Cerita Udin
Cerita Udin
Cerita Udin
Terima kasih atas semua komentar, masukan dan kritikan yang telah diberikan. Nafsu Birahi Citra (NBC)
ini adalah merupakan sebuah cerita fiksi berlatar belakang rumah tangga.
Para tokoh :
1. Citra Agustina (26), Seorang wanita cantik berambut hitam panjang sepunggung, berkulit putih, tubuh
kurus namun memiliki payudara ekstra besar berukuran 36 D
2. Marwan Sudiro (32), Suami Citra yang egois, gengsi namun penyayang
3. Pak Utet (52), Lelaki tua mesum yang sangat jatuh cinta kepada Citra.
"Deekk... kamu ngomong sama siapa?" Tanya Marwan dari luar kamar mandi.
DEG...
Jantung Citra tiba-tiba terasa copot, ternyata mas Marwan sudah kembali dari belanjanya ke warung dan
mendengar percakapan nikmatnya. Pak Utet pun seolah bingung, celingukan, ia berusaha mencabut
penisnya yang masih menancap dalam di vagina Citra lalu berusaha bangkit dan menginggalkan Citra
yang masih telentang di lantai kamar mandi. Namun sebelum Pak Utet melakukan itu semua, buru-buru
Citra menahan pinggul lelaki tua itu supaya tetap diposisinya. Citra juga meletakkan jari telunjuk di
depan mulut Pak Utet, menandakan supaya ia tenang dan tak bersuara sedikitpun.
Citra tahu jika situasi saat ini sungguh kurang menguntungkan bagi mereka berdua, namun anehnya,
disituasi genting seperti itu, otak mesumnya langsung berpikir secara cerdas. Sambil mengatur detak
jantung dan nafasnya yang menggebu karena birahi, Citra berusaha terlihat biasa saja.
"Tusuk lagi pak.." Bisik Citra pelan, meminta Pak Utet mulai menggoyangkan lagi pinggulnya sambil mulai
meremasi payudaranya sendiri.
"Beneran Neng...?" Tanya Pak Utet seolah tak percaya dengan kenekatan wanita selingkuhannya ini.
Walau lirih, terdengar lagi hentakan pinggul Pak Utet pada vagina Citra. Dua sodokan pelan dan satu
tusukan tajam, berulang kali Pak Utet lancarkan.
"Oooohhh... Mas kira kamu sedang ngobrol..." Kata Marwan lagi, "Eeh iya... Pak Utet kemana ya? Kok
dari tadi tuh bapak nggak keliatan..."
"Eehmmm... Mungkin lagi jalan-jalan kali mas, cari keringet... Maklum sudah tua, jadi harus banyak
gerak.." bohong Citra sambil mengedipkan mata kearah Pak Utet.
"Ooohh gitu.. Yaudah... Mas mau cuci motor ya... Mumpung cuacanya enak..." Kata Marwan mengakhiri
perbincangannya.
"Sshh.... Fiiuuffhhh.. Aman pak... Ayo buruan sodok memek aku lagi...." Ucap Citra begitu mengetahui
suaminya tak lagi berada di dekat mereka.
"Istri nakal.. " Bisik Pak Utet tiba-tiba menyodokkan penisnya kuat-kuat.
Selagi ada kesempatan dalam situasi mulai membahayakan, Pak Utet langsung menghajar vagina Citra
dengan kecepatan tinggi. Rupanya ia ingin cepat-cepat selesai mencapai puncak kenikmatannya. Berkali-
kali ia menghujamkan batang penisnya dalam-dalam, membuat tubuh semok Citra ikut-ikutan
terguncang seiring sodokan pinggulnya. Tak lupa, ia juga berkali-kali mengecup puting payudara Citra
yang sudah mengacung tinggi hingga meninggalkan banyak bekas merah di kedua payudaranya.
"Uhhh.. uhhh... uhhhh... Enak banget pak..." desah Citra terus, sambil mengusap kepala lelaki tua itu"
yang keras pak... isep yang keras..."
Perlahan, gelombang kenikmatan Pak Utet itupun muncul. Rasa hangat nikmat yang selalu terasa ketika
orgasme sudah mulai terkumpul di pangkal penisnya.
Mendapat lampu hijau, Pak Utet langsung saja memacu gerakan pinggulnya. Menghujamkan batang
penisnya dengan kecepatan tinggi.
CLOK CLOK CLOK CLOK CLOK CLOK
Namun sepertinya, rencana nikmat mereka tak berjalan mulus, karena tiba-tiba Marwan kembali lagi ke
belakang rumah.
"Deeek... Buka pintu dong... Mas lupa mau ambil shampo buat cuci motor..." Kata Marwan yang tiba-tiba
ingin masuk. "Deekk.. ayo buka pintunya..."
"Kampreeeetttt.... Neng... Gimana nih...?" Tanya Pak Utet panik sambil buru-buru mencabut penisnya
yang masih mengaduk liang rahim Citra. Lagi-lagi lelaki tua itu panik.
PLOP
"Uuuuuhhh... Kok kontolnya dicabut pak...?" Bisik Citra yang masih meremas-remas payudara besarnya,
"Nanggung bener nih...".
Dengan santai bangun dan ia menangkap penis Pak Utet, lalu dengan tenang ia menuntun batang penis
itu dan memasukkannya ke dalam vaginanya lagi. "Suamiku tak akan masuk kesini kok paaakk.. Tenang
saja.." Bisik Citra santai, "Ayo tusuk lagi..."
Merasa ingin segera menuntaskan kenikmatan yang baru saja ia rasakan, Pak Utetpun nurut.
CLEP..
"Ooohh.. Enak bener paaaakk...." Desah Citra keenakan begitu penis besar pak Utet kembali bersarang di
vaginanya. "Ayo goyang pak..."
"Mati aku neng..." Bisik Pak Utet panik. Sekali lagi, Pak Utet bengun dan mencabut penisnya yang baru
menusuk vagina Citra.
PLOP
"Bisa dibakar orang sekampung aku Neng..." Bisik pak Utet begitu tahu suami selingkuhannya bersikeras
ingin masuk kekamar mandi tempat mereka berdua memacu birahi. Buru-buru ia mengambil pakaiannya
yang menggantung di balik pintu dan mulai mengenakannya.
"Hihihihi... Tadi berani masuk kedalam kamar mandi... Masa sekarang mati kutu gitu sih pak...?" Goda
Citra santai. Lucu sekali melihat Pak Utet yang kebingungan seperti itu. Kembali Citra tersenyum dan
meminta Pak Utet tenang. "Tanggung jawab donk..."
"Hihihi... Dasar CUPU..." Ejek Citra manja, "Yaudah, bapak sembunyi aja dibalik pintu... Diem ya... Jangan
bergerak..."
"Deeekk Citraaaa.... Kamu sedang ngapain sih dek...? Kok berisik amat didalem..."
Dengan santai, Citra lalu bangun dari dari posisi rebahannya, meraih kunci pintu kamar mandi, lalu
membuka pintu kamar mandi itu perlahan.
CKLEK
"Iya maskuuuuu... Niiihh shamponya..." Kata Citra sambil menyerahkan botol shampo kesuaminya.
Sengaja Citra mengeluarkan bagian tubuh atasnya keluar pintu dan menyisakan tubuh bawahnya
didalam kamar mandi.
"Kamu ngapain sih dikamar mandi? Kok kayaknya lama banget didalam....?" Tanya Marwan sambil
mondar mandir menyiapkan segala kebutuhan mencuci motornya.
"Ya mandilah maass... Masa sedang tiduran..." Jawab Citra sambil terus berdiri di pintu kamar mandi.
"Kok dari tadi berisik amat...? Plak plok plak plek..." ujar Marwan menirukan suara Citra ketika didalam
kamar mandi. Dibukanya lemari gudang, dan mencari peralatan cuci motornya.
"Abisan disini banyak nyamuk mas... Kamu sih males ngebersihin kamar mandi, jadi aku digigitin mulu..."
Ucap Citra santai, sambil berpura-pura menepuki payudaranya.
"Pantes tetek kamu merah-merah begitu ya..?" Tanya Marwan polos sambil menunjuk ke beberapa lokasi
tanda merah di sekitar puting payudara Citra dari posisinya berada.
"Hiya nih mas... gara-gara digigit 'Nyamuk Nakal' tetek aku sampe merah-merah gini..." Kata Citra santai.
"Awas aja ya... Kalo sampe ketangkep, pengen aku pites aja tuh sengatnya 'nyamuk nakal' sampe
muncrat..." tambahnya lagi.
Mendengar Citra menekankan kata nyamuk nakal, Pak Utet merasa jika sebutan itu ditujukan untuknya.
Rupanya, ia baru sadar, jika Citra ternyata benar-benar nakal. Walau sedang bercakap dengan suaminya,
tangannya masih sempat-sempatnya mencoba menggapai penis Pak Utet yang masih tegang di belakang
pintu kamar mandi. Dan begitu penis itu tertangkap, Citra lalu mengocoknya perlahan.
Sambil menyiapkan peralatan cuci motornya, Marwan hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya yang tak
gatal, sungguh lugu suami Citra ini. Dalam keremangan lampu kamar mandi, ia sama sekali tak bisa
membedakan mana kulit yang merah karena gigitan serangga, dan mana kulit yang merah karena bekas
cupangan.
"Ya aku khan sibuk dek... Banyak kerjaan..." Kata Marwan membela diri.
"Tapi kalo aku digigitin nyamuk gini, gimana? Jadi gatel tauuukkk..."
"Gatel... Mana-mana yang gatel...?" Goda Marwan sambil mendekat kearah posisi Citra berada, "Sini aku
garukin..Hehehehe..." Kata Marwan menawarkan diri..
"Ya khan aku mau cuci motor dek... Sayang kalo udah mandi kena basah-basahan lagi.." kata Marwan
yang sudah mondar-mandir lagi mencari sikat motor.
"Motor aja yang diurusin.. Sekali-kali bininya mbok ya juga dimandiin...." Goda Citra manja, "Ntar kalo
ada orang lain yang mandiin aku, baru tau rasa loh..."
"Hahahaha... Gapapa deh... Sekali-sekali mas relain adek dimandiin orang lain..." balas Marwan sambil
bercanda.
"Iyaaah hahahaha..."
Tiba-tiba, tangan Citra yang sedang mengocok penis Pak Utet langsung menarik penis itu dan
memposisikan di belakang pantatnya, dengan gerakan cepat Citra langsung menarik pinggul Pak Utet
maju kearahnya.
"Tusuk memek aku pak..." Bisik Citra pelan diantara percakapannya dengan mas Marwan.
NEKAT. Benar-benar nekat. Citra seolah sudah tak peduli dengan keberadaan Marwan didekatnya. Nafsu
birahi rupanya sudah menguasai pikirannya. Tak menyia-nyiakan permintaan Citra, Pak Utetpun
meladeni permintaan Citra.
Sambil berjingkat, dan bersembunyi dibalik pintu kamar mandi, Pak Utet lalu menyorongkan kepala
penisnya maju. Perlahan, ia mulai menggerakkan pinggulnya kedepan dan kebelakang. Membuat Citra
bergidik keenakan, merasakan gesekan batang penis lelaki yua itu yang penuh dengan urat kejantanan.
"Naah... Ini dia spoonsnya... Heran... Kok bisa-bisanya ya semua barang-barang aku pada berceceran
gini...?" tanya Marwan pada dirinya sendiri, "Kamu tahu dimana lap kain aku dek...?" tanya Marwan lagi.
Namun karena Citra sedang merasakan gesekan batang penis pak Marwan, tentu saja ia tak sadar
dengan apa yang suaminya tanyakan. Yang bisa ia lakukan hanyalah tetap menjulurkan tubuh bagian
atasnya sambil mulai mendesah pelan.
"Dek....?" tanya Marwan keheranan melihat istrinya mendesah sambil merem melek, "Kamu kenapa
dek...?"
"Ehhh... Ssshh... Anu mas... aku baru saja.... Ehhhmmm... Kkentut... Enak banget mas...."
"Hihihi kamu belum ngerasain sih mas... Kentut yang ini beda mas... Besar bangeeet... Ssshhh..."
"Hahahaha. Mukamu lucu dek kalo kentut, mirip orang lagi dientot... Bikin aku sange aja..."
Andai Marwan tahu jika saat itu, istrinya memang sedang disetubuhi oleh lelaki lain dari balik pintu
kamar mandi di rumahnya sendiri.
