SAP Peng Antropologi
SAP Peng Antropologi
SAP Peng Antropologi
DESKRIPSI
Secara umum, mata kuliah ini memberikan penjelasan tentang pengertian antropologi, sejarah
perkembangan, metode, teori-teori yang digunakan dalam ilmu antropologi, dan berbagai topik
inti dalam kajian antropologi. Kendati pun secara etimologi antropologi berarti ilmu tentang
manusia, fokus kajiannya adalah pada kebudayaan, bukan pada dimensi eksistensinya sehingga
apabila kita membicarakan antropologi pada saat kini, sebenarnyalah kita membahas
kebudayaan. Memang pada masa lampau antropologi banyak membahas masalah asal usul
makhluk manusia berdasarkan teori evolusi, yang menjadi cabang dari kajian antropologi pisik.
Ilmu antropologi dilihat dari sejarah perkembangannya, dapat dikelompokkan kepada empat
periode perkembangan yang turut dipengaruhi oleh situasi di mana ilmu itu dipelajari dan untuk
apa. Hal ini akan menentukan fokus kajiannya, sehingga menimbulkan cabang-cabang
antropologi yang beragam. Sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri antropologi memiliki
karakteristik khas dan unik, yakni holisme dan pendekatan kualitatatif dengan metode etnografi.
Untuk mendekati obyek kajiannya itu, antropologi menggunakan teori-teori: Evolusionisme;
fungsionalisme, strukturalisme; materialism, interpretivisme simbolik dan lain-lain. Semua itu
dimaksudkan sebagai pengenalan terhadap ilmu antropologi yang diperlukan untuk memahami
masyarakat dan kebudayaannya pada studi lanjut dalam disiplin ilmu antropologi.
KOMPETENSI
1
DESKRIPSI PERTEMUAN MINGGUAN
I. PENGANTAR PERKULIAHAN
Deskripsi:
Secara etimologis, antropologi berarti ilmu tentang manusia sehingga kajian antropologi
mencakup aspek fisik dan sosial dari manusia. Cabang-cabang antropologi pun terus mengalami
perkembangan, yang semula hanya lima cabang, yaitu paleoantropologi, antropologi fisik,
etnolinguistik, prehistori dan etnologi, sekarang telah berkembang menjadi cabang-cabang sesuai
dengan disiplin ilmu yang terdapat ilmu-ilmu sosial; seperti antropologi ekonomi, anatropologi
agama, antropologi pendidikan, antropologi politik dan antropologi ekologi. Pada pertemuan ini
juga dibahas fase-fase sejarah dan perkembangan antropologi sebagai disiplin ilmu yang berdiri
sendirri. Demikian juga, akan dikaji kaitan antropologi dengan ilmu-ilmu lain, khususnya ilmu-
ilmu sosial seperti, ilmu geologi, ilmu anatomi, ilmu arkeologi, ilmu ekonomi, ilmu hukum adat,
dan ilmu politik untuk melihat sebuah posisi ilmu antropologi dalam peta di antara beberapa ilmu
sosial.
Pertanyaan:
1) Apa yang menjadi karakteristik antropologi sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan apa
saja cabang-cabangnya?
2) Bagaimana sejarah dan perkembangan antropologi dan apakah tujuannya dalam masing-
masing fase perkembangannya?
3) Bagaimana hubungan antropologi dengan ilmu sosial lainnya?
Referensi:
1) Zulkifli, h. 17-21, 25-31
2) Koentjaraningrat, h.1-10; Zulkifli, h.21-25
3) Koentjaraningrat, h.24-41; Zulkifli, h.32-36.
Deskripsi
Pada sesi ini, pendalaman untuk memahami antropologi mencakup paradigma ilmiah yang
berkembang dalam antropologi termasuk pendekatan dan metode ilmiah yang digunakan untuk
2
mengadakan penelitian dalam kajian antropologi. Pendekatan dan metode penelitian tersebut
diharapkan menjadi dasar bagi mahasiswa agar mampu mengadakan penelitian antropologi dan
mengkaji dan menganalisis masalah-masalah social dan budaya yang terjadi di masyarakat.
Pertanyaan:
1)Bagaimana karakteristik paradigma ilmiah dalam antropologi?
