MAKALAH Imun Kanker 1
MAKALAH Imun Kanker 1
MAKALAH Imun Kanker 1
IMUNOLOGI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
FADLAN MAULAN
1411E1008
AHMAD TUAFIK
1411E1009
RIFA ADITYA
1411E1010
FUJIANUARI C L
1411E1011
1411E1014
RIFKA NURUL
1411E1015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat berkat dan
rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini
terdiri dari pokok pembahasan mengenai konsep dasar Imunologi kanker 1.
Setiap pembahasan di bahas secara sederhana sehingga mudah dimengerti.
Makalah ini membahas tentang Pengertian Imunologi kanker 1,
Mekanisme Sistem Imun, Antigen dan Antibodi, Respon Kekebalan, dan
Ketidakseimbangan Sistem Pertahanan Tubuh.
Kami sadar, sebagai mahasiswi yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan dalam makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan
makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................
2.1 Pengertian Imunologi Kanker..............................................................................
2.2 Immunosurveilan .................................................................................................
2.3 Mekanisme Sistem Imun .....................................................................................
2.4 Organ Penyusun Sistem Kekebalan Tubuh .........................................................
2.5 Antigen dan Antibodi ..........................................................................................
2.6 Respon Kekebalan ...............................................................................................
2.7 Ketidakseimbangan Sistem Pertahanan Tubuh ...................................................
BAB III PENUTUP ...................................................................................................
3.1 Kesimpulan dan Saran..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
inang
(host)
dari
patogen-patogen
penginvasi
dan
untuk
spesifik,
bergantung
pada
derajat
selektivitas
mekanisme
pertahanan. Sistem imun terbagi menjadi dua cabang: imunitas humoral, yang
merupakan fungsi protektif imunisasi dapat ditemukan pada humor dan imunitas
selular, yang fungsi protektifnya berkaitan dengan sel.
Imunologi adalah cabang ilmu biomedis yang berkaitan dengan respons
organisme terhadap penolakan antigenic, pengenalan diri sendiri dan bukan
dirinya, serta semua efek biologis, serologis dan kimia fisika fenomena imun.
Dalam menghadapi serangan benda asing yang dapat menimbulkan infeksi
atau kerusakan jaringan, tubuh manusia dibekali sistem pertahanan untuk
melindungi dirinya. Sistem pertahanan tubuh yang dikenal sebagai mekanisme
imunitas alamiah ini, merupakan tipe pertahanan yang mempunyai spektrum luas,
yang artinya tidak hanya ditujukan kepada antigen yang spesifik. Selain itu, di
dalam tubuh manusia juga ditemukan mekanisme imunitas yang didapat yang
hanya diekspresikan dan dibangkitkan karena paparan antigen yang spesifik. Tipe
yang terakhir ini, dapat dikelompokkan manjadi imunitas yang didapat secara
aktif dan didapat secara pasif.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
tentang interaksi antara sistem kekebalan tubuh dengan sel-sel kanker (juga
disebut tumor atau keganasan). Ini juga merupakan bidang penelitian yang
bertujuan untuk menemukan immunoterapi inovatif guna mengobati kanker dan
menghambat perkembangan penyakit ini.
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat dan tidak terkendali (Rosai J, 2004).
Transformasi sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses
rumit yang terdiri dari (Kartawiguna E, 2001) :
a) Fase inisiasi
Yaitu fase dimana berubahnya sel normal tubuh menjadi sel yang peka. Pada
tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing
sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu
agen yang disebut karsinogen.
b) Fase promosi.
Sel terinisiasi dapat tetap tenang bila tidak dihidupkan oleh zat yang disebut
promotor. Promotor sendiri tidak dapat menginduksi perubahan kearah neoplasma
sebelum bekerja pada sel terinisiasi, hal ini telah dibuktikan pada percobaan
binatang. Bila promotor ditambahkan pada sel terinisiasi dalam kultur jaringan,
sel ini akan berproliferasi. Jadi promotor adalah zat proliferatif. Promosi adalah
proses yang menyebabkan sel terinisiasi berkembang menjadi sel preneoplasma
oleh stimulus zat lain (promotor).
c)Fase progresi.
Fase ini berlangsung berbulan-bulan. Pada awal fase ini, sel preneoplasma
dalam stadium metaplasia berkembang progresif menjadi stadium displasia
sebelum menjadi neoplasma. Terjadi ekspansi populasi sel-sel ini secara spontan
dan ireversibel. Sel-sel menjadi kurang responsif terhadap sistem imunitas tubuh
dan regulasi sel.
2.2 Immunosurveilan
Immunosurveilan kanker adalah teori yang dirumuskan pada tahun 1957
oleh Burnet dan Thomas, yang menyatakan bahwa limfosit bertindak (secara
terus menerus) sebagai penjaga yang bisa mengenali dan menghilangkan sel-sel
yang berubah. Immunosurveilan kanker tampaknya menjadi tuan rumah
perlindungan dalam proses penting yang menghambat karsinogenesis dan
mempertahankan homeostasis seluler. Teori ini juga telah menyatakan bahwa
immunosurveilan terutama berfungsi sebagai komponen dari proses yang lebih
umum pada immunoediting kanker.
2.3 Immunoediting
Immunoediting adalah suatu proses saat seseorang dilindungi dari
pertumbuhan kanker dan pengembangan imunogenisitas tumor oleh sistem
kekebalan tubuh mereka. Hal ini memiliki tiga tahap utama: eliminasi,
keseimbangan dan melarikan diri. Tahap eliminasi terdiri dari empat tahap, yaitu
sebagai berikut:
2.3.1
Eliminasi Tahap 1
Eliminasi Tahap 2
Pada fase kedua eliminasi, IFN-gamma yang baru disintesis
menyebabkan
kematian
tumor
(dalam
jumlah
terbatas)
serta
2.3.3
Eliminasi Tahap 3
Pada tahap ketiga, sel-sel pembunuh alami dan makrofag bertransactivate satu sama lain melalui produksi timbal balik IFN-gamma dan
IL-12. Ini lagi-lagi mempromosikan lebih banyak pembunuh tumor oleh
sel-sel melalui apoptosis dan produksi intermediasi oksigen reaktif dan
nitrogen. Dalam pengeringan kelenjar getah bening, sel dendritik tumortertentu memicu timbunlnya diferensiasi sel Th1 yang pada gilirannya
memfasilitasi pengembangan sel T CD8 +.
2.3.4
Eliminasi: Tahap 4
Pada tahap akhir eliminasi, sel-sel spesialisasi tumor : CD4 + dan
pula berupa protein yang hanya dilepaskan pada keadaan atau stadium
tertentu pada pertumbuhan tumor sehingga baru menimbulkan respon
imun pada waktu tertentu. Antigen tumor dapat pula sebagai hasil dari
infeksi virus apabila tumor tersebut merupakan akibat dari infeksi virus
onkogenik, misalnya pada kanker leher rahim yang disebabkan oleh virus
papilloma manusia (Human Papilloma Virus, HPV).
penting
imunitas
lainnya
adalah
untuk
menemukan
dan
menghancurkan tumor. Sel tumor menunjukan antigen yang tidak ditemukan pada
sel normal. Untuk sistem imun, antigen tersebut muncul sebagai antigen asing dan
kehadiran mereka menyebabkan sel imun menyerang sel tumor. Antigen yang
ditunjukan oleh tumor memiliki beberapa sumber; beberapa berasal dari virus
onkogenik seperti papillomavirus, yang menyebabkan kanker leher rahim,
sementara lainnya adalah protein organisme sendiri yang muncul pada tingkat
rendah pada sel normal tetapi mencapai tingkat tinggi pada sel tumor. Salah satu
contoh adalah enzim yang disebut tirosinase yang ketika ditunjukan pada tingkat
tinggi, merubah beberapa sel kulit (seperti melanosit) menjadi tumor yang disebut
melanoma. Kemungkinan sumber ketiga antigen tumor adalah protein yang secara
normal penting untuk mengatur pertumbuhan dan proses bertahan hidup sel, yang
umumnya
4. Antigen tumor MUC1, CEA dan NY-ESO juga telah diketahui mampu
membangkitkan respon inflamasi dan memberikan sinyal berbahaya.
Respon utama sistem imun terhadap tumor adalah untuk menghancurkan sel
abnormal menggunakan sel T pembunuh, terkadang dengan bantuan sel T
pembantu. Antigen tumor ada pada molekul MHC kelas I pada cara yang mirip
dengan antigen virus. Hal ini menyebabkan sel T pembunuh mengenali sel tumor
sebagai sel abnormal. Sel NK juga membunuh sel tumor dengan cara yang mirip,
terutama jika sel tumor memiliki molekul MHC kelas I lebih sedikit pada
permukaan mereka daripada keadaan normal; hal ini merupakan fenomena umum
dengan tumor.Terkadang antibodi dihasilkan melawan sel tumor yang
menyebabkan kehancuran mereka oleh sistem komplemen
1. Limfosit T
Peptida dari produk gen yang termutasi atau terekspresi abnormal akan
dihancurkan oleh proteasom menjadi potongan peptida, dan dengan molekul
major histocompatibility complex (MHC) kelas I, potongan protein disajikan
untuk sel limfosit T CD8+ (CTL) (Gambar . CTL merespon tumor dengan induksi
cross-priming. Sel tumor atau antigen tumor diolah dan dipresentasikan kepada
sel T oleh profesional APC (misal sel dendritik) (Gambar).
Gambar 3. Cara kerja dendritic cells (DC) dalam merespon antigen tumor. DC
akan menyajikan peptida dengan MHC I dan II dan menginduksi
aktivasi CTL dan Th.
3. Sel NK
Sitotoksisitas alami yang diperankan oleh sel NK merupakan mekanisme
efektor yang sangat penting dalam melawan tumor. Sel NK adalah sel efektor
dengan sitotoksisitas spontan terhadap berbagai jenis sel target. Sel-sel efektor ini
tidak memiliki sifat-sifat klasik dari makrofag, granulosit maupun CTL, dan sifat
sitotoksisitasnya tidak bergantung pada MHC.
Sel NK dapat berperan baik dalam sistem imun nonspesifik maupun
spesifik terhadap tumor, dapat diaktivasi langsung melalui pengenalan antigen
tumor atau sebagai akibat aktivitas sitokin yang diproduksi oleh limfosit T
spesifik tumor. Mekanisme lisis yang sama dengan mekanisme yang digunakan
sel sel T CD8+ untuk membunuh sel, tetapi sel NK tidak mengekspresikan TCR
dan mempunyai rentang spesifitas yang lebar.
Sel NK dapat membunuh sel terinfeksi virus dan sel-sel tumor tertentu,
khususnya tumor hemopoetik in vitro. Sel NK tidak dapat melisiskan sel yang
fungsi makrofag
dengan
berbagai
cara
misalnya
dengan
banyak),
mengekspresikan
molekul
MHC
dalam
kadar
tinggi,
dan
meningkatkan
angiogenesis.
Sebagain
besar
tumor
asociated
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR ISI
Abbas,
L.
2011.Imunologi
Kanker.
[online]
http://dokumen.tips/documents/imunologi-kanker-55c09433c86eb.html
Oktober 2016]
Tersedia:
[13
Anonim.
2010.
Imunologi
Kanker.[online]
Tersedia:
P.
2010.
Imunologi
Kanker.
[online]
Tersedia: