Pengertian Teacher Center Learning
Pengertian Teacher Center Learning
Pengertian Teacher Center Learning
OLEH :
TCL merupakan suatu sistem pembelajaran dimana siswa hanya mendapatkan materi dari
satu sumber saja yaitu guru. Di sistem ini selainsiswa cenderung pasif karena cenderung hanya
mendengar kuliah saja, dosen juga kurang mengembangkan bahan kuliah dan cenderung
seadanya, monoton. Pada sistem pembelajaran model Teacher Centered Learning
(TCL), guru atau dosen atau pendidik lebih banyak melakukan kegiatan
belajar-mengajar dengan bentuk ceramah (lecturing). Pada saat mengikuti
pembelajaran atau mendengarkan ceramah, peserta didik sebatas
memahami sambil membuat catatan, bagi yang merasa memerlukannya.
Pendidik menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil pembelajaran dan
seakan-akan menjadi satu-satunya sumber ilmu. Model ini berarti
memberikan informasi satu arah karena yang ingin dicapai adalah
bagaimana pendidik bisa mengajar dengan baik sehingga yang ada hanyalah
transfer pengetahuan dari pendidik ke peserta didik.
Pendekatan teacher center dimana proses pembelajaran lebih berpusat pada guru hanya
akan membuat guru semakin cerdas tetapi siswa hanya memiliki pengalaman mendengar paparan
saja. Output yang dihasilkan oleh pendekatan belajar seperti ini tidak lebih hanya menghasilkan
siswa yang kurang mampu mengapresiasi ilmu pengetahuan, takut berpendapat, tidak berani
mencoba yang akhirnya cenderung menjadi pelajar yang pasif dan kurang kreativitas.
Sejauh ini model-model pembelajaran yang bersifat teacher centered terlihat pada model
pembelajaran, seperti model komando atau banking learning concept. Pola pembelajaran model
komando atau gaya bank ini banyak diterapkan sekitar tahun 1960-an yang mengembangkan
perinsip distribusi keputusan harus dilakukan secara hierarkis dari atas ke bawah atau dari guru
ke siswa. Berikut ini metode-metode pembelajaran yang berpusat pada guru :
1. Metode ceramah.
Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.
Metode ceramah ekonomis dan efektif untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian.
Kelemahan metode ini adalah siswa cenderung pasif, pengaturan kecepatan secara klasikal
ditentukan oleh pengajar, kurang cocok untuk pembentukan keterampilan dan sikap, dan
cenderung menempatkan pengajaran sebagai otoritas terakhir. Metode ceramah hanya cocok
untuk menyampaikan informasi.
Metode ceramah juga dapat dilakukan dengan menggabungkan beberapa metode dalam
sekali pembelajaran yang sering disebut dengan metode plus, yakni metode ceramah yang
digabungkan dengan metode yang lainnya. Metode plus terbagi dalam tiga macam, yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT).
Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan
pemberian tugas. Metode ini dilakukan oleh guru ketika memberikan materi kepada siswa dan
diselingi dengan pertanyaan antara guru dengan siswa dan pemberian tugas kepada siswa
tentang materi yang telah diberikan oleh guru.
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT).
Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu
pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya
memberi tugas.
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran
dengan kegiatan memperagakan dan latihan.
2. Metode demontrasi.
Demonstrasi sebagai metode mengajar adalah metode yang digunakan oleh pendidik
untuk menjelaskan suatu konsep atau keterampilan tertentu secara efektif, sehingga dalam
metode ini guru diharuskan mampu memahami serta menguasai sepenuhnya apa konsep yang
dimaksud sebelum mendemonstrasikannya di depan kelas.
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yangnsangat efektif untuk menolong
siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti:
a. Bagaimana cara membuatnya?
b. Terdiri dari bahan apa?
c. Bagaimana cara mengaturnya?
d. Bagaiman proses kerjanya?
e. Bagaimana proses mengerjakannya?
