Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Stomatitis Aftosa Rekuren Mayor Fix

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

LAPSUS STOMATITIS AFTOSA REKUREN (SAR) MAYOR

M. EFFRIN J (10610026)

Abstrack
Stomatitis aftosa recurent mayor is ulser recurent in mukosa oral with caracteristic ulser
singgle, recurent, oval, margin with halo eritema. Etiologi for stomatitis aftosa recurent
mayor un identified, but predisposisi factor is stres, hormonal, defisiensi vitamin, genetic,
and disregulasi immune, clinical overview of stomatitis aftosa recurent, firstly with
prodromal symtom often realized by patient, that ilustrate with pain around 24-48 hour
before embossed ulser, all variant of stomatitis aftosa recurent embossed with same
characteristic that oval, eritamtus, pain and clear bundary.
Key word: Stomatitis Aftosa recurentMayor.

Latar Belakang
Stomatitis aftosa rekuren (SAR) merupakan suatu kelainan ulser yang kambuhan pada
mukosa mulut dengan ciri khas ulser singgle atau multipel, kambuhan, bulat atau oval
dengan batas jelas kemerahan dan dasar abu-abu atau kuning. Penyebab stomatitis aftosa
rekuren tidak dapat diketahi namun terdapat faktor predisposisi yaitu stres, perubahan
hormon, defisiensi vitamin, genetik dan disregulasi imun. Gambaran klinis SAR mayor
diawali dengan gejala prodromal yang jarang disadari oleh penderita yang digambarkan
sebagai rasa sakit sekitar 24-48 jam sebelum terjadi ulser. Semua jenis SAR timbul dengan
bentuk yang sama baik bulat maupun oval, sakit dan berbatas eritema.

Kata kunci: Stomatitis aftosa rekuren .

1
PENDAHULUAN Sering Mengenai mukosa rongga mulut

Stomatitis aftosa rekuren (SAR) yang tidak berkeratin dibandingkan

merupakan suatu kelainan ulser yang mukosa mulut yang berkeratin seperti pada

kambuhan pada mukosa mulut dengan ciri mukosa labial dan bukal, dasar mulut, dan

khas ulser singgle atau multipel, pada lateral dan ventral lidah.

kambuhan, kecil, bulat atau oval dengan (2)Stomatitis Aftosa Mayor, ulser

batas jelas kemerahan dan dasar abu-abu berbentuk bulat atau oval dengan batas

atau kuning. SAR dijumpai di seluruh yang jelas, diameternya 1 cm, disertai

dunia dan terdapat lebih dari 25% dari rasa sakit, sembuhan dari ulser mayor

populasi (Field et al., 2003). Stomatitis dapat beberapa minggu hingga 1 bulan

aftosa rekuran paling sering dimulai dengan sering meninggalkan jaringan

selama dekade kedua dari kehidupan parut. Ulser meluas sampai hampir pada

seseorang. Pada sebagian besar keadaan, seluruh rongga mulut, termasuk palatum

ulser akan makin jarang terjadi pada pasien molle, tonsil dan orofaring. (3) Stomatitis

yang memasuki dekade ke 4 dan tidak Herpetiformis, ulser bersifat multipel

pernah terjadi pada pasien yang memasuki (hingga 100 ulser), diameter 1-3 mm, dan

dekade ke 5 dan 6. ( scully et al., 2008) adanya rasa sakit. Ulser ini tidak ada

kaitannya dengan penyakit herpes.


Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR)
Predileksi ulser ini pada ujung lidah dan
mempunyai 3 gambaran klinis yaitu:
dasar mulut, dan sembuh setelah 7-14 hari.
(1)Stomatitis Aftosa Minor : bentuk ulser
(Field et al., 2003).
bulat atau oval, diameter < 8-10 mm,

terdapat pseudomembran abu-abu Penyebab terjadinya SAR Mayor

keputihan dan tepi yang eritematus, dan tidak diketahui, namun terdapat beberapa

disertai rasa sakit. Ulser sembuh 10-14 factor predisposisi yaitu: (1) Stres,

hari tanpa meninggalkan jaringan parut. mempengaruhi personalitas, perasaan,

2
tindakan, dan tingkah laku. Lebih jauh lagi progesteron. Dua hari sebelum menstruasi

stress berpengaruh terhadap fisik dan akan terjadi penurunan estrogen dan

psikologis. Penelitian membuktikan bahwa progesteron secara mendadak. Penurunan

individu dengan SAR terlihat memiliki estrogen mengakibatkan terjadinya

skor kecemasan dan level kortisol yang penurunan aliran darah sehingga suplai

lebih tinggi dari rata-rata. Peningkatan darah utama ke perifer menurun dan

hormone stress menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan sel-sel

gluconeogenesis meningkat sehingga termasuk rongga mulut, memperlambat

menyebabkan kadar glukosa darah tinggi proses keratinisasi sehingga menimbulkan

dan glukosa intra sel rendah termasuk sel- reaksi yang berlebihan terhadap jaringan

sel epitel rongga mulut. Glukosa intrasel mulut dan rentan terhadap iritasi lokal

yang rendah menyebabkan gangguan sehingga mudah terjadi SAR. Progesteron

pompa Na+ dan K+ menyebabkan natrium dianggap berperan dalam mengatur

tidak dapat keluar dari dalam sel sehingga pergantian epitel mukosa mulut (Haikal,

terjadi hipertonik intraseluler, akibatnya air 2009). (3) Defisiensi nutrisi atau vitamin,

masuk kedalam sel, akhirnya sel Wray (1975) meneliti pada 330 pasien

membengkak dan mengalami lisis SAR dengan hasil pasien menderita

kemudian timbulah ulser (Rosarina dkk., defisiensi nutrisi yaitu terdiri dari 57%

2009). (2) Perubahan hormone Pada defisiensi zat besi, 15% defisiensi asam

wanita, sering terjadinya SAR di masa pra folat, 13% defisiensi vitamin B12, 21%

menstruasi bahkan banyak yang mengalami defisiensi kombinasi terutama

mengalaminya berulang kali. Keadaan ini asam folat dan zat besi dan 2% defisiensi

diduga berhubungan dengan faktor ketiganya. Penderita SAR dengan

hormonal. Hormon yang dianggap defisiensi zat besi, vitamin B12 dan asam

berperan penting adalah estrogen dan folat diberikan terapi subtitusi vitamin

3
tersebut hasilnya 90% dari pasien tersebut Terdapat beberapa bukti menunjukan

mengalami perbaikan. (4)Faktor nutrisi bahwa faktor genetic berperan sangat

lain yang berpengaruh pada timbulnya penting sebagai factor predisposisi terben

SAR adalah vitamin B1, B2 dan B6. Dari tuknya SAR. Pasien dengan riwayat

60 pasien SAR yang diteliti, ditemukan keluarga sar memiliki kemungkinan yang

28,2% mengalami penurunan kadar lebih besar anaknya menderita sar

vitamin-vitamin tersebut. Penurunan dibandingkan dengan anak yang orang

vitamin B1 terdapat 8,3%, B2 6,7%, B6 tuanya tidak ada riwayat terjadinya sar.

10% dan 33% kombinasi ketiganya. Terapi Pasien dengan riwayat keluarga SAR akan

dengan pemberian vitamin tersebut selama menderita SAR sejak usia muda dan lebih

3 bulan memberikan hasil yang cukup berat dibandingkan pasien tanpa riwayat

baik, yaitu ulserasi sembuh dan rekuren keluarga SAR. Faktor genetik SAR diduga

berkurang. (5) Disregulasi imun, Oleh berhubungan dengan peningkatan jumlah

karena etiologi stomatitis aftosa rekuren human leucocyte antigen (HLA) (cawson

tidak diketahui, ada kecenderungan untuk et al., 2002). Gambaran klinis SAR mayor

menganggapnya sebagai kelainan di awali dengan gejala prodromal yang

autoimun. Stomatitis aftosa rekuren sendiri jarang disadari oleh penderita yang

juga tidak memiliki gambaran yang digambarkan sebagai rasa sakit sekitar 24-

menunjukkan adanya keterkaitan dengan 48 jam sebelum terjadiulser. Semua jenis

penyakit autoimun. Stomatitis aftosa SAR timbul dengan bentuk yang sama

rekuren tidak memberikan respon pada baik bulat maupun oval, sakit dan berbatas

pengobatan imunosupresif dan bertambah eritema.

parah jika ada ganguan fungsi imun


KASUS
sebagaimana ditemukan pada infeksi HIV
Seorang pasien perempuan berusia 19
(cawson et al., 2002). (6) Genetik
tahun datang ke RSGM InstitutI lmu

4
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dengan PENATALAKSANAAN KASUS

keluhan adanya sariawan pada bibir kanan

bawah bagian dalam yang timbul sejak 2

hari yang lalu. Dari anamnesa pasien

mengatakan bahwa awalnya sariawannya

kecil tapi setelah dua hari menjadi tambah

besar dan sakit, pasien mengaku sering

timbul sariawan ketika menstruasi,

tempatnya berpindah-pindah dan saat Kunjungan I


timbul pasien tidak pernah mengobatinya.
Pasien diinstruksikan untuk
Pemeriksaan ekstra oral adalah
berkumur dengan air bersih. Kemudian
normal. Pemeriksaan intraoral terdapat
kita lakukan isolasi daerah kerja dengan
ulser mukosa labial bawah kanan dengan
coton roll yang diletakkan di daerah labial
diameter kurang lebih 14 mm, singgle,
fold, selanjutnya lakukan asepsesis pada
batas jelas, bulat, permukaan halus, sakit
daerah kerja dengan menggunakan
dan tepi kemerahan.
povidon iodin 10%, lalu ulasi lesi dengan
Terdapat linea alba bukalis di mukosa
menggunakana borax glycerine sebagai
bukal kiri dan kanan, dengan bentuk
covering agent. Setelah terapi tersebut
berupa papula membentuk garis berwarna
pasien diresepkan obat borax glycerine
putih, mengalami peninggian, memanjang
yang dipakai 3 kali sehari dan pemberian
dari regio P1-M1, tidak dapat dikerok,
obat Becom-C sebanyak 10 tablet
Permukaan halus dan tidak sakit. Dari
diminum 1 kali sehari sebagai vitamin
hasil pemeriksaan subyektif dan obyektif,
yang berfungsi untuk mempercepat
diagnosis yang dapat ditegakkan dari kasus
regenerasi sel.
adalah Stomatitis aftosa rekuren mayor

5
R/ triamcinolone acetonide 0,1% bibir bawah kanan.. Pemeriksaan intra

5mg tube no I oral terdapat ulser dasar putih, tepi

lit or 3 dd 1 kemerahan, diameter 4 mm, tbentuk tidak

R/ B com c capl no 1 beraturan, tidak sakit. Pasien

1 dd 1 diinstruksikan untuk tetap menjaga

Selain obat-obatan di atas dapat juga kebersihan gigi dan mulut, , istirahat cukup

diberikan penjelasan mengenai Stomatitis dan obat dilanjutkan untuk diminum,

aftosa rekuren agar pasien mengetahui kontrol setelah 7 hari.

penyebab, gejala dan penatalaksanaan

yang tepat. Kemudian pasien dianjurkan

untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut

dengan cara menggosok gigi secara teratur

minimal dua kali sehari yaitu pagi setelah

sarapan dan malam sebelum tidur,

mengurangi konsumsi makanan yang

lengket. Pasien juga diinstruksikan untuk Gambar 2. (Kunjungan Kedua)


istirahat yang cukup, mengkonsumsi sayur
KUNJUNGAN III
dan buah secara rutin untuk tingkatkan

asupan gizi yang seimbang,. Kontrol 7 hari Pasien datang 14 hari kemudian

kemudian setelah konsumsi obat. untuk control kedua post perawatan

Stomatitis aftosa rekuren mayor. Pasien


KUNJUNGAN II
sudah tidak mengeluhkan adanya rasa sakit
Pasien datang 7 hari kemudian pada bibir bawah kanan.. Pemeriksaan
untuk control pertama post perawatan intra oral mukosa bibir bawah kanan
Stomatitis aftosa rekuren. Pasien sudah

tidak mengeluhkan adanya rasa sakit pada

6
normal, sudah tidak ada lesi dimukosa hari yang lalu. Dari gambaran klinis pada

bibir. pasien saat pertama kali datang, terlihat

ulser pada mukosa bibir bawah kanan,

batas jelas tepi kemerahan, bentuk bulat,

diameter 14 mm, sakit. Pasien mengatakan

bahwa awalnya sariawannya kecil tapi

setelah dua hari menjadi tambah besar dan

sakit, pasien mengaku sering timbul


Gambar 3 (Kontrol Ke 3 hari ke 14).
sariawan ketika menstruasi, tempatnya
PEMBAHASAN berpindah-pindah dan saat timbul pasien

Stomatitis aftosa rekuren mayor tidak pernah mengobatinya. Pada penderita

merupakam peradangan pada ini diagnosa ditegakkan berdasarkan

mukosarngga mulut, belum diketahui anamnesis dan gambaran klinis yaitu

secara pasti namun faktor yang mendasari stomatitis aftosa rekuren mayor.

terjadinya yaitu stres, perubahan hormon, Pada kasus ini, stomatitis aftosa

defisiensi nutrisi atau vitamin, disregulasi rekuren mayor yang terjadi memiliki

imun dan genetik dengan gambaran klinis faktor predisposisi yaitu menstruasi atau

ulser, bulat, tepi kemerahan berbatas jelas, perubahan hormon, Perubahan hormone

dasar abu-abu atau kuning, diameter 1 Pada wanita, mengakibatkan sering

cm, sakit. terjadinya SAR di masa pra menstruasi

bahkan banyak yang mengalaminya


Seorang pasien perempuan berusia 19
berulang kali. Keadaan ini diduga
tahun datang ke RSGM InstitutI lmu
berhubungan dengan faktor hormonal.
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dengan
Hormon yang dianggap berperan penting
keluhan adanya sariawan pada bibir kanan
adalah estrogen dan progesteron. Dua hari
bawah bagian dalam yang timbul sejak 2

7
sebelum menstruasi akan terjadi penurunan mencapai 5 cm. Tepi lesinya meninggi dan

estrogen dan progesteron secara eritematous. Lesi berbetuk kawah

mendadak. Penurunan estrogen berwarna abu-abu dan keras jika di

mengakibatkan terjadinya penurunan palpasi. Dapat terjadi di mukosa mulut

aliran darah sehingga suplai darah utama mana saja, namun jarang terjadi di mukosa

ke perifer menurun dan terjadinya mulut yang berkeratin tebal yaitu palatal

gangguan keseimbangan sel-sel termasuk dan gingiva.

rongga mulut, memperlambat proses

keratinisasi sehingga menimbulkan reaksi

yang berlebihan terhadap jaringan mulut

dan rentan terhadap iritasi lokal sehingga

mudah terjadi SAR.

KESIMPULAN

Stomatitis aftosa rekuren mayor

merupakan Peradangan mukosa rongga

mulut dengan karakteristik ulserasi yang

berulang dengan ukuran berkisar 1 cm,

Belum diketahui secara pasti namun faktor

yang dapat mendasari terjadinya SAR

yaitu stres, perubahan hormon, defisiensi

nutrisi atau vitamin, disregulasi imundan

genetik. Pada stadium permulaan berupa

bentukan papula yang kecil, lunak, merah

dan sakit yang jika pecah akan menjadi

ulser yang sakit. Lesi > 1 cm dan dapat

8
DAFTAR PUSTAKA stomatitis. British Journal of Oral

and Maxillofacial Surgery;46:


Cawson RA, Odell EW. 2002. Cawsons
198-206.
Essentials of Oral Pathology and

Oral Medicine 7th edition.

Churchill Livingstone. London:.

Hal 192-5

Field dan Longman. 2003. Tyldesley's

Oral Medicine Fifth Edition. New

York : Oxford University Press; p.

52-8.

Haikal M. 2009. Aspek Imunologi

Stomatitis Aftosa Rekuren. FKG

Universitas Sumatra Utara.

Medan.

Rosarina A, Hendarti HT, Soenartyo H.

2009.Prevalensi Stomatitis Aftosa

Rekuren (SAR) yang dipicuoleh

Stres Psikologis (Di

KlinikPenyakitMulut RSGM FKG

Unair September-Oktober

2009).Oral Medicine Dental

Journal. Surabaya: 2009. 1(2).

Hal 42-5

Scully dan Stephen. 2008.. Oral mucosa

disease: reccurent aphthous

Anda mungkin juga menyukai