"Hmmmhhh.. Masa sih mas...? Abisan.... Perut aku mules mas... " Kata Citra sambil terus merem melek
keenakan, "Kayaknya aku ssshh... Salah makan... Ooouuhh... Dah Ya mas.. Aku mau berak dulu..."
CKLEK...
"Kamu gila neng... " kata Pak Utet kagum, "ada suaminya tapi masih berani berbuat nakal..."
"Ini dia lapnya ketemu...." Girang Marwan, "Deeek... Buruan ya mandinyaaa. Jangan lama-lama, ntar
kamu telat ngantor loh..."
"Iya sayaa... aaannggghhh...." Jerit Citra kencang dari dalam kamar mandi lagi
"Aku udah nggak tahan lagi pak...ayo terus nyodoknya..." Bisik Citra pelan.
"Yaudah.. Keluarin aja Neng...." balas Pak Utet sambil kembali menjilati payudara montok Citra
"Mmmpphhh..."
Merasa kurang berekspresi karena adanya Marwan di ruangan sebelah, Citra tiba-tiba berteriak lantang.
Maaasssshhh..."
"Iya Dek...?"
"Ehhmm...Ayo... lah mas..... Aku mau sabunan nih.... Shhh... Gatel banget nih badanku... Hhhggghh... "
Erang Citra lagi sambil terus berpura-pura mengejan. "Kamu nggak mau....A aku telat ngantor gara-gara
mandinya makin lama kh... khaaannn...?"
Dengan berat hati akhirnya Marwan mengabulkan permintaan istrinya. "Iya iya, mas beliin..." Ucap
Marwan dongkol sambil pergi keluar rumah.
"Sshhh... Hayo pak... Terusin lagi... Sodokin kontolmu yang kencang pak... aku udah mau keluar nih..."
Raung Citra keras sambil meminta lelaki tua itu segera menggenjot tubuh indahnya.
"Hak hak hak.. Sumpah Neng.. Kamu bener-bener istri binal... Hak hak hak"
Pinggul tua itu kemudian kembali menggenjot vagina Citra dengan penisnya, mengakibatkan tumbukan
kulit keduanya kembali bertepukan keras,
"Hooo'ooh pak... Habisan kontolmu bener-bener enak... kata Citra dengan tubuh yang mulai bergetar.
"Hak hak hak... Gini nih kalo punya bini jarang dientot, dikit-dikit keluar. Dikit-dikit moncrot..."
"Iya nihhh Pak Ut....Tet... Makanya ini aku minta bantuin bapak buat ngentotin aku.. "Ucap Citra sambil
menguatkan otot vaginanya, membuat penis besar Pak Utet seolah tercengkeram kuat.
"Huwoyooohh Neeengg... Enak banget empootan memekmu." Erang pat Utet, Kalo kaya gini terus, bisa-
bisa aku juga mau kelaur neng... Hhuooohhh.... Oohh memekmu memang legit neng..... Racau Pak Utet
yang mulai kesulitan mengendalikan orgasmenya.
Hihihi... Sok polos...Shhh... Ayoo teruss pak.... Didalemm jugaa nggakk apaapa... . Biar makin enaaak..."
Rintih Citra keenakan..
Goyang terus neng... Kita keluar bareng.. Oooooghh desah Pak Utet yang merasa orgasmenya sudah
berada diujung penis.
Suara tumbukan basah batang penis Pak Utet ke vagina basah Citra terdengar begitu jelas dan keras.
Keduanya sama sekali tak menghiraukan kegaduhan yang ditimbulkan oleh gerakan kelamin mereka.
Yang pasti, Pak Utet dan Citra ingin segera mendapat orgasme secara bersamaan
"Akuu keluarr paak.. Ooooouuuuggggggghhhhh.." jereit Citra lantang sambil menarik-narik pantat Pak
Utet, meminta batang penis besar itu segera menyodok vaginanya dalam-dalam.
Bapak juga Neeeeng...Hooooughh.... Aaaaakhh.. Gilaa.. Wuuueenak tenan memekmu Neeeng...
erangnya Pak Utet sambil meremas payudara Citra keras-keras.
Akhirnya mereka berdua terkulai lemas. Dalam diam, Pak Utet mendiamkan dulu penisnya di vagina
Citra. Menghantarkan jutaan benih kedalam rahim wanita cantik itu. Saking banyaknya, sampai-sampai
ada banyak sekali lelehan air mani yang keluar dari vaginanya.