2)Metode-metode apakah yang digunakan dalam kajian antropologi?
Referensi:
1) AF Saifuddin, h.53-66
2) Koentjaraningrat, h.41-48, Zulkifli, h.37-52
Deskripsi
Fokus pada pada pertemuan ini adalah teori-teori yang berkembang dalam antropologi sosial
budaya mulai dari evolusionisme hingga postmodernisme. Masing-masing memiliki prinsip dan
pokok-pokok pikiran. Pendalaman terhadap teori-teori sebagai pisau analisis untuk membedah
ranah kajian antropologi. Untuk itu, mahasiswa diharapkan memahami piranti teoretis tersebut
dan mampu menggunakannya dalam kajian-kajian antropologis.
Pertanyaan:
1) apakah pokok-pokok pikiran masing-masing teori dalam antropologi?
Referensi:
1) Ahimsa-Putra, h.155-194; Zulkifli, h.53-75
V. MASYARAKAT
Deskripsi
Ulasan tentang masyarakat disini ditinjau dari perspektif antropologi. Sebagai sebuah kehidupan
kolektif, masyarakat memiliki pengertian yang berbeda dengan tinjauan ilmu sosial lainnya.
Dengan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, misalkan, pola tingkah laku, identitas yang
sama, dan ikatan kolektif, sehingga membentuk sebuah kehidupan bersama yang bernama
masyarakat. Pembahasan tentang masyarakat juga dipaparkan mengenai pranata sosial dan
struktur sosial yang melingkupi kehidupan bersama sehinggga memungkinkan terjadinya
integrasi yang membingkai keseluruhan bagian-bagian, individu-individu, dan kelompok-
kelompok dalam masyarakat.
Pertanyaan:
1) Apa pengertian masyarakat menurut antropologi?
2) Apa saja unsur-unsur yang membentuk masyarakat?
3) Apa yang dimaksud dengan pranata sosial dan struktur sosial?
3
Referensi:
1) Koentjaraningrat, Bab VI
2) Roger M. Keesing, Bab II.
3) Koentjaraningrat, h.162-176
VI. KEBUDAYAAN
Deskripsi
Ilmu antropologi memberikan batasan atau definisi tentang kebudayaan yang berbeda dengan
definisi ilmu lainnya. Antropologi memasukkan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia yang dicapai melalui belajar sebagai definisinya. Gagasan, aktivitas atau tindakan dan
benda-benda hasil karya manusia merupakan wujud dari sebuah kebudayaan. Pada bagian lain,
kebudayaan memiliki unsur-unsurnya, yaitu: bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial,
sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi dan kesenian.
Dengan penjelasan pengantar ini, dimaksudkan agar dapat memahami kebudayaan sebagai
jantung kajian antropologi. Bagi seorang antropolog, kebudayaan menjadi lahan pembahasan
yang sangat sentral dan menarik dalam kajiannya.
Pertanyaan:
1) Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
2) Apa saja wujud dari kebudayaan?
3) Apa unsur-unsur dari kebudayaan universal?
Referensi:
1) Koentjaraningrat, Bab V
2) Roger M. Keesing, Bab VI
3) William A. Haviland, Bagian IV.12.
VII. KEPRIBADIAN
Deskripsi
Pokok bahasan terletak pada kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Diskusi mengenai
kepribadian manusia disebabkan keunikan manusia dilihat dari segi kepribadian manusia yang
berbeda antar-manusia. Untuk memperkaya bahasan, kepribadian disini akan ditinjau dari
perspektif antropologi dan psikologi. Secara spesifik, juga dibahas pengertian kepribadian,
unsur-unsur kepribadian dan aneka warna kepribadian.
Pertanyaan:
1) Apa yang dimaksud dengan kepribadian menurut antropologi dan psikologi?
2) Apa saja unsur-unsur kepribadian manusia?
Referensi:
1) Koentjaraningrat, Bab III
2) William A. Haviland, Bag. IV; Zulkifli h.99-105
4
VIII. KEKERABATAN DAN ORGANISASI SOSIAL
Deskripsi
Pembahasan ini akan menguraikan masalah kekerabatan termasuk sistem perkawinan yang
berlangsung dalam masyarakat. Setiap masyarakat memiliki sistem perkawinan yang
dilaksanakan dan diatur secara berbeda-beda. Melalui wadah perkawinan baik monogami,
poligami maupun poliandri, generasi baru dilahirkan secara turun temurun. Selanjutnya
perkawinan akan membentuk sebuah keluarga, mulai dari keluarga inti (nuclear family) hingga
keluarga luas (extended family). Bila dalam perkawinan itu pasangan bertempat tinggal di rumah
istri disebut matrilokal. Sistem perkawinan tersebut dilestarikan dan diwariskan kepada generasi
secara turun temurun. Selanjutnya, dalam perkawinan dan keluarga akan memunculkan
hubungan atau ikatan antara anggota keluarga. Dengan karakterisitik masing-masing, masyarakat
mempunyai sistem kekerabatan yang berbeda sesuai dengan kebudayaannya. Peran sosial yang
dimainkan oleh anggota keluarga akan menimbulkan ikatan kekerabatan dalam sebuah keluarga.
Sistem kekerabatan dengan mengikuti dan menghitung garis keturunan ayah disebut dengan
patrilineal. Sedangkan matrilineal menghitung garis keturunan ibu. Bila menghitung garis
keturunan ayah dan ibu disebut bilateral. Garis keturunan berdasarkan jenis masing-masing
membentuk sistem kekerabatan dalam sebuah keluarga. Kekerabatan juga berkaitan erat dengan
organisasi sosial dan jaringan.
Pertanyaan:
1) Apa yang dimaksud keluarga inti dan keluarga jauh?
2) Apa perbedaan poligami, monogami dan poliandri?
3) Bagaimana membedakan antara patrilineal dan matrilineal?
4) Apa saja yang mendasari pengelompokan sosial?
Referensi:
1) William A. Haviland; Bab 1
2) William A. Haviland; Bab 18
3) Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Bab III
4) Zulkifli 129-132
X. AGAMA
Deskripsi
Pertemuan kali ini membahas agama atau religi sebagai salah satu topic penting dalam
antropologi. Pembahasan tersebut mencakup teori-teori antropologi agama mulai dari asal usul
agama, sosiologi agama, fungsi agama, dan agama sebagai sistem simbol. Masalah komponen-
komponen agama juga dikaji dalam sesi ini.
Pertanyaan:
1)Apakah konsep agama dalam perspektif antropologis?
2)Apakah komponen-komponen agama dalam antropologi?
5
Referensi:
1)Zulkifli h.133-149
2)Koentjaraningrat h.377
Deskripsi
Pertemuan XI ini membahas perspektif antropologis tentang sistem politik, khususnya masalah
otoritas, kekuasaan, peperangan, dan kepemimpinan. Antropologi melihat aktivitas politik
sebagai bagian dari fenomena sosial budaya dengan menggunakan pendekatan yang holistik.
Pertanyaan:
Apakah perbedaan kepemimpinan pada masyarakat tradisional dan masyarakat modern?
Referensi:
Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi 2, h.215-227.
Deskripsi:
Pertemuan ini membahas perspektif antropologi ekonomi yang membahas keanekaragaman
sistem ekonomi yang dikembangkan umat manusia dengan pendekatan yang holistik. Pada
pertemuan ini dikaji secara lebih mendetail mode-mode produksi dalam masyarakat dan bentuk-
bentuk distribusi dan pertukaran yang dikembangkan umat manusia.
Pertanyaan:
1)Apakah perbedaan antara mode produksi ekonomi subsistens dan ekonomi industri?
2)Apakah bentuk-bentuk pertukaran yang dikembangkan umat manusia?
Referensi:
1)Zulkifli 178-182
2)Zulkifli 182-185
Deskripsi
Sejalan dengan kehidupan sosial yang bergerak dan mengalami perubahan, masyarakat dan
kebudayaan pun ikut melaju dalam dinamikanya. Masyarakat dan kebudayaan bukan hal yang
statis dan jumud tapi keduanya terus menerus berproses dengan dinamika yang dimilikinya.
