Bab 2 - Tinjauan Pustaka Farmakologi Anti Diabetik
Bab 2 - Tinjauan Pustaka Farmakologi Anti Diabetik
Bab 2 - Tinjauan Pustaka Farmakologi Anti Diabetik
TINJAUAN PUSTAKA
a. Gliburida (Glibenklamida)
b. Glipizida
c. Glikazida
d. Glimepirida
e. Glikuidon
a. Repaglinida
b. Nateglinida
a. Metformin
a. Rosiglitazone
b. Pioglitazone
Efek samping obat ini adalah perut kurang enak, lebih banyak
flatus dan kadang-kadang diare, yang akan berkurang setelah pengobatan
berlangsung lebih lama. Obat ini hanya mempengaruhi kadar glukosa
darah pada waktu makan dan tidak mempengaruhi kadar glukosa darah
setelah itu. Bila diminum bersama-sama obat golongan sulfonilurea (atau
dengan insulin) dapat terjadi hipoglikemia yang hanya dapat diatasi
dengan glukosa murni, jadi tidak dapat diatasi dengan pemberian gula
pasir. Obat ini umumnya diberikan dengan dosis awal 50 mg dan
dinaikkan secara bertahap, serta dianjurkan untuk memberikannya
bersama suap pertama setiap kali makan12.
a. Acarbose
b. Miglitol
Insulin merupakan obat utama untuk terapi diabetes mellitus (DM) tipe 1
dan beberapa jenis diabetes mellitus tipe 2. Insulin diberikan dengan cara
disuntikkan melalui intravena, intramuskuler dan subkutan. Insulin subkutan
terutama diberikan pada DM tipe 1, DM tipe 2 yang tidak dapat diatasi hanya
dengan diet dan atau antidiabetik oral, pasien DM pascapankreatektomi atau DM
dengan kehamilan, DM dengan ketoasidosis, koma nonketosis, atau sebelum
tindakan operasi. Tujuan pemberian insulin pada keadaan tersebut bukan saja
untuk menormalkan glukosa darah tetapi juga memperbaiki semua aspek
metabolism5.
Klasifikasi
Preparat insulin dapat dibedakan berdasarkan lama kerja yaitu kerja cepat, sedang
dan panjang5.
Jenis - Sediaan Buffer Mulai Kerja Puncak Masa Kerja
Kerja Cepat
Kerja Sedang
Glargin
Farmakodinamik Insulin
Target organ utama insulin dalam mengatur glukosa adalah hepar, otot dan
adipose. Peran utamanya antara lain uptake, utilisasi dan penyimpanan nutrient di
sel. Efek anabolic insulin meliputi stimulasi, utilisasi dan penyimpanan glukosa,
asam amino, asam lemak intrasel; sedangkan proses katabolisme (pemecahan
glikogen, lemak dan protein) dihambat. Semua efek ini dilakukan dengan
stimulasi transport substrat dan ion ke dalam sel, menginduksi translokasi protein,
emngaktifkan dan menonaktifkan enzim spesifik, merubah jumlah protein dengan
mempengaruhi kecepatan transkripsi gen dan translasi mRNA spesifik5.
Farmakokinetik Insulin
Pada orang normal dan pasien DM tanpa komplikasi, masa paruh insulin
di plasma sekitar 5-6 menit, pada DM yang mempunyai antibody anti-insulin nilai
tersebut memanjang. Degradasinya terjadi di hepar, ginjal dan otak. Sekitar 50%
insulin di hepar akan dirusak dan tidak akan mencapai sirkulasi sistemik. Klirens
C-peptide di hepar lebih rendah, karenanya masa paruhnya lebih panjang (30
menit). Hormone ini mengalami filtrasi glomeruli dan reabsorpsi serta degradasi
di tubuli ginjal. Gangguan fungsi ginjal yang berat dapat mempengaruhi
kecepatan eliminasi insulin5.
Preparat dan Dosis
Dosis insulin dibakukan dalam unit dan terdapat sediaan 40,80 atau 100
unit.mL. Dosis awal pada basal insulin biasanya dimulai dari 10 unit per hari atau
0.1-0.2 unit/kgBB/hari, tergantung derajat hiperglikemia. Beberapa penderita DM
tipe 2 membutuhkan bolus insulin saat makan sebagai tambahan dari basal insulin.
Insulin yang sering dipilih adalah insulin kerja cepat karena onsetnya yang segera
setelah pemberian. Dosis yang direkomendasikan adalah mulai dari 4 unit per
hari, 0.1 unit.kgBB/hari, atau 10% dari dosis basal6.
Interaksi