Mendengar suara kepuasan lelaki tua yang masih menindih tubuhnya, Citra seolah tersadar. Buru-buru,
ia segera mendorong tubuh Pak Utet menjauh darinya.
Kamu nakal sekali Pak... " Sungut Citra, "Berani-beraninya masuk kesini... Trus ngentotin istri orang..... "
Hak hak hak... Tapi Neng juga menikmatinya khan? belagu lelaki tua mesum itu.
"Sebentar ah... Bapak mau kasih tanda mata dulu..." buru-buru, Pak Utet memonyongkan bibir tebalnya,
lalu menyedot payudara kanan kiri Citra, lagi-lagi ia meninggalkan bekas cupangan yang cukup besar.
"Shhhh.... Ooouuhhh... Udah-udah, buruan keluar pak... "pinta Citra sewot, "Kalo enggak , biar aku aja
deh yang keluar duluan... Daripada lama-lama disini, nanti malah jadi pengen dienntot lagi... Hihihi..."
Erang Citra genit sambil mendorong tubuh lelaki tua itu dari tubuhnya.
PLOOP...
Suara penis Pak Utet selepas dari cengkraman vagina Citra, meningalkan lubang berwarna merah yang
menganga lebar. Seketika, lelehan penis lansung ikut mengalir keluar.
"Uuuhhhh... Gila, enak banget kontolmu pak ..." kata Citra yang langsung beranjak bangun dan melilitkan
handuk ke tubuh indahnya. "Aku kelur dulu ya pak.."
Sekeluarnya Citra dari kamar mandi, tiba-tiba ia mendapati mas Marwan yang baru saja pulang dari
warung. "Loh dek... Kok udahan mandinya...?"
"Waduh" batin Citra panik, ia tak memperkirakan jika suaminya datang tepat setelah mereka selesai
bercinta habis-habisan., "Mana Pak Utet masih didalam kamar mandi..."
"Hmmmm.... Yaudah deh, ini sabunnya aku taruh dikamar mandi, aja ya..."
"Jangan mas...." larang Citra menahan supaya suaminya tak masuk ke kamar mandi.
"Loh...? Kok....?"
"Maksudku... Biar aku aja yang naruh mas... Nah mas bantu aku masakin air donk buat bikin kopi..."
Balas Citra sambil merebut sabun itu dari tangan Marwan dan kembali kedalam kamar mandi dan
meninggalkan Marwan yang masih keheran-heranan.
"Yaelah mas... sekali-kali napa.. Khan aku harus buru-buru kekantor..." Kata Citra mengulur waktu
"Enggak sih pak... Belom... Hihihi..." Sekali lagi, Citra mengamati perubahan mimik muka lelaki tua yang
baru saja menyetubuhinya itu. "Lucu sekali muka Pak Utet..." batinnya.
"Udah udah tenang... Aku akan ajak mas Marwan ngobrol... nah nanti biar bapak langsung lari
kedepan..."
"Hmmm oke deh neng..."
"Sekalian bikinin kopi deh mas... Hihihi..." kata Citra keluar kamar mandi sambil berpura-pura menyeka
air mandinya.
"Bukan buat aku mas... Buat Pak Utet... Kasihan dia nunggu lama..."
"Lincah juga tuh kakek..." Batin Citra yang tak mengetahui kapan Pak Utet keluar kamar mandi.
"Iya pak... Masuk saja..." Teriak Citra lantang dari arah dapur, "Panjang umur tuh bapak... Yaudah deh
mas, biar aku aja yang bikinin kopinya... Kamu nemenin Pak Utet saja gih..."
"Heran deh... Pagi ini kamu bawel banget dek..." gerutu Marwan.
"Hihihi..."
Tiba-tiba, Citra memiliki ide gila, ia ingin menggoda suaminya. Dengan sengaja, istri Marwan itu
mengendorkan handuk mandinya, lalu setelah selesai meracik kopi, ia pergi menemui suaminya yang
sedang mengobrol dengan Pak Utet halaman depan rumah.
"Silakan diminum kopinya pak... " Kata Citra sambil meletakkan nampan berisi kopi dan piring untuk
tempat cemilan pisang goreng Pak Utet dalam gerakan super lambat. Karena posisi meja yang lumayan
rendah, membuat