Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Teks Syarhil Naim 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 33

teks Syarh Quran 1

06DEC

Teks Syarhil Quran pada Semarak UPTQ 2010oleh : Asep Mauluddin Ibnu
Sofyan ( Pensyarah ), Asep Rizal Khairuddin ( Tilawah ) dan Afiyyah ( Sari
Tilawah )
Judul I : Mewujudkan pemerintahan Bebas KKN
silahkan untuk di jadikan rujukansemoga bermanfaat.

,,
. .



Dewan hakim yang kami hormati
Hadirin yang kami hormati
Transparency International, suatu lembaga penelitian independen yang
bermarkas di Berlin melalui Global Coruption barometer menyatakan, bahwa
Indonesia menempati peringkat pertama, sebagai negara terkorup se-Asia,
dan peringkat kedelapan di antara negara-negara terkorup di dunia, setelah
Nigeria, Pakistan, Kenya, Bangladesh, Cina, Kamerun, dan Venezuela. Bukan
hanya itu, perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme atau KKN di negara kita ini,
sudah menjadi penyakit mental dan sosial yang mengkristal, virus-virusnya
telah mewabah, meluah, bahkan melimpah ke segala lapisan.KKN bukan saja
monopoli kalangan pemerintah pusat, tapi juga pemerintah daerah; KKN
bukan saja terjadi di kalangan eksekutif, legislatif, yudikatif; bahkan lembaga
pemberantas tindak pidana korupsi pun, terjerumus ke dalam penyakit
korupsi.
Dampaknya, pembangunan terhambat, pendidikan tersumbat, ekonomi
tersendat, kemiskinan terus meningkat, rakyat semakin melarat, hukum
hampir sekarat, karena tidak mampu menjerat, para koruptor biang
penjahat, yang dikutuk dan dilaknat.
Lalu bagaimana upaya kita memberantas perilaku KKN di negeri ini? Sebagai
jawabannya Mewujudkan Pemerintahan Bebas KKN adalah tema syarh al-
Quran yang akan kami sampaikan pada kesempatan ini, dengan rujukan al-
Quran surat al-Anfal : 27 :



Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-
amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.
Hadirin yang kami hormati
ayat ini, merupakan landasan theologis dalam mewujudkan Pemerintahan
yang amanah dan bersih dari KKN. Karena Secara semantik, kalimat
merupakan syighat al-Nahyi. Sedangkan Qaidah Ushul fiqh menyatakan:

Pada asalnya suatu larangan, menunjukan pengharaman.
Dengan demikian, haram bagi kita, saya, saudara dan seluruh insan
beriman, mengkhianati amanah yang telah diberikan kepada kita,
sebagaimana haramnya mengkhianati Allah dan Rasulul-Nya. Sedangkan
yang dimaksud amanah adalah:

Segala pekerjaan yang telah diamanahkan Allah kepada setiap hambannya.
Demikian penjelasan imam Ali Ashobuni dalam Shofwat al-Ttafasir, jilid I hlm
501.
Dalam perspektif theologies, amanah merupakan fitrah. Setiap kita
ditaqdirkan memikul amanah sesuai tugas dan fungsi masing-masing, dan
setiap amanah harus dilakukan dengan penuh kejujuran, karena amanah
akan dipertanggungjawabkan, baik dihadapan manusia maupun dihadapan
Tuhan. Inilah esensi sabda Rasulullah Saw.:

Setiap kita adalah pemimpin atau pemegang amanah, dan akan diminta
pertanggungjawaban dari kepemimpinannya atau amanahnya.
Alhamdulillah hadirin, kita bangga karena Indonesia ini merupakan negara
beragama. Dan setiap agama, mengajarkan pentingnya menjaga amanah.
Bahkan Rasulullah Saw bersabda:

Urgensi agama adalah amanah, dan dipandang tidak beragama bagi orang
yang tidak amanah.
Namun sayang seribu sayang hadirin, kita merasa malu karena sebagai
negara beragama, tapi justeru perilau ketidak jujuran semakin merajalela,
korupsi, kolusi dan nepotisme hampir membudaya, pada segenap lapisan
bangsa. Ironinya, penyakit KKN ini sebagai dosa warisan sejak penjajahan
Belanda, era orde lama dan orde baru berkuasa, bahkan di era reformasi pun
kita kecewa, karena masih ada oknum-oknum reformasi durjana, yang
merampok aset negara, di tengah-tengah bangsa kita sedang merana.
Naudzubillah min Dzalik.
Lalu kenapa hadirin, penyakit KKN ini dipandang dapat merugikan bangsa?
Karena secara sosiologis antropologis korupsi berarti tindak pidana berupa
manipulasi, pungli, mark-up, dan pencurian dana publik, secara langsung
maupun terselubung, dengan maksud meraih keuntungan pribadi.
Sedangkan kolusi adalah model kerjasama negatif antar individu atau
kelompok semata-mata untuk memperoleh keuntungan illegal dan
merugikan orang lain. Dan nepotisme, berarti mengambil keuntungan
dengan memanfaatkan kedekatan terhadap seseorang secara tidak
professional dan proforsional seingga perilaku seperti itu bukannya
mendukung pembangunan tapi menghambat sekaligus menghancurkan
pembangunan.
Pantas, Undang-undang Republik Indoesia No. 31 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi dinyatakan bahwa dalam hal tindak pidana korupsi
yang dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan
kepada seorang koruptor.
Namun sayang seribu sayang, sampai hari ini, kita sering mendengar, bukan
koruptor yang di hukum mati, tapi koruptor yang bersembunyi di dalam
negeri, koruptor yang lari ke luar negeri, koruptor yang tidak diadili, bahkan
koruptor yang terkesan dilindungi. Naudzubillah min Dzalik.
Oleh karena itu, dalam mewujudkan Indonesia bebas KKN, terutama di
tingkat Pemerintahannya, langkah utama dan pertamanya adalah hukum
harus ditegakkan seadil-adilnya. sebagaimana diisyaratkan dalam Al-Quran
pada surat al-Maidah [6]: 8
,

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Hadirin yang kami hormati


Ayat tersebut merupakan landasan efistemologis bagi kita dan seluruh insan
beriman, agar selalu menjadi penegak kebenaran, dan keadilan termasuk
dalam mewujudkan Pemerintahan bebas KKN. Prinsipnya menurut imam Ibnu
Katsir dalam Tafsir al-Quran al-Adzim:

Jadilah kalian komunitas penegak kebenaran dan keadilan karena Allah Aja
wa Jalla semata, bukan karena mengharap penglihatan dan pendengaran
manusia . Inilah essensi kalimat:

Berlaku adil-lah karena sikap adil lebih dekat kepada taqwa.
Dengan demikian, ayat ini sebagai motivasi sekaligus instruksi kepada kita,
para pemimpin bangsa, para penegak hukum, bahwa dalam mewujudkan
Indonesia bebas KKN terutama dalam memberantas korupsi, kita bukan saja
dituntut memperbaiki konstitusi, bukan saja dituntut memperbanyak
lembaga anti korupsi, tapi kita pun dituntut untuk cepat beraksi, tegakan
keadilan di republik ini, Peat justitia et preat mundus, keadilan harus tetap
tegak sekalipun bumi akan hancur.
Pantas, dalam rangka menegakkan keadilan, Rasulullah Saw. dalam
kapasitasnya sebagai seorang pemimpin umat, dengan tegas bersabda:
,
Demi Allah, kalau Fatimah puteriku, terbukti mencuri, pasti akan aku sendiri
yang akan memotong tangannya. Allahu Akbar.
Ini hadirin tipe pemimpin pelindung rakyat yang menegakan keadilan. Sebab
kalau pemimpinnya tidak adil, niscaya akan muncul law of jungle to politely
of people, hukum rimba menjadi peradaban. Kalau pemimpinnya tidak adil,
niscaya akan lahir penguasa-penguasa bergaya tupai, bermental keledai,
yang siap membantai; bahkan tidak mustahil akan lahir penguasa-penguasa
bermental durjana, berairmata buaya pandai berpura-pura, gayanya bak
orator padahal biangnya koruptor. Naudzubillah min Dzalik.
Lalu bagaimanakah praktik keadilan jika dikaitkan dengan upaya
pemberantasan KKN di negara kita? Al-hamdulillah, pemerintah kita melalui
KOmisi pemberntasan Korupsi sedang giat-giatnya menegakan keadilan,
mengusut tuntas para pelanggar hukum, terutama para koruptor kelas
kakap, Jangan sampai, pencuri sandal dipukuli sampai mati, eeh.koruptor
pembobol uang rakyat kok dilindungi.
Oleh sebab itu, kami menghimbau kepada seluruh rakyat Indonesia,
jadikanlah kejujuran sebagai landasan etis dalam segala akivitas dan
perbuatan, kepada aparatur pemeritah agar selalu bersikap amanah
terhadap tugas dan kewajiban, juga kepada para penegak hukum, bulatkan
tekad, ikhlaskan niat, untuk menegakkan hukum dengan seadil-adilnya
dinegara kita.
Jika langkah tersebut telah kita lakukan maka mewujudkan pemerintahan
bebas KKN bukan lagi impian melainkan suatu kenyataan. Amin ya
Rabbalalamin.
Dan Jika sikap ini yang kita tumbuhkembangkan, Allah akan mencatatnya
sebagai amal sholeh dalam konteks pembangunan yang akan mendapat
balasan dari Allah, sebagaimana terangkai dalam QS. al-Maidah [5]: 9


Allah telah berjanji kepada orang yang beriman dan beramal kebaikan,
bahwa bagi mereka ampunan dan pahala yang berlimpah.
Dengan berakhirnya lantunan kalam Illahi tadi, uraian ini dapat disimpulkan,
bahwa KKN, korupsi, kolusi dan nevotisme merupakan penyakit sosial yang
kronis yang harus kita obati, dengan internalisasi dan aktualisasi implentasi
nilai-nilai kejujuran dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari, insya Allah
pemerintahan akan bebas KKN, sehingga pertiwi kembali berseri, karena
pemerintahnya semakin berbudi. Amin ya Rabbalalamin.


Hadirin Rohimakumullah

Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling


sempurna dimuka bumi ini untuk menjadi kholifah, yang menjadi pemimpin
dan menjaga amanah sang kholik. Namun, dari segala amanah itu ada satu
yang menjadi ukuran derajat seorang manusia, yaitu akhlak.

Kata akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu Akhlaaqun, yang


merupakan bentuk jama dari kata khulqun, yang berarti perangai, tabiat dan
adab. Sedangkan pengertian akhlak dalam islam adalah, perangai yang ada
dalam diri manusia yang mengakar dan dilakukan seseorang secara spontan
dan terus menerus, dan tak lain sumber datangnya akhlaq adalah islam.

Rasulullah SAW bersabda:

Akmaalul muminiina iimaanan ahsanuhum khuluqon

Orang mumin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya

Akhlak menjadi ukuran kemuliaan seseorang, ia tidak pernah turun harga


atau menyusut nilainya, tetap mahal dan tak lekang oleh zaman.
Sebagaimana kita ketahui, ketika telfon genggam yang dulu merupakan
barang berharga yang hanya dimiliki sedikit orang . Namun ketika ia dimiliki
oleh hampir setiap orang, saat itulah status berharga tak lagi melekat
padanya. Namun tidak demikian dengan akhlak mulia, yang akan tetap
mahal dan abadi dengan kemuliaannya meskipun setiap manusia
memilikinya, ia akan semakin mahal, bahkan tak ternilai harganya.

Hadirin Rahimakumullah
Dewasa ini, sering kita temui manusia yang hidup bebas, geringas, ganas,
bahkan lebih ganas daripada binatang buas. Hal ini terjadi karena kurangnya
pendidikan akhlak.

Untuk itu pada kesempatan kali ini, izinkan saya menyampaikan


beberapa patah kata, yang akan saya patah-patahkan menjadi untaian nada
kalimah yang berjudul kemuliaan suatu bangsa tergantung
akhlaknya dengan rujukan surat Al-arof ayat 96:

Jikalau sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, pastilah


Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya. (Al-Arof: 96)

Sahabat yang dimuliakan Allah SWT

Dari Dr. Abdullah Thollah Tobah dalam kitabnya Maal Anbiyaai Fil
Quran, beliau menjelaskan bahwa ayat tersebut ditujukan kepada kaum
shodom, yakni kaum Nabi Luth As berkenaan dengan 3 kemunkaran yang
mereka lakukan.

Kemunkaran yang pertama, yakni kemunkaran yang dilakukan oleh Istri Nabi
Luth As.

Kemunkaran yang kedua, yaitu tradisi menyamun ditempat terang, dan

Kemunkaran yang ketiga, yaitu kebiasaan homoseks yang merajalela

Dengan kata lain, maksud ayat tersebut adalah, seandainya kaum


shodom beriman dan bertaqwa kepada Allah lafatahnaa alaihim
barokaatin minassamaai wal ardhi, maka akan Allah turunkan kepada
mereka keberkahan tak terbatas dari langit maupun dari bumi dengan syarat
iman dan taqwa. Akan tetapi, merrreka mengingkari ayat-ayat Allah, maka
bukan keberkahan Allah yang turun melainkan adzab Allah yang turun
sehingga porak poranda negeri tersebut.

Hadirin yang dicintai Allah,

Kemunkaran-kemunkaran inilah yang menyebabkan kaum shoddom diluluh


lantahkan oleh Allah SWT, dan secara langsung maupun terselubung,
kemunkaran-kemunkaran ini tumbuh subur bak cendawan dimusim hujan
dinegeri kita, betul tidak saudara?

Yuk, kita buktikan!


Kemunkaran pertama yaitu kemunkaran yang dilakukan oleh istri Nabi Luth
AS, gambaran istri-istri yang durhaka kepada suami, istri yang enggan
mematuhi perintah sang pemimpin keluarga, istri yang memiliki boys friend
selain suami. Apakah hal ini kita temui dinegeri kita saudara???

Ya, bahkan merajalela.

Kemunkaran yang kedua, yaitu kebiasaan homoseks. Kebiasaan inilah yang


menjadikan kaum sodom durhaka kepada Rabb, hubungan badan antara
sesama jenis dianggap biasa-biasa saja, tempat-tempat maksiat merajalela
dimana-mana. Bahkan hubungan badan antara lawan jenis dianggap wajar-
wajar saja. Akibatnya, berapa banyak janin-janin tak berdosa yang
digugurkan, berapa banyak bayi-bayi yang lahir tanpa ayah, dan berapa
banyak bayi-bayi mungil yang dibuang ditempat sampah, di tempat-tempat
yang menjadikan mereka seolah tak berarti. Astagfirullahaladzim dan
apakah hal ini kita temui dinegeri kita saudara? Dinegeri yang katanya
mayoritas beragama islam? Dinegeri subur yang banyak orang bilang
zamrud khatulistiwa? ironisnya, hal ini marak terjadi pada generasi muda
kita. Naudzubillah, tsumma naudzubillah

Kemunkaran yang ketiga, yaitu tradisi menyamun ditempat terang. Ini


adalah bukti korupsi, kolusi dan nepotisme, penyalahgunaan kekuasaan,
penyelewengan dana pembangunan, yang akhirnya bukan pembangunan
nasional yang kita rasakan, akan tetapi penderitaan nasional yang
masyarakat keluhkan.

Allah SWT. Berfirman dalam surat Al-isro ayat 16:

Dan jika kami hendak membinasakan suatu kaum, maka kami perintahkan
kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi
apabila mereka durhaka didalam negeri itu, maka sepantasnya berlakulah
kepadanya hukuman kami, kemudian kami binasakan kaum itu, hancur
berantakan.

Hadirin Rahimakumullah

Kemunkaran-kemunkaran inilah yang membuat kaum Sodom dihancurkan


oleh Allah, sekaligus menjadi problematika ummat yang dihadapi bangsa kita
dewasa ini. Naudzubillahi min dzalik

Hingga suatu hari, guru saya pun bersyair

Bencana melanda, dibumi ibu pertiwi


Banjir bandang, gempa bumi,

Tanah longsor dan sunami,

Seolah enggan berhenti

Kemiskinan disana-sini

Busung lapar hantui bayi

Al-quran jadi hiasan

Sunnah rasul tak dijalankan,

Ya Allah Ampuni kami

Untuk itu, wahai para pemuda, wahai para mujahid penerus bangsa

Marilah tingkatkan iman dan taqwa, agar diri dihiasi akhlaq yang mulia

Dan ingatlah seruan Allah dalam hadits qudsi:

Ayyuhassyaaab Attaariku syahwatahu liajlii Anta indi, kabadhi


malaaaikatii

Wahai para pemuda yang meningggalkan syahwatnya karena aku (kata


Allah), kalian disisiku bagaikan malaikat-malaikatku

Semoga kita semua senantiasa terpelihara dalam cinta-Nya, Wallahu alam


bishowab, aquulu qouli hadza

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

PENGARUH PORNOGRAFI DAN PORNOAKSI BAGI GENERASI BANGSA


Oleh: Nury Firdausia*

()
Dewan Hakim yang arif dan bijaksana,
Hadirin sebangsa dan setanah air yang kami banggakan,
Akhir-akhir ini di tengah-tengah masyarakat kita, marak dengan dengan
istilah pornografi dan pornoaksi. Kedua istilah tersebut hadirin, bukan saja
menjadi buah bibir masyarakat tapi sudah menjadi salah satu model yang
sanggup menggelincirkan manusia ke lembah penyakit perzinahan yang
berujung pada pelacuran atau yang dikenal dengan istilah prostitusi.
Pornografi dan pornoaksi ini hadirin, kini semakin menjamur dan membaur,
marak dan merebak, bahkan sudah menjadi konsumsi masyarakat sehari-
hari, yang akibatnya tidak sedikit anak-anak kita, remaja, pemuda, bahkan
kakek-kakekpun ikut dibuai dengan khayalan-khayalan jorok, pikiran kotor,
otak mesum, sehingga terjadi pelecehan seksual terhadap anak-anak di
bawah umur, pemerkosaan, pencabulan, perzinahan, prostitusi, serta
pornografi dan pornoaksi kini sudah menjadi santapan pagi, siang dan
malam hari.
Bahkan yang lebih mengerikan lagi hadirin, pornografi dan pornoaksi kini
telah terprogram dengan rapi seolah-olah hal yang alami dan tidak lagi
dianggap tabu. Jika kita membiarkan hal ini semakin menjadi, tidak mau
peduli dan tidak mau mengatasinya, kami yakin pornografi dan pornoaksi
akan menjadi firus yang menggerogot, melemahkan, menghancurkan
bahkan memporak-porandakan mental dan moral generasi bangsa. Oleh
karena itu pengaruh pornografi dan pornoaksi adalah tema yang akan kami
bahas pada kesempatan kali ini, sebagai rujukan surat Al-Isra Ayat 32
yang berbunyi:

"Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk".

Demikian penegasan Allah mengenai larangan untuk mendekati perbuatan


zina. Dalam ayat tersebut terdapat kalimat Wala Taqrobuzzina :
Larangan tersebut merupakan larangan komperhensif dari perbuatan
zina.

Larangan yang sebenarnya adalah segala sesuatu yang mendekati


perzinahan, baik itu memandang, menyentuh, mencium dan lain sebagainya.
Demikian penafsiran Ali Asshobuni dalam Shafwatut Tafasir.
Menurut Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirul Quran menjelaskan bahwa
kata Faahisyahdiartikan Dosa yang besar. Dan juga menurut Imam al-
Thobary dalam Jamiul Bayan fi tawil quran menjelaskan bahwa zina
termasuk sejelek-jeleknya jalan:

Karena itu adalah cara/jalan para ahli maksiat dan para pembangkang
perintah Allah.
Sedangkan qoidah Ushul fiqih menyatakan: ( ) pada
prinsipnya larangan tersebut menunjukkan pada makna yang haram.
Dengan demikian haram bagi kita, saya, saudara dan seluruh komponen
bangsa untuk mendekati perzinahan.
Lalu apa yang dimaksud dengan pornografi dan pornoaksi? Haba Yasin
berpendapat bahwa: Kata pornograf berasal dari bahasa Yunani
klasik yang berarti lukisan tentang pelacur. Pornografi dan pornoaksi adalah
segala bentuk gambar, maupun tulisan yang sengaja dibuat untuk
merangsang seksualitas. Lalu bagaimana praktek pornografi dan pornoaksi
di Negeri tercinta kita Indonesia? jujur harus kita akui, kita tidak bisa
menutup mata. Dimana-mana kini marak dengan gambar-gambar porno,
film-film porno, majalah-majalah porno, situs-situs porno, tayangan yang
mengeksploitasi aurat wanita dengan menggunakan pakaian yang serba
minim. Bahkan kini muncul trend video mesum para artis dan tokoh terkenal.
Bukankah hal tersebut dapat memicu seseorang untuk melakukan
perzinahan? Bukankah tayangan tersebut bisa memancing seseorang untuk
melakukan pemerkosaan? Sudah kita saksikan hadirin, di bawah lampu
remang-remang berpasang-pasangan wanita jalang dengan lelaki si hidung
belang, atau mereka yang dengan sentuhan dan pijatan wanita erotis di
tempat spa dan mandi sauna, pesta-pesta bugil, yang bukan saja marak di
kota-kota besar tapi kini telah merebak di seluruh penjuru negeri tercinta ini.
Akibatnya style pakaian saat inipun serba minim dan pergaulan bebas telah
mempengaruhi generasi muda bangsa. Padahal Rasulullah telah
mengingatkan:


Jika perzinahan dan riba telah membudaya di suatu Negara, seolah-olah
mereka telah menghalalkan diturunkannya adzab Allah SWT.

Hadirin, peringatan Rasulullah tadi sudah terbukti dengan adanya data yang
tercatat dari hasil survey Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan
Anak terhadap 4.500 remaja di 12 Kota Besar di Indonesia, menunjukkan
hasil yang mencemaskan, 66% siswa SD telah menyaksikan pornografi dan
pornoaksi, 97% remaja Indonesia pernah menonton film
porno, 93,7% pernah melakukan ciuman, petting dan oral
sex, 62,7% remaja usia SMP tidak perawan, dan 21,2% remaja SMA pernah
aborsi. Hal tersebut tentu menjadi pemicu utama menyebarnya virus
HIV/AIDS dan hingga saat ini telah terhitung 180.000 warga Indonesia
terserang AIDS dan tinggal menunggu lonceng
kematian.... (Naudzubillahi min dzalik). Lalu, apa yang harus kita
lakukan untuk memberantas pornografi dan pornoaksi? Sebagai jawabannya,
mari kita renungkan firman Allah dalam suroh Ali-Imran ayat 104:

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.
[217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah;
sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-
Nya.

Imam Ali As-Shobuni dalam Shofwa at-Tafasir menjelaskan:

Hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang berdakwah menuju


Allah, menyeru segala yang maruf dan mencegah dari segala yang munkar
Sejalan dengan misi tadi, Rasulullah bersabda:

Artinya:
Barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan
tangan, apabila tidak mampu maka rubahlah dengan ucapan, jika tidak
mampu maka rubahlah dengan hati. Dan merubah dengan hati adalah
cerminan dari iman yang lemah.
Dengan demikian hadirin, ada tiga langkah yang harus dilakukan untuk
memberantas pornografi dan pornoaksi: yang Pertama, sebagai realisasi
dakwah biyadih, pemerintah sebagai pemegang kekuasaan dan kebijakan
harus bersikap tegas dalam menjalankan UUD Anti Pornografi dan Pornoaksi,
dan menghukum para pelanggarnya. Jujur kami akui, kami bangga kepada
pemerintah yang telah berhasil merazia ratusan keping VCD Porno, kami
bangga kepada pemerintah yang telah sukses menghancurkan tempat-
tempat perzinahan, kami bangga kepada pemerintah yang telah berhasil
menangkap pelaku pemerkosaan dan pencabulan, kami bangga kepada
pemerintah yang telah sukses menutup akses situs-situs porno. Tapi kami
akan jauh lebih bangga, jika pemerintah bersikap tegas kepada para pelaku
hiburan yang selalu menjual aurat yang mengandung erotisme, padahal
Hadirin hal tersebut merupakan salah satu dari sederetan daftar yang
menjadi penyebab maraknya pemerkosaan dan perzinahan.
Yang Kedua, kita harus menghidupkan lembaga sensor film, lembaga yang
memiliki aturan yang definitif, mempunyai komitmen untuk memberantas
pornografi dan pornoaksi. Dan yang Ketiga,kepada seluruh warga Indonesia
yang baik, kita harus mendukung dan membantu usaha pemerintah dalam
memberantas pornografi dan pornoaksi, dengan cara:

Alim ulama harus terus berdakwah di tengah-tengah masyarakat

Para orang tua harus membimbing anak-anaknya agar tidak tersesat

Seluruh warga harus mampu menciptakan lingkungan islami, yang


terbebas dari segala macam kemaksiatan

Terutama kepada para pemuda yang kami cintai, mulai saat ini kita
harus mau menutup mata, dari hiburan yang tidak sehat dan
pergaulan yang tidak bermanfaat.

Jika hal tadi sudah kita aplikasikan, insyallah Indonesia akan terbebas dari
pornografi dan pornoaksi. Kepada insan-insan yang sudah melakukan tiga hal
tadi, sebagai cerminan dari insan yang beriman dan melakukan amal sholeh.
Allah berjanji ampunan dan pahala yang berlimpah ruah. Sebagaimana janji
Allah dalam surat Al-Maidah ayat 9:

"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang


beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar".

Dengan demikian dari uraian tadi dapat kami ambil sekelumit kesimpulan
bahwa, pornografi dan pornoaksi merupakan virus yang menggerogot,
melemahkan, menghancurkan dan memporak-porandakan mental dan moral
generasi bangsa. Oleh karena itu, mulai saat ini kita harus mengatakan
perang, perang, dan perang terhadap pornografi dan pornoaksi.

Hadirin, sebagai bahan memori kami akhiri syarahan ini dengan


sebuah pantun:
Jangan salahkan jika mawar berduri,
Bersyukurlah karena duri berbunga mawar.
Jangan salahkan jika syariat membatasi,
Bersyukurlah karena syariat anda terpuji.

BAHAYA KORUPSI BAGI KEHIDUPAN BANGSA DAN NEGARA

Oleh: Nury Firdausia*


[ ]

Dewan Hakim yang arif dan bijaksana,


Hadirin pecinta al-Quran yang dirahmati oleh Allah,
Hadirin yang berbahagia, kalau salah satu selogan di televisi mengatakan
satu untuk semua, berbeda dengan mental-mental para koruptor yang
sebaliknya semua untuk satu . Gara-gara perut nafsu selalu menuntut,
merasa tidak puas karunia Allah yang Maha Luas, mengambil dengan hati
culas! Kedikjayaan waktu telah menuai bukti, bahwa keserakahan adalah
sumber kehancuran dan ketamakan adalah bibit kejahatan.
Padahal Allah adalah Maha kuasa atas segala sesuatu, digenggamannyalah
karunia seseorang ditentukan, kaya atau miskin, mulia atau justru hina.
Hadirin yang rindu rahmat Allah...
Negara kita Indonesia, dikenal dengan Negara yang memiliki bangsa yang
bermoral, bangsa yang beradab, bangsa yang bermartabat, meskipun
berbeda suku, berbeda bahasa, berbeda budaya, bahkan berbeda agama,
namun tetap mampu menjaga perdamaian dalam kesatuan yang utuh
dibawah landasan falsafahnya "Binneka TunggalIka".
Namun dibalik semua itu, Bangsa-bangsa lain menyebut kita sebagai bangsa
yang sedang mengalami penyakit amnesia dengan stadium yang sangat
merisaukan. Sudah tak berbilang berapa jumlah peristiwa bersejarah lalu-
lalang di hadapan kita. Peristiwa yang membanggakan, atau peristiwa tragis
yang meluluhlantakkan perikehidupan manusia. Salah satunya adalah
perbuatan korupsi.
Padahal Allah telah dengan tegas menyatakan, larangan terhadap perbuatan
korupsi dengan konteks khiyanat. Sebagaimana firman Allah dalam surat
Al-Anfal ayat 27 hingga 28 yang berbunyi:
27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-
amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu Mengetahui.
28. Dan Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai
cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.

Hadirin Yang Dirahmati Allah ...


Penafsiran dari lafadz khiyanah dalam ayat tersebut adalah:

Tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah dan Rasulnya, tapi
justru melakukan apa yang telah dilarang oleh Allah.
Demikian penafsiran Imam Al-Alusi dalam kitab Ruhul Maaniy.
Kata Korupsi berasal dari bahasa Latin: corruptio dari kata
kerja corrumpere yang bermakna, busuk, rusak, menggoyahkan,
memutarbalik, dan menyogok. Sedangkan menurut Badan Transparency
International, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politisi maupun
pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri
sendiri atau orang lain, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang
dipercayakan kepada mereka. Oleh karena itu perbuatan korupsi adalah
khianat kepada Allah, khianat kepada Rasulullah, khianat kepada Bangsa dan
Negara, ironisnya juga khianat kepada diri sendiri.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar
mencakup unsur-unsur:

perbuatan melawan hukum;

penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;


memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;

merugikan keuangan atau perekonomian negara;

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah


penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi.

Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya


pemerintahan oleh para pencuri.

Rasulullah mengancam para koruptor yang salah satu bentuk tindakannya


adalah --menyuap dan menerima suap-- ini dengan jilatan api neraka.

"Rasulullah melaknat pemberi suap dan penerima suap"


Dalam riwayat lain menegaskan:
Pemberi suap dan penerima suap sama-sama di nerakalah
tempatnya
Hadirin...
Ditengah gegap gempita pertumbuhan ekonomi yang positif pada tahun
2009 silam, ternyata di Tahun 2011 ini Indonesia merupakan negara
terkorup dari 16 negara di Asia Pasifik yang menjadi tujuan investasi para
pelaku bisnis. Itulah hasil survei pelaku bisnis yang dirilis pada Senin, 8
Maret 2011 oleh perusahaan konsultan Political & Economic Risk
Consultancy (PERC) yang berbasis di Hong Kong. Penilaian itu didasarkan
atas pandangan ekskutif bisnis yang menjalankan usaha di 16 negara
terpilih.
Derap langkah penegakkan hukum di Indonesia seakan terhenti. Hal itu salah
satunya dikarenakan masih banyaknya prilaku koruptif yang ditonjolkan
pejabat Indonesia. Ketua Mahkamah Konstitusi M. Mahfud MD dalam
diskusi Akar-akar Mafa Peradilan di Indonesia (18 Feb
2010) mengatakan bahwa , Hampir semua pejabat itu korupsi. Hal ini
dikarenakan birokrasi penegakkan hukum di Indonesia yang masih buruk.
Sehingga memberi peluang para pejabat untuk melakukan korupsi. Inilah
kenapa korupsi banyak terjadi bahkan menjamur di berbagai level.
SURABAYA - Selama triwulan pertama Januari sampai Maret 2011 Kejaksaan
Tinggi (Kejati) Jawa Timur menangani kasus korupsi paling banyak
dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Asisten Pidana Khusus Kejati
Jatim Mohammad Anwar, mengatakan, total kasus korupsi baik yang masih
dalam penyidikan maupun penuntutan dari seluruh Kejati di Indonesia
mencapai 1.800 perkara. Dari jumlah kasus yang masuk, Kejaksaan Tinggi
Jawa Timur menerima 226 perkara. Jumlah ini merupakan yang paling
banyak di Indonesia.
Selain itu, pemerintah mengungkapkan fakta bahwa hutang Indonesia dalam
RAPBN tahun 2011 mencapai Rp.164,4 trilliun. Pembayaran hutang ini
menyita 13,68 persen dari belanja negara. Hal tersebut diungkapkan oleh
Menteri Keuangan, Agus Martowardoyo dalam rapat Perubahan Asumsi
Makro 2011. Survey Nasional korupsi melaporkan bahwa 48%pejabat
pemerintah diperkirakan menerima pembayaran tidak resmi dan tidak jelas.
Jika demikan jelas bahwa korupsi benar-benar mengelabui bangsa ini, dari
aspek pendidikan, koruptor-koruptor yang tidak bertanggungjawab telah
menelantarkan anak-anak jalanan dan putus sekolah yang seharusnya dapat
mengenyam pendidikan dengan baik, justru terlantar tanpa ada yang
memperdulikan, dari aspek sosial, korupsi menjadikan bangsa Indonesia
terpuruk dalam kemiskinan yang tak kunjung usai. Bahkan dari aspek moral,
Indonesia tidak lagi dijunjung tinggi martabatnya di mata bangsa-bangsa
yang lain.
Sebagai bangsa yang bermoral, yang berlandaskan pancasila sila pertama
yaitu ketuhanan yang Maha Esa, tidak sepantasnya praktek korupsi dan
suap-menyuap akan memenuhi lembaran demi lembaran diary bangsa ini.
Karena jika praktek itu tetap dilestarikan, maka bangsa ini bukan hanya
miskin ekonomi, akan tetapi juga miskin moral, serta miskin keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, Musyawarah Nasional ke-VI
Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang berlangsung pada tanggal 23-27 Rabi'ul
Akhir 1421 1-1/25-28 Juli 2000 M dan membahas tentang risywah (suap),
ghulul (korupsi) dan hadiah kepada pejabat. Dengan mengambil solusi dari
surat Al-Anfal Ayat 29 yang berbunyi:

29. Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, kami akan
memberikan kepadamu Furqaan[607]. dan kami akan jauhkan dirimu dari
kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah
mempunyai karunia yang besar.
[607] artinya: petunjuk yang dapat membedakan antara yang Haq dan yang
batil, dapat juga diartikan disini sebagai pertolongan.

Hadirin Pecinta Al-Quran yang dirahmati Allah.......


Lanjutan dari surat Al-Anfal tadi merupakan penegasan Allah, bahwasanya
hanya hamba Allah yang beriman dan bertakwa yang akan memperoleh
petunjuk untuk dapat membedakan yang haq dan yang batil. Oleh karena
itu, langkah yang paling utama untuk menghidari korupsi adalah dengan
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Namun selain itu,
kita harus bertindak tegas kepada para koruptor dengan memberikan
hukuman yang seadil-adilnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:

Artinya:
Barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan
tangan, apabila tidak mampu maka rubahlah dengan ucapan, jika tidak
mampu maka rubahlah dengan hati. Dan merubah dengan hati adalah
cerminan dari iman yang lemah.
Pertama, sebagai realisasi dakwah biyadi, pemerintah sebagai pemilik
kekuasaan dan kebijakan harus bersikap tegas dengan menuntaskan kasus-
kasus korupsi hingga ke akar-akarnya. Kedua, kita harus mengoptimalkan
kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai lembaga yang memiliki
aturan definitif dalam menyelidiki kasus korupsi. Ketiga,sebagai realisasi
dakwah billisan, kita sebagai warga negara harus ikut membantu usaha
pemerintah dalam memberantas korupsi dengan cara, para alim ulama, dai,
guru harus berdakwah di tengah-tengah masyarakat, melalui pendidikan
aqidah, pendidikan fiqih, pendidikan anti korupsi, pendidikan karakter dan
pendidikan moral. Para orang tua harus terus membimbing anak-anaknya
agar senantiasa memiliki iman dan takwa yang kokoh, serta selalu
berperilaku jujur.
Jujur kami akui, kami bangga kepada pemerintah yang telah berhasil
membongkar ribuan kasus korupsi dan menghukum ratusan koruptor negeri
ini. Namun kami akan jauh lebih bangga, jika pemerintah dan para pemimpin
dapat memberikan teladan dalam menjauhi praktek korupsi dan berani
bersikap tegas untuk menghukum para koruptor tanpa membeda-bedakan
pangkat dan jabatannya.

Oleh sebab itu hadirin, dengan jalan apapun kita wajib membentengi diri
kita, keluarga kita, lingkungan kita dari perilaku korupsi yang merugikan
banyak orang itu. Marilah kita mencari makanan, harta, uang dan rizki
lainnya dengan cara yang halal, sehingga kita bisa menjalani kehidupan ini
dalam naungan keridlaan-Nya.
Saya akhiri syarahan ini dengan perkataan Sari Mehmed Pasha,
bendaharawan kerajaan Turky mengatakan: "penyuapan adalah biang keladi
segala pelanggaran hukum, landasan kejahatan dan bencana yang paling
besar. Penyebab ketidakadilan dan kekejaman adalah korupsi maka dari itu
ingatlah bahwa korupsi ada karena sebuah pegkhianatan dan terbongkar
karena sebuah penghianatan.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga yang kami ucap tidak hanya
menjadi hiasan di bibir semata, dan semoga yang anda dengar tidak hanya
melintas ditelinga. Namun mampu merasuk kalbu dan tersimpan dalam
memori, sehingga dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

EKONOMI SYARIAH PENDORONG PENGUATAN EKONOMI UMAT


{ }

Hadirin yang kami hormati.

Dunia semakin cantik dan molek, dihiasi dengan perkembangan sains dan
teknologi yang semakin canggih dan menarik. Akan tetapi permasalahan-
permasalahan di setiap lini kehidupan termasuk didalamnya masalah
kemiskinan, telah membuat otak ruwet, mumet dan jelimet. Bukankah
karena miskin seseorang tidak dapat meneruskan pendidikannya maka ia
menjadi bodoh? Bukankah karena miskin seseorang tidak dapat melihat dan
mendengarkan berita-berita terkini (headline news) maka ia menjadi
terbelakang? Bukankah karena miskin seseorang dapat menjual akidahnya
maka ia menjadi kufur?

Masalah ini terus dan terus berputar bagaikan lingkaran setan yang seolah-
olah tidak ada pemacahannya, padahal Islam telah memberikan solusi
kongkrit, dengan cara Ekonomi Syariah Pendorong Penguatan
Ekonomi Rakyat, sebagaimana yang telah diisyaratkan oleh Allah di
dalam al-Quran surat Al-Baqarah ayat 275 :











{275}

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan


seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu
terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu
adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Hadirin Rohimakumullah.

Firman Allah yang baru kita simak bersama mengisyaratkan agar kita umat
Islam memiliki ekonomi yang kuat. Mari kita kaji secara mendalam. Imam
Ibnu Katsir di dalam kitabnya Tafsir Ibnu Katsir jilid ke-3 menyebutkan,
bahwa sebab diturunkannya ayat ini berawal dari sebuah pertanyaan Saad
bin Abi Waqash kepada Saidina Muhammad Rasulullah SAW. wahai
Rasulullah aku memiliki harta yang banyak akan tetapi pewarisku hanya satu
orang anak, maka bolehkah jika aku bersedekah dua pertiganya? Rasul
menjawab : tidak boleh. Bolehkah jika seperduanya? Rasul menjawab :
tidak boleh. Bagaimana jika sepertiganya? Rasul menjawab : tidak boleh
seraya melanjutkan perkataannya :

sungguh aku mengharapkan jika engkau dapat warisi keturunan yang kaya
dan berharta dan itulah yang terbaik dari pada engkau mewarisi keturunan
yang lemah lagi papa serta hanya mengharapkan belas kasih orang lain

Kisah ini menjelaskan kepada kita bahwasanya Islam menginginkan agar


setiap orangtua dapat meninggalkan generasi penerus mereka dalam
keadaaan yang kuat fisik, kuat mental, dan kuat perekonomiannya.

Syekh Mustofa al-Maroghi menafsirkan kalimat khoofu alaihim, sebagai


suatu kekhawatiran jikalau anak-anak hidup terlantar dan tersia-sia, kenapa
demikian? Karena telah diketahui bersama bahwa tolak ukur sejahtera tidak
sejahteranya seseorang, makmur tidak makmurnya seseorang dilihat dari
keadaan ekonominya, apabila ekonominya baik, maka apa yang menjadi
hajat hidupnya akan mudah untuk didapatkan, akan tetapi jikalau
ekonominya buruk maka secara pasti apa yang menjadi hajat hidupnya akan
sulit untuk terpenuhi.

Hadirin Rohimakumullah.
Dalam dunia ekonomi kita mengenal adanya tiga buah sistem
ekonomi. Pertama, sistem ekonomi sosialis dimana pemerintah secara
mutlak mengurus dan mengelola sistem perekonomian
mereka. Kedua, sistem ekonomi kapitalis dimana setiap individu, setiap
wirausahawan berhak untuk mengelola serta mengurus keadaan
perekonomian mereka, sistem ekonomi inilah yang telah membuat jarak
yang sangat antara yang kaya dengan yang miskin dan juga telah
mengakibatkan yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin
miskin (the rich richer and the poor poorer). Ketiga, sistem ekonomi Islam
dimana dalam sistem ini yang di angkat kepermukaan adalah niali-nilai
ukhuwah dan nilai-nilai kebersamaan, dengan artian bahwa setiap orang
harus saling tolong menolong, yang kaya menolong yang miskin, yang kuat
menolong yang lemah, tidak ada jarak diantara mereka bahkan mereka
merasa bahwa mereka bagaikan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.

Dari penjelasan ini maka timbullah sebuah pertanyaan, bagaimanakah teknis


untuk merealisasikan prinsip ini? Sebagai jawabannya mari kita renungkan
firman Allah dalam surat adz-dzariyat ayat : 19

{19 : }





Artinya : Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.

Hadirin dan hadirat yang kami hormati.

Firman Allah pada ayat ini dengan tegas dan jelas mengisyaratkan kepada
kita bahwa pemberdayaan ekonomi diproyeksikan demi kesejahtraan
bersama. Islam menolak keras sistem ekonomi dalam bentuk monopoli,
oligopoli dan ekonomi yang diorientasikan hanya untuk kepentingan pribadi.
Prinsip ini harus kita aplikasikan di negara kita jikalau kita menginginkan
negara kita menjadi negara yang maju dan damai. Apalagi jikalau kita
perhatikan di negara kita Indonesia ini, masih terdapat 37,5 juta jiwa umat
manusia yang berada dibawah garis kemiskinan, lalu berapa banyakkah
ummat Islamnya ? ternyata setelah diteliti oleh lembaga peneiliti di
Indonesia, terdapat lebih dari 30 juta jiwa umat Islam yang berada dibawah
garis kemiskinan. Sebuah pertanyaan besar yang ada pada pikiran kita
semua, mengapa umat Islam lebih banyak tenggelam dalam kemiskinan ?

Menurut KH Zarkasih, pertama. Banyak diantara kita yang hanya


berorientasi pada keakheratan saja. Mereka memiliki pemahaman yang
sempit terhadap hadits Nabi Muhammad SAW ad-dunya jiifah dunia ini
adalah bangkai yang menjijikkan. Dan ad-dunya sijnul mukminin dunia
adalah penjara bagi umat Islam, pemahaman uang sempit terhadap kedua
hadits ini mengakibatkan pemasalahan-permasalahan duniawi ditinggalkan
dan Islam pada akhirnya identik dengan masalah kemiskinan.

Kedua.Kemunduran ekonomi umat Islam disebabkan dalam melaksanakan


kegiatan ekonomi mayoritas umat Islam masih berpikir dengan corak agraris
dan kolot. Padahal saat ini dunia bisnis membutuhkan orang-orang yang
kreatif dan siap untuk saling berkompetisi dengan yang lainnya.

Hadirin dan hadirat yang kami hormati.

Bagaimanakah konsepsi Islam dalam perekonomian. Mari kita simak


bersama firman Allah dalam surat an-nisa ayat 29 :








{ 9}


{10}

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan


sembahyang pada hari Jum`at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui (9) Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (10).

Hadirin rahimakumullah.

Syekh Mustafa al-Maraghi dalam tafisir al-Maraghi menyatakan, bahwa


halalnya perniagaan, transaksi jual beli jika terjadi saling meridhoi antara
keduanya, sebaliknya Islam sangat mengharamkan adanya penipuan,
pendustaan dan pemalsuan barang. Hal ini menunjukkan bahwa ayat ini
merupakan dasar dari sebuah sistem ekonomi Islam, dan ayat ini pula
merupakan himbauan pada kita semua agar tidak mencari keuntungan
dengan cara menghisap darah orang lain yakni riba.

Berdasarkan prinsip ini maka dapat dipahami bahwa ekonomi Islam adalah
ekonomi muawanah, terdapat didalamnya sistem ekonomi mudharabah,
murabahah, musyarakah, dan di negara kita alhamdulillah setidaknya telah
melaksanakan prinsip ini seperti adanya bank-bank syariah. Oleh sebab itu,
untuk menopang prinsip ini Rasulullah SAW bersabda :

siapa yang memiliki harta maka bersedekahlah dengan hartanya, siapa


yang memiliki kekuasaan maka bersedekahlah dengan kekuasaannya, siapa
yang memiliki ilmu maka bersedekahlah dengan ilmunya .

Dengan demikian pada akhirnya kami mengajak pada seluruh umat Islam
untuk bersama-sama mengaplikasikan sistem perekonomian Islam, yakni
dengan cara pemberdayaan ekonomi umat, maka secara tidak langsung
segala bentuk kebodohan, keterbelakangan, dan kekufuran akan hilang
dengan sendirinya.

Untuk itu marilah kita berdoa kepada Allah semoga kita diberikan
kemudahan dalam aktivitas kita. Amin ya Robbal alamin.

ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH SOLUSI PEMBERANTASAN


KEMISKINAN

Hadirin Rahimakumullah

Pada umumnya ada tiga konsep yang berkaitan dengan pemanfaatan harta
benda. Pertama, komunis dengan prinsip mengutamakan kepentingan
masyarakat di atas kepentingan individu, tiap-tiap individu tidak memiliki
kemerdekaan dan hak kepemilikan sehingga menguntungkan si miskin
namun kerugikan bagi si kaya. Kedua, kapitalisme dengan prinsip menitik
beratkan kepentingan individu di atas kepentingan masyarakat, akibatnya
lahir the rich richer and the poor poorer. Yang kaya semakin, kaya dan
yang miskin semakin miskin:

Yang kuat memakan yang lemah, yang pintar memakan yang bodoh. Homo
homoni lupus to be polity in society, penghisapan manusia terhadap manusia
menjadi peradaban. Hadirin hanya membawa derita dan untaian air mata
bagi kaum dhuafa. Dalam polemic tersebut muncul konsep Islam dengan
unsur keseimbangan dalam pemberdayaan:

Agar harta kekayaan tidak hanya bergulir di antara orang-orag kaya di


antara kamu sekalian.

Tapi dirasakan pula oleh kaum dhuafa. Prinsip tersebut diantaranya


diaplikasikan melalui pelaksanaan zakat, wakaf dan infaq. Karena ituntasan
itulah Zakat, Infaq, dan shodaqoh solusi pemberantasan kemiskinan adalah
tema yang akan kita uraikan pada kesempatan kali ini. Dengan landasan
surah At-Taubah ayat 103:

Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk mereka.
Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Hadirin Maasyral Muslimin Rakhimakumullah

Hadirin Imam Ibnu Jarir mengatakan ayat tersebut diturunkan berkenaan


dengan permintaan Abu Lubabah beserta kedua temannya kepada
Rasulullah Muhammad SAW seraya berkata: Ya Rasulullah, ini harta benda
kami sedekahkanlah atas nama kami dan mintakanlah ampunan bagi kami!.
Rasul menjawab: Aku tidak diperintah Allah untuk menerima harta
sedikitpun. Berkenaan dengan hal tersebut, turunlah perintah Allah untuk
menerimanya sebagaimana terangkai dalam surah At-Taubah ayat 103 tadi
terutama pada kalimat Kalau kita kaji lebih dalam kalimat
disamping menunjukkan sighat Amr juga mengisyaratkan agar dibentuk
lembaga pengelola zakat, wakaf dan infaq yang professional dan
proporsional. Kenapa demikian? Pertama, karena sadar membayar zakat itu
hanya sedikit. Kedua, mengisyaratkan agar amilin memiliki manajemen yang
bagus. Masa orde baru terbukti karena amilin tidak professional akhirnya
zakat bukan mensejahterakan rakyat tapi zakat menjadi jaket.

Hadiri, apa hikmah zakat bagi seorang muzakki? Ayat tadi


menjelaskan : Pertama, Tathir untuk membersihkan harta dari hak-hak
fakir miskin, orang yang tak berharta, orang yang terbaring di pinggir-pinggir
jalan yang tiap hari merasakan pekik getirnya kehidupan, hanya isak tangis
yang ia rasakan. Kedua, membersihkan dari penyakit rakus, tamak, dan
serakah. Penyakit ini hadirin yang harus kita bersihkan, sebab jika kehidupan
manusia dilanda penyakit ini maka akan lahir hartawan berjiwa Qarun,
pengusaha bermental Salabah, penguasa berotak Firaun, fungsinya bukan
pelindung rakyat tapi pemeras, penindas, bahkan perampas hak-hak rakyat.
Fungsi yang ketiga, Taskin maksudnya dengan zakat, wakaf, dan infaq
jiwa akan tenang, hati senang walaupun banyak uang. Amin ya rabbal
alamin.

Tapi sebaliknya, jika para aghniya, para konglemerat enggan membayar


zakat, enggan untuk wakaf, dan enggan berinfak maka suatu negara bisa
kiamat, walau gedung bertingkat, walau mobil makin mengkilat, dijamin
rakyat sulit berdaulat apalagi jikalau pejabat sudah jadi penjahat, menyikat
uang rakyat, jelas bangsa bisa kiamat. Naudzubillah mindzalik. Padahal
Rasulullah saw telah mengancam :

Bukan termasuk orang mukmin, orang yang hidupnya kenyang sendirian


sementara tetangganya hidup dalam kelaparan

Dengan demikian, orang kaya yang tidak peduli dengan nasib kaum dhuafa,
konglomerat yang acuh terhadap kaum melarat, pejabat yang apriori
terhadap nasib rakyat, bukan saja mencerminkan orang yang jahat, tetapi
mencerminkan orang yang tidak beriman dan orang seperti ini harus minggir
dari Negara kita tercinta ini. Sebab Negara kita Indonesi akan jaya apabila
dipimpin oleh orang-orang yang peduli dengan nasib kaum dhuafa.

Oleh karena itu hadirin, semangat zakat, wakaf dan infak wajib kita
aplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Timbul pertanyaan,
kepada siapa zakat itu diberikan? Sebagai jabannya kita renungkan firman
Allah swt dalam al-Quran Surat al-Taubah ayat : 60

Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,


orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk
jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana

Hadirin Rakhimakumullah.

Ayat tersebut diawali dengan dalam ilmu balaghah merupakan


yang berfungsi untuk mensfesifikasikan. Ayat tersebut merupakan deskripsi
Allah swt tentang skala prioritas penerima harta zakat, yaitu
orang-orang fakir dan miskin. Lalu bagaimanakah kaitannya dengan kondisi
Bangsa kita saat ini? Prof. Sukirman melaporkan 23 juta lebih penduduk
indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, apalagi setelah terjadinya krisis
moneter, marak korban PHK, sulit mencari lapangan kerja, kemiskinan
semakin membengkak. Akibatnya kemiskinan ini dampak
langsungnya adalah dapat menyebabkan kekufuran, akibatnya adalah
kemiskinan. Dr. Ismail Raji al-Faruqi, derektur lembaga pengkajian Islam
internasional mengatakan bahwa kemiskinan, kebodohan, dan
keterbelakangan merupakan tiga permasalahan besar yang saat ini, namun
diantara ketiganya kemiskinan merupakan yang paling berbahaya. Sebab
kebodohan dan keterbelakangan itu muncul akibat kemiskinan. Akibatnya,
tidak sedikit saudara kita yang menjual akidah hanya untuk
mempertahankan hidupnya. Bahkan akibat kemiskinan tidak sedikit gadis-
gadis kita yang menjual kehormatannya untuk medapatkan sesuap
nasi. Naudzubillah. Hadirin, menurut Dr. Didin Hafifudin, MSc, agar
kemiskinan tidak bertambah dan bertambah, ada tiga hal yang harus kita
lakukan berkaitan dengan kewajiban zakat. Pertama. Kita harus
mengeluarkan zakat dan memasyarakatkan gerakan sadar zakat. Kedua, kita
harus membentuk lembaga zakat yang professional. Ketiga, kita harus
memberdayakan zakat untuk membangun kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu, kita harus menyambut baik usaha pemerintah yang berhasil
membuat Badan Amil Zakat (BAZIS), kita patut mengacungkan jempol
dengan usaha pemerintah yang berhasil membuat peraturan pemerintah No.
34 tahun 99 tentang pengelolaan zakat. Semoga usaha yang telah dilakukan
dapat menyadarkan masyarakat kita untuk taat mengeluarkan zakat,
berwakaf, dan berinfaq sehingga dapat mengurangi kemiskinan dan
mensejahterakan masyarakat kita. Amin ya robbal alamin.

REMAJA DAN PEMUDA SEBAGAI ASET MASA DEPAN BANGSA


{ }

KAUM MUSLIMIN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT


Alfin Toffler dalam bukunya The Future Shock and The Third Wave, beliau
menyatakan, era milinium merupakan era institusional change, yaitu era
menjamurnya berbagai media komunikasi. Konsekuensinya, pada suatu sisi
melahirkan nilai-nila positif, Namun disisi lain over loading
information melahirkan desease of adaftation, penyakit adaptasi.
Penerimaan terhadap unsur-unsur asing tanpa mempertimbangkan baik atau
buruknya, ketika orang barat judi, Remaja dan pemuda kita terlena dengan
gaplek dan remi, ketika orang barat terlena dengan minum-minuman keras,
Remaja dan pemuda kita terlena dengan budaya mabuk-mabukan tenggak
wisky, brandy, bahkan yang paling besar dan mendasar penyakit adaptasi ini
melahirkan dehumanisasi, demoralisasi, dan despritualisasi.

Akibatnya manusia hidup bebas, keras, beringas, ganas bahkan lebih ganas
dari binatang buas, di sinilah pentingnya pembangunan kepribadian yang
postif sebagaimana digambarkan Thomas Hobbes dalam A War of All
Agaents, John Lock dalam Social Contrack, Bruch Spinoza dalam Intelektual
Love of God dan lain sebagainya. Karena pentingnya keperibadian positif,
khusunya sebagai seorang muslim, maka pada kesempatan ini, kita akan
membicarakan tentang Remaja Dan Pemuda Sebagai Aset Masa Depan
Bangsa. Dengan rujukan al-Quran surat al-Anfal ayat 24-25 :









{ 24}

{25}

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan
Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan
kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara
manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan
dikumpulkan. Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus
menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah
bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.. (QS. Al-Anfal)

HADIRIN MAASYRAL MUSLIMIN RAHIMAKUMULLAH

Berdasarkan ayat di atas maka dapatlah difahami bahwa dalam membangun


Remaja dan pemuda maka hendaknya dapat membatasi antara dirinya
dengan hatinya. Namun, seperti apakah membatasi antara manusia dengan
hatinya? Al-Smarqandi di dalam kitab tafsirnya Bahr al-Ulum menyebutkan,
bahwa yang dimaksud dengan yahulu bain al-mari wa qalbih adalah :

Artinya : membatasi antara orang mukmin dengan kemaksiatannya yang


mengarahkannya dan mendekatkannya dengan api neraka, serta membatasi
antara orang kafir dengan ketaatannya yang dapat mendekatkannya
dengan surga.

Hadirin, penjelasan di atas menunjukkan bahwa seorang yang beriman bisa


saja terjerumus kedalam api neraka jika tidak dapat mengontrol hatinya dari
kemaksiatan. Akan tetapi perlu difahami bersama bahwa arahan berpikir
ayat di atas bukan saja menjurus kepada eksklusivisme Islam sehinga
seringkali menafikan civil society yang sesungguhnya harus terus dibangun.

Lebih detil di dalam ayat selanjutnya, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab
dalam Tafsir al-Misbah menyebutkan bahwa, sendi-sendi bangunan
masyarakat akan melemah jika kontrol sosial melemah. Akibat kesalahan
tidak hanya menimpa yang bersalah. Tabrakan tidak hanya terjadi akibat
kesalahan kedua pengendara. Bisa saja yang bersalah hanya seorang, tetapi
kecelakaan dapat beruntun menimpa sekian banyak kendaraan.

Tuntunan Allah swt dan Rasul-Nya telah disyariatkan sedemikian rupa oleh
Allah yang mengetahui kemaslahatan, kebutuhan, sekaligus kecenderungan
mereka. Apabila ada yang melanggarnya maka akan timbul kekacauan,
karena yang melanggar telah melakukan suatu yang merugikan pihak lain.
Pada saat itu akan muncul kekacauan, dan akan lahir instabilitas yang
mengakibatkan semua anggota masyarakat yang taat maupun yang
durharka ditimpa krisis.

Karena itu ayat ini berpesan : buatlah prisai antara diri anda dengan ujian
dan bencana dengan jalan memelihara hubungan harmonis dengan-Nya.
Laksanakanlah tuntunan-Nya dengan anjurkan pula orang lain berbuat
kebaikan dan menjauhi kemunkaran, karena jika tidak kita semua akan
ditimpa bencana. Dalam konteks ini Rasul saw memperingatkan :

jika ada masyarakat yang melakukan kedurhakaan, sedang ada


anggotanya yang mampu menegur atau menghalangi mereka, tapi dia tidak
melakukannya, maka Allah swt akan menjatuhkan bencana yang
menyeluruh kepada mereka.

HADIRIN RAHIMKUMULLAH
Dalam menemukan Remaja dan pemuda yang sejati di tengah-tengah hiruk-
pikuk kemaksiatan yang dapat menjerumuskan kita ke lembah kenistaan,
maka kita harus menemukan metode yang efektif dalam mengarunginya.
Dalam hal ini, Allah swt mengajarkan dan memerintahkan kepada kita.
Sebagaimana firman-Nya di dalam surat ar-Ruum ayat 60 :


{60}



Artinya : Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar


dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-
ayat Allah) itu menggelisahkan kamu. (QS. Ar-Ruum : 60)

HADIRIN RAKHIMAKUMULLAH

Berdasarkan firman Allah di atas, terdapat kata kunci yang paling ditekankan
dengan kata kerja perintah di dalamnya.

Adapun kata kerja perintah yang ada di dalam ayat di atas adalah
yang berarti bersabarlah. Dan dalam hal ini, Abdurrahman bin Nashir al-
Suudy menafsirkan kata di atas dengan sebutan :

Artinya : bersabarlah terhadap apa yang telah diperintahkan oleh Allah dan
terhadap apa yang dipanjatkan kepada Allah meskipun engkau dapatkan di
antara mereka ada yang membangkang

Penjelasan di atas menunjukkan betapa beratnya untuk menjadi mukmin


yang sejati di dunia ini, hingga Allah memerintahkan untuk selalu bersabar di
dalamnya. Apalagi jika dikaitkan dengan perkembangan zaman yang begitu
cepat. Sebuah contoh adalah, saat ini sebagian anak-anak muda kita
terjerumus dan terlena dengan westernisasi, kebarat-baratan. Orang barat
merayakan valentine, kita ikut merayakan valentine. Di bawah sinar remang-
remang, disaat hujan rintik-rintik, angin menghembus sepoi-sepoi basah
duduk berdua. Masya Allah.Oleh karena itu, langkah apakah yang harus kita
lakukan dalam rangka membangun generasi bangsa yang berpribadian
muslim sejati ? Dan siapakah yang berperan di dalamnya ?

