Artikel Etbis Salma Saleh
Artikel Etbis Salma Saleh
Artikel Etbis Salma Saleh
Oleh
Salma Saleh
NIM : 921414088
(S1 Akuntansi Kelas D)
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Etika profesi merupakan tingkah laku atau nilai-nilai etika moral yang menjadi suatu
tuntutan dari seseorang ataupun perusahaan yang harus dimiliki dan nantinya akan
menjadi suatu nilai kepercayaan bagi orang lain. Suatu perusahaan atau seseorang dalam
menjalankan suatu bisnis, tentu bukan hanya dapat menciptakan keuntungan yang
maksimal akan tetapi dapat memperhatikan nilai dan etika suatu perusahaan. Nilai dari
perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan. Untuk menciptakan dan
mempertahankan keberlangsungan hidup suatu perusahaan maka perusahaan perlu
adanya suatu auditor untuk melakukan pengevaluasian terhadap hasil laporan keuangan
dan operasional dari perusahaan. Oleh karena itu para akuntan publik yang menyediakan
jasa audit untuk pihak perusahaan harus memiliki dan memegang tingkat
keprofesionalnya dan etika profesi yang baik. Untuk itu dalam artikel ini akan dibahas
mengenai pengaruh keprofesionalisme dan etika profesi terhadap kinerja suatu auditor.
1
Latar Belakang
Dunia bisnis sekarang dalam praktiknya seringkali dianggap sudah
menyimpang jauh dari kata moral, banyak masyarakat yang sudah beranggapan
bahwa dunia bisnis saat ini merupakan dunia yang amoral. Padahal etika ataupun
moral merupakan salah satu kekuatan bagi suatu perusahaan dalam menjalankan
bisnisnya, dimana ini akan membawa dampak yang positif bagi perusahaan
dimata masyarakat. Dengan adanya etika, maka kepercayaan masyarakat ataupun
pihak eksternal luar perusahaan akan dengan sendirinya muncul dalam benak
masyarakat. Etika juga merupakan pertimbangan utama dalam membangun bisnis
yang maju. Etika sangat diperlukan dalam menjalankan bisnis yang professional.
Tujuan bisnis adalah untuk medapatkan keuntungan yang maksimal, sehingga
setiap orang maupun perusahaan saling bersaing dalam mendapatkan keuntungan
tersebuttanpa memperhatikan aspek lainnya. Padahal, walaupun suatu perusahaan
dengan perusahaan lain dalam melakukan persaingan, perlu juga memperhatikan
adanya etika yang baik dalam mendapatkan keuntungan yang maksimal seperti
yang diharapkan.
2
laporan keuangan yang dapat dipercaya oleh manajemen dan digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan. Salah satu kebijakan yang sering ditempuh oleh
perusahaan adalah dengan melakukan audit terhadap laporan keuangan
perusahaan dimana pihak independen sebagai pihak ketiga yaitu akuntan publik.
Seorang akuntan publik yang profesional dapat dilihat dari hasil kinerja
auditor dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk menghasilkan kinerja
yang memuaskan seorang auditor harus memiliki sikap yang jujur atau
independen dalam melaporkan hasil audit terhadap laporan keuangan
(Trisnaningsih, 2007). Selain itu menurut Swanger et al. (2001) persaingan yang
terjadi antar kantor akuntan publik telah menyebabkan stagnasi pendapatan audit,
dalam upaya untuk mempertahankan pertumbuhan dan profitabilitas, perusahaan
audit telah berusaha mencari alternatif sumber pendapatan dengan menawarkan
berbagai jenis layanan profesional termasuk audit internal, ini tentunya dapat
mengancam pada objektivitas dan independensi auditor yang telah mengalami
kemunduran dari waktu ke waktu.
3
khususnya auditor menuntut adanya pemahaman atas etika profesi yang
bersangkutan.
Kepatuhan terhadap kode etik menjadi hal yang penting dalam menjaga
dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan dan jasa
yang diberikan KAP, di samping kepatuhan terhadap SAK, SPAP, dan peraturan
lainnya. Sedangkan pernyataan etika profesi yang dikeluarkan IAI menjadi
standar minimum perilaku etis para akuntan yang berpraktik sebagai akuntan
publik. Keputusan auditor dilakukan melalui bentuk pendapat (opinion) mengenai
kewajaran laporan keuangan. Oleh karena itu, akuntan publik memanfaatkan
laporan audit untuk mengkomunikasikan opininya terhadap laporan keuangan
yang diperiksanya.
4
terhadap Akuntan Publik Justinus Aditya Sidharta yang jelas - jelas telah
melakukan pelanggaran terhadap SPAP berkaitan dengan Laporan Audit atas
Laporan Keuangan Konsolidasi dimana hal ini akan merusak nama baik dari
akuntan publik tersebut dan kepercayaaan masyarakat terhadap akuntan publik
tersebut tentu akan rusak.