Masyarakat dengan generasi-generasinya terus menerus belajar terhadap kebudayaan. Saat
6
terjadi pergantian generasi, maka budaya pun ditanamkan ke dalam setiap generasi. Di samping
itu, bersamaan dengan arus globalisasi, tidak dapat dihindari lagi pertemuan atau persinggungan
antara masyarakat dengan masyarakat lain sehingga berdampak pada penetrasi dan pertukaran
antarkebudayaan. Mungkin terjadi penyerapan kebudayaan yang lain atau bahkan menciptakan
kebudayaan yang sama sekali baru. Pembahasan diarahkan pada dinamika dalam masyarakat dan
antar-masyarakat dengan kebudayaannya yang memungkinkan terjadinya percampuran
kebudayaan.
Pertanyaan:
1) Bagaimana budaya ditanamkan ke dalam setiap generasi?
2) Apa dampak positif dan negatif dari percampuran kebudayaan?
Referensi:
1) Koentjaraningrat, Bab VI
2) Roger M. Keesing, Bab VI
Deskripsi
Pertemuan ini membahas antropologi terapan, yakni aplikasi antropologi dalam pembangunan.
Hal tersebut dilandasai oleh pemikiran bahwa ilmu, baik ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial,
dituntut kontribusinya atau manfaat praktisnya bagi perkembangan masyarakat atau penyelesaian
masalah-masalah kemanusiaan. Dibahas juga masalah perbedaan antara antropologi murni dan
antropologi terapan.
Pertanyaan:
1)Apakah perbedaan antara antropologi murni dan antropologi terapan?
2)Bagaimana kontribusi antropologi dalam pembangunan?
Referensi:
1)Marzali, h.1-9
2)Suparlan, h.61-67; Zulkifli, h.187-193.
Buku Rujukan
Koentjaraningrat, Pengantar ilmu Antropologi, 1981
---------------------, Sejarah Teori Antropologi 1 dan 2, 1990
---------------------, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, 1997
---------------------, Beberapa Pokok Antropologi Sosial,1992
A. Fedyani Saifuddin, Antropologi Kontemporer: Suatu Pengantar Kritis mengenai
Paradigma, Jakarta: Kencana, 2005
William A Haviland, Antropologi, 1985
7
Roger M. Keesing, Antropologi Budaya, 1992
Carol R. Ember and Melvin Ember, Cultural Anthropology, 1981
Parsudi Suparlan Kebudayaan dan Pembangunan dalam EKM Masinambow (ed)
Koentjaraningrat dan Antropologi Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan
Asosiasi Antropologi Indonesia, 1997
Amri Marzali Antropologi dan Pembangunan Indonesia. Jakarta: Kencana, 2007
Zulkifli, Antropologi Sosial Budaya, 2008
Heddy Shri Ahimsa-Putra Antropologi Sosial Budaya di Indonesia: Tingkat
Perkembangan dengan Perspektif Epistemologis dalam Taufik Abdullah (ed) Ilmu
Sosial dan Tantangan Zaman. Jakarta: Rajawali Press, 2006
Metode Perkuliahan
1. Tugas Individual: Review setiap topic yang akan dikuliahkan
2. Diskusi: presentasi hasil review
3. Ceramah: penjelasan dosen diakhir perkuliahan mengenai inti dari materi perkuliahan
atau pun menjawab pertanyaan mahasiswa.
Penilaian
1. Formatif: 30% (kehadiran, tugas, dan aktivitas selama perkuliahan)
2. Mid Test (UTS): 30%
3. Sumatif (UAS) : 40%
Kontrak Belajar
1. Perkuliahan dimulai sesuai jadwal. Batas toleransi keterlambatan, baik dosen maupun
mahasiswa adalah 15 menit.
2. Mahasiswa yang jumlah tatap mukanya kurang dari 75% tidak diperkenankan ikut ujian
kakhir semester.
3. Mahasiswa tidak boleh menggunakan sandal dan kaos oblong ketika mengikuti
perkuliahan (sesuai dengan kode etik)
4. Ujian tengah semester diadakan pada minggu ke 8/9 secara tertulis
5. Tugas review bacaan diserahkan setiap minggu di akhir perkuliahan sesuai dengan
materi/topik perkuliahan pada saat itu.