menjelaskan variasi adsorpsi dengan tekanan. Berdasarkan teorinya,
dia menggambarkan hubungan antara jumlah situs aktif permukaan yang
mengalami adsorpsi dan tekanan.
Asumsi Langmuir yang mendasari teorinya ini adalah
1. Jumlah tetap situs kosong atau adsorpsi ada pada permukan padat
2. Semua situs kosong berukuran sama dan terbentuk pada permukaan
adsorben

3. Setiap situs dapat diisi maksimal satu molekul gas dan melepaskan
kalor dalam jumlah tetap selama prosesnya
4. Kesetimbangan dinamis ada antara molekul gas teradsorpsi dan
molekul gas bebas
5. Adsorpsi satu lapisan atau banyak lapisan
Persamaan Langmuir adalah

C. Sifat-Sifat Surfaktan dan Aplikasinya


Surfaktan
Surfaktan adalah senyawa kimia yang jika terdapat pada konsentrasi
rendah dalam sistem mempunyai sifat teradsorpsi pada permukaan antar muka
pada sistem tersebut yang molekul-molekulnya mempunyai dua ujung yang
berbeda interaksinya dengan air, yaitu ujung kepala yang suka terhadap air
dan ujung ekor yang tidak suka dengan air.
Jenis surfaktan yang biasanya digunakan pada produk-produk kosmetika
dan pangan adalah lemak/asam lemak yang berasal dari minyak kelapa, dan
saat ini seluruhnya diimpor dari negara lain. Surfaktan alkanolamida yang
berasal dari minyak kelapa contohnya coconut dietanolamida. Coconut
dietanolamida dimanfaatkan sebagai penstabil busa, bahan pendispersi, dan
viscosity builder pada produk-produk toiletries dan pembersih seperti shampo,
emulsifier, bubble bath, detergen bubuk dan cair, stabilizer skin conditioner
dan sebagainya. Bahkan, aplikasi surfaktan sangat luas, tak terbatas dalam
industri pembersih tapi juga pada industri cat, pangan, polimer, tekstil, dan
lain-lain.

CMC (Critical Micelle Concentration)


Konsentrasi kritis misel (CMC) merupakan suatu batas konsentrasi di
mana pada saat konsentrasi dari suatu surfaktan melebihi nilai ini,

pembentukan misel akan dimulai. Pada keadaan ini, penurunan tegangan


permukaan sebagai pengaruh dari surfaktan tersebut akan berhenti, atau
memiliki slope yang lebih kecil. Hal ini diakibatkan konsentrasi surfaktan
pada bagian interface dari pelarut dengan zat terlarut yang sudah penuh,
sehingga molekul-molekul surfaktan yang berlebih akan saling bergabung satu
sama lain membentuk misel.
D. Aplikasi Deterjen Sebagai Surfaktan
Deterjen merupakan salah satu jenis dari surfaktan yang banyak digunakan
dalam kehidupan manusia. Semua jenis sabun yang biasa digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari merupakan deterjen, yang juga merupakan surfaktan.
Seperti yang sudah diketahui bahwa fungsi utama deterjen adalah untuk
membersihkan suatu benda dari kotoran yang menempel. Hal ini disebabkan
oleh kandungan dari deterjen yang berupa senyawa sabun yang mampu
berinteraksi dengan zat polar maupun non polar. Deterjen menggunakan
surfaktan dengan nilai HLB yang tinggi, karena gugus hidrofilik yang lebih
dominan sehingga mudah larut dalam air dan memiliki kemampuan untuk
mengemulsi minyak atau zat non polar dalam air.

E. Emulsi
Emulsi merupakan campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase
terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran
yang terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di
dalam fasa

yang lain. Emulsi merupakan salah satu jenis koloid.

Emulsifier atau
kestabilan emulsi

zat

pengemulsi

minyak

dan

adalah
air.

zat

Umumnya

yang

dapat

menjaga

emulsifier merupakan

senyawa organik yang memiliki dua gugus yaitu polar dan nonpolar sehingga
kedua zat tersebut dapat bercampur.

BAB III
PEMBAHASAN
1. Pembahasan Part 1
Fenomena tegangan permukaan dapat diamati pada beberapa contoh
seperti nyamuk di atas permukaan air. Silet dan jarum terapung di atas
permukaan air, deterjen membasahi pakaian, alkohol dan antiseptik
membasahi permukaan luka, butir-butir tanah yang basah saling
menempel, tetesan air berbentuk bulat. Tegangan permukaan timbul
karena adanya gaya tarik-menarik molekul-molekul zat cair yang sejajar
permukaan.

Sebelum

fenomena

tegangan

permukaan

dipahami,

fisikawan menggambarkan permukaan air ditutupi dengan skin atau


kulit.

a. Apa yang menyebabkan fenomena seperti kulit/skinlike ini?


Jawab:
Fenomena ini dihasilkan oleh fenomena tegangan permukaan yang
disebabkan oleh danya gaya intermolekular pada suatu zat cair. Pada
permukaan suatu zat cair, resultan gaya yang terjadi ke arah kanan dan kiri.
Resultannya tidak sama dengan 0, sehingga permukaan cairan cenderung
memperkecil

permukaan

dengan

menarik

diri.

Hal

tersebut

menyebabkan suatu permukaan cairan seperti ditutupi oleh selaput elastis


tipis layaknya kulit.

b. Tuliskan sifat cairan! Apa yang dimaksud dengan tegangan permukaan ?


Tuliskan rumus tegangan permukaan! Sebutkan faktor apa saja yang
mempengaruhi tegangan permukaan!
Jawab:

Cairan memiliki suatu ukuran hambatan untuk mengalir yang disebut


dengan viskositas. Semakin besar viskositas, semakin lambat aliran
cairan.
Cairan memiliki ukuran gaya elastis pada permukaan cairan yang
disebut dengan tegangan permukaan. Tegangan permukaan cairan
adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk menarik permukaan
sebesar satu satuan luas (chang,2003)
Cairan memiliki gaya adhesi dan kohesi. Adhesi adalah gaya tarikmenarik antarmolekul yang tidak sejenis. Sedangkan kohesi adalah
gaya tarik-menarik antarmolekul cairan yang sejenis.