Kajian Teori
Profesionalisme
Menurut Hudiwinarsih (2010) sikap profesional sering dinyatakan dalam
literatur, profesionalisme berarti bahwa orang bekerja secara profesional.
Sedangkan menurut penelitian Friska (2012) profesionalisme berarti bahwa
auditor wajib melaksanakan tugas-tugasnya dengan kesungguhan dan kecermatan,
sebagai seorang yang professional, auditor harus menghindari kelalaian dan
ketidakjujuran.
5
sebagai ide utama dalam pekerjaan untuk membangun kesadaran
profesional.
Etika Profesi
Menurut Boynton, Johnson & Kell (2001) Professional ethics must
extend beyond moral principles. They include standards of behaviour for a
professional person that are designed for both practical and idealistic purposes.
Menurut Haryono Yusuf (2001): Etika profesional lebih luas dari prinsip-prinsip
moral. Etika tersebut mencakup prinsip perilaku untuk orang-orang profesional
yang dirancang baik untuk tujuan praktis maupun untuk tujuan idealistis. Oleh
karena kode etik profesional antara lain dirancang untuk mendorong perilaku
ideal, maka kode etik harus realistis dan dapat dilaksanakan. Agar bermanfaat,
kode etik seyogyanya lebih tinggi dari undang-undang tetapi di bawah ideal.
6
kepribadian, kecakapan profesional, tanggung jawab, pelaksanaan kode etik dan
penafsiran dan penyempurnaan kode etik (Kusuma, 2012). Auditor harus menaati
kode etik sebagai akuntan. Kode etik auditor merupakan aturan perilaku auditor
sesuai dengan tuntutan profesi dan organisasi serta standar audit yang merupakan
ukuran mutu minimal yang harus dicapai oleh auditor dalam menjalankan tugas
auditnya, apabila aturan ini tidak dipenuhi berarti auditor tersebut bekerja di
bawah standar dan dapat dianggap melakukan malpraktek (Jaafar dalam Syahmina
: 2016). Kode etik sangat diperlukan karena dalam kode etik mengatur perilaku
akuntan publik menjalankan praktik.
Kusuma (2012) menyatakan ada dua sasaran dalam kode etik ini, yaitu
pertama, kode etik ini bermaksud untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan
dirugikan oleh kelalaian, baik secara sengaja maupun tidak sengaja dari kaum
profesional. Kedua, kode etik ini bertujuan untuk melindungi keluhuran profesi
tersebut dari perilaku-perilaku buruk orang-orang tertentu yang mengaku dirinya
profesional. Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan
profesi lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi
kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung jawab profesi akuntan publik tidak
hanya terbatas pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Ketika bertindak untuk
kepentingan publik, setiap akuntan harus mematuhi dan menerapkan seluruh
prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik ini.
7
Prinsip etika profesi dalam Kode Etik IAI menyatakan pengakuan profesi
akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip
ini memandu anggota dalam memenuhi tanggungjawab profesionalnya dan
merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku proefsionalnya. Prinsip ini
meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan
keuntungan pribadi.
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Seksi 100 ayat (4)
(2011) setiap praktisi wajib mematuhi prinsip dasar etika profesi sebagai berikut:
1. Prinsip integritas, setiap praktisi harus bersikap tegas dan jujur dalam menjalin
hubungan profesional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaanya.
8
Berikut ini akan dibahas mengenai beberapa prinsip-prinsip etika profesi
menurut Sonny Keraf dalam Herry (2007) yaitu:
1) Prinsip Tanggungjawab
2) Prinsip Keadilan
3) Prinsip Otonomi
9
Kinerja Auditor
Kinerja adalah suatu hasil karya yang telah dihasilkan oleh seseorang
dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya
yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan ketepatan waktu (Trianingsih,
2007). Kinerja dapat diartikan suatu hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai oleh individu dimana dalam menyelesaikan pekerjaanya dengan
tepat waktu dan menggunakan waktu tersebut seefisien mungkin untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan.
Pembahasan
Pengaruh Profesionalisme Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor
Setiap organisasi memiliki kode etik atau peraturan perundang-undangan
yang menjadi acuan dalam membuat keputusan yang layak
dipertanggungjawabkan sebagai keputusan etik. Menurut Muhd. Nuryatno
(2001), keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau
lebih kemungkinan. Sementara menurut Robert G. Morgan dan Michael J. Cerullo
yang dikutip oleh Muhd. Nuryatno (2001), keputusan adalah:
Sebuah simpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan yang
terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain
dikesampingkan.
10
Pengambilan keputusan adalah proses memilih satu alternatif cara
bertindak dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi. Berdasarkan definisi
ini jelas terlihat bahwa sebelum keputusan itu ditetapkan, diperlukan
pertimbangan yang menyeluruh tentang kemungkinan konsekuensi yang bisa
timbul, sebab mungkin saja keputusan yang diambil hanya memuaskan satu
kelompok saja atau sebagian orang saja. Tetapi jika memperhatikan konsekuensi
dari suatu keputusan, hampir dapat dikatakan bahwa tidak akan ada satupun
keputusan yang akan dapat menyenangkan setiap orang.
11
opini. Dalam hal ini, laporan akuntan mempunyai dua tanggal (disebut dual
dating), yang pertama tanggal selesainya pemeriksaan lapangan, yang kedua
tanggal terjadinya peristiwa penting tersebut.
12
Selain profesionalisme faktor yang berpengaruh terhadap kinerja auditor
dalam penelitian ini adalah etika profesi. Menurut Ariyanto, dkk. (2010) etika
profesi sangatlah dibutuhkan oleh masing-masing profesi, untuk mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat, seperti profesi auditor. Menurut Halim (2008:29)
etika profesi meliputi suatu standar dari sikap para anggota profesi yang dirancang
agar sedapat mungkin terlihat praktis dan realitis, namun tetap idealistis. Setiap
auditor harus mematuhi etika profesi mereka agar tidak menyimpangi aturan
dalam menyelesaikan laporan keuangan kliennya.
2) standar pemeriksaan/auditing
13
Akuntan yang profesional dalam menjalankan tugasnya memiliki
pedoman-pedoman yang mengikat seperti Kode Etik Akuntan Indonesia sehingga
dalam melaksanakan aktivitasnya akuntan publik memiliki arah yang jelas, dapat
memberikan keputusan yang tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat dan pihak-pihak lain yang menggunakan hasil keputusan auditor.
Muhd. Nuryatno dan Synthia Dewi dalam Hery dkk (2007) meneliti
tentang tinjauan etika atas pengambilan keputusan auditor berdasarkan
pendekatan moral. Hasil tinjauan ini menunjukkan bahwa ternyata auditor pada
umumnya kurang memahami nilai-nilai etika yang menjadi pedoman bagi para
auditor dalam melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan. Hal ini
menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan oleh IAI. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara
pemahaman nilai-nilai etika dengan pengambilan keputusan. Semakin auditor
memahami kode etik maka keputusan yan diambil akan semakin mendekati
kewajaran, adil, dan bermoral.
14
penerapan kode etik IAI, standar profesional akuntan publik, dan standar
pengendalian mutu terhadap mutu praktik auditing di Indonesia.
Simpulan
Kinerja dapat diartikan suatu hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai oleh individu dimana dalam menyelesaikan pekerjaanya dengan
tepat waktu dan menggunakan waktu tersebut seefisien mungkin untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan. Kinerja dari suatu auditor itu dilihat dari
pengambilan keputusan dari suatu auditor dan tingkat keprofesionalnya yang
dipegang teguh berdasarkan etika profesi yang telah diatur.
Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi
lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi
kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung jawab profesi akuntan publik tidak
hanya terbatas pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Ketika bertindak untuk
kepentingan publik, setiap akuntan harus mematuhi dan menerapkan seluruh
prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik ini.
Daftar Pustaka
15
Agoes Sukrisno. (2003). Pengaruh Kode Etik, Standar Profesional Akuntan Publik
dan Standar Pengendalian Mutu terhadap Mutu Auditing dalam Praktik
Auditing di Indonesia. Jurnal Akuntansi, Th. VII/02/Des/2003. Penerbit
FEUNTAR Jakarta
Arifin, 2011, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Edisi Revisi, Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta
Haryono Yusuf (2001). Auditing. Buku Kesatu. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi
Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
16
Hidayatullah, 2009, Analisis Pengaruh Profesionalisme, Independensi, Keahlian,
Pengalaman Auditor dalam Mendeteksi Kekeliruan, Skripsi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Muhd. Nuryatno & Synthia Dewi. (2001). Tinjauan Etika atas Pengambilan
Keputusan Auditor Berdasarkan Pendekatan Moral. Media Riset
Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol. 1 No. 3 (Desember: 27-48).
Murtanto dan Marini. 2003. Persepsi Akuntan Pria dan Akuntan Wanita serta
Mahasiswa dan Mahasiswi terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi.
Proceeding Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VI. Surabaya.
17
Sedati, Lusia. Abdul Halim, dkk. 2013. Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi,
Dan Gender Terhadap Tingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan
Keuangan. Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi. Vol. xx No. xx
Tumanggor, M.S. (2002). Opini Disclamer Oleh Akuntan Publik Atas Laporan
Keuangan di Pasar Modal. Jurnal Akuntansi Th VI/01/Mei 2002. Hal. 59-
67. Penerbit : FE-Untar.
18