1. Para orang tua, guru, dan pendidik, hendaknya memberikan bekal ilmu
dan akhlaq yang cukup bagi anak-anak, remaja, dan pemuda . Karena
dengan ilmu dan akhlaq yang dimiliki, mereka akan menjadi generasi yang
al-qawiy yang kuat bukan generasi yang al-dhaif atau generasi yang
lemah.
2. Para remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa, agar memiliki
itikad yang baik untuk dididik dan dibina, karena hal tersebut merupakan
cikal bakal keberhasilan untuk mewujudkan terbentuknya remaja dan
pemuda yang sejati. Karena apalah arti guru tanpa adanya murid. Dan
apalah yang dapat dikerjakan seorang murid tanpa adanya instruksi dan
bimbingan dari guru. Oleh karena itu, saling take and give akan
membuahkan hasil yang berarti.

HADIRIN RAHIMAKUMULLAH

Dan pada akhirnya, dapat kita simpulkan bersama bahwa jika semua ikhtiyar
ini sudah kita lakukan, mudah-mudahan remaja dan pemuda kita bisa
menjadi tumpuan, harapan, dan cita-cita bagi bangsa kita. Amin Ya Robbal
Alamin.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada


manfaatnya :


Naskah Syarhil Qur'an: MENATA KEMBALI MORAL ETIK BANGSA INDONESIA






.
Para ulama dan tokoh masyarakat, para guru yang kami muliakan

Dewan hakim yang berbahagia

Hadirin yang mudah-mudahan mendapatkan berkah dari Allah swt.

Hossein Nasr, seorang pemikir Islam kontemporer, melihat bahwa


masyarakat modern yang sering diistilahkan sebagai the post industrial
society, yaitu suatu masyarakat yang telah mencapai tingkat kemakmuran
material, dengan perangkat teknologi yang serba mekanik dan otomatis,
bukan semakin mendekati kebahagiaan hidup, tetapi selalu dihantui oleh
perasaan cemas dengan kemewahan hidup yang dimiliki.

Kritikan tajam tersebut, mengarah kepada realita kehidupan kita yang


cenderung hipokrit atau munafik, menjurus kepada kehidupan hedonistik,
atau kehidupan yang dipenuhi oleh buaian materi keduniaan, tidak terima
kata kesusahan, jijik dengan kemiskinan, rentan melakukan penipuan,
ditambah anti kritikan, apalagi pesan moral keagamaan, jika ini terjadi pada
insan pemegang kebijakan, atau yang berada di tampuk kepemimpinan,
tentu bukan kesejahteraan rakyat yang didapatkan, tetapi kerusakan
berkelanjutan yang berkepanjangan.

Dalam lingkup Negara kita Indonesia, potret masyarakat hedonistik ini telah
menjamur di semua kalangan tak terbatas jabatan atau profesi, hanya
dibedakan oleh kuantitas nilai yang tertanam dalam setiap individu,
dibuktikan dengan banyaknya tersangka korupsi, atau pelaku kriminal
berdasi, sehingga krisis kepercayaan semakin marak terjadi, tidak hanya
pada ranah profesi atau batasan umur, tapi sudah menembus wilayah
ideologi. Pepatah arab mengatakan:



Agama manusia sangat bergantung pada agama penguasanya

Agama Islam sebagai sebuah sistem kepercayaan sekaligus sistem nilai,


secara konsep meletakkan nilai-nilai atau tatanan normatif kepada setiap
insan yang meyakini dalam ajarannya, tetapi secara praktek tidak banyak
teraplikasi, sehingga tujuan dan tuntunan agama Islam dalam
pembentukkan karakter tidak dapat tercapai sepenuhnya.

Minimnya nilai-nilai keagamaan yang tertanam pada setiap pribadi, menjadi


salah satu alasan banyaknya konflik di negeri ini, seperti tidak dapat
menemukan solusi, pada setiap permasalahan yang terjadi, sehingga bukan
mendapatkan pemecahan masalah inti, malah menambah problema yang
baru lagi, padahal masih banyak pekerjaan yang lebih berarti, tentunya lebih
bermanfaat bagi penduduk negeri, yang dulunya dibuai oleh janji-janji,
karena meminta kepercayaan untuk bisa menjadi seperti sekarang ini.

Berangkat dari upaya perbaikan berkelanjutan, kami ingin memberikan


sedikit masukan, bertujuan bisa membentuk clean government and good
government, untuk negeri ini di masa depan, semoga bermanfaat untuk
setiap kalangan, melalui kajian terhadap ayat-ayat al-Qur'an, yang diuraikan
dalam bentuk syarhil quran, yang berjudul: MENATA KEMBALI MORAL
ETIK BANGSA INDONESIA. Dengan merujuk kepada al-Qur'an surah an-
Nisa ayat 59

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.

Hadirin yang berbahagia

Dalam tafsir Jalalain karangan imam Jalaluddin as-Syuyuti dan imam


Jalaluddin al-Mahaly, menjelaskan mengenai ayat ini bahwa keharusan dalam
menaati pemimpin adalah dalam urusan menaati Allah dan rasul-Nya, jika
terjadi kontroversi atau perselisihan pendapat hendaknya mengembalikan
kepada tuntunan al-Qur'an dan sunnah nabi, karena hal tersebut lebih baik
daripada berselisih pendapat dengan menggunakan argumentasi manusia
(menggunakan logika).
Ibn al-Hajar dalam kitabnya lubaabun nuqul fii asbaabin nuzul menjelaskan,
bahwa ayat ini diturunkan berkaitan dengan cerita tentang sekelompok
pasukan perang yang diperintahkan pemimpinnya untuk senantiasa
menjerumuskan diri ke dalam api unggun, berkenaan dengan hal tersebut
ayat ini turun sebagai bantahan bahwa ketaatan kepada pemimpin harus
melewati proses filterisasi dan selektifitas, dengan pertimbangan asas
manfaat, serta melihat kebijakan yang mementingkan kepentingan rakyat.
Dalam kajian uslubiyyah, disebutkan bahwa dalam ayat tersebut terdapat
lafaz athi'usebelum lafaz Allah dan rasul, tetapi tidak ada
lafaz athiu sebelum kata ulil amri.

Konsepsi ketaatan terhadap pemimpin, taat pada Allah, dan taat pada rasul-
Nya, berdasarkan penjelasan tersebut merupakan hal yang tidak dapat
ditawar, tetapi ketaatan kepada pemimpin harus terlihat sisi kebijakan yang
diberikan, menggunakan perspektif berlandaskan asas kebermanfaatan,
sehingga kita harus bisa mentaati pemimpin yang mendukung kesejahteraan
rakyat, dan apabila sebaliknya, maka kita tinggalkan dan kita luruskan.

Imam al-Ghazali dalam nasihatnya kepada Nizam al-Muluk dari Bani Seljuk
menekankan kepada dua hal penting yaitu akidah dan akhlak, karena
menurutnya faktor utama yang harus kokoh pada diri seorang pejabat
Negara adalah al-tasawwur al-islamiy atau pandangan hidup Islam, karena
hal ini merupakan asas bagi setiap perilaku manusia. Demikian dituliskan
oleh Alparslan Acikgence dalam tulisannya berjudul The Framework for A
History of Islamic Philosophy.

Namun sayang hadirin, dalam Negara kita berasaskan Pancasila yang


mayoritas senada dengan ajaran Islam, masih belum mencerminkan
sepenuhnya pencapaian yang diharapkan tersebut, karena dua nilai penting
dari pesan imam al-Ghazali masih menjadi paradoks, kemudian
mengacuhkan tuntunan firman Allah pada saat terjadi kontroversi, padahal
rasulullah saw bersabda:

Kutinggalkan pada kalian dua perkara (pusaka), tidak akan tersesat kalian
selamanya jika masih berpegang teguh pada keduanya, yaitu kitab Allah dan
sunnah rasul-Nya.

Hadirin yang berbahagia

Menata kembali moral etik bangsa Indonesia dalam jangka pendek,


seyogyanya diawali dari penataan moral pemimpin, dengan mengisi nilai
keimanan dalam setiap perbuatan, dan dalam setiap keputusan, karena
pemimpin adalah panutan, kemudian diikuti penataan moral rakyat dalam
jangka panjang, agar bisa memunculkan generasi penerus yang terus
membawa nilai kebaikan.

Pada dasarnya uraian pembahasan kami membawa pesan dan harapan, agar
para pemimpin yang sekarang berada di kursi jabatan, dapat
mengaplikasikan nilai ajaran Islam seperti yang tertuang dalam firman Allah
surah al-Anbiyaa ayat 73:

Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang


memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada,
mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan
zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah,

Hadirin yang berbahagia

Semoga Indonesia selalu bertambah baik. Terima kasih untuk segala


perhatian, mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan, kami akhiri dengan
ucapan.

Anda mungkin juga menyukai