Teks Syarhil Naim 2
Teks Syarhil Naim 2
Teks Syarhil Naim 2
06DEC
Teks Syarhil Quran pada Semarak UPTQ 2010oleh : Asep Mauluddin Ibnu
Sofyan ( Pensyarah ), Asep Rizal Khairuddin ( Tilawah ) dan Afiyyah ( Sari
Tilawah )
Judul I : Mewujudkan pemerintahan Bebas KKN
silahkan untuk di jadikan rujukansemoga bermanfaat.
,,
. .
Dewan hakim yang kami hormati
Hadirin yang kami hormati
Transparency International, suatu lembaga penelitian independen yang
bermarkas di Berlin melalui Global Coruption barometer menyatakan, bahwa
Indonesia menempati peringkat pertama, sebagai negara terkorup se-Asia,
dan peringkat kedelapan di antara negara-negara terkorup di dunia, setelah
Nigeria, Pakistan, Kenya, Bangladesh, Cina, Kamerun, dan Venezuela. Bukan
hanya itu, perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme atau KKN di negara kita ini,
sudah menjadi penyakit mental dan sosial yang mengkristal, virus-virusnya
telah mewabah, meluah, bahkan melimpah ke segala lapisan.KKN bukan saja
monopoli kalangan pemerintah pusat, tapi juga pemerintah daerah; KKN
bukan saja terjadi di kalangan eksekutif, legislatif, yudikatif; bahkan lembaga
pemberantas tindak pidana korupsi pun, terjerumus ke dalam penyakit
korupsi.
Dampaknya, pembangunan terhambat, pendidikan tersumbat, ekonomi
tersendat, kemiskinan terus meningkat, rakyat semakin melarat, hukum
hampir sekarat, karena tidak mampu menjerat, para koruptor biang
penjahat, yang dikutuk dan dilaknat.
Lalu bagaimana upaya kita memberantas perilaku KKN di negeri ini? Sebagai
jawabannya Mewujudkan Pemerintahan Bebas KKN adalah tema syarh al-
Quran yang akan kami sampaikan pada kesempatan ini, dengan rujukan al-
Quran surat al-Anfal : 27 :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-
amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.
Hadirin yang kami hormati
ayat ini, merupakan landasan theologis dalam mewujudkan Pemerintahan
yang amanah dan bersih dari KKN. Karena Secara semantik, kalimat
merupakan syighat al-Nahyi. Sedangkan Qaidah Ushul fiqh menyatakan:
Pada asalnya suatu larangan, menunjukan pengharaman.
Dengan demikian, haram bagi kita, saya, saudara dan seluruh insan
beriman, mengkhianati amanah yang telah diberikan kepada kita,
sebagaimana haramnya mengkhianati Allah dan Rasulul-Nya. Sedangkan
yang dimaksud amanah adalah:
Segala pekerjaan yang telah diamanahkan Allah kepada setiap hambannya.
Demikian penjelasan imam Ali Ashobuni dalam Shofwat al-Ttafasir, jilid I hlm
501.
Dalam perspektif theologies, amanah merupakan fitrah. Setiap kita
ditaqdirkan memikul amanah sesuai tugas dan fungsi masing-masing, dan
setiap amanah harus dilakukan dengan penuh kejujuran, karena amanah
akan dipertanggungjawabkan, baik dihadapan manusia maupun dihadapan
Tuhan. Inilah esensi sabda Rasulullah Saw.:
Setiap kita adalah pemimpin atau pemegang amanah, dan akan diminta
pertanggungjawaban dari kepemimpinannya atau amanahnya.
Alhamdulillah hadirin, kita bangga karena Indonesia ini merupakan negara
beragama. Dan setiap agama, mengajarkan pentingnya menjaga amanah.
Bahkan Rasulullah Saw bersabda:
Urgensi agama adalah amanah, dan dipandang tidak beragama bagi orang
yang tidak amanah.
Namun sayang seribu sayang hadirin, kita merasa malu karena sebagai
negara beragama, tapi justeru perilau ketidak jujuran semakin merajalela,
korupsi, kolusi dan nepotisme hampir membudaya, pada segenap lapisan
bangsa. Ironinya, penyakit KKN ini sebagai dosa warisan sejak penjajahan
Belanda, era orde lama dan orde baru berkuasa, bahkan di era reformasi pun
kita kecewa, karena masih ada oknum-oknum reformasi durjana, yang
merampok aset negara, di tengah-tengah bangsa kita sedang merana.
Naudzubillah min Dzalik.
Lalu kenapa hadirin, penyakit KKN ini dipandang dapat merugikan bangsa?
Karena secara sosiologis antropologis korupsi berarti tindak pidana berupa
manipulasi, pungli, mark-up, dan pencurian dana publik, secara langsung
maupun terselubung, dengan maksud meraih keuntungan pribadi.
Sedangkan kolusi adalah model kerjasama negatif antar individu atau
kelompok semata-mata untuk memperoleh keuntungan illegal dan
merugikan orang lain. Dan nepotisme, berarti mengambil keuntungan
dengan memanfaatkan kedekatan terhadap seseorang secara tidak
professional dan proforsional seingga perilaku seperti itu bukannya
mendukung pembangunan tapi menghambat sekaligus menghancurkan
pembangunan.
Pantas, Undang-undang Republik Indoesia No. 31 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi dinyatakan bahwa dalam hal tindak pidana korupsi
yang dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan
kepada seorang koruptor.
Namun sayang seribu sayang, sampai hari ini, kita sering mendengar, bukan
koruptor yang di hukum mati, tapi koruptor yang bersembunyi di dalam
negeri, koruptor yang lari ke luar negeri, koruptor yang tidak diadili, bahkan
koruptor yang terkesan dilindungi. Naudzubillah min Dzalik.
Oleh karena itu, dalam mewujudkan Indonesia bebas KKN, terutama di
tingkat Pemerintahannya, langkah utama dan pertamanya adalah hukum
harus ditegakkan seadil-adilnya. sebagaimana diisyaratkan dalam Al-Quran
pada surat al-Maidah [6]: 8
,
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Hadirin Rohimakumullah
Orang mumin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya
Hadirin Rahimakumullah
Dewasa ini, sering kita temui manusia yang hidup bebas, geringas, ganas,
bahkan lebih ganas daripada binatang buas. Hal ini terjadi karena kurangnya
pendidikan akhlak.
Dari Dr. Abdullah Thollah Tobah dalam kitabnya Maal Anbiyaai Fil
Quran, beliau menjelaskan bahwa ayat tersebut ditujukan kepada kaum
shodom, yakni kaum Nabi Luth As berkenaan dengan 3 kemunkaran yang
mereka lakukan.
Kemunkaran yang pertama, yakni kemunkaran yang dilakukan oleh Istri Nabi
Luth As.
Dan jika kami hendak membinasakan suatu kaum, maka kami perintahkan
kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi
apabila mereka durhaka didalam negeri itu, maka sepantasnya berlakulah
kepadanya hukuman kami, kemudian kami binasakan kaum itu, hancur
berantakan.
Hadirin Rahimakumullah
Kemiskinan disana-sini
Untuk itu, wahai para pemuda, wahai para mujahid penerus bangsa
Marilah tingkatkan iman dan taqwa, agar diri dihiasi akhlaq yang mulia
()
Dewan Hakim yang arif dan bijaksana,
Hadirin sebangsa dan setanah air yang kami banggakan,
Akhir-akhir ini di tengah-tengah masyarakat kita, marak dengan dengan
istilah pornografi dan pornoaksi. Kedua istilah tersebut hadirin, bukan saja
menjadi buah bibir masyarakat tapi sudah menjadi salah satu model yang
sanggup menggelincirkan manusia ke lembah penyakit perzinahan yang
berujung pada pelacuran atau yang dikenal dengan istilah prostitusi.
Pornografi dan pornoaksi ini hadirin, kini semakin menjamur dan membaur,
marak dan merebak, bahkan sudah menjadi konsumsi masyarakat sehari-
hari, yang akibatnya tidak sedikit anak-anak kita, remaja, pemuda, bahkan
kakek-kakekpun ikut dibuai dengan khayalan-khayalan jorok, pikiran kotor,
otak mesum, sehingga terjadi pelecehan seksual terhadap anak-anak di
bawah umur, pemerkosaan, pencabulan, perzinahan, prostitusi, serta
pornografi dan pornoaksi kini sudah menjadi santapan pagi, siang dan
malam hari.
Bahkan yang lebih mengerikan lagi hadirin, pornografi dan pornoaksi kini
telah terprogram dengan rapi seolah-olah hal yang alami dan tidak lagi
dianggap tabu. Jika kita membiarkan hal ini semakin menjadi, tidak mau
peduli dan tidak mau mengatasinya, kami yakin pornografi dan pornoaksi
akan menjadi firus yang menggerogot, melemahkan, menghancurkan
bahkan memporak-porandakan mental dan moral generasi bangsa. Oleh
karena itu pengaruh pornografi dan pornoaksi adalah tema yang akan kami
bahas pada kesempatan kali ini, sebagai rujukan surat Al-Isra Ayat 32
yang berbunyi:
"Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk".
Karena itu adalah cara/jalan para ahli maksiat dan para pembangkang
perintah Allah.
Sedangkan qoidah Ushul fiqih menyatakan: ( ) pada
prinsipnya larangan tersebut menunjukkan pada makna yang haram.
Dengan demikian haram bagi kita, saya, saudara dan seluruh komponen
bangsa untuk mendekati perzinahan.
Lalu apa yang dimaksud dengan pornografi dan pornoaksi? Haba Yasin
berpendapat bahwa: Kata pornograf berasal dari bahasa Yunani
klasik yang berarti lukisan tentang pelacur. Pornografi dan pornoaksi adalah
segala bentuk gambar, maupun tulisan yang sengaja dibuat untuk
merangsang seksualitas. Lalu bagaimana praktek pornografi dan pornoaksi
di Negeri tercinta kita Indonesia? jujur harus kita akui, kita tidak bisa
menutup mata. Dimana-mana kini marak dengan gambar-gambar porno,
film-film porno, majalah-majalah porno, situs-situs porno, tayangan yang
mengeksploitasi aurat wanita dengan menggunakan pakaian yang serba
minim. Bahkan kini muncul trend video mesum para artis dan tokoh terkenal.
Bukankah hal tersebut dapat memicu seseorang untuk melakukan
perzinahan? Bukankah tayangan tersebut bisa memancing seseorang untuk
melakukan pemerkosaan? Sudah kita saksikan hadirin, di bawah lampu
remang-remang berpasang-pasangan wanita jalang dengan lelaki si hidung
belang, atau mereka yang dengan sentuhan dan pijatan wanita erotis di
tempat spa dan mandi sauna, pesta-pesta bugil, yang bukan saja marak di
kota-kota besar tapi kini telah merebak di seluruh penjuru negeri tercinta ini.
Akibatnya style pakaian saat inipun serba minim dan pergaulan bebas telah
mempengaruhi generasi muda bangsa. Padahal Rasulullah telah
mengingatkan:
Jika perzinahan dan riba telah membudaya di suatu Negara, seolah-olah
mereka telah menghalalkan diturunkannya adzab Allah SWT.
Hadirin, peringatan Rasulullah tadi sudah terbukti dengan adanya data yang
tercatat dari hasil survey Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan
Anak terhadap 4.500 remaja di 12 Kota Besar di Indonesia, menunjukkan
hasil yang mencemaskan, 66% siswa SD telah menyaksikan pornografi dan
pornoaksi, 97% remaja Indonesia pernah menonton film
porno, 93,7% pernah melakukan ciuman, petting dan oral
sex, 62,7% remaja usia SMP tidak perawan, dan 21,2% remaja SMA pernah
aborsi. Hal tersebut tentu menjadi pemicu utama menyebarnya virus
HIV/AIDS dan hingga saat ini telah terhitung 180.000 warga Indonesia
terserang AIDS dan tinggal menunggu lonceng
kematian.... (Naudzubillahi min dzalik). Lalu, apa yang harus kita
lakukan untuk memberantas pornografi dan pornoaksi? Sebagai jawabannya,
mari kita renungkan firman Allah dalam suroh Ali-Imran ayat 104:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.
[217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah;
sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-
Nya.
Artinya:
Barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan
tangan, apabila tidak mampu maka rubahlah dengan ucapan, jika tidak
mampu maka rubahlah dengan hati. Dan merubah dengan hati adalah
cerminan dari iman yang lemah.
Dengan demikian hadirin, ada tiga langkah yang harus dilakukan untuk
memberantas pornografi dan pornoaksi: yang Pertama, sebagai realisasi
dakwah biyadih, pemerintah sebagai pemegang kekuasaan dan kebijakan
harus bersikap tegas dalam menjalankan UUD Anti Pornografi dan Pornoaksi,
dan menghukum para pelanggarnya. Jujur kami akui, kami bangga kepada
pemerintah yang telah berhasil merazia ratusan keping VCD Porno, kami
bangga kepada pemerintah yang telah sukses menghancurkan tempat-
tempat perzinahan, kami bangga kepada pemerintah yang telah berhasil
menangkap pelaku pemerkosaan dan pencabulan, kami bangga kepada
pemerintah yang telah sukses menutup akses situs-situs porno. Tapi kami
akan jauh lebih bangga, jika pemerintah bersikap tegas kepada para pelaku
hiburan yang selalu menjual aurat yang mengandung erotisme, padahal
Hadirin hal tersebut merupakan salah satu dari sederetan daftar yang
menjadi penyebab maraknya pemerkosaan dan perzinahan.
Yang Kedua, kita harus menghidupkan lembaga sensor film, lembaga yang
memiliki aturan yang definitif, mempunyai komitmen untuk memberantas
pornografi dan pornoaksi. Dan yang Ketiga,kepada seluruh warga Indonesia
yang baik, kita harus mendukung dan membantu usaha pemerintah dalam
memberantas pornografi dan pornoaksi, dengan cara:
Terutama kepada para pemuda yang kami cintai, mulai saat ini kita
harus mau menutup mata, dari hiburan yang tidak sehat dan
pergaulan yang tidak bermanfaat.
Jika hal tadi sudah kita aplikasikan, insyallah Indonesia akan terbebas dari
pornografi dan pornoaksi. Kepada insan-insan yang sudah melakukan tiga hal
tadi, sebagai cerminan dari insan yang beriman dan melakukan amal sholeh.
Allah berjanji ampunan dan pahala yang berlimpah ruah. Sebagaimana janji
Allah dalam surat Al-Maidah ayat 9:
Dengan demikian dari uraian tadi dapat kami ambil sekelumit kesimpulan
bahwa, pornografi dan pornoaksi merupakan virus yang menggerogot,
melemahkan, menghancurkan dan memporak-porandakan mental dan moral
generasi bangsa. Oleh karena itu, mulai saat ini kita harus mengatakan
perang, perang, dan perang terhadap pornografi dan pornoaksi.
[ ]
Tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah dan Rasulnya, tapi
justru melakukan apa yang telah dilarang oleh Allah.
Demikian penafsiran Imam Al-Alusi dalam kitab Ruhul Maaniy.
Kata Korupsi berasal dari bahasa Latin: corruptio dari kata
kerja corrumpere yang bermakna, busuk, rusak, menggoyahkan,
memutarbalik, dan menyogok. Sedangkan menurut Badan Transparency
International, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politisi maupun
pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri
sendiri atau orang lain, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang
dipercayakan kepada mereka. Oleh karena itu perbuatan korupsi adalah
khianat kepada Allah, khianat kepada Rasulullah, khianat kepada Bangsa dan
Negara, ironisnya juga khianat kepada diri sendiri.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar
mencakup unsur-unsur:
29. Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, kami akan
memberikan kepadamu Furqaan[607]. dan kami akan jauhkan dirimu dari
kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah
mempunyai karunia yang besar.
[607] artinya: petunjuk yang dapat membedakan antara yang Haq dan yang
batil, dapat juga diartikan disini sebagai pertolongan.
Artinya:
Barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan
tangan, apabila tidak mampu maka rubahlah dengan ucapan, jika tidak
mampu maka rubahlah dengan hati. Dan merubah dengan hati adalah
cerminan dari iman yang lemah.
Pertama, sebagai realisasi dakwah biyadi, pemerintah sebagai pemilik
kekuasaan dan kebijakan harus bersikap tegas dengan menuntaskan kasus-
kasus korupsi hingga ke akar-akarnya. Kedua, kita harus mengoptimalkan
kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai lembaga yang memiliki
aturan definitif dalam menyelidiki kasus korupsi. Ketiga,sebagai realisasi
dakwah billisan, kita sebagai warga negara harus ikut membantu usaha
pemerintah dalam memberantas korupsi dengan cara, para alim ulama, dai,
guru harus berdakwah di tengah-tengah masyarakat, melalui pendidikan
aqidah, pendidikan fiqih, pendidikan anti korupsi, pendidikan karakter dan
pendidikan moral. Para orang tua harus terus membimbing anak-anaknya
agar senantiasa memiliki iman dan takwa yang kokoh, serta selalu
berperilaku jujur.
Jujur kami akui, kami bangga kepada pemerintah yang telah berhasil
membongkar ribuan kasus korupsi dan menghukum ratusan koruptor negeri
ini. Namun kami akan jauh lebih bangga, jika pemerintah dan para pemimpin
dapat memberikan teladan dalam menjauhi praktek korupsi dan berani
bersikap tegas untuk menghukum para koruptor tanpa membeda-bedakan
pangkat dan jabatannya.
Oleh sebab itu hadirin, dengan jalan apapun kita wajib membentengi diri
kita, keluarga kita, lingkungan kita dari perilaku korupsi yang merugikan
banyak orang itu. Marilah kita mencari makanan, harta, uang dan rizki
lainnya dengan cara yang halal, sehingga kita bisa menjalani kehidupan ini
dalam naungan keridlaan-Nya.
Saya akhiri syarahan ini dengan perkataan Sari Mehmed Pasha,
bendaharawan kerajaan Turky mengatakan: "penyuapan adalah biang keladi
segala pelanggaran hukum, landasan kejahatan dan bencana yang paling
besar. Penyebab ketidakadilan dan kekejaman adalah korupsi maka dari itu
ingatlah bahwa korupsi ada karena sebuah pegkhianatan dan terbongkar
karena sebuah penghianatan.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga yang kami ucap tidak hanya
menjadi hiasan di bibir semata, dan semoga yang anda dengar tidak hanya
melintas ditelinga. Namun mampu merasuk kalbu dan tersimpan dalam
memori, sehingga dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
{ }
Dunia semakin cantik dan molek, dihiasi dengan perkembangan sains dan
teknologi yang semakin canggih dan menarik. Akan tetapi permasalahan-
permasalahan di setiap lini kehidupan termasuk didalamnya masalah
kemiskinan, telah membuat otak ruwet, mumet dan jelimet. Bukankah
karena miskin seseorang tidak dapat meneruskan pendidikannya maka ia
menjadi bodoh? Bukankah karena miskin seseorang tidak dapat melihat dan
mendengarkan berita-berita terkini (headline news) maka ia menjadi
terbelakang? Bukankah karena miskin seseorang dapat menjual akidahnya
maka ia menjadi kufur?
Masalah ini terus dan terus berputar bagaikan lingkaran setan yang seolah-
olah tidak ada pemacahannya, padahal Islam telah memberikan solusi
kongkrit, dengan cara Ekonomi Syariah Pendorong Penguatan
Ekonomi Rakyat, sebagaimana yang telah diisyaratkan oleh Allah di
dalam al-Quran surat Al-Baqarah ayat 275 :
{275}
Hadirin Rohimakumullah.
Firman Allah yang baru kita simak bersama mengisyaratkan agar kita umat
Islam memiliki ekonomi yang kuat. Mari kita kaji secara mendalam. Imam
Ibnu Katsir di dalam kitabnya Tafsir Ibnu Katsir jilid ke-3 menyebutkan,
bahwa sebab diturunkannya ayat ini berawal dari sebuah pertanyaan Saad
bin Abi Waqash kepada Saidina Muhammad Rasulullah SAW. wahai
Rasulullah aku memiliki harta yang banyak akan tetapi pewarisku hanya satu
orang anak, maka bolehkah jika aku bersedekah dua pertiganya? Rasul
menjawab : tidak boleh. Bolehkah jika seperduanya? Rasul menjawab :
tidak boleh. Bagaimana jika sepertiganya? Rasul menjawab : tidak boleh
seraya melanjutkan perkataannya :
sungguh aku mengharapkan jika engkau dapat warisi keturunan yang kaya
dan berharta dan itulah yang terbaik dari pada engkau mewarisi keturunan
yang lemah lagi papa serta hanya mengharapkan belas kasih orang lain
Hadirin Rohimakumullah.
