Hakikat Pembelajaran Di Taman Kanak
Hakikat Pembelajaran Di Taman Kanak
Hakikat Pembelajaran Di Taman Kanak
Pada hakikatnya anak itu unik, mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan, bersifat aktif
dan energik, egosentris, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, antusias terhadap banyak hal,
bersifat eksploratif dan berjiwa petualang, kaya dengan fantasi, mudah frustrasi, dan memiliki
daya perhatian yang pendek. Masa anak merupakan masa belajar yang potensial.
Kurikulum untuk anak usia dini/TK harus benar-benar memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan
tahap perkembangan dan harus dirancang untuk membuat anak mengembangkan potensi secara
utuh. Baik Kurikulum TK 1994 maupun Kurikulum TK 2004 pada dasarnya sama memuat
aspek-aspek perkembangan yang dipadukan dalam bidang pengembangan yang utuh yang
mencakup bidang pengembangan perilaku melalui pembiasaan dan bidang kemampuan dasar.
Pembelajaran anak usia dini/TK pada hakikatnya adalah pembelajaran yang berorientasi bermain
(belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar), pembelajaran yang berorientasi
perkembangan yang lebih banyak memberi kesempatan kepada anak untuk dapat belajar dengan
cara-cara yang tepat. Pendekatan yang paling tepat adalah pembelajaran yang berpusat pada anak
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA TK
Hakikat Perkembangan
Perkembangan dan pertumbuhan merupakan satu proses dalam kehidupan manusia yang
berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai akhir hayat. Perkembangan juga
diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh seorang individu menuju tingkat
kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan baik itu menyangkut aspek fisik maupun psikis. Sistematis, berarti perubahan
dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau saling mempengaruhi antara bagianbagian organisme. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan
mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Berkesinambungan,
berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara bertahap dan
berurutan. Perkembangan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut. 1) Perkembangan merupakan
proses yang tidak pernah berhenti. 2) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi. 3)
Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu. 4) Perkembangan terjadi pada tempat yang
berlainan. 5) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas. 6) Setiap individu yang normal
akan mengalami tahapan/fase perkembangan. Fase perkembangan dapat diartikan sebagai
penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri
khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda
tentang pembabakan atau periodisasi perkembangan ini. Pendapat-pendapat tersebut secara garis
besar dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis, dan
psikologis.
Karakteristik Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak
Perkembangan anak usia TK yang terentang antara usia empat sampai dengan enam tahun
merupakan bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini
mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional, serta bahasa.
Ketika anak mencapai tahapan usia TK (3 sampai 6 tahun), terdapat ciri yang sangat berbeda
dengan usia bayi. Perbedaannya terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat dan panjang
badan, serta keterampilan yang mereka miliki. Dilihat dari tahapan menurut Piaget, anak usia TK
berada pada tahapan praoperasional, yaitu tahapan di mana anak belum menguasai operasi
mental secara logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan menggunakan
sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol. Melalui
kemampuan tersebut anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal.
Perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap ini
emosi anak usia prasekolah lebih rinci atau terdiferensiasi, anak cenderung mengekspresikan
emosi dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering mereka perlihatkan dan sering berebut
perhatian guru. Perkembangan sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan
diri dengan aturan-aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial anak
merupakan hasil belajar, bukan hanya sekedar hasil dari kematangan. Perkembangan sosial
diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respons terhadap
dirinya. Bagi anak prasekolah, kegiatan bermain menjadikan fungsi sosial anak semakin
berkembang.
Anak prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan bicara melalui
percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai
cara seperti bertanya, berdialog, dan menyanyi. Sejak usia dua tahun anak sangat berminat untuk
menyebut nama benda. Minat tersebut terus berlangsung sehingga dapat menambah
perbendaharaan
kata.
PEMBELAJARAN YANG BERORIENTASI PERKEMBANGAN
Prinsip-prinsip Perkembangan Anak
Penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak menuntut pendidik yang memiliki
kemampuan profesional, sosial dan pribadi yang baik. Salah satu kemampuan yang harus
dimiliki oleh pendidik atau guru Taman Kanak-kanak adalah memahami perkembangan anak.
Pemahaman tentang karakteristik perkembangan anak memberikan kontribusi terhadap pendidik
untuk merancang kegiatan, menata lingkungan belajar, mengimplementasikan pembelajaran serta
mengevaluasi perkembangan dan belajar anak. Prinsip-prinsip perkembangan anak meliputi: (1)
anak berkembang secara holistik, (2) perkembangan terjadi dalam urutan yang teratur, (3)
perkembangan anak berlangsung pada tingkat yang beragam di dalam dan di antara anak, (4)
perkembangan baru didasarkan pada perkembangan sebelumnya, (5) perkembangan mempunyai
pengaruh yang bersifat kumulatif. Prinsip-prinsip perkembangan anak tersebut memberikan
implikasi bagi pendidik dalam menentukan tujuan, memilih bahan ajar, menentukan strategi,
memilih dan menggunakan media, serta mengevaluasi perkembangan dan mendukung belajar
anak secara optimal.
Dasar Pemikiran dan Pengertian Pembelajaran yang Berorientasi Perkembangan
Ada beberapa hal yang mendasari munculnya praktik pembelajaran yang berorientasi
perkembangan, antara lain meningkatnya praktik pembelajaran yang bersifat formal di lembagalembaga pendidikan anak usia dini, kuatnya tuntutan dan tekanan orang tua dan masyarakat
terhadap pengajaran yang lebih bersifat akademik, kesalahpahaman masyarakat tentang konsep
pendidikan anak usia dini. Pembelajaran yang berorientasi perkembangan mengacu pada tiga hal
penting, yaitu (1) berorientasi pada usia, (2) berorientasi pada anak secara individual, dan (3)
berorientasi pada konteks sosial budaya anak. Praktik pembelajaran yang berorientasi
perkembangan menekankan pada hal-hal sebagai berikut: (1) anak secara holistik, (2) program
pendidikan yang bersifat individual, (3) pentingnya kegiatan yang diprakarsai anak, (4) fleksibel,
lingkungan kelas menstimulasi anak, (5) pentingnya bermain sebagai wahana belajar, (6)
kurikulum terpadu, (7) belajar melalui bekerja, (8) memberikan pilihan kepada anak tentang apa
dan bagaimana caranya belajar, (9) penilaian bersifat kontinu, dan (10) bermitra dengan orang
tua untuk mendukung perkembangan dan belajar anak.
Pembelajaran yang Berorientasi Perkembangan Untuk Anak Usia Taman Kanak-kanak
Prinisp-prinsip pembelajaran yang berorientasi perkembangan dapat diidentifikasi dari beberapa
dimensi, sebagai berikut.
juga ada kegiatan belajar di luar kelas. Anak. Anak perlu dipertimbangkan, karena anak memilki
karakteristik dalam perkembangan dan belajarnya anak itu unik dan memilki potensi untuk
belajar. Media dan Sumber belajar. Media dan sumber belajar yang dipilih harus dapat
mendukung terlaksananya proses belajar yang efektif dan relevan dengan strategi pembelajaran
yang dipilih guru. Guru-guru merupakan faktor penentu dalam keberhasilan belajar anak.
Kepiawaian guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran merupakan faktor
yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar anak.
PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Pengertian dan Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam mewujudkan kegiatan
belajar mengajar. Strategi pembelajaran adalah segala usaha guru untuk menerapkan berbagai
metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian strategi
pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru mengajar dan aktivitas anak belajar.
Terdapat beberapa kriteria yang harus menjadi pertimbangan guru dalam memilih strategi
pembelajaran, yaitu (1) karakteristik tujuan pembelajaran apakah untuk pengembangan aspek
kognitif, aspek afektif atau psikomotor. Atau apakah pembelajaran itu bertujuan untuk
mengembangkan domain fisik-motorik, kognitif, sosial emosi, bahasa, dan estetika; (2)
karakteristik anak sebagai peserta didik baik usianya maupun kemampuannya; (3) karakteristik
tempat yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran apakah di luar atau di dalam ruangan;
(4) karakteristik tema atau bahan ajar yang akan disajikan kepada anak; dan (5) karakteristik pola
kegiatan yang akan digunakan apakah melalui pengarahan langsung, semi kreatif atau kreatif.
Semua kriteria ini memberikan implikasi bagi guru untuk memilih stratgei pembelajaran yang
paling tepat digunakan di Taman Kanak-kanak
Karakteristik Cara Belajar Anak
Anak belajar dengan cara yang berbeda dengan orang dewasa. Beberapa karakteristik cara
belajar anak itu antara lain (1) anak belajar melalui bermain; (2) anak belajar dengan cara
membangun pengetahuannya; (3) anak belajar secara alamiah, dan (4) anak belajar paling baik
jika
yang
dipelajarinya
menyeluruh,
bermakna,
menarik,
dan
fungsional.
Bermain sebagai salah satu cara belajar anak memiliki ciri-ciri simbolik, bermakna, aktif,
menyenangkan, suka rela, ditentukan oleh aturan, dan episodik. Para ahli teori konstruktivisme
mempunyai pandangan tentang cara belajar anak yaitu bahwa anak belajar dengan cara
membangun pengetahuannya melalui kegiatan mengeksplorasi objek-objek dan peristiwa yang
ada di lingkungannya dan melalui interaksi sosial dan pembelajaran dengan orang dewasa.
Lingkungan yang diciptakan secara kondusif akan mengundang anak untuk belajar secara
alamiah tanpa paksaan sehingga apa yang dipelajari anak dari lingkungannya adalah hal-hal yang
benar-benar
bermakna,
fungsional,
menarik
dan
bersifat
menyeluruh.
JENIS-JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN DI TAMAN
Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Umum di Taman Kanak-kanak
KANAK-KANAK
Ada beberapa jenis strategi pembelajaran umum yang dapat digunakan di Taman Kanak-kanak.
Strategi pembelajaran tersebut pada umumnya lebih menekankan pada aktivitas anak dalam
belajar, namun, tidak berarti peranan guru pasif. Guru harus berperan sebagai fasilitator yang
dapat memberikan kemudahan dan kelancaran kepada anak dalam proses belajar.
Jenis-jenis strategi pembelajaran umum tersebut adalah: (1) meningkatkan keterlibatan indra, (2)
mempersiapkan isyarat lingkungan, (3) analisis tugas, (4) scaffolding, (5) praktik terbimbing, (6)
undangan/ajakan, (7) refleksi tingkah laku/tindakan, (8) refleksi kata-kata, (9) contoh atau
Area Balok.
Area Seni.
Area Manipulatif.
Area komputer.
Pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada anak meliputi: tahap perencanaan, tahap bekerja
dan tahap melaporkan kembali. Contoh Penerapan Pembelajaran yang Berpusat pada Anak Plan
Do Review, merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada anak. Dalam
pendekatan ini anak diberi kesempatan untuk melakukan sesuai dengan minat dan keinginannya,
mulai dari membuat perencanaan, (Plan), mengerjakan (Do), dan melaporkan kembali (Review).
Prosedur pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
1. Tahap merencanakan (Planning Time).
2. Pada tahap ini anak diberi kesempatan untuk membuat rencana dari kegiatan yang akan
mereka lakukan selanjutnya.
3. Tahap Bekerja (Work Time).
4. Tahap ini adalah tahap dimana anak bermain dan memecahkan masalah. Anak
mentransformasikan rencana ke dalam tindakan.
5. Tahap Review (Recall).
6. Tahap ini merupakan tahap memperlihatkan apa yang telah dilakukan anak pada tahap
bekerja.
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERMAIN
Rasional Strategi Pembelajaran melalui Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang melekat pada dunia anak. Bermain adalah kodrat anak.
Bermain dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang bersifat voluntir, spontan, terfokus pada
proses,
memberi
ganjaran
secara
intrinsik,
meyenangkan
dan
fleksibel.
Kriteria dalam kegiatan bermain adalah memotivasi intrinsik, memiliki pengaruh positif, bukan
dikerjakan sambil lalu. Cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya, serta bermain
memiliki kelenturan. Fungsi bermain bagai anak TK adalah: Menirukan apa yang dilakukan oleh
orang dewasa. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata. Untuk
melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata. Untuk mencerminkan hubungan
dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata. Untuk menyalurkan perasaan yang kuat
seperti memukul-mukul kaleng. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat
diterima seperti berperan sebagai pencuri. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan
seperti gosok gigi. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan seperti gosok gigi, serta
untuk
memecahkan
masalah
dan
mencoba
berbagai
penyelesaian
masalah.
Ditinjau dari dimensi perkembangan sosial, bermain digolongkan sebagai berikut: bermain
soliter, bermain secara paralel, bermain asosiatif, dan bermain secara kooperatif.
Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran melalui Bermain Anak
Rancangan kegiatan bermain meliputi penentuan tujuan dan tema kegiatan bermain; macam
kegiatan bermain; tempat dan ruang bermain; bahan dan peralatan bermain; dan urutan langkah
bermain.
Tujuan kegiatan bermain bagi anak usia TK adalah untuk meningkatkan pengembangan seluruh
aspek perkembangan anak usia TK, baik perkembangan motorik, kognitif, bahasa, kreativitas,
emosi atau sosial. Kegiatan bermain akan memberikan hasil yang optimal apabila kegiatan itu
dirancang dengan saksama dan tidak secara kebetulan. Tema yang akan dipilih dapat mengacu
pada 20 tema yang terdapat dalam PKB TK 1994. Menentukan jenis kegiatan bermain yang akan
dipilih sangat tergantung kepada tujuan dan tema yang telah ditetapkan sebelumnya. Penentuan
jenis kegiatan bermain diikuti dengan jumlah peserta kegiatan bermain. Selanjutnya ditentukan
tempat dan ruang bermain yang akan digunakan, apakah di dalam atau di luar ruangan kelas, hal
itu sepenuhnya tergantung pada jenis permainan yang dipilih. Sebelum melakukan kegiatan
bermain, bermacam bahan dan peralatan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perlu
dipersiapkan terlebih dahulu secara lengkap. Langkah berikutnya adalah menentukan urutan
langkah bermain yang disertai dengan penetapan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap
peserta
permainan.
Contoh
Penerapan
Pembelajaran
melalui
Bermain
Pelaksanaan kegiatan bermain terdiri dari tiga kegiatan yaitu:
1. Kegiatan prabermain
2. Kegiatan bermain
3. Kegiatan penutup
4. Pada kegiatan prabermain, terdapat dua macam kegiatan persiapan, yaitu:
5. Kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain
6. Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan dalam kegiatan
bermain
7. Tahap bermain terdiri dari rangkaian kegiatan yang berurutan dari awal sampai dengan
akhir kegiatan bermain. Banyaknya kegiatan pada tahap bermain sangat tergantung pada
jenis permainan yang dipilih, serta jumlah anak yang mengikuti permainan.
8. Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dari seluruh langkah kegiatan bermain. Pada
kegiatan ini, guru memberikan penekanan pada aspek-aspek yang sepatutnya
dikembangkan dan dimiliki oleh anak seperti, menunggu giliran, kemampuan bekerja
sama, kemampuan memecahkan masalah dan sebagainya.
9. Evaluasi atau penilaian perlu dilaksanakan agar guru mendapatkan umpan balik tentang
keberhasilan kegiatan bermain. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
kegiatan bermain yang telah ditetapkan sebelumnya
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MELALUI BERCERITA
Rasional Strategi Pembelajaran melalui Bercerita
Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di Taman Kanakkanak. Metode bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan
pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita
yang dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan
pendidikan bagi anak TK. Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi pembelajaran di
Taman Kanak-kanak haruslah memperhatikan hal-hal berikut: Isi cerita harus terkait dengan
dunia kehidupan anak TK. Kegiatan bercerita diusahakan dapat memberikan perasaan gembira,
lucu, dan mengasyikkan sesuai dengan dunia kehidupan anak yang penuh suka cita
Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat unik dan
menarik.Beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat
membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menggunakan papan
flannel, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita, atau bercerita dengan
menggunakan jari-jari tangan. Bercerita sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil untuk
memudahkan guru mengontrol kegiatan yang berlangsung sehingga akan berjalan lebih efektif.
Selain itu tempat duduk pun harus diatur sedemikian rupa, misalnya berbentuk lingkaran
sehingga akan terjalin komunikasi yang lebih efektif.
Prosedur Penerapan Pembelajaran melalui Bercerita
Kegiatan bercerita merupakan kegiatan yang memiliki manfaat besar bagi perkembangan anak
serta pencapaian tujuan pendidikan. Sebelum melaksanakan kegiatan bercerita guru terlebih
dahulu harus merancang kegiatan bercerita berupa langkah-langkah yang harus ditempuh secara
sistematis.
Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh guru adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan dan tema cerita.
2. Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih.
3. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita.
4. Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita.
5. mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita;
6. mengatur tempat duduk;
7. melaksanakan kegiatan pembukaan;
8. mengembangkan cerita;
9. menetapkan teknik bertutur;
10. mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
11. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
Penerapan Strategi Pembelajaran melalui Bercerita
Penerapan strategi pembelajaran melalui bercerita mengacu pada prosedur pembelajaran yang
telah dikembangkan sebelumnya, yaitu:
1. Menetapkan tujuan dan tema cerita.
2. Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih.
3. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita.