Counting Chamber
Counting Chamber
Counting Chamber
Kelas 2C
2016
BAB I
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
Secara umum pertumbuhan jasad hidup dapat ditinjau dari dua segi yaitu pertumbuhan sel secara
individu dan pertumbuhan kelompok sebagai satu populasi. Pertumbuhan mikrobial biasanya
dicirikan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menggandakan massa sel. Waktu ganda dapat
berbeda dengan waktu ganda sel karena massa sel dapat meningkat tanpa peningkatan jumlah
sel.
Pertumbuhann sel diartikan sebagai adanya penambahan volume sel serta bagian sel lainnya,
yang diartikan pula sebagai penambahan kuantitas isi dan kandungan di dalamnya.
Beragam cara dapat digunakan untuk menghitung jumlah sel. Hasil perhitungan biasnaya
dinyatakan dalam konsentrasi sel. Yang digambarkan dalam bentuk kurva pertumbuhan.
1. Pengenceran
Dilakukan dengan cara pengenceran 1ml cuplikan diambil dengan menambah 9ml air
suling. Ini berarti pengenceran 10-2 dari cuplikan semula, seterusnya dibuat samapai
mencapai larutan dengan konsentrasi terendah. Cuplikan yang diencerkan, dikocok, dan
dipipet 1ml lalu dituangkan ke cawan petri yang berisi media agar tumbuh pada tempat
yang tepat.
2. Kultur slide
Modifikasi dari teknik pengenceran. Membutuhkan suatu medium gel agar yang
ditempatkan pada cawan kecil yang dipasang pada slide mikroskop.
3. Coulter count
Sampel yang telah diencerkan ditempatkan didalam penampungan cairan yang
mengandung elektrolit. Suatu daya litrik dialirkan pada elektroda sehingga terjai aliran
pulsa
4. Penggunaan ruang hitung
Hasil dari pengenceran tidak ditanam di cawan petri tetapi diteteskan ke dlaam ruang
hitung. Pemeriksaan selanjtunnya memakai mikroskop.
5. Tabung fermentasi
Metode ini menggunaka tabung-tabung yang mengandung media. Dengan pemeriksaan
ada atau tidak pertumbuhan mikoorganisme pada setiap konsentrasi tabung. Ada
pertumbuhan dapat diketahui bila ada gas dalam tabung
6. Penggunaan turbidimeter
Perhitungan kerapatan suatu materi dalam larutan yang diberi cahaya. Kualitas bias yang
dilakukan identik dengan kerapatan sel yang ada dalam larutan.
1) Metoda langsung
Berat sel kering
Kekruhan
2) Metode tidak langsung
Komponen sel
Pengambilan nutrient
Pembentuk produk
Evolusi panas
Volume sel terkemas
Viskositas
Pengukuran ATP
Counting chamber merupakan suatu kaca obyek tebal, diatasnya diasahkan suatu dataran yang
dalamnya 0,1 mm. Pada dataran ini di buat garis-garis berbentuk 16 persegi besar, pada setiap
persegi besar di bagi lagi menjadi 16 persegi kecil. Panjang sisi persegi kecil 0,05 mm. Jika di
atas bagian yang diasah ini di letakan sebuah kaca tutup, maka terbentuk suatu ruang yang
tingginya adalah 0,1 mm.
Tiap-tiap persegi kecil dibawah kaca tutup tersebut merupakan suatu ruang dengan isi 0,05 x
0,05 x 0,1 mm3 = 25. 10 -5 mm3. Jika di bawah kaca tutup tersebut dimasukan setetes suspensi,
maka dengan mikroskop dapat di hitung jumlah sel dalam tiap-tiap persegi tersebut, sehingga
dapat di hitung pula jumlah sel per ml dari suspensi tersebut.
Untuk menghitung konsentrasi sel dilakukan pengamatan terhadap 5 (lima) persegi besar atau 80
(delapan puluh) persegi kecil. Jumlah sel dalam setiap persegi kecil dihitung kemudian
jumlahkan seluruh hasil perhitungan untuk ke-80 persegi kecil.
Karena letak mikroorganisme hidup tidak teratur, maka dalam menghitung dibuat kesepakatan
agar sel yang terletak pada garis tidak dihitung dua kali, yaitu :
Sel-sel yang terletak pada garis sebelah kanan dan bawah tidak termasuk dalam persegi
kecil yang sedang dihitung selnya. Contoh pada persegi nomor 1 jumlah selnya adalah 6.
Sel-sel yang terletak pada garis sebelah kiri dan atas termasuk dalam persegi kecil yang
sedang dihitung selnya. Contoh pada persegi nomor 2 jumlah selnya adalah 3, pada
persegi nomor 6 jumlah selnya 5.
Dari hasil penentuan tersebut dapat ditentukan konsentrasi sel dengan rumus :
Jumlah sel dalam setiap persegi kecil harus berisi sekitar 10 sel. Bila pada saat pengamatan
diperoleh jumlah sel lebih besar dari 10 (sepuluh) sel dalam setiap persegi kecil, maka perlu
dilakukan pengenceran. Pengenceran harus dilakukan dengan sangat teliti. Konsentrasi sel
sesungguhnya bila dilakukan pengenceran adalah :
Counting chamber memiliki dua saluran yang dalam pada kedua sisi ruang hitungnya yang
berfungsi untuk menampung kelebihan cairan. Kaca tutup yang diletakkan di atas ruang hitung
harus kering agar ketinggian dari ruang hitung tetap terjaga.
Pada counting chamber model baru, diatas satu kaca objek dibuat 2 ruang hitung yang satu sama
lain dipisahkan dengan saluran.
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
Alat Bahan
Counting chamber Suspensi mikroorganisme (ragi, bakteri)
Counter Air garam steril
Tabung reaksi
Pipet tetes
Pipet ukur
Mikroskop
Kaca preparat dan tutupnya
Kocok suspensi baik baik agar sel dapat tersebar sama rata
a. Counting Chamber
Persegi 1 = 10
Persegi 2 = 7
Persegi 3 = 10
Persegi 4 = 9
Persegi 5 = 5
Mikroskop dan counting chamber adalah alat yang mudah rusak atau pecah bila tidak dignakan
dengan hati hati
Jangan sampai suspensi mikroorganisme tumpah. Bila tumpah segera bersihkan. Cuci tangan dan
semua yang kontak dengan mikroorganisme tersebut
1
Konsentrasi sel dalam 1 ml = 80 x 25.105 103 jumlah sel yang diamati
1
= 80 x 25.105 103 x 41
Berat sel kering = ( Berat tabung eppendorf +endapan sel )- Berat tabung eppendorf kosong
Mikroorganisme tumbuh dalam suatu spektrum lingkungan fisik dan kimiawi yang
sangat luas. Pertumbuhan mikrobial biasanya dicirikan dengan waktu yang dibutuhkan untuk
menggandakan massa sel atau jumlah sel. Pertumbuhan sel dapat diartikan sebagai adanya
penambahan volume sel serta bagian-bagian lainnya, yang diartikan pula sebagai penambahan
kuantitas isi dan kandungan di dalamnya. Beragam cara dapat digunakan untuk menghitung
jumlah sel atau mengukur massa sel.
Pada praktikum kali ini metode yang digunakan dalam pengukuran pertumbuhan
mikroba yaitu metode berat sel kering dan penghitungan konsentrasi sel mikroba dengan
counting chamber. Dalam metode berat sel kering digunakan tabung sentrifugal untuk mengukur
biomassa e-coli dalam suspensi. Disiapkan tiga buah tabung eppendorf. Tabung eppendorf
pertama-tama ditimbang dalam keadaan kosong. Berat tabung eppendorf kosong ke-1, 2, dan 3
berturut-turut adalah 1,0821 gram; 1,0688 gram; dan 1,038 gram. Masing-masing tabung
kemudian diisikan dengan 1,5 ml suspensi. Tabung yang telah berisi suspensi ini kemudian
disentrifugasi dengan alat eppendorf centrifuge selama 15 menit. Setelah 15 menit tabung
diangkat dan suspensi yang tidak mengendap kemudian dibuang. Tabung yang berisi endapan
kemudian dikeringkan dalam oven. Tabung yang berisi sel kering kemudian kembali ditimbang.
Adapun berat tabung yang berisi sel kering masing-masing adalah 1,1007 gram; 1,0707 gram;
dan 1,0686 gram. Biomassa yang diperoleh merupakan selisih antara berat tabung dengan sel
mikroba kering didalamnya dengan berat tabung kosong. Dengan demikian diperoleh biomassa
dari setiap tabung yaitu 0,0186 gram; 0,0019 gram; dan 0,0306 gram.
Dalam penghitungan konsentrasi sel mikroba, suspensi berupa ragi diteteskan pada
counting chamber kemudian tutup dengan kaca tutup. Counting chamber kemudian diamati di
bawah mikroskop. Amati jumlah sel pada setiap persegi kecil. Pada pengamatan pertama kali,
jumlah sel pada persegi kecil lebih dari 10, oleh karenanya dilakukan pengenceran 100 kali.
Setelah pengenceran, kembali dilakukan pengamatan di bawah mikroskop. Penghitungan jumlah
sel dilakukan dalam lima persegi besar atau 80 persegi kecil. Caranya yaitu dengan menghitung
sel-sel yang berada dalam persegi kecil. Karena letak mikroorganisme hidup tidak teratur, maka
dalam menghitung dibuat kesepakatan agar sel yang terletak pada garis tidak dihitung dua kali,
yaitu sel-sel yang terletak pada garis sebelah kanan dan bawah tidak termasuk dalam persegi
kecil yang sedang dihitung selnya dan sel-sel yang terletak pada garis sebelah kiri dan atas
termasuk dalam persegi kecil yang sedang dihitung selnya. Setelah dilakukan pengamatan,
diperoleh jumlah sel mikroba dari lima persegi besar yaitu 41 buah sel. Untuk menentukan
konsentrasi sel dalam 1 ml digunakan rumus berikut.
1
3
konsentrasi sel dalam 1 ml= 5
sel yang diamati
80 x 25.10 x 10
6
Dari rumus tersebut diperoleh konsentrasi sel per mlnya adalah 2,05 x 10 /ml.
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan perhitungan konsentrasi sel mikroba dengan
menggunakan ruang hitung (counting chamber) dan dengan metode berat sel kering bakteri.
Untuk perhitungan konsentrasi sel mikroba dengan menggunakan counting chamber, dilakukan
perhitungan terhadap sel ragi. Suspensi yang digunakan adalah air garam steril dan fermipan.
Sedangkan, untuk perhitungan konsentrasi sel mikroba dengan menggunakan perhitungan sel
kering, suspensi yang digunakan adalah media NB dengan bakteri e-coli.
Penggunaaan air steril untuk membuat suspensi spora dimaksudkan agar tidak terdapat mikroba
lain yang terlarut dalam suspensi. Tersuspensinya spora dalam air steril ditandai dengan
berubahnya warna air steril dari jernih menjadi keruh.
Metoda perhitungan sel mikroba dengan counting chamber dilakukan dengan menghitung sel
hidup maupun sel mati. Dengan kata lain hasil yang diperoleh ialah jumlah total sel yang ada di
dalam populasi. Sel ragi dipilih dengan alasan memudahkan dalam perhitungan jumlah selnya
karena ukuran sel ragi lebih besar dari pada sel bakteri. Sel ragi yang akan terlihat berbentuk
bulat.
Untuk menghitung konsentrasi sel dengan counting chamber (berupa kaca objek tebal),
dilakukan pengamatan terhadap 5 (lima) persegi besar atau 80 persegi kecil. Jumlah sel dalam
setiap persegi kecil harus berisi maksimal 10 sel. Jumlah sel dalam setiap persegi kecil tersebut
dihitung kemudian dijumlahkan seluruh hasil perhitungan untuk ke-80 persegi kecil.
Pada perhitungan sel mikroba dengan counting chamber, dilakukan pengenceran sebanyak 2 kali
(10-2), agar jumlah sel yang berada pada kotak kecil tidak lebih dari 10 buah. Pengenceran
dialukan dengan mengambil 1 mL suspensi kemudian dilarutkan dalam 9 mL air garam steril.
Ketika mengencerkan, suspensi harus dikocok terus menerus sampai homogen agar tidak ada sel
ragi yang bergerombol karena dapat meyulitkan dalam perhitungan selnya. Di sini, hasil
pengenceran diteteskan ke dalam ruang penghitung. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan di
bawah mikroskop.
Untuk dapat menemukan letak ruang hitung, counting chamber yang telah ditetesi dengan
sampel dan ditutup dengan kaca penutup diatur sedemikian rupa (bisa dengan menggeser
counting chamber ataupun dengan mencoba memfokuskan lensa objektif) hingga terlihat 1 kotak
besar yang di dalamnya terdapat 16 kotak kecil yang dibatasi oleh 1 buah garis dan pada bagian
tepi dari kotak besar dibatasi oleh 3 garis pembatas antar kotak besar. Berdasarkan perhitungan,
didapatkan jumlah sel ragi yang terdapat dalam 5 kotak berturut-turut adalah 10, 7, 10, 9, 5
(buah), sehingga jumlah total sel yang diamati adalah 41 buah.
Untuk menghitung konsentrasi sel dalam 1 ml, dapat dikalkulasikan menggunakan rumus :
1
sel yang diamati
Konsentrasi sel dalam 1 ml = 5
80 25.10 10
3
Dengan total sel sebanyak 41 buah, maka konsentrasi sel dalam 1 ml adalah 2,05 106.
Pada percobaan perhitungan berat sel kering, dilakukan dengan metoda sentrifugasi. Dimana
suspensi yang berupa media NB + bakteri e-coli dipipet masing-masing sebanyak 1,5 ml
kemudian dimasukkan ke dalam 3 tabung eppendorf (yang sebelumnya telah ditimbang berat
kosong masing-masing tabung). Kemudian, tabung ketiga eppendorf yang telah diisi dengan
suspensi dimasukkan ke dalam alat sentrifuge eppendorf. Alat kemudian di set dengan putaran
12,0 rpm dan waktu sentrifugasi selama 15 menit. Setelah proses sentrifugasi selesai, di dalam
tabung eppendorf terdapat endapan. Endapan itulah yang akan ditimbang beratnya sampai
beratnya konstan dengan terlebih dahulu mengeringkan sel atau endapan tersebut dengan
pemanasan. Setelah dilakukan penimbangan, berat biomassa (endapan) dari masing-masing
tabung adalah 0,0186 ; 0,0019 ; dan 0,0306. Sehingga, rata-rata konsentrasi sel tiap 1,5 ml adalah
0,01703 gram/1,5ml.
Farkhiyah (151411075)
Pada praktikum kali ini dilakukan perhitungan konsentrasi sel mikroba dengan metode counting
chamber (ruang hitung) dan menghitung biomassa. Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk
mengetahui perkembangan dan pertumbuhan mikroba dalam jangka waktu tertentu, selain itu
untuk mengetahui keefektipan sterilisasi.
Pada proses counting chamber mikroba yang digunakan adalah sel ragi. Sel ragi berukuran lebih
besar daripada bakteri sehingga memudahkan dalam proses penghitungan di counting chamber.
Pada proses counting chamber sel yang dihitung merupakan sel keseluruhan baik yang hidup
ataupun yang mati.
Pada tahap pertama, dihitung jumlah sel ragi menggunakan metode counting chamber, alat yang
digunakan yaitu mikroskop dengan perbesaran 40x. Untuk menghitung konsentrasi sel dengan
counting chamber dilakukan pengamatan terhadap 5 persegi besar yang atau sama dengan 80
persegi kecil. Jumlah sel dalam setiap persegi besar harus berisi maksimal 10 sel. Cuplikan di
teteskan dalam pada ruang hitung dan ditutup dengan kaca penutup. Sel ragi tanpa pengenceran
jumlah sel dalam setiap kotak persegi besar sangat banyak , sehingga dilakukan pengenceran
agar menurunkan konsentrasi cuplikan sehingga lebih mudah menghitungnya. Pengenceran
pertama 10-1 , diambil dari 1 mL ssuspensi dan diampurkan dengan 9 mL air garam steril, pada
pengenceran ini sel ragi dalam persegi besar masih melebihi 10 sel sehingga dilakukan
pengenceran selanjutnya yaitu dengan mengambil 1 mL pada pengenceran pertama dicampurkan
dengan 9 mL air garam steril. Pada pengenceran 100 kali dapat dilihat sel ragi dalam persegi
besar 10. Cara menghitung jumlah sel ragi yaitu dengan menghitung sel dalam persegi
besar bagian kiri dan atas. Tiga garis yang saling berdekatan merupakan batas persegi besar, dan
satu garis merupakan batas persegi kecil. Jumlah sel ragi yang dihitung hanya dalam lima persegi
besar. Jumlah sel ragi yang didapatkan adalah 41. Sehingga diperoleh konsentrasi sebesar :
1
konsentrasi sel dalam 1 ml=
80 x 25.105 x 103
41
Selanjutnya, adalah metode berat sel kering. Pada tahap ini dilakukan dengan membiakkan
bakteri E.coli dengan media NB dalam 50 mL yang diinkubasi selama 18 jam. Pada tahap
ini cuplikan dimasukan ke dalam tiga tabung sentrifugal dengan masing masing volume 1,5 mL.
berat tabung kosong 1, 2, 3 ditimbang terlebih dahulu. Cuplikan dalam tabung kemudian di
sentrifuge selama 15 menit. Diperoleh endapan kecil (mikroba). Untuk menghitung massa
mikroba, cairan dalam tabung dibuang dan endapannya dipanaskan dalam oven sampai berat
yang diperoleh konstan.
Biomassa bakteri E.coli dapat diperoleh dengan rumus, biomassa= (berat tabung+sel E.coli
kering)-berat tabung kosong. Diperoleh biomassa pada tabung pertama sebesar 0,00186. Tabung
kedua 0,0019 dan tabung ketiga 0,00306. Sehingga, rata-rata konsentrasi sel tiap 1,5 ml adalah
0,01703 gram/1,5ml.
banyak sel yang dapat dihitung dalam kotak besar sebanyak sepuluh sel. Jumlah sel yang ada
dalam 5 kotak sebanyak 41 sel. Diperoleh konsentrasi sebesar : 2,05 x 106/ml.
Kedua menggunakan metoda berat sel kering. Dengan membiakkan bakteri E.coli dalam
media NB sebanyak 50ml yang diinkubasi selama 18 jam.
Ada 3 tabung sentrifugal yang berisi 1,5 ml setiap tabungnya. Ketiga tabung tersebut di
sentrifuge selama 15 menit. Sebelum diisi dengan cuplikan tersebut semua tabung ditimbang
dalam keadaan kosong. Setelah sentrifuge selesai terdapat endapan dalam tabung tersebut lalu
cairan yang masih ada dalam tabung dibuang sehingga dapat ditimbang berat tabung tetapi
tabung dikeringkan terlebih dahulu karena menggunakan metoda berat sel kering. Didapatkan
berat biomassa dari bakteri E.coli dengan perhitungan berat biomassa = (berat tabung+sel E.coli
kering) berat tabung. Biomassa pada tabung pertama sebesar 0,00186, biomassa pada tabung
kedua sebesar 0,0019 dan biomassa pada tabung ketiga sebesar 0,00306.