Dalam dunia ekonomi kita mengenal adanya tiga buah sistem
ekonomi. Pertama, sistem ekonomi sosialis dimana pemerintah secara
mutlak mengurus dan mengelola sistem perekonomian
mereka. Kedua, sistem ekonomi kapitalis dimana setiap individu, setiap
wirausahawan berhak untuk mengelola serta mengurus keadaan
perekonomian mereka, sistem ekonomi inilah yang telah membuat jarak
yang sangat antara yang kaya dengan yang miskin dan juga telah
mengakibatkan yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin
miskin (the rich richer and the poor poorer). Ketiga, sistem ekonomi Islam
dimana dalam sistem ini yang di angkat kepermukaan adalah niali-nilai
ukhuwah dan nilai-nilai kebersamaan, dengan artian bahwa setiap orang
harus saling tolong menolong, yang kaya menolong yang miskin, yang kuat
menolong yang lemah, tidak ada jarak diantara mereka bahkan mereka
merasa bahwa mereka bagaikan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
{19 : }
Artinya : Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.
Firman Allah pada ayat ini dengan tegas dan jelas mengisyaratkan kepada
kita bahwa pemberdayaan ekonomi diproyeksikan demi kesejahtraan
bersama. Islam menolak keras sistem ekonomi dalam bentuk monopoli,
oligopoli dan ekonomi yang diorientasikan hanya untuk kepentingan pribadi.
Prinsip ini harus kita aplikasikan di negara kita jikalau kita menginginkan
negara kita menjadi negara yang maju dan damai. Apalagi jikalau kita
perhatikan di negara kita Indonesia ini, masih terdapat 37,5 juta jiwa umat
manusia yang berada dibawah garis kemiskinan, lalu berapa banyakkah
ummat Islamnya ? ternyata setelah diteliti oleh lembaga peneiliti di
Indonesia, terdapat lebih dari 30 juta jiwa umat Islam yang berada dibawah
garis kemiskinan. Sebuah pertanyaan besar yang ada pada pikiran kita
semua, mengapa umat Islam lebih banyak tenggelam dalam kemiskinan ?
Hadirin rahimakumullah.
Berdasarkan prinsip ini maka dapat dipahami bahwa ekonomi Islam adalah
ekonomi muawanah, terdapat didalamnya sistem ekonomi mudharabah,
murabahah, musyarakah, dan di negara kita alhamdulillah setidaknya telah
melaksanakan prinsip ini seperti adanya bank-bank syariah. Oleh sebab itu,
untuk menopang prinsip ini Rasulullah SAW bersabda :
Dengan demikian pada akhirnya kami mengajak pada seluruh umat Islam
untuk bersama-sama mengaplikasikan sistem perekonomian Islam, yakni
dengan cara pemberdayaan ekonomi umat, maka secara tidak langsung
segala bentuk kebodohan, keterbelakangan, dan kekufuran akan hilang
dengan sendirinya.
Untuk itu marilah kita berdoa kepada Allah semoga kita diberikan
kemudahan dalam aktivitas kita. Amin ya Robbal alamin.
Hadirin Rahimakumullah
Pada umumnya ada tiga konsep yang berkaitan dengan pemanfaatan harta
benda. Pertama, komunis dengan prinsip mengutamakan kepentingan
masyarakat di atas kepentingan individu, tiap-tiap individu tidak memiliki
kemerdekaan dan hak kepemilikan sehingga menguntungkan si miskin
namun kerugikan bagi si kaya. Kedua, kapitalisme dengan prinsip menitik
beratkan kepentingan individu di atas kepentingan masyarakat, akibatnya
lahir the rich richer and the poor poorer. Yang kaya semakin, kaya dan
yang miskin semakin miskin:
Yang kuat memakan yang lemah, yang pintar memakan yang bodoh. Homo
homoni lupus to be polity in society, penghisapan manusia terhadap manusia
menjadi peradaban. Hadirin hanya membawa derita dan untaian air mata
bagi kaum dhuafa. Dalam polemic tersebut muncul konsep Islam dengan
unsur keseimbangan dalam pemberdayaan:
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk mereka.
Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Dengan demikian, orang kaya yang tidak peduli dengan nasib kaum dhuafa,
konglomerat yang acuh terhadap kaum melarat, pejabat yang apriori
terhadap nasib rakyat, bukan saja mencerminkan orang yang jahat, tetapi
mencerminkan orang yang tidak beriman dan orang seperti ini harus minggir
dari Negara kita tercinta ini. Sebab Negara kita Indonesi akan jaya apabila
dipimpin oleh orang-orang yang peduli dengan nasib kaum dhuafa.
Oleh karena itu hadirin, semangat zakat, wakaf dan infak wajib kita
aplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Timbul pertanyaan,
kepada siapa zakat itu diberikan? Sebagai jabannya kita renungkan firman
Allah swt dalam al-Quran Surat al-Taubah ayat : 60
Hadirin Rakhimakumullah.
Oleh karena itu, kita harus menyambut baik usaha pemerintah yang berhasil
membuat Badan Amil Zakat (BAZIS), kita patut mengacungkan jempol
dengan usaha pemerintah yang berhasil membuat peraturan pemerintah No.
34 tahun 99 tentang pengelolaan zakat. Semoga usaha yang telah dilakukan
dapat menyadarkan masyarakat kita untuk taat mengeluarkan zakat,
berwakaf, dan berinfaq sehingga dapat mengurangi kemiskinan dan
mensejahterakan masyarakat kita. Amin ya robbal alamin.
{ }
Akibatnya manusia hidup bebas, keras, beringas, ganas bahkan lebih ganas
dari binatang buas, di sinilah pentingnya pembangunan kepribadian yang
postif sebagaimana digambarkan Thomas Hobbes dalam A War of All
Agaents, John Lock dalam Social Contrack, Bruch Spinoza dalam Intelektual
Love of God dan lain sebagainya. Karena pentingnya keperibadian positif,
khusunya sebagai seorang muslim, maka pada kesempatan ini, kita akan
membicarakan tentang Remaja Dan Pemuda Sebagai Aset Masa Depan
Bangsa. Dengan rujukan al-Quran surat al-Anfal ayat 24-25 :
{ 24}
{25}
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan
Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan
kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara
manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan
dikumpulkan. Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus
menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah
bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.. (QS. Al-Anfal)
Lebih detil di dalam ayat selanjutnya, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab
dalam Tafsir al-Misbah menyebutkan bahwa, sendi-sendi bangunan
masyarakat akan melemah jika kontrol sosial melemah. Akibat kesalahan
tidak hanya menimpa yang bersalah. Tabrakan tidak hanya terjadi akibat
kesalahan kedua pengendara. Bisa saja yang bersalah hanya seorang, tetapi
kecelakaan dapat beruntun menimpa sekian banyak kendaraan.
Tuntunan Allah swt dan Rasul-Nya telah disyariatkan sedemikian rupa oleh
Allah yang mengetahui kemaslahatan, kebutuhan, sekaligus kecenderungan
mereka. Apabila ada yang melanggarnya maka akan timbul kekacauan,
karena yang melanggar telah melakukan suatu yang merugikan pihak lain.
Pada saat itu akan muncul kekacauan, dan akan lahir instabilitas yang
mengakibatkan semua anggota masyarakat yang taat maupun yang
durharka ditimpa krisis.
Karena itu ayat ini berpesan : buatlah prisai antara diri anda dengan ujian
dan bencana dengan jalan memelihara hubungan harmonis dengan-Nya.
Laksanakanlah tuntunan-Nya dengan anjurkan pula orang lain berbuat
kebaikan dan menjauhi kemunkaran, karena jika tidak kita semua akan
ditimpa bencana. Dalam konteks ini Rasul saw memperingatkan :
HADIRIN RAHIMKUMULLAH
Dalam menemukan Remaja dan pemuda yang sejati di tengah-tengah hiruk-
pikuk kemaksiatan yang dapat menjerumuskan kita ke lembah kenistaan,
maka kita harus menemukan metode yang efektif dalam mengarunginya.
Dalam hal ini, Allah swt mengajarkan dan memerintahkan kepada kita.
Sebagaimana firman-Nya di dalam surat ar-Ruum ayat 60 :
{60}
HADIRIN RAKHIMAKUMULLAH
Berdasarkan firman Allah di atas, terdapat kata kunci yang paling ditekankan
dengan kata kerja perintah di dalamnya.
Adapun kata kerja perintah yang ada di dalam ayat di atas adalah
yang berarti bersabarlah. Dan dalam hal ini, Abdurrahman bin Nashir al-
Suudy menafsirkan kata di atas dengan sebutan :
Artinya : bersabarlah terhadap apa yang telah diperintahkan oleh Allah dan
terhadap apa yang dipanjatkan kepada Allah meskipun engkau dapatkan di
antara mereka ada yang membangkang
1. Para orang tua, guru, dan pendidik, hendaknya memberikan bekal ilmu
dan akhlaq yang cukup bagi anak-anak, remaja, dan pemuda . Karena
dengan ilmu dan akhlaq yang dimiliki, mereka akan menjadi generasi yang
al-qawiy yang kuat bukan generasi yang al-dhaif atau generasi yang
lemah.
2. Para remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa, agar memiliki
itikad yang baik untuk dididik dan dibina, karena hal tersebut merupakan
cikal bakal keberhasilan untuk mewujudkan terbentuknya remaja dan
pemuda yang sejati. Karena apalah arti guru tanpa adanya murid. Dan
apalah yang dapat dikerjakan seorang murid tanpa adanya instruksi dan
bimbingan dari guru. Oleh karena itu, saling take and give akan
membuahkan hasil yang berarti.
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Dan pada akhirnya, dapat kita simpulkan bersama bahwa jika semua ikhtiyar
ini sudah kita lakukan, mudah-mudahan remaja dan pemuda kita bisa
menjadi tumpuan, harapan, dan cita-cita bagi bangsa kita. Amin Ya Robbal
Alamin.
Naskah Syarhil Qur'an: MENATA KEMBALI MORAL ETIK BANGSA INDONESIA
.
Para ulama dan tokoh masyarakat, para guru yang kami muliakan
Dalam lingkup Negara kita Indonesia, potret masyarakat hedonistik ini telah
menjamur di semua kalangan tak terbatas jabatan atau profesi, hanya
dibedakan oleh kuantitas nilai yang tertanam dalam setiap individu,
dibuktikan dengan banyaknya tersangka korupsi, atau pelaku kriminal
berdasi, sehingga krisis kepercayaan semakin marak terjadi, tidak hanya
pada ranah profesi atau batasan umur, tapi sudah menembus wilayah
ideologi. Pepatah arab mengatakan:
Agama manusia sangat bergantung pada agama penguasanya
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.
Konsepsi ketaatan terhadap pemimpin, taat pada Allah, dan taat pada rasul-
Nya, berdasarkan penjelasan tersebut merupakan hal yang tidak dapat
ditawar, tetapi ketaatan kepada pemimpin harus terlihat sisi kebijakan yang
diberikan, menggunakan perspektif berlandaskan asas kebermanfaatan,
sehingga kita harus bisa mentaati pemimpin yang mendukung kesejahteraan
rakyat, dan apabila sebaliknya, maka kita tinggalkan dan kita luruskan.
Imam al-Ghazali dalam nasihatnya kepada Nizam al-Muluk dari Bani Seljuk
menekankan kepada dua hal penting yaitu akidah dan akhlak, karena
menurutnya faktor utama yang harus kokoh pada diri seorang pejabat
Negara adalah al-tasawwur al-islamiy atau pandangan hidup Islam, karena
hal ini merupakan asas bagi setiap perilaku manusia. Demikian dituliskan
oleh Alparslan Acikgence dalam tulisannya berjudul The Framework for A
History of Islamic Philosophy.
Kutinggalkan pada kalian dua perkara (pusaka), tidak akan tersesat kalian
selamanya jika masih berpegang teguh pada keduanya, yaitu kitab Allah dan
sunnah rasul-Nya.
Pada dasarnya uraian pembahasan kami membawa pesan dan harapan, agar
para pemimpin yang sekarang berada di kursi jabatan, dapat
mengaplikasikan nilai ajaran Islam seperti yang tertuang dalam firman Allah
surah al-Anbiyaa ayat 73: