Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Urgensi Membangun Rumah Tangga Islami

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

COVER

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Kita senantiasa memuji-Nya, memohon
pertolongan, dan ampunan kepada-Nya yang senantiasa melimpahkan rahmat serta taufik dan
hidayah-Nya. Salawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan alam Nabi besar
Muhammad SAW yang kehidupan keluarganya senantiasa menjadi inspirasi terbaik bagi setiap
keluarga islami yang mendambakan kesejahteraan lahir batin dan keselamatan dunia dan akhirat.
Allah Taala berfirman, Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam. (Ali Imran/3:12)
Pada kesempatan kali ini, kami dari kelompok 8 mengucapkan terima kasih atas
kesempatan yang diberikan, sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul
Membangun Rumah Tangga Islami. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan, baik ilmu pengetahuan maupun ketentuan-ketentuan dalam
pembuatannya. Semua ini masih jauh dari kesempurnaan dan kebenarannya. Untuk itu kami
sangat mengharapkan tanggapan, kritik dan saran untuk perbaikan kedepannya. Dan hanya
dengan mengharapkan ridho Allah SWT, semoga makalah ini dapat diterima dengan sebaikbaiknya.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................................... i
Daftar Isi ..................................................................................................................................... ii
Latar Belakang ........................................................................................................................... iii
Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
1.3 Maksud dan Tujuan ................................................................................................. 1

Bab II Isi
2.1 Urgensi Membangun Rumah Tangga Islami........................................................... 2
2.2 Langkah-langkah membangun rumah tangga islami .............................................. 5
2.3 Memelihara Kerukunan Dalam Rumah Tangga..................................................... 8
2.4 Keluarga Sakinah Mawaddah dan rahmah ............................................................. 11
2.5 Langkah dan cara Mewujudkan keluarga sakinah mawaddah dan rahmah............ 14
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 15
3.2 Saran ....................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka............................................................................................................................. 16

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Peningkatan mutu kehidupan dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain dengan
pendidikan yang baik dan berkualitas serta penanaman nilai moral ke dalam sikap dan
prilaku individu. Dimana semua itu dapat dicapai dari sebuah keluarga islami. Keluarga
merupakan awal dari sebuah kehidupan. Dalam agamapun islam mengajarkan untuk
membentuk keluarga islami. Islam mengajak manusia untuk hidup dalam naungan
keluarga, karena keluarga seperti gambaran kecil dalam kehidupan stabil yang menjadi
pemenuhan keinginan manusia tanpa menghilangkan kebutuhannya. Dalam mewujudkan
keluarga pun di capai dengan melakukan apa yang di sebut dengan pernikahan atau
perkawinan.
Di dalam al-Quran telah dijelaskan bahwa pernikahan ternyata juga dapat membawa
kedamaian dalam hidup seseorang (litaskunu ilaiha). Ini berarti pernikahan sesungguhnya
bukan hanya sekedar sebagai sarana penyaluran kebutuhan sex namun lebih dari itu
pernikahan juga menjanjikan perdamaian hidup bagi manusia dimana setiap manusia dapat
membangun surga dunia di dalam nya. Semua hal itu akan terjadi apabila pernikahan
tersebut benar-benar di jalani dengan cara yang sesuai dengan jalur yang sudah ditetapkan
islam. Dengan itu diharapkan dapat memperhatikan berbagai tugas penting dan tujuan
berkeluarga menurut Islam. Karena sebuah keluarga akan kokoh bila dibentuk atas dasar
pernikahan yang sah yang sesuai dengan akidah Islam.

1.2

RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian dan Tujuan Membangun Rumah Tangga Islami?
2. Apa saja yang mendasari urgensinya pembentukan keluarga Islami?
3. Bagaimana langkah-langkah membangun rumah tangga Islami?
4. Bagaimana cara memelihara kerukunan dalam rumah tangga Islami?
5. Apa Pengertian keluarga Sakinah, Mawaddah, dan Warahmah?
6. Bagaiman langkah-langkah mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan warahmah?

1.3

MAKSUD DAN TUJUAN


1. Memahami urgensi membangun rumah tangga islami
2. Memahami cara atau langkah-langkah dalam menegakkan rumah tangga islami
3. Memberikan uraian tentang keluarga sakinah mawaddah dan warahmah

BAB II
ISI
2.1 URGENSI MEMBANGUN RUMAH TANGGA ISLAMI
a. Pengertian dan Tujuan Membangun Rumah Tangga Islami
Menurut Ensiklopedia Nasional jilid ke-14, yang dimaksud dengan rumah adalah
tempat tinggal atau bangunan untuk tinggal manusia. Sementara rumah tangga memiliki
pengertian tempat tinggal beserta penghuninya dan apa-apa yang ada di dalamnya.
Secara bahasa, kata rumah (al bait) dalam Al Qamus Al Muhith bermakna
kemuliaan; istana; keluarga seseorang; kasur untuk tidur, bisa pula bermakna
menikahkan, atau bermakna orang yang mulia.
Rumah tangga islami adalah rumah tangga yang di dalamnya ditegakkan adab-adab
islami, baik yang menyangkut individu maupun keseluruhan anggota rumah tangga.
Rumah tangga islami adalah sebuah rumah tangga yang didirikan di atas landasan
ibadah. Mereka bertemu dan berkumpul karena Allah, saling menasehati dalam
kebenaran dan kesabaran, serta saling menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang mungkar, karena kecintaan mereka kepada Allah.
Tujuan membentuk sebuah keluarga yang islami adalah untuk mendapatkan
keluarga yang sakinah, yang didasari oleh cinta dan kasih sayang (mawaddah dan
warohmah) dari Allah SWT sebagai Sang maha Pencipta. Pernikahan itu tidak hanya
untuk memenuhi kebutuhan biologis atau hanya bertujuan untuk melanjutkan keturunan
saja, tetapi lebih dari itu pernikahan merupakan ibadah dan bagian dari sunnah
Rasulullah SAW. Diantara tujuan, hikmah dan manfaat dari menikah itu adalah demi
menjaga kehormatan, kesucian dan harga diri. Dan juga demi meraih ketenangan dan
kedamaian atau sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sehingga nantinya
keluarga tersebut akan selalu diridhoi oleh Allah SWT .
Firman Allah SWT :




Artinya Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan (sakinah) ke dalam hati orangorang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang
telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Al- fath ayat 4)
b. Hukum Membangun Rumah Tangga Islami
Hukum ditegakkannya rumah tangga berdasarkan syariat Islam adalah wajib. Oleh
karena itu, setiap muslim dan muslimah harus berusaha membina rumah tangga yang
Islami.

Berkeluarga secara Islami merupakan sunnatullah yang berlaku untuk semua umat
muslim didunia ini. Bahkan ditekankan dalam ajaran Islam bahwa nikah adalah sunnah
Rasulullah saw. yang harus diikuti oleh umat ini. Agar kita termasuk dalam barisan umat
ini dan menjadi manusia yang memenuhi hak kemanusiaan, maka tidak ada kata lain
kecuali harus mengikuti Sunnah Rasul, yaitu nikah secara syari.
c. Urgensi Membangun Rumah Tangga Islami
Pentingnya sebuah pernikahan dapat dipahami dari firman Allah swt berikut:
dan kawinkanlah orang orang yang sendirian diantara kamu dan orang orang yang
layak (menikah) dan hamba hamba sahayamu yang laki laki dan hamba hamba
sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan mengampunkan mereka
dengan karunianya. Dan Allah maha luas pemberianya lagi maha mengetahui (QS.AnNur [24] :23)
Imam bukhari dan imam muslim menyatakan bahwa rasullulah saw bersabda:
barang siapa yang mampu berumah tangga maka menikahlah!
Yang mendasari urgensinya pembentukan keluarga dalam Islam sebagaimana berikut:
1. Perintah Allah swt.
Membentuk dan membangun mahligai keluarga merupakan perintah yang telah
ditetapkan oleh Allah swt. dalam beberapa firman-Nya. Agar teralisasi kesinambungan hidup
dalam kehidupan dan agar manusia berjalan selaras dengan fitrahnya.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras,
dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim: 6)
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. (Asy-Syuara: 214)
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki
kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (Thaha: 132)
2. Membangun Masuliah Dalam Diri Seorang Muslim.
Sebelum seorang berkeluarga, seluruh aktivitas hidupnya hanya fokus kepada perbaikan
dirinya. Masuliah (tanggung jawab) terbesar terpusat pada ucapan, perbuatan, dan tindakan
yang terkait dengan dirinya sendiri. Dan setelah membangun mahligai keluarga, ia tidak
hanya bertanggungjawab terhadap dirinya saja. Akan tetapi ia juga harus bertanggungjawab
terhadap keluarganya. Bagaimana mendidik dan memperbaiki istrinya agar menjadi wanita
yang shalehah. Wanita yang memahami dan melaksanakan hak serta kewajiban rumah

tangganya. Bagaimana mendidik anak-anaknya agar menjadi generasi rabbani nan qurani.
Coba kita perhatikan beberapa hadits berikut ini:
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :





Sesungguhnya Allah Taala akan meminta pertanggungjawaban kepada setiap
pemimpin atas apa yang dipimpinnya, apakah ia menjaga kepemimpinannya atau
melalaikannya, sehingga seorang laki-laki ditanya tentang anggota keluarganya. (Hadits
gharib dalam Hilayatul Auliya, 9/235, diriwayatkan oleh An-Nasai dalam Isyratun Nisaa,
hadits no 292 dan Ibnu Hibban dari Anas dalam Shahihul Jami, no.1775; As-Silsilah AshShahihah no.1636).
:
-


Dari Aisyah r.a., berkata: Nabi saw. bersabda: Sebaik-baik kamu adalah yang paling
baik pada kelurganya dan aku paling baik bagi keluargaku. (Imam Al-Baihaqi)
:
:((
))
Dari Abu Hurairah r.a., berkata: Rasulullah saw. bersabda: Mukmin yang paling
sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan yang paling baik di antara
kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya. (Imam At-Tirmidzi, dan ia berkata:
Hadits hasan shahih.
3.

Langkah Penting Membangun Masyarakat Muslim


Keluarga muslim merupakan bata atau institusi terkecil dari masyarakat muslim.
Seorang muslim yang membangun dan membentuk keluarga, berarti ia telah mengawali
langkah penting untuk berpartisipasi membangun masyarakat muslim.
:

}

{ : .

.

Dari Anas R.A. berkata: Rasulullah saw. memerintahkan kami dengan ba-ah (mencari
persiapan nikah) dan melarang membujang dengan larangan yang sesungguhnya seraya
4

bersabda: Nikahi wanita yang banyak anak dan yang banyak kasih sayang. Karena aku akan
berlomba dengan jumlah kamu terhadap para nabi pada hari kiamat. (Imam Ahmad,
dishahihkan Ibnu Hibban. Memiliki syahid pada riwayat Abu Dawud, An-Nasaai dan Ibnu
Hibban dari hadits Maqil bin Yasaar)
4.

Mewujudkan Keseimbangan Hidup


Orang yang membujang masih belum menyempurnakan sisi lain keimanannya. Ia hanya
memiliki setengah keimanan. Bila ia terus membujang, maka akan terjadi ketidakseimbangan
dalam hidupnya, kegersangan jiwa, dan keliaran hati. Untuk menciptakan keseimbangan
dalam hidupnya, Islam memberikan terapi dengan melaksanakan salah satu sunnah Rasul,
yaitu membangun keluarga yang sesuai dengan rambu-rambu ilahi. Rasulullah saw.
bersabda:
: :




Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: Apabila seseorang
menikah maka ia telah menyempurnakan setengah agama. Hendaklah ia bertakwa kepada
Allah dalam setengahnya. (Imam Al-Baihaqi)
Menikah juga bisa menjaga keseimbangan emosi, ketenangan pikiran, dan kenyamanan
hati. Rasulullah saw. bersabda:






.
Dari Abdullah berkata: Rasulullah saw. bersabda kepada kami: Wahai para pemuda,
barangsiapa dari kalian yang memiliki kemampuan, maka hendaklah ia menikah. Karena
sesungguhnya menikah itu akan menundukkan pandangan dan memelihara farji (kemaluan).
Barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa. Karena puasa itu merupakan
benteng baginya. (Imam Muslim)
2.2 LANGKAH-LANGKAH MEMBANGUN RUMAH TANGGA ISLAMI
Menciptakan keluarga yang bahagia sakinah mawaddah warahmah dan keluarga yang
islami adalah merupakan bagian dari salah satu tujuan pernikahan di dalam islam itu
sendiri.
Rumah tangga teladan islami adalah merupakan rumah yang selalu didambakan oleh
setiap pasangan suami-istri yang terdapat didalamnya ketenangan, kedamaian, kasih sayang
dan dalam hadits disebut dengan Baiti jannatiy (rumahku adalah surgaku). Adapun
langkah-langkah membangun rumah tangga dalam islam adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan Rumah tangga yang dibangun atas dasar ibadah.

Ibadah merupakan salah satu unsur yang penting dalam pembentukan sebuah keluarga
yang islami. Hal ini dimulai sebelum pernikahan terjadi, yaitu dalam proses memilih
calon pasangan, khitbah, hingga berlanjut dalam proses pernikahan. Prosesi
pernikahannya pun sejak akad nikah hingga walimah tetap dalam rangka ibadah, dan
jauh dari kemaksiatan.


Dan Aku tidak menciptkan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu (Adz Dzariyat: 56)
Jadi, setiap insan yang akan membentuk sebuah keluarga tujuan hidupnya adalah untuk
mencari keridhaan Allah SWT, karena jiwa yang memperoleh keridhaan Allah adalah
jiwa yang berbahagia, mendapat ketenangan, terjauhkan dari kegelisahan dan
kesengsaraan bathin. Sedangkan diakhirat kelak, kita akan memperoleh imbalan surga
dan dimasukkan dalam kelompok hamba-hamba Allah SWT yang istimewa. Seluruh
aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk beribadah kepadanya.
2. Menciptakan internalisasi nilai-nilai islam kepada setiap anggota keluarga.
Baik suami dan istri sama-sama memiliki peran yang penting dalam mendidik anakanak mereka. Oleh karena itu, hendaknya mereka lebih mampu menyerap nilai-nilai
islam ke dalam perilaku maupun sikap mereka, dan sudah menjadi suatu kewajiban
bagi mereka untuk mengajarkan nilai-nilai tersebut kepada anggota keluarga yang lain,
misalnya pada anak-anak maupun asisten rumah tangga yang ada.


Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhannya,
dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya, setan itu
musuh yang nyata bagi kalian. (Al Baqarah: 208)
Untuk itulah, kewajiban sang suami untuk membekali dirinya dengan menuntut ilmu
syari (thalabul ilmi) dengan menghadiri majelis-majelis ilmu yang mengajarkan Al
Quran dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman Salafush Shalih generasi yang
terbaik, yang mendapat jaminan dari Allah sehingga dengan bekal tersebut, sehingga
suami mampu mengajarkannya kepada isteri, anak dan keluarganya. Jika ia tidak
sanggup mengajarkan mereka, seorang suami harus mengajak isterinya menuntut ilmu
syari dan menghadiri majelis-majelis taklim yang mengajarkan tentang aqidah, tauhid
mengikhlaskan agama kepada Allah, dan mengajarkan tentang bersuci, berwudhu,
shalat, adab dan lainnya.



Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya (terbuat dari) manusia dan batu, penjaganya adalah malaikatmalaikat yang kasar lagi keras, yang tidak mendurhakai (perintah) Allah terhadap apa
yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan. [At Tahrim : 6].
3. Mewujudkan keteladanan yang selalu bisa dicontoh.
Anggota keluarga, terutama bagi anak-anak sangat memerlukan contoh yang kongkrit
dalam menerapkan nilai-nilai islam di kehidupan mereka sehari-hari. Hal inilah yang
menjadi tugas dan kewajiban bagi setiap orang tua, dimana kelak di akhirat orang tua
akan dimintai pertanggungjawaban atas hal tersebut.
()
()
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak
kalian perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa
yang tiada kalian kerjakan. (Ash-Shaff: 2-3)
4. Mewujudkan perasaan saling tolong menolong.
Tolong menolong sangat penting untuk dilakukan dalam setiap keluarga. Misalnya
saling menasihati, saling mengingatkan, dan lain sebagainya. Hal ini akan mendorong
terciptanya hubungan yang harmonis bagi sesama anggota keluarga.



Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan
janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (Al Maidah: 2)
5. Penempatan posisi masing-masing anggota keluarga harus sesuai dengan syariat
Islam telah memberikan hak dan kewajiban bagi masing-masing anggota keluarga
secara tepat dan manusiawi. Apabila hal ini ditepati, akan mengantarkan mereka pada
kebaikan dunia dan akhirat.








Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikarunikan Allah kepada sebagian
kamu, lebih banyak dari yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari apa
yang mereka usahakan, dan bagi wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka
usahakan, dan mohonlah Allah sebagian dari karunia-Nya. (An Nisa:32)
6. Menjaga rumah tangga dari pengaruh buruk.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya berpengaruh baik bagi
kehidupan, akan tetapi hal itu juga membawa pengaruh yang buruk. Anak-anak
merupakan object yang paling mudah terkena dampak dari pengaruh buruk hal

tersebut. Oleh karena itu, sebagai orang tua, sangatlah penting untuk selalu mengawasi
dan memperhatikan sikap dan perilaku buah hatinya, jangan sampai mereka terjerumus
ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya narkoba, seks bebas, dan lain
sebagainya.
7. Menjaga hubungan baik dengan lingkungan maupun tetangga.
Akan sangat baik jika sebuah keluarga memiliki hubungan yang baik pula dengan
lingkungan disekitarnya. Dengan begitu keluarga tersebut akan mengetahui hal-hal
yang sedang terjadi dalam lingkungan tersebut, serta dapat menjaga tali silaturahmi
dengan tetangga maupun anggota masyarakat lainnya. Membangun keluarga yang
islami dibutuhkan usaha yang keras, dengan adanya niat, kemauan, dan kerjasama
diantara sesama anggota keluarga maka hal tersebut akan dapat terwujud.
2.3 MEMELIHARA KERUKUNAN DALAM RUMAH TANGGA
Setiap yang sudah maupun yang akan berumah tangga, pasti menginginkan bahwa
nanti hubungan rumah tangganya berjalan dengan harmonis. Tidak hanya untuk 5 atau 10
tahun, tapi selamanya, seumur hidup. Tak jarang, ada halang rintangan yang turut
mempegaruhi dalam hubungan rumah tangga. Oleh sebab berumah tangga artinya terdapat
dua kepala (suami dan istri), maka kedua-duanyalah yang harus bisa menjaga keharmonisan
keluarga tersebut. Karena tujuan pernikahan dalam islam untuk mencapai ridho ilahi agar
selalu berada di jalan yang lurus menuju surgaNya. Ada beberapa cara menjaga kerukunan
rumah tangga menurut agama Islam:
1. Perlakuan Baik dan Ketaatan
Suami wajib memerlakukan istri dengan baik, bersikap lapang dada, serta sabar
menghadapi istri sesuai dengan yang dianjurkan dalam syariat. Sementara kewajiban
istri adalah mentaati perintah suami (selama perintah itu dalam hal kebaikan).
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam :
Kalau seandainya aku boleh menyuruh seorang sujud kepada seseorang, maka aku
akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya.[12]

2. Saling Memahami
Latar belakang maupun lingkungan tempat pasangan tumbuh mungkin berbeda dengan
diri sendiri. Berusaha untuk saling memahami bahwa segala sesuatunya telah berubah,
akan menjadikan setiap pasangan menghadapi beratnya kenyataan bahwa mereka
bukan lagi seorang manusia melainkan sepasang manusia. Sebagai istri/suami yang
baik hendaknya dapat mengerti bahwa hal tersebut tidaklah seharusnya memengaruhi
8

dalam berperilaku atau interaksi dalam rumah tangga, apalagi sampai memengaruhi
dalam pengambilan keputusan untuk suatu tindakan. Kewajiban bagi suami/istri untuk
memahami keadaan yang demikian demi mencapai keselarasan dalam berumah tangga.
3. Jujur Satu Sama Lain
Dalam kehidupan berumah tangga tidaklah luput dari yang namanya perbedaan
pendapat dan ketidaksinambungan dalam berbagai hal. Untuk mengatasinya, satu sama
lain harus bisa bersikap terbuka dan jujur akan apa yang dipikirkan dan hendak
dilakukan.
Allah Taala berfirman, Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
ucapkanlah kata-kata yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amal perbuatanmu
bagimu dan mengampuni dosa-dosamu bagimu Al-Ahzab: 70-71.
Sesuai dengan pesan Rasul-Nya, kejujuran kelak akan menumbuhkan kebaikan,
kebaikan yang senantiasa hadir dalam hubungan yang bersih dari kebohongan akan
menguatkan cinta. Cinta inilah yang akan menjadi energy untuk saling mengingatkan
guna mencapai kebahagiaan dunia maupun akhirat kelak.
4. Saling Menghormati
Tiap individu merasa perlu untuk dihormati dan dihargai, termasuk bagi pasangan
suami istri. Istri diwajibkan untuk taat dan mematuhi suami, dengan kata lain ia juga
harus menghormati suami selaku kepala keluarga.
Begitu pula dengan suami harus menghormati istri. Sehingga tercipta rasa saling
menghargai satu sama lain.
5. Berusaha Menyenangkan Pasangan
Menyenangkan pasangan ada berbagai cara, termasuk saat istri berdandan cantik (yang
memang seharusnya dilakukan hanya untuk suami) dan memasakkan makanan
kesukaan suami, atau suami yang memuji masakan istri karena pada dasarnya manusia
memang senang ketika mendapat pujian. Maka, saling memujilah satu sama lain
namun agar bisa saling saling menyenangkan. Terutama apabila memuji dilakukan
dihadapan orang lain misalnya keluarga atau teman dengan menyebut kebaikan
suami/istri. Memprioritaskan satu sama lain guna menumbuhkan rasa sayang di antara
pasangan.
6. Mencari Solusi Bersama
Menikah berarti membangun hidup bersama, saling berbagi satu sama lain, begitu juga
ketika ada masalah yang melanda harusnya dibicarakan berdua agar menemukan solusi

bersama. Suami atau istri adalah partner dalam berbagai hal. Bahkan jika hanya
masalah kecil saja, tidak ada salahnya untuk meminta pendapat pada pasangan untuk
menemukan penyelesaian. Dengan begitu, hubungan antar suami istri akan semakin
erat.
Qanaah Yang namanya hidup berumah tangga, artinya harus berusaha mandiri demi
mencukupi kebutuhan bersama-sama. Jangan membandingkan dengan keadaan ketika
sebelum menikah yang apa-apanya saja bisa didapatkan dari orang tua atau oleh
pendapatan sendiri. Saat berubah haruslah bisa membagi dengan tepat mana kebutuhan
pribadi, mana kebutuhan bersama. Bersyukur terhadap apa yang telah diberikan oleh
Allah atas rezeki yang diterima akan membuat kehidupan berumah tangga terasa lebih
berkah.
7. Memanggil dengan Panggilan Sayang
Berpedoman pada Rasulullah SAW ketika beliau memanggil Aisyah RA dengan
sebutan Humaira, yang artinya Merah Delima. Tiada salahnya jika suami juga
memberikan panggilang kesayangan pada istri seperti halnya yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW tersebut. Istri pun juga bisa melakukan hal yang sama terhadap suami.
Karenanya, pilihlah panggilan yang memang benar-benar baik dan pasangan juga
menyukainya. Allah SWT berfirman : (Al. Isra/17:53)
Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan, Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam berkata kepadanya, Wahai Aisy (panggilan kesayangan Aisyah), Malaikat
Jibril alaihissalam tadi menyampaikan salam buatmu. (Muttafaq alaih)
Lebih dari itu, kita tak hanya diperintahkan mengatakan hal yang baik oleh Allah Sang
Pemilik Cinta, namun, juga dengan suasana yang menyenangkan dengan sejumlah
hikmah yang dapat memperkaya batin masing-masing pasangan.
8. Toleransi, Solidaritas dan Kepedulian
Tidak benar untuk menuntut kesempurnaan dari suami maupun istri karena pada
dasarnya manusia tidaklah ada yang sempurna (kesempurnaan hanya milik Allah
SWT). Baik suami maupun istri pasti tidak luput dari yang namanya berbuat kesalahan.
Oleh sebab itu, penting untuk memiliki rasa toleransi demi menghindari kekeliuran
apalagi kekerasan. Bila masing-masing tidak ada yang mau mengalah, maka yang
terjadi hanyalah rasa dendam dan rumah tangga pun jadi berantakan. Saling
menguatkan satu sama lain merupakan bentuk nyata dari rasa peduli. Berusaha untuk
selalu bisa berdiri disamping pasangan ketika ada permasalahan yang menimpa akan
menumbuhkan rasa kepercayaan yang lebih dalam terhadap pasangan.
9. Sakralitas Rumah Tangga
Yang dimaksud sakralitas di sini adalah di mana dalam berumah tangga segala
sesuatunya harus didasari atas ketaatan terhadap syariat Allah SWT. Membangun
rumah tangga islami jika hanya dipandang dari segi materi tentu akan terasa berat.

10

Karena itu, ingatlah bahwa tujuan berubah tangga islami adalah untuk mendapat
kebaikan dengan berkah dari Allah SWT. Dengan begitu, masalah apapun yang
dihadapi dalam lingkup rumah tangga insya Allah bisa dihadapi.
2.4 KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WARAHMAH
A. Pengertian Sakinah,Mawaddah Dan Rahmah
Keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah merupakan tujuan utama dari
disyariatkannya nikah. Tujuan tersebut akan menghindarkan pernikahan dari hanya
sekedar ajang pelampiasaan nafsu seksual. Sakinah merupakan ketenangan hidup,
Mawaddah dan rahmah adalah terjadinya cinta kasih dan tercapainya ketentraman hati.
(QS.Ar-Rumm:21)


(Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.)
Sakinah merupakan ketenangan yang bersifat dinamis dan aktif. Mawaddah adalah
kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Mawadah ini merupakan
cinta super istimewa, yang hatinya begitu lapang dan kosong dari keburukan, sehingga
pintunya telah tertutup untuk dihinggapi keburukan lahir dan batin yang mungkin
datang dari pasangannya.
Sedangkan rahmah adalah kondisi psikologis yang muncul dalam hati akibat
menyaksikan ketidakberdayaan, sehingga mendorong yang bersangkutan untuk
memberdayakannya. Karena itu, dalam kehidupan rumah tangga, masing-masing
suami istri akan bersusah payah demi mendatangkan kebaikan bagi pasangannya, serta
menolak segala yang mengganggu dan mengaruhkannya. Banyak pasangan suami istri
mengharapkan kebahagiaan itu suatu keberuntungan yang pasti datang pada saatnya.
Keluarga sakinah adalah keluarga dengan penuh kebahagiaan yang terlahir dari
usaha keras pasangan suami istri dalam memenuhi semua kewajiban, baik kewajiban
perorangan maupun kewajiban bersama. Hukum pernikahan disyariatkan untuk
mencapai kebahagiaan lahir dan batin sebagaimana Allah dan Rasul-nya telah
menuntun kita untuk mencapai kebahagiaan tersebut.
B. Karakter Kebahagiaan Dalam Keluarga Sakinah, Mawaddah Dan Rahmah
Dalam keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah terdapat lima karakter
kebahagiaan.
Pertama dan yang utama adalah kebahagiaan spiritual. Salah satu kewajiban bersama

11

suami istri adalah melaksanakan ibadah-ibadah mahdah seperti shalat, puasa, zakat,
haji dan sebagainya. Ketika sebuah keluarga terdiri dari pasangan suami istri yang rajin
beribadah, dan dalam momen-momen tertentu memenuhi ajuran Allah dan Rasul-nya
untuk melaksanakannya secara bersama, seperti shalat berjamaah, membaca ALQuran, puasa sunnah, dan sebagainya, maka kehidupan rumah tangga itu akan dihiasi
oleh suasana religious dengan aura spiritual yang kental.
Kedua, kebahagian seksual, sudah menjadi fitrahnya dalam kehidupan rumah
tangga, suami istri ingin meraih kepuasan seksual. Bahkan hubungan seksual ini
dihukumi sebagai sedekah, sebagaimana sabda Rasulullah Saw.
(..dan dalam budhI (hubungan suami istri) salah seorang diantara kamu adalah
sedekah..) (HR. Muslim).
Islam pun mengatur ketentuan hubungan seksualitas sebagaimana sabda Rasulullah
Saw.
(Janganlah kamu menggauli istrimu itu sebagai keledai saja,tapi hendaklah ada
sebelumnya istimta! Mereka bertanya

Apakah itu ya Rasulullah? Rasulullah

menjawab, Ciuman dan kata-kata manis (HR. Abu Mansur dan Dailami).
Ketiga, Kebahagiaan finansial. Pemimpin keluarga wajib mencukupi kebutuhan
nafkah istri dan anak-anaknya dengan berbagai usaha yang halal. Kebahagiaan
finansial adalah kebutuhan asasi seperti sandang, papan dan pangan,serta kebutuhan
dharuri, seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan sehingga keluarga itu dapat
hidup normal, mandiri, bahkan bisa memberi.
Keempat, Kebahagiaan moral. Kebahagiaan moral meliputi sikap-sikap baik yang
dilakukan oleh setiap individu dalam keluarga. Seperti sikap suami dalam
memperlakukan istri dengan maruf. Istri juga wajib bersikap hormat dan patuh kepada
suami. Suami istri bersikap sayang kepada anak-anak sementara anak wajib bersikap
hormat kepada kedua orang tuanya.
Kebahagiaan moral ini akan tampak dari kebahagiaan spiritual, karena spiritual
yang baik akan berbuah kepada akhlak. Sebaliknya, spiritualnya yang buruk akan
buruk pula akhlaknya. Dengan demikian, banyak kata-kata iman dalam AL-Quran yang
diiringi dengan amal saleh. Amal saleh dalam hal ini adalah akhlak yang baik.
Kelima, Kebahagiaan intelektual. Untuk menjalani hidup dengan sebaik-baiknya
menurut tolak ukur Islam, juga untuk mampu mengatasi secara cepat dan tepat setiap
problematika keluarga yang timbul, diperlukan pengetahuan pemikiran (afkar) dan
hukum-hukum (ahkam) Islam pada pasangan suami istri. Dengan demikian, maka
menuntut ilmu (tsaqafah Islam) adalah wajib.
Dalam banyak ayat Al-Quran, Allah menegaskan bahwa segala bentuk kebaikan,
kebahagiaan, dan ketenangan dalam hidup manusia, hanya akan diraih dengan

12

memahami dan mengamalkan petunjuk-Nya, dalam hal ini petunjuk menjadi keluarga
bahagia. Allah Swt. Berfirman :



Artinya: (Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan

beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan

kepadanya kehidupan yang baik (di dunia), dan sesungguhnya akan Kami berikan
balasan kepada mereka (di akhirat) dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan (QS. An-Nahl:97)
Dalam ayat lain Allah berfirman:

( Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan berzikir
(mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram (QS.
Ar-Radu:28 )
Petunjuk-petunjuk islam dalam keluarga sudah sangat jelas dan sempurna, seperti
pertama, Islam telah mengajurkan dalam memilih seorang istri bahwa agama seorang
wanita harus lebih diutamakan dari pada faktor-faktor lainnya

(kecantikan dan

kekayaannya). Karena kebaikan agama seseorang wanita sangat mempengaruhi


kebaikan keluarganya; kedua, Islam mengajurkan untuk mengenal calon pasangannya
dengan cara khitbah; ketiga, Islam melibatkan kedua keluarga dalam proses pernikahan
sebagaimana sabda Rasulullah Saw. Bersabda : Tidak sah nikah tanpa seorang wali
(Al-Hadist); keempat, Islam mewajibkan suami untuk

memperlakukan

istrinya

dengan baik; dan kelima, keharusan seorang istri untuk patuh kepada suaminya dalam
hal kebaikan bagi keluarganya.
2.5 LANGKAH DAN CARA MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH, MAWADDAH
DAN RAHMAH
Banyak jalan, langkah, dan cara mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan
rahmah. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Takwa. Syarat untuk mencapai kehidupaan yang bahagia adalah patuh dan taat kepada
Allah Swt. Dan Rasul-Nya dalam segala aspek kehidupan , setelah itu berlaku
istiqamah pada agama Allah , berusaha seoptimal dan semaksimal mungkin,mematuhi
perintah Allah dan tidak melanggar larangan Allah, sehingga memperoleh ketenangan
batin.Ketenangan batin ini merupakan faktor yang menentukan dalam mewujudkan
keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah.

13

2. Kesabaran dan Keikhlasan . Sabar dalam kehidupan keluarga adalah ketaatan dalam
memenuhi

kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada suami istri , dan sabar

dalam menjauhi pelanggaran-pelanggaran terhadap hukum keluarga dan agama.


Sedangkan keikhlasan adalah menerima segala bentuk kekurangan yang dimiliki oleh
setiap pasangan baik berupa sifat dan bentuk dari pasangan kita. Karena tidak ada
kesempurnaan dalam diri manusia , kesempurnaan hanya milik Allah Swt.
3. Bersifat adil dan bersyukur. Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya, yakni
merupakan tindakan yang tepat dan tidak merugikan orang lain. Sedangkan syukur
merupakan sifat yang senantiasa optimis dan berupaya semaksimal mungkin untuk
mewujudkan keinginannya dengan ridha dan ikhlas terhadap segala keputusan Allah
Swt.
Oleh karena itu, tiga hal ini harus diupayakan oleh setiap keluarga dalam rangka
mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah. Tentunya selalu disertai
dengan doa kepada Allah Swt.

14

BAB III
PENUTUP
3.1

KESIMPULAN
Rumah tangga islami adalah rumah tangga yang di dalamnya ditegakkan adab-adab
islami, dan didirikan di atas landasan ibadah. Tujuan membentuk sebuah keluarga yang
islami adalah untuk mendapatkan keluarga yang sakinah, yang didasari oleh cinta dan kasih
sayang (mawaddah dan warohmah) dari Allah SWT sebagai Sang maha Pencipta. Keluarga
sakinah, mawaddah dan rahmah merupakan tujuan utama dari disyariatkannya nikah.
Tujuan tersebut akan menghindarkan pernikahan dari hanya sekedar ajang pelampiasaan
nafsu seksual.
Hukum ditegakkannya rumah tangga berdasarkan syariat Islam adalah wajib dan
merupakan sunnatullah yang berlaku untuk semua umat muslim.
Pentingnya membangun rumah tangga Islami yaitu merupakan perintah yang telah
ditetapkan oleh Allah swt, sebagai bentuk Masuliah (tanggung jawab) seorang muslim, dan
Mewujudkan Keseimbangan Hidup. Agama Islam telah memberikan petunjuk yang
lengkap dan rinci terhadap persoalan pernikahan. Mulai dari anjuran menikah, cara memilih
pasangan yang ideal, melakukan khitbah (peminangan), bagaimana mendidik anak. Serta
memberikan jalan keluar jika terjadi kemelut dalam rumah tangga, sampai dalam proses
nafaqah (memberi nafkah) dari suami kepada istrinya serta juga persoalan harta waris
dalam keluarga, semua diatur oleh Islam secara rinci.

3.2

SARAN
-

Dalam membangun dan membina sebuah keluarga diharapkan dapat memperhatikan

berbagai tugas terpenting dan tujuan berkeluarga menurut Islam.


Untuk mewujudkan terbentuknya keluarga yang harmonis dengan prinsip-prinsip Islam
adalah dengan melakukan pembinaan keluarga menurut aturan-aturan yang telah di
gariskan didalam islam dengan sedini mungkin. Insyaallah akan di ridhai Allah swt

15

DAFTAR PUSTAKA
-http://www.dakwatuna.com/2008/06/16/736/kewajiban-membentuk-rumah-tanggaislam/#ixzz4PlJRbDo7
-Hasbiyallah. 2015. Keluarga Sakinah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
-http://tafsirq.com/
-Kartika Ummu Arina. 2012. Jadilah Suami Istri Bijak. Solo : PT ZAMZAM
-Adil Fathi Abdullah. 2007. Nasihat Pengantin. Jakarta : Embun Publishing
-http://www.ummi-online.com/tips-rumah-tangga-bahagia-yang-islami-inilah-8-hal-yang-harusdiperhatikan-pasangan-suami-istri.html

16

Anda mungkin juga menyukai