Tegangan

permukaan

adalah

kecenderungan

zat

cair

untuk

merenggang sehingga permukaannya seolah-olah dilapisi oleh suatu


lapisan. Yang menyebabkan adanya tegangan permukaan adalah gaya
kohesi yang terjadi pada suatu fluida. Setiap molekul dari suatu zat cair
saling tarik-menarik

dan

gaya

tarik

ini

yang menyebabkan

terbentuknya ikatan yang kuat antar molekul zat cair tersebut.

Tegangan permukaan (gama) merupakan didefinisikan sebagai


perbandingan antara gaya tegangan dengan panjang permukan tempat
gaya tersebut bekerja. Rumus fisikanya
=F/d
dengan = tegangan permukaan (N/m atay Dyne/cm) d = panjag
permukaan (m atau cm) dimana dilai d adalah = 2l

Besarnya tegangan permukaan diperngaruhi oleh beberapa faktor,


seperti jenis cairan, suhu, tekanan, massa jenis, konsentrasi zat terlarut,
dan kerapatan. Jika cairan memiliki molekul besar seperti air, maka
tegangan permukaannya juga besar. salah

satu

faktor

yang

mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah massa jenis/


densitas (), semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan
muatan atau partikel-partiekl dari cairan tersebut. Kerapatan partikel
ini menyebabkan makin besarnya gaya yang diperlukan untuk
memecahkan permukaan cairan tersebut. Hal ini karena partikel yang
rapat mempunyai gaya tarik menarik antar partikel yang kuat.

Sebaliknya cairan yang mempunyai densitas kecil akan mempunyai


tegangan permukaan yang kecil pula.

Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai


pengaruh terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan
adsorbsi pada permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut yang
ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan muka,
karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada
didalam larutan. Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam
larutan

menaikkan

tegangan

muka

mempunyai

konsentrasi

dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan.

Tegangan permukaan air berbanding terbalik dengan suhunya. Jika


suhu air naik maka tegangan permukaannya semakin kecil. Hal ini
disebabkan karena semakin tinggi suhu, maka gaya antarmolekulnya
akan semakin melemah sehingga kerapatan molekul menjadi
berkurang.

c. Apa hubungan antara intermolekular force dengan surface tension?


Jawab:
Intermolecular force dapat juga disebut sebagai gaya antarmolekul.
Apabila suatu zat cair memiliki gaya antarmolekul yang kuat maka akan
semakin rapat molekul tersebut. kerapatan molekul mempengaruhi gaya
yang diperlukan untuk memecahkan ikatan antarmolekl tersebut. dengan
kata lain tengangan permukaannya semakin kuat.

d. Sebutkan metode apa saja yang dapat digunakan untuk menentukan


tegangan permukaan dan jelaskan prisnsipnya!
Jawab:

Metode Kaplier

10

Bila suatu pipa kapiler dimasukkan kedalam cairan yang


membasahi dinding, maka cairan akan naik menuju pipa kapiler karena
adanya tegangan permukaan.Kenaikan cairan hingga tinggi tertentu
dapat terjadi kesetimbangan antara gaya ke atas dan ke bawah.
Gaya ke bawah:
h : tinggi permukaan
g : percepatan gravitasi
: berat jenis
r : jejari kapiler

Gaya ke atas:
: tegangan permukaan
: sudut kontak

Pada kesetimbangan, gaya ke bawah sama dengan gaya ke atas, maka:


F=F
=

Metode tersiometer Du-Nuoy


Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan
suatu cincin platina iridium yang diperlukan sebanding dengan
tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut.

Metode pendant drop


Metode ini hanya membutuhkan sejumlah kecil cairan dan bisa
dipakai untuk pengukuran pada kondisi yang sulit, misalkan pada suhu
tinggi atau pada bahan yang reaktif

e. Sebuah pipa kapiler dengan diameter 0,67mm dimasukkan ke dalam zat


cair yang mempunyai kerapatan 1,92 g/cm3. Bila kenaikan cairan dalam

11

kapiler 1,5 cm dan sudut kontak zat cair dengan dinding kapiler adalah
37o, hitung tegangan permukaan zat cair tersebut!
Jawab:
Diketahui:
d pipa = 0,67 mm = 0,67 x 10-3 m; = 1920 kg/m3; = 37o; h= 15 x 10-2 m
Ditanyakan: tegangan permukaan zat cair?

f. Kenaikan air dan benzena dalam kapiler yang sama masing-masing


adalah 9,9 dan 4,5 cm. Jika pada 20oC tegangan permukaan air 72,75
dyne.cm, kerapatan air dan benzena masing-masing adalah 0,9982 dan
0,8785 g/cm3, hitung tegangan permukaan benzena dan jari-jari pipa
kapiler!
Jawab:
Diketahui

; air = 998,2 kg/m3 ;

benzena = 878,5 kg/m3 ; h air = 9,9 x 10-2m ;


h benzena = 4,5 x 10-2m
Ditanyakan

:a) jari-jari kapiler b) tegangan permuakaan benzena

Asumsi nilai Cos = 1

12

2. Pembahasan Part 2
Jika surfaktan terakumulasi antarmuka, kelebihan permukaannya
positif, menunjukkan bahwa (

)T<0. Artinya, tegangan permukaan

menurun ketika zat terlarut terakumulasi di permukaan. Sebaliknya,jika


ketergantungan konsentrasi diketahui, maka kelebihan permukaan
dapat diprediksi dan digunakan untuk menyimpulkan area yang
digunakan oleh masing-masing molekul surfaktan di permukaan.
Tegangan permukaan dari serangkaian larutan akues pada surfaktan A
yang diukur pada 20oC, dengan hasil sebagai berikut:
[A]/(mol/dm3)

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

/(mN m-1)

72,8

70,2

67,7

65,1

62,8

59,8

antara

tegangan

a. Keseimbangan

permukaan

dan

gaya

eksternal

menentukan bentuk tetesan atau gelembung. Tuliskan persamaan YoungLaplace


Jawab:

b. Hitung konsentrasi kelebihan permukaan dari data soal diatas.


Jawab:
(

dengan sebagai konsentrasi permukaan atau konsentrasi berlebih dan C


sebagai konsentrasi. Dengan memasukkan data soal ke persamaan diatas,
didapat:
-3

-1

/(mN m )

(M)

0,1

70,2

4,635 x 10-4

0,2

67,7

4,457 x 10-4

[A]/(mol dm

13

0,3

65,1

4,635 x 10-4

0,4

62,8

4,1 x 10-4

0,5

59,8

5,348 x 10-4

Kemudian kelima nilai tersebut dirata-ratakan, sehingga didapatkan ratarata =

4,635 x 10-4 M.

c. Adsorpsi pada antarmuka cairan, ada yang menunjukkan adsorpsi positif


dan ada juga adsorpsi negatif. Jelaskan mengenai energi bebas
permukaan? Jelaskan pula tentang definisi adsorpsi positif dan adsorpsi
negatif, berikan contoh masing-masing?
Jawab:
Energi bebas permukaan

: Kerja yang harus dikeluarkan untuk

meningkatkan ukuran permukaan suatu fase


Adsorpsi positif

: Konsentrasi adsorbat lebih besar pada

permukaan dibandingkan konsentrasinya pada sebagian besar fase.


Contoh : Larutan KCl pekat dikocok dengan arang darah
Adsorpsi negatif

: Konsentrasi adsorbat lebih kecil pada

permukaan dibandingkan konsentrasinya pada sebagian besar fase.


Contoh : Larutan KCl encer dikocok dengan arang darah

d. Film permukaan satu molekul tebal disebut monolayer. Ketika monolayer


ditransfer ke solid support, itu disebut film Langmuir-Blodgett. Tuliskan
persamaan isotherm Langmuir dan Freundlich? Sebutkan perbedaan
diantaranya
Jawab:
Persamaan isotherm Langmuir:

Persamaan isotherm Freundlich:

14

Ada beberapa perbedaan diantara teori Langmuir dan Freundlich.


Diantaranya adalah bahwa Langmuir menggunakan teori sebagai dasarnya
sedangkan Freundlich menggunakan empiris. Selain itu Langmuir
memberikan cakupan permukaan sedangkan Freundlich memberikan
jumlah absorbat yang diserap per satuan massa dan memiliki fraksi
penyerapan.

3. Pembahasan Part 3
Sebuah proses untuk memproduksi minyak dari formasi bawah bumi
diperoleh dengan penggerak cairan dari sumur injeksi untuk sumur
produksi. Proses ini melibatkan penyuntikan melalui injeksi sumur ke
dalam formasi, larutan tannin sebagai sacrificial agent

untuk

menghambat pengendapan surfaktan dan/atau polimer pada matriks


waduk. Proses terbaik dilakukan dengan menyuntikkan tannin ke dalam
formasi melalui sumur injeksi di atas atau dicampur dengan polimer,
larutan surfaktan dan/atau dispersi misel. Campuran ini kemudian akan
diikuti dengan cairan penggerak seperti air untuk mendorong bahan
kimia untuk sumur produksi. Produksi ini adalah salah satu metode EOR
(Enhanced Oil Recovery).

a. Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu wetting agent,


emulsifying agent, dan solublizing agent. Tuliskan definisi surfaktan! Apa
tujuan penggunaan surfaktan? Jelaskan dan juga terangkan masingmasing golongan surfaktan tersebut!
Jawab:

15

Surfaktan adalah senyawa kimia yang jika terdapat pada konsentrasi


rendah dalam sistem mempunyai sifat teradsorpsi pada permukaan
antar

muka

pada

sistem

tersebut

yang

molekul-molekulnya

mempunyai dua ujung yang berbeda interaksinya dengan air, yaitu


ujung kepala yang suka terhadap air dan ujung ekor yang tidak suka
dengan air.

Tujuan dari penggunaan surfaktan dalah meningkatkan niali emulsi


dengan cara menurunkan tegangan permukaan.

Wetting agent: Suatu senyawa yang dapat digunakan untuk


menurunkan tegangan permukaaan sehingga suatu zat cair dapat
berpencar lebih mudah.

Emulsifying agent: Suatu senyawa yang menjadi penutup suatu


partikel fasa terdispersi dan mencegah koagulasi.

Solublizing agent: senyawa yang digunakan untuk meningkatkan


adhesi dari dua cairan yang tidak dapat bersatu dengan menurunkan
tegaangan permukaannya sehingga kelarutan meningkat.

b. Sebutkan 4 jenis klasifikasi surfaktan berdasarkan muatannya dan


jelaskan untuk masing-masing serta berikan contoh! Carilah dan
tunjukkan salah satu penggunaan surfaktan dengan audio/video!
Jawab:

Surfaktan anionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada


suatu anion. Surfaktan ini membentuk kelompok surfaktan yang paling
besar dari jumlahnya. Sifat hidroliknya berasal dari bagian kepala
ionik yang biasanya merupakan gugus sulfat atau sulfonat. Pada kasus
ini, gugus hidrofob diikat ke bagian hidrofil dengan ikatan C-O-S yang
labil, yang mudah dihidrolisis. Beberapa contoh dari surfaktan anionik
adalah linier alkilbenzen sulfonat (LAS), alkohol sulfat (AS), alpha
olefin sulfonat (AOS) dan parafin atau secondary alkane sulfonat
(SAS).
o Natrium dodekil sulfonat : C12H23CH2SO3-Na+
o Natrium dodekil benzensulfonat : C12H25ArSO3-Na+

16

Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada


suatu kation. Contohnya garam alkil trimethil ammonium, garam
dialkil-dimethil

ammonium

dan

garam

alkil

dimethil

benzil

ammonium.
o C12H25Cl+ N(CH3)3 [C12H25N-(CH3)3]+Cl

Surfaktan nonionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak


bermuatan. Surfaktan sejenis ini tidak berdisosiasi dalam air, tetapi
bergantung pada struktur (bukan keadaan ion-nya) untuk mengubah
hidrofilitas yang membuat zat tersebut larut dalam air. Surfaktan
nonionik biasanya digunakan bersama-sama dengan surfaktan aniomik.
Jenis ini hampir semuanya merupakan senyawa turunanpoliglikol,
alkiloamida atau ester-ester dari polihidroksi alkohol. Contohnya ester
gliserin asam lemak, ester sorbitan asam lemak, ester sukrosa asam
lemak, polietilena alkil amina, glukamina, alkil poliglukosida, mono
alkanol amina, dialkanol amina dan alkil amina oksida.
o Pentaeritritit palmitat : CH3(CH2)14COO-CH2- C(CH2OH)3
o Polioksietilendodekileter : C12H25-O-(CH2-CH2O)2H

Surfaktan amfoter yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai


muatan positif dan negatif. Contohnya surfaktan yang mengandung
asam amino, betain, fosfobetain.Surfaktan pada umumnya disintesis
dari turunan minyak bumi, seperti linier alkilbensen sulfonat (LAS),
alkil sulfonat (AS), alkil etoksilat (AE) dan alkil etoksilat sulfat
(AES)Surfaktan dari turunan minyak bumi dan gas alam ini dapat
menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan, karena surfaktan ini
setelah digunakan akan menjadi limbah yang sukar terdegradasi.
Disamping itu, minyak bumi yang digunakan merupakan sumber
bahan baku yang tidak dapat diperbaharui. Masalah inilah yang
menyebabkan banyak pihak mencari alternatif surfaktan yang mudah
terdegradasi dan berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui

17

c. Salah satu sifat surfaktan adalah mengalami agregasi spontan dalam air
dan membentuk tipe struktur agregasi seperti misel, silinder, bilayer dll
seperti pada Gambar dibawah ini. Dapatkah anda jelaskan kenapa
surfaktan dapat membentuk berbagai tipe struktur seperti dibawah ini?
Sebutkan faktor-faktor penting sebagai penentu tersebut?
Jawab:
Surfaktan memiliki sifat mengalami agregasi spontan dalam air dan
kemudian membentuk struktur seperti misel, silinder, bilayer. Struktur ini
juga dinamakan koloid asosiasi. Ketika sodium dodecylsulfate (SDS)
ditambahkan

ke

air,

pada

konsentrasi

rendah,

anion

molekul

dodecylsulfate terlarut sebagai individual ion. Dikarenakan adanya rantai


karbon, SDS cenderung mengadsorb pada interface udara-air dengan rantai
hidrokarbon mengarah ke fase uap. Tegangan permukaan turun dengan
meningkatnya konsentrasi SDS. Pada konsentrasi tertentu (konsentrasi
kritis misel (CMC)), penurunan akan berhenti dan diatas CMC (dalam air
CMC SDS 8,3 mM) tegangan permukaan konstan.
Pada konsentrasi dibawah CMC surfaktan, senyawa hidrofobik kurang
terlarut. Pada CMC, senyawa ini mulai larut dalam larutan ion.
Kemampuan ini meningkat dengan semakin meningkatnya konsentrasi
surfaktan. Penjelasan atas hal ini adalah diatas CMC, surfaktan secara
spontan teragregasi membentuk misel. Rantai hidrokarbon berkumpul
didalam agregat dan kepala polar mengarah ke fase larutan. Hasilnya
adalah objek spheris tersusun atas 30-100 molekul surfaktan dengan fase
minyak dibagian dalam.

Gambar 2

18

Misel terbentuk karena 2 faktor yang saling berkompetisi, yaitu:


1. Pemindahan rantai hidrokarbon menjauhi air ke interior oil-like
mendorong miselisasi. Ini utamanya akibat efek entropi disebut
juga efek hidrofobik. Terbentuk misel dari molekul surfaktan
mendorong penurunan entropi surfaktan namun air mengalami
kenaikan entropi jauh lebih besar. Saat rantai hidrokarbon belum
teragregasi, air relatif berentropi rendah, namun saat rantai
hidrokarbon

tersembunyi

didalam

misel,

air

mengalami

peningkatan entropi secara drastis.


2. Tolak menolak antar gugus kepala polar saat mereka saling
mendekat menghalangi proses agregasi. Gugus kepala harus
mengalami dehidrasi jika ingin mendekat satu sama lain, hal ini
memicu tolakan hidrasi.

Struktur Agregat Surfaktan


Surfaktan tak hanya beragregasi membentuk misel spheris, tapi juga
silinder, bilayer dan misel terbalik. Tipe struktur agregasi yang terbentuk
akan tergantung pada faktor-faktor berbeda. Faktor yang terpenting disebut
parameter surfaktan atau disebut juga packing ratio.

NS

VC
LC A

VC merupakan volume bagian hidrofobik surfaktan dan LC adalah panjang


rantai hidrokarbon, sedangkan A adalah efektif area per kepala gugus.
Misel spheris terbentuk pada NS 0,33 contohnya SDS dengan jumlah
agregasi 56 dan jari-jari interior hidrofobik 1,7 nm dan efektive head
group area 0,62 nm2. Sedangkan, misel silindris (rod-like) terbentuk saat
NS 0,5. Ujung silinder tertutup oleh hemisphere untuk mencegah
exposure interior hidrokarbon oleh air. Walau diameter silinder ditentukan
oleh panjang surfaktan, misel silindris biasanya polidispersi karena
silinder dapat tumbuh lebih panjang dengan menggabungkan lebih banyak
surfaktan.

19

Bilayer lebih mudah terbentuk pada NS = 0,5-1. Lipid yang


membentuk bilayer tidak dapat tersusun membentuk miselar atau struktur
silindris karena small head group area dan karena rantai alkil terlalu bulky
untuk fit kedalam misel. Agar lipid bilayer terbentuk, untuk head group
area A dan rantai alkil LC yang sama, rantai harus memiliki volume dua
kali lipat. Atas alasan ini lipid dengan 2 rantai alkil berkemungkinan besar
membentuk bilayer. Contohnya adalah phospholipid rantai ganda seperti
phophatidyl choline atau phophatidyl ethanolamine. Lipid dengan
parameter surfaktan sedikit dibawah 1 cenderung membentuk bilayer
fleksibel atau vesicles. Lipid dengan NS = 1 membentuk bilayer real planar.
d. Misel terbentuk ketika mencapai konsentrasi tertentu. APa yang dimaksud
dengan Konsentrasi Kritis Misel (CMC)? Apa yang dapat anda terangkan
dengan mengamati grafik di bawah ini?
Jawab:
Seperti yang sudah diketahui, bahwa surfaktan merupakan suatu bahan
yang dapat mengurangi tegangan permukaan antara dua jenis zat cair,
seperti antara minyak dan air. Surfaktan memiliki bentuk amfifilik, atau
memiliki 1 ujung hidrofilik yang dapat berinteraksi dengan zat polar, dan
ujung lain yang bersifat hidrofobik yang dapat berinteraksi dengan zat
nonpolar. Keberadaan surfaktan memungkinkan suatu pembentukan koloid
antara 2 zat dengan kepolaran yang berbeda. Namun, bila konsentrasi
suatu surfaktan terus ditambahkan, maka akan terjadi apa yang disebut
dengan pembentukan misel.
Misel merupakan suatu agregat (gumpalan) dari surfaktan yang
terdispersi dalam suatu koloid. Bentukan misel yang umum biasanya
berupa susunan atom surfaktan di mana bagian hidrofilik mengalami
kontak dengan pelarut, sedangkan bagian hidrofobik terkumpul pada
bagian tengah misel. Bentuk dari suatu misel dapat berupa bola, elips, atau
berbentuk bilayer. Bentuk-bentuk ini dipengaruhi oleh panjang rantai
hidrofobik (nonpolar), sifat dan besar dari bagian hidrofilik (polar),
keasaman dari larutan, temperatur, dan juga keberadaan garam pada

20

larutan. Peristiwa pembentukan misel ini disebut dengan miselisasi. Proses


miselisasi sangat ditentukan oleh 2 faktor; kecenderungan dari rantai
hidrofobik untuk menolak/meghindari kontak dengan air, dan penolakan
antar bagian polar dari surfaktan (yang merupakan faktor penghambat
pembentukan misel).

Gambar 3. Contoh gambaran dari Misel; warna oranye menunjukkan bagian


polar, dan warna biru muda menunjukkan bagian non polar

Misel akan terbentuk bila konsentrasi dari surfaktan ditambahkan


sedemikian rupa, sehingga melebihi suatu batas yang disebut critical
micelle concentration (CMC). Bila konsentrasi surfaktan melewati batas
ini, maka pengaruh pengurangan tegangan permukaan yang biasanya
diberikan oleh misel akan menjadi konstan (tidak berubah) atau memiliki
slope yang lebih landai. Nilai CMC juga dapat dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti temperatur, dan keberadaan elektrolit. Adanya kenaikan
temperatur akan meningkatkan nilai CMC akibat energi kinetik molekul
yang meningkat dan sulit berkumpul membentuk misel. Lalu, kenaikan
konsntrasi elektrolit akan menurunkan nilai CMC akibat interaksi polar
yang makin sering dan kuat, sehingga mempercepat pembentukan misel.

21

Gambar 4. Grafik Tegangan Permukaan


vs Konsentrasi saat melewati CMC

Pembentukan misel memiliki banyak kegunaan dalam bidang industri


dan biologi untuk kemampuannya dalam melarutkan dan menggerakkan
zat-zat non polar melalui medium polar (seperti air), atau untuk membawa
molekul-molekul obat-obatan yang biasanya sukar larut dalam air. Hal ini
dapat terjadi akibat molekul-molekul yang bersangkutan terkurung dalam
rongga dalam misel (yang berisi rantai nonpolar), sehingga dapat terbawa
dalam medium polar. Contoh dari peristiwa ini termasuk keberadaan
lemak dalam air pada susu akibat pengemulsi (emulsifier) berupa protein.
Rantai hidrofobik dari protein ini akan bergabung dan membentuk bagian
dalam dari misel, dan membawa molekul-molekul lemak pada saat yang
bersamaan, sedangkan bagian polarnya akan mengalami kontak dengan
pelarut (air), sehingga lemak dapat terdispersi dalam air dan membentuk
sistem koloid.

e. Pada proses diatas untuk recovery of oil dan formasi bawah tanah
menggunakan metode chemistry flooding berbasis tanin.

Sebutkan sumber utama bahan tannin sesuai dengan referensi!

Dapatkan Anda menuliskan struktur tannin? Tuliskan strukturnya

secara umum!

Menurut Anda, kenapa material tannin dapat digunakan sebagai

bahan aktif dalam oil recovery process?


Jawab:

22

Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tumbuhan, seperti

pada daun, buah yang belum matang, batang dan kulit kayu.

Berikut merupakan struktur Gallotannin, salah satu jenis tannin:

Gambar 5. Struktur Gallotannin, salah satu jenis Tannin (Gambar


didapatkan melalui ChemDraw)

Tannin dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam oil recovery

process sebagai surfaktan yang merupakan solusi untuk menguras isi


sumur minyak tua. Surfaktan diinjeksikan ke dalam reservoir untuk
menurunkan tegangan antarmuka antara minyak dan air, sehingga mampu
membawa minyak yang berada pada pori batuan ke sumur produksi. Hal
tersebut dikarenakan surfaktan memiliki molekul yang bersifat ganda,
yaitu memiliki gugus hidrofilik (suka air) sekaligus lipofilik (suka minyak
atau lemak), sehingga dapat menyatukan campuran yang terdiri atas air
dan minyak, juga merenggangkan tegangan permukaan keduanya. Sifatnya
rangkap inilah yang menyebabkan tannin sebagai surfaktan dapat diserap
pada antarmuka udara air, minyak air dan zat padat.

4. Pembahasan Part 4
Semua deterjen adalah sabun. Deterjen adalah surfaktan. Semua
sabun tiadk terbuat dari ester sederhana, tapi terbuat dari ester
kompleks.

Pencampuran

surfaktan

umumnya

digunakan

untuk

23

mendapat sifat emulsifikasi yang diininkan. Surfaktan amphiphilic


ditentukan dengan Hydrophilic-Lipophilic Balance (HLB). Nilai HLB
berkisar dari 0 40. Dimana HLB hidrofilik adalah 40 dan hidrofobik
adalah 0

a. Bagaimana cara membuat sabun? Bagaimana konsep sabun dapat


membersihkan, tuliskan tahapan proses yang berhubungan dengan
tegangan permukaan, surfaktan, dan misel?
Jawab:
Secara sederhana, suatu senyawa sabun dapat dibuat dengan reaksi
saponifikasi (reaksi pembuatan sabun). Reaksi ini melibatkan reaktan
berupa suatu senyawa ester (seperti lemak) dengan basa kuat untuk
menghasilkan suatu garam dari ester yang bersangkutan (yang nantinya
menjadi senyawa sabun) dan senyawa alkohol. Berikut merupakan contoh
reaksinya.

Gambar 6. Contoh Reaksi Saponifikasi antara Trigliserida dengan NaOH

Secara garis besar, kotoran secara umum terdiri atas senyawa non polar
(contoh: noda lemak pada piring, daki pada tubuh, dan lain-lain). Dengan
adanya sabun, senyawa-senyawa non polar tersebut dapat ikut terlarutkan
dalam air yang bersifat polar. Struktur senyawa sabun yang sederhana
merupakan paduan antara bagian hidrofobik (biasanya berupa rantai
hidrokarbon, yang berfungsi untuk melakukan interaksi dengan zat-zat non
polar), dan bagian hidrofilik (berupa suatu bagian/sektor yang berbentuk
ion atau memiliki keelektronegatifan tinggi, yang berfungsi untuk
melakukan interaksi dengan zat-zat polar). Salah satu contoh senyawa

24

seperti ini adalah natrium stearat. Namun selain itu, masih terdapat banyak
senyawa jenis lain yang dapat berperan sebagai sabun.
Suatu senyawa sabun dapat bekerja dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
i. Menjalankan fungsinya sebagai surfaktan, yaitu dengan mengurangi
tegangan permukaan dari air. Pada kondisi normal, molekul-molekul
air memiliki suatu kecenderungan untuk membentuk suatu lapisan
pada batas antarfasa (interface), seperti antara air dengan udara atau
dengan zat non polar, akibat gaya kohesif yang lebih kuat pada
permukaan air. Hal ini menyebabkan sulitnya interaksi antara air
dengan zat non polar. Keberadaan senyawa sabun dapat mengurangi
tegangan

permukaan

dari

air,

sehingga

dapat

mengurangi

kecenderungannya untuk menarik dirinya sendiri (kohesi) dan dapat


dengan lebih mudah berinteraksi dengan senyawa yang memiliki
kepolaran yang berbeda, seperti minyak. Efek nyata yang terlihat
adalah dengan terpecahnya bulir-bulir minyak pada air yang awalnya
berukuran besar menjadi lebih kecil (terdispersi).
ii. Bila konsentrasi dari sabun melebihi nilai CMC, maka akan terbentuk
misel-misel yang mampu mengurung senyawa-senyawa non polar di
dalamnya. Hal ini disebabkan bagian dalam dari misel terdiri atas
rantai-rantai hidrofobik, sehingga mampu membawa sebagian senyawa
non polar ke dalamnya. Dengan demikian, zat-zat non polar dapat
terbawa dalam air dan dapat dibersihkan.

b. Apakah yang terdapat dalam deterjen? Bahan kimia apa sajakah? Apa
fungsi bahan kimia tersebut?
Jawab:
Komposisi dari suatu deterjen dapat dibagi secara garis besar menjadi
4, yaitu sebagai berikut:
i. Surfaktan. Keberadaan surfaktan dalam deterjen merupakan komponen
utama yang berfungsi sebagai pengangkat/pelarut kotoran yang
terdapat pada objek pencucian, di mana kotoran secara garis besar
25

merupakan zat-zat non polar (seperti lemak). Surfakan yang ada akan
mengangkat

kotoran

tersebut

dengan

berkurangnya

tegangan

permukaan, dan mengurungnya dalam misel sehingga dapat terbawa


oleh air. Berdasarkan sifat kimia dari surfaktan yang ada, surfaktan
dalam deterjen dapat dibagi menjadi 4, yaitu:
a) Surfaktan anionik. Surfaktan jenis ini akan membentuk ion negatif
dalam air sebagai gugus hidrofiliknya (contoh: C8-10 alkil sulfat).
b) Surfaktan kationik. Surfaktan jenis ini akan membentuk ion positif
dalam

air

sebagai

gugus

hidrofiliknya.

(contoh:

C8-16

benzildimetil ammonium kuartener).


c) Surfaktan amfoterik. Surfaktan jenis ini memiliki kemampuan
untuk mengubah ion yang dibentuk oleh surfaktan melalui
mekanisme ion zwitter, sehingga dapat berubah dari anionik
menjadi kationik seiring dengan berubahnya pH larutan. (contoh:
C12-14 alkil amidopropil amina oksida).
d) Surfaktan non-ionik. Surfaktan jenis ini tidak membentuk ion
dalam air, namun memiliki gugus polar yang berfungsi sebagai
gugus hidrofilik. (contoh: C8-11 alkohol).

ii. Builder. Keberadaan builder dalam surfaktan berfungsi untuk


meningkatkan efisiensi pencucian dengan menon-aktifkan mineral
penyebab kesadahan air. Mineral penyebab kesadahan air ini meliputi
ion Ca2+ dan Mg2+, di mana keberadaan ion-ion ini dapat
mengendapkan ion dari surfaktan, sehingga molekul surfaktan tersebut
menjadi tidak dapat digunakan lagi. Keberadaan builder akan
mengendapkan ion-ion tersebut, sehingga jumlah urfaktan yang aktif
dapat lebih dioptimalkan. (contoh: natrium tripolifosfat, etilen diamin
tetra asetat (EDTA)).

iii. Filler. Senyawa filler berfungsi sebagai penambah kuantitas dari sabun
(dalam bentuk busa), namun tidak meningkatkan daya pencuci dari
sabun itu sendiri (contoh: sodium laureth sulfat).

26

iv. Aditif. Senyawa aditif dapat berupa pengharum, pewarna, dan lain
sebagainya, dengan fungsi yang bervariasi. Terkadang, penambahan
aditif tidak mempengaruhi daya cuci suatu sabun secara langsung,
namun beberapa senyawa aditif dapat memberi dampak tambahan pada
sabun yang bersangkutan, sehingga penambahan aditif jenis ini
dispesialisasikan pada produk tertentu saja (contoh: kandungan asam
salisilat pada sabun wajah untuk mengurangi/membantu melawan
munculnya jerawat).

c. Jelaskan tentang HLB dan apa fungsi HLB?


Jawab:
Dalam melihat kemampuan suatu jenis surfaktan untuk melarutkan zat
non polar (seperti lemak) dalam air, terdapat suatu istilah yang bernama
HLB (hydrophilic - lipophilic balance). HLB merupakan suatu pernyataan
empiris yang menyatakan hubungan antara gugus hidrofobik dan hidrofilik
pada suatu surfaktan. Fungsi dari HLB sendiri adalah untuk mengetahui
jenis surfaktan yang cocok untuk melarutkan zat non polar dalam pelarut
polar atau sebaliknya. Bila suatu surfaktan memiliki nilai HLB yang
rendah, maka dapat dikatakan bahwa surfaktan tersebut bersifat lipofilik
(dapat larut dalam minyak), sehingga dapat digunakan sebagai pengemulsi
water-in-oil. Sebaliknya, bila surfaktan memiliki nilai HLB tinggi, maka
surfaktan tersebut bersifat hidrofilik (larut dalam air), dan merupakan jenis
surfaktan yang dipakai sebagai deterjen atau sabun. Nilai HLB dari suatu
senyawa surfaktan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

d. Mengapa anti-foaming atau emulsifier water-in-oil (W/O) menggunakan


surfaktan low-HLB dan mengapa deterjen menggunakan surfaktan hiHLB?

27

Jawab:
Kelarutan suatu surfaktan dalam pelarut ditentukan oleh gugus yang
dominan dalam surfaktan tersebut. Surfaktan dengan nilai HLB yang
rendah menandakan kemampuannya untuk larut dalam minyak (lipofilik)
dan melarutkan zat polar di dalamnya. Hal ini disebabkan oleh gugus
hidrofobik yang lebih dominan dari gugus hidrofiliknya. Sebaliknya,
surfaktan dengan nilai HLB yang tinggi menandakan kemampuannya
untuk larut dalam air (hidrofilik) dan melarutkan zat non polar di
dalamnya, karena gugus hidrofilik yang lebih dominan daripada gugus
hidrofobiknya. Dalam konteks ini, dominansi dari sifat suatu gugus akan
mempengaruhi kecenderungannya untuk larut dalam pelarut polar atau non
polar. Namun, meskipun salah satu gugus dalam surfaktan memiliki sifat
lebih dominan sehingga dapat larut dalam pelarut yang bersangkutan,
surfaktan tersebut masih dapat mengemulsikan zat dengan kepolaran yang
berlawanan di dalam pelarut tersebut.
Dalam hal ini, surfaktan hi-HLB digunakan sebagai deterjen karena
gugus hidrofilik yang lebih dominan, sehingga lebih mudah larut dalam air,
namun mampu melarutkan zat non polar di dalamnya. Sebaliknya,
surfaktan low-HLB digunakan sebagai pengemulsi water-in-oil (W/O),
karena gugus hidrofobik yang lebih dominan, sehingga lebih mudah larut
dalam minyak, namun mampu melarutkan zat polar di dalamnya. Berikut
merupakan contoh gambarannya.

Gambar 7. Contoh Gambaran a) Surfaktan hi-HLB dan b) Surfaktan low-HLB

28

5. Pembahasan Part 5
Makroemulsi terpenting adalah emulsi air dalam minyak (W/O) dan
emulsi minyak dalam air (O/W). Pada emulsi O/W, air membentuk fase
kontinyu yang mendispersikan tetes minyak, seperti susu. Makroemulsi
pada besaran panjang gelombang sinar tampak 0,5 10 m. Biasanya
buram (tidak tembus cahaya) karena tetes-tetesnya cukup besar untuk
menghamburkan (scatter) sinar. Hal ini menjadi alasan kenapa susu tiap
butir lemak (Globula) dikelilingi oleh selaput protein yang dapat
memelihara kestabilan emulsi. Globula ini menentukan proses pemisahan
susu, pembuatan keju dan penggumpalan susu.

a. Jelaskan apa itu emulsi dan emulsifier? Sebutkan faktor-faktor yang


mempengaruhi kestabilan emulsi!
Jawab:

Emulsi:
Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase
terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu
campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan
satu bahan tersebar di dalam fasa yang lain. Emulsi juga merupakan
salah satu jenis koloid.

Jenis-jenis emulsi adalah:


1. Emulsi gas (Aerosol). Contoh: kabut (fog)
2. Emulsi cair. Contoh: susu, santan, minyak ikan
3. Emulsi padat. Contoh: jeli, gel, mutiara

Emulsifier:
Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu
menjaga

kestabilan emulsi

minyak

dan

air.

Umumnya emulsifier merupakan senyawa organik yang memiliki dua


gugus, baik yang polar maupun nonpolar sehingga kedua zat tersebut
dapat

bercampur. Gugus

nonpolar

emulsifier

akan

29

mengikat minyak (partikel minyak dikelilingi) sedangkan air akan


terikat kuat oleh gugus polar pengemulsi tersebut. Bagian polar
kemudian akan terionisasi menjadi bermuatan negatif, hal ini
menyebabkan minyak juga menjadi bermuatan negatif. Partikel minyak
kemudian akan tolak-menolak sehingga dua zat yang pada awalnya
tidak dapat larut tersebut kemudian menjadi stabil. Salah satu contoh
pengemulsi yaitu sabun yang merupakan garam karboksilat

Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi:


1. Tegangan antarmuka.
2. Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan antarmuka.
3. Tolakkan listrik double layer.
4. Relatifitas phase pendispersi.
5. Viskositas.

b. Bagaimana cara mengukur kestabilan emulsi? Jelaskan secara singkat!


Jawab:
Terdapat 2 cara pengujian emulsi, yaitu:
1. Viskositas
Viskositas merupakan suatu sifat yang berhubungan rat dengan hambatan
untuk mengalir. Viskositas berguna untuk menentukan stabilitas fisik
emulsi. Alat

yang digunakan untuk mngukur viskositas adalah

viscometer.

2. Bobot Jenis
Bobot jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis satuan benda, maka semakin besar pula massa
setiap volumenya.

c. Makroemulsi dikenal bersifat stabil, apakah makroemulsi mempunyai


kecenderungan memisah menjadi 2 fase? Kalau jawabannya ya, mengapa
hal ini dapat terjadi? Apa yang Anda ketahui tentang demulsifikasi?

30

Jawab:
Makroemulsi adalah emulsi dengan ukuran partikel (0,1-50) m.
Secara termodinamika ada 2 tipe emulsi: emulsi yang stabil secara
termodinamika disebut mikroemulsi dan emulsi yang metastabil (tidak
stabil) dinamakan makroemulsi. Makroemulsi punya kecenderungan
memisah menjadi 2 fase, hal ini disebut demulsifikasi. Demulsifikasi bisa
sangat

lambat

sehingga

seolah-olah

makromulsi

bersifat

stabil.

Makroemulsi bersifat kurang stabil dan dapat terpisah menjadi 2 fase.


Demulsifikasi adalah perusakan kestabilan emulsi cair pada saat terjadi
pemanasan, proses sentrifugasi, pendinginan, penambahan elektrolit, dan
perusakan zat pengemulsi.

d. Apa penyebab susu berwarna putih?


Jawab:
Susu mengandung laktosa yang cukup besar. Beberapa kandungan di
dalam susu sapi antara lain adalah laktosa 5%, lemak 3,7%, dan protein
3,5%. Protein yang biasanya ditemukan pada susu adalah Kasein yang
kaya akan kalsium. Protein tersebut adalah kombinasi antara lemak dan
kasein yang memberikan warna pada susu. Cahaya alami yang terdapat
pada susu berasal dari kasein dan lemak, dan kedua nutrisi ini memberikan
warna putih pada susu. Panjang gelombang yang mampu dilihat manusia
sangat mempengaruhi tampilan warna yang dilihat mata. Beberapa lemak
dan kasein diketahui memantulkan berbagai panjang gelombang tertentu.
Hal ini menjadi alasan kenapa susu berwarna putih. Susu tersusun atas air
dimana tetes minyak terdispersi didalamnya. Susu yang merupakan
makroemulsi biasanya buram (tak tembus cahaya) karena tetes-tetesnya
cukup besar untuk menghamburkan (scatter) sinar.

31

BAB IV
KESIMPULAN

Tegangan permukaan adalah kecenderungan zat cair untuk merenggang


sehingga permukaannya seolah-olah dilapisi oleh suatu lapisan

Tegangan permukaan dipengaruhi oleh suhu, densitas, tekanan, konsentrasi zat


terlarut, dan jenis cairan

Beberapa metode penentuan tegangan permukaan adalah dengan metode pipa


kapiler, tersiometer Du-Nuoy, dan pendant drop

Surfaktan adalah senyawa yang digunakan untuk menurunkan tegangan


permukaan

Jenis surfaktan adalah surfaktan anionik, kationik, nonionik, dan amfoter


Deterjen merupakan salah satu jenis surfaktan, dapat mengurangi tegangan
permukaan antara air dan kotoran, dan mengemulsikannya dalam air melalui
pembentukan misel

Deterjen merupakan jenis surfaktan yang memiliki nilai HLB tinggi (hi-HLB),
sehingga cenderung lebih mudah untuk larut dalam air dan mengemulsikan
molekul non polar dalam air

Emulsi merupakan salah satu jenis koloid


Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga
kestabilan emulsi minyak dan air

Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi, adalah tegangan


antarmuka, kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan antarmuka, tolakkan
listrik double layer, relatifitas phase pendispersi, viskositas tinggi

Kestabilan emulsi dapat diukur dengan mengukur viskositas dan bobot


jenisnya

32

DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P. dan de Paula, J. (2010) Physical Chemistry, 9th edition. New York:
W.H. Freeman and Company
Levine, Ira N. (2009) Physical Chemistry 6th Ed. New York: Higher Education
Maron, S.H., Lando, J.B., Prutton, C.F. (1974) Fundamentals of Physical
Chemistry. London: Macmillan
Silberberg, Martin S. (2007) Principle of General Chemistry. New York : Higher
Education
_____. Micelles [online] Available at http://www.whatischemistry.unina.it
/en/micella.html [24 November 2014]
_____. (2008) Cermati Sabun dan Deterjen yang Anda Gunakan [online]
Available at http://matoa.org/cermati-sabun-dan-deterjen-yang-andagunakan/ [30 November 2014]
_____. (2014) Surfactant Basics - Definition of HLB, and How It Applies to
Emulsions

[online]

Available

at

http://dowac.custhelp.com/app/

answers/detail/a_id/3277 [26 November 2014]


Dobos, K. (2014) HLB - The Easiest Way to Create an Emulsion [online]
Available at http://chemistscorner.com/hlb-the-easiest-way-to-create-anemulsion/ [30 November 2014]
Helmenstine, A.M. (2014) How Do Detergents Clean? [online] Available at
http://chemistry.about.com/od/howthingswork/f/detergentfaq.htm

[26

November 2014]

33

Anda mungkin juga menyukai