Metode ini memiliki banyak pengaruh dalam hasil belajar karena metode ini
mengarahkan perhatian siswa yang lebih mudah untuk dipusatkan kepada proses belajar dan
tidak tertuju kepada yang lain, siswa memperoleh persepsi yang jelas melalui pengamatannya
secara langsung, apabila diberi kesempatan untuk ikut mendemonstrasikan maka siswa akan
mendapatkan pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan dan keterampilan, dan
yang lebih utama adalah seluruh pertanyaan yang ada dalam fikiran siswa akan dapat dijawab
ketika mengamati proses demontrasi.
3. Metode resitasi ( Recitation method ).
Roestiyah menyatakan bahwa resitasi adalah suatu metode dengan cara menyusun
laporan sebagai hasil dari apa yang di pelajari. Resitasi (penugasan) dapat berupa perintah
kemudian siswa mempelajari bersama teman atau sendiri dan menyusun laporan atau resume
kemudian diesok harinya hasil laporan didiskusikan dengan seluruh siswa di kelas. Metode
resitasi biasanya diberikan atau digunakan oleh guru dengan tujuan agar siswa itu memiliki hasil
belajar yang lebih mantab, dan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Resitasi di berikan
untuk memperoleh pengetahuan dengan cara melaksanakan tugas dan juga dapat memperluas
dan meperkaya pengetahuan serta ketrampilan siswa disekolah melalui kegiatan luar sekolah.
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume
dengan kalimat sendiri (http://re-searchengines.com/art05-65.html). melalui metode ini
pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama dan
siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung
jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000). Namun, dengan metode ini siswa
melakukan penipuan dimana siswa hanya meniru hasil pekerjaan temannya tanpa bersusah payah
mengerjakan sendiri dan yang paling mengkhawatirkan adalah terkadang tugas dikerjakan oleh
orang lain tanpa pengawasan.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian teacher center learning (TCL)
adalah proses pembelajaran yang berpusat pada guru yang artinya guru sangat menentukan
proses pembelajaran karena guru menjadi satu-satunya sumber ilmu. Jadi model pembelajaran ini
membuat siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran.
Adapun kelebihan TCL antara lain :
a) Sejumlah besar informasi dapat diberikan dalam waktu singkat
b) Informasi dapat diberikan ke sejumlah besar siswa
c) Pengajar mengendalikan sepenuhnya organisasi, bahan ajar, dan irama pembelajaran
d) Merupakan mimbar utama bagi pengajar dengan kualifikasi pakar
e) Bila kuliah diberikan dengan baik, menimbulkan inspirasi dan stimulasi bagi siswa
f) Metode assessment cepat dan mudah.
Sementara itu, kekurangan dari TCL ini adalah :
a) Pengajar mengendalikan pengetahuan sepenuhnya, tidak ada partisipasi dari pembelajar
b) Terjadi komunikasi satu arah, tidak merangsang siswa untuk mengemukakan pendapatnya
c) Tidak kondusif terjadinya critical thinking
d) Mendorong pembelajaran pasif
e) Suasana tidak optimal untuk pembelajaran secara aktif dan mandiri
Pengertian Student Centered Learning (SCL) adalah proses pembelajaran yang berpusat
pada siswa (learner centered) yang diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif
dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilakunya. Melalui proses pembelajaran yang
keterlibatan siswa secara aktif, berarti guru tidak lagi mengambil hak seorang peserta didik untuk
belajar. Aktivitas siswa menjadi penting ditekankan karena belajar itu pada hakikatnya adalah
proses yang aktif dimana siswa menggunakan pikirannya untuk membangun pemahaman
(construcivism approach).
Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa atau peserta didik, maka siswa
memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk dapat membangun sendiri pengetahuannya sehingga
mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam yang pada akhirnya dapat meningkatkan
mutu kualitas siswa. Melalui penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa
diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis, mampu
menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya sendiri. Situasi pembelajaran dalam SCL
diantaranya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Siswa belajar baik secara individu maupun berkelompok untuk membangun pengetahuan.
2. Siswa tidak sekedar kompeten dalam bidang ilmu, akan tetapi kompeten dalam belajar.
3. Belajar menjadi kegiatan komunitas yang difasilitasi oleh guru, yang mampu mengelola
pembelajarannya menjadi berorientasi pada siswa dalam belajar.
4. Belajar menjadi kegiatan komunitas yang difasilitasi oleh guru, yang mampu mengelola
pembelajarannya menjadi berorientasi pada siswa.
5. Belajar lebih dimaknai sebagai belajar sepanjang hayat, suatu keterampilan yang dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari.
6. Belajar termasuk memanfaatkan teknologi yang tersedia.
Sedangkan dalam sekolah yang menerapkan metode pembelajaran dengan model SCL
mempunyai beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut :
1. Adanya berbagai aktifitas dan tempat belajar.
2. Display hasil karya siswa.
3. Tersedia banyak materi dan fasilitas belajar.
4. Tersedia banyak tempat yang nyaman untuk berdiskusi.
5. Terjadi kelompok-kelompok dan interaksi multi angkatan atau kelas.
6. Ada keterlibatan masyarakat.
7. Jam buka perpustakaan fleksibel.
2. Siswa menerima pengetahuan secara pasif. 2. Siswa aktif terlibat dalam mengelola
pengetahuan.
5. Fungsi guru pemberi informasi utama dan 5. Fungsi guru sebagai motivator, fasilitator,
evaluator. dan evaluator.
8. Sesuai dengan pengembangan ilmu dalam 8. Sesuai dengan pengembangan ilmu dengan
satu disiplin saja. pendekatan interdisipliner.
11. Penekanan pada tuntasnya materi 11. Penekanan pada pencapaian kompetensi
pembelajaran. siswa.
12. Penekanan pada bagaimana cara guru 12. Penekanan pada bagaimana cara siswa
melakukan pengajaran. melakukan pembelajaran.
13. Penekanan pada penguasaan hard skill 13. Penekanan pada penguasaan hard skill
siswa. dann soft skill siswa.
Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai
agen pembelajaran. Depdiknas juga merumuskan definisi kompetensi sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Berdasarkan definsi tersebut Rastodio (2009) mendefinisikan kompetensi guru sebagai
penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru. Selanjutnya
Kepmendiknas nomor 16 Tahun 2007 menetapkan standar kompetensi guru yang dikembangkan
secara utuh dari empat kompetensi : kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
a. Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi : memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan
mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
a. Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga
menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
c. Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan
peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak.
d. Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap
peserta didik dan memiliki perilaku yangh disegani.
e. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputi bertindak sesuai dengan norma religius
(imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
Dengan memiliki kompetensi kepribadian ini, guru dapat memberikan contoh-contoh sikap yang
baik kepada peserta didik. Sikap yang baik dapat memotivasi siswa dalam belajar, seperti
mendorong siswa untuk tidak malu bertanya dan menciptakan komunikasi antara guru dengan
siswa serta dapat menciptakan komunikasi antar siswa.
a. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga.
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat.
c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah NKRI yang memiliki keragaman sosial
budaya.
e. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki indikator
esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
f. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan.
g. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar.
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran
yang diampu
Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru. Oleh
karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi :
2) Penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam
kurikulum sekolah
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
KI 3 dan KI 4
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik :
3.9.1.1 Dapat menemukan rumus volume limas.
3.9.2.1 Dapat menghitung volume limas.
4.1.1.1 Dapat menggunakan pola dan generalisasi untuk menyelesaikan masalah terkait
menemukan volume limas, serta dapat menyelesaikan permasalahan terkait dengan
volume limas.
D. Materi Matematika
4. Bangun Ruang Sisi Datar
4.6 Menentukan volume limas
Petunjuk Pengerjaan
Tulislah hari/tanggal dan nama anggota kelompok anda pada tempat yang telah disediakan.
Diskusikan bersama dengan anggota kelompokmu untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat di LKS.
Ikuti setiap petunjuk yang ada dan jawab pertanyaan pada kolom yang telah disediakan, jika jawaban tidak muat m
Hari / Tanggal :
Nama Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
MENENTUKAN VOLUME Limas
Tujuan Pembelajaran :
Alokasi Waktu : 2 40
menit
KEGIATAN 1
Perhatikan atap bangunan di bawah ini !
Jawab :
Bisakah kalian menyebutkan benda-benda lain yang menyerupai bangun ruang itu ?
Jawab :
.
.
Dengan demikian, apa yang kalian ketahui mengenai bangun ruang tersebut ?
Jawab :
....
.
KEGIATAN 2
Sekarang perhatikan gambar di bawah ini !
Gambar 1 Gambar 2
Jika keempat diagonal ruangnya saling berpotongan pada satu titik (lihat gambar 2), maka akan
terbentuk bangun ruang yang baru seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3
Pada gambar 3 di atas, bangun ruang yang terbentuk adalah limas. Menurut kalian, ada berapa
limas yang dapat dibentuk pada kubus ABCD.EFGH tersebut ? sebutkan !
Jawab :
....
Dari gambar 3 di atas, bagaimana hubungan antara luas alas dan tinggi limas dengan luas alas
dan tinggi kubus tersebut ?
Jawab :
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................
Dari hubungan tersebut diperoleh bahwa volume limas adalah ........................ kali volume kubus.
Sehingga ;
= . (2a 2a 2a )
= La t
KESIMPULAN
Jadi, secara umum dapat dinyatakan bahwa :
KEGIATAN 3
Untuk menemukan volume limas, ikuti kegiatan di bawah ini !
Langkah kerja :
1. Perhatikanlah benda-benda yang ada di depan kalian.
2. Ambillah satu buah kubus (bangun 1) dan sebuah limas (bangun 2) yang ada di depan kalian,
dimana limas tersebut memiliki ukuran (sisi dan tinggi) yang sama dengan ukuran kubus
tersebut !
3. Hitunglah volume kubus tersebut dengan menggunakan rumus yang telah kamu temukan pada
pertemuan sebelumnya ! Tulislah hasil perhitunganmu tersebut ke dalam kolom Volume B1
pada tabel di bawah ini !
4. Kemudian, tuangkan pasir ke dalam limas tersebut hingga terisi penuh ! lalu tuanglah pasir
tersebut kedalam kubus (bangun 1) tadi !
5. Lakukan langkah 4 di atas hingga kubus tersebut terisi pasir hingga penuh ! Dan amati berapa
kali kamu melakukan penuangan tersebut !
6. Dari hasil penuangan tersebut, tentukanlah volume limas tersebut berdasarkan pada volume
kubus yang telah kamu peroleh tadi ! Tulislah hasilnya pada kolom Volume B2 pada tabel di
bawah ini !
7. Untuk kolom perhitungan manual, hitunglah luas alas limas (B2) dan tingginya ! Tulislah
hasilnya pada kolom yang telah disediakan !
8. Kemudian, lengkapilah tabel di bawah ini !
9. Ulangi langkah 1-8 di atas untuk pasangan bangun ruang yang lainnya !
Hasil Pengukuran Hasil Perhitungan Manual
Berdasarkan tabel tersebut, manakah kolom-kolom yang memiliki nilai yang selalu sama ?
Mengapa ?
Jawab :
Perhatikan tabel tersebut !
Berdasarkan kegiatan-kegiatan tersebut, apa yang dapat kalian simpulkan mengenai volume
limas ?
Jawab :
Jika alas limas berbentuk segiempat, maka limas tersebut dinamakan limas segiempat. Namun,
jika limas tersebut bukan berupa segiempat (misalkan segitiga, segilima, segienam, atau lain-
lain), maka dinamakan apakah limas-limas tersebut ?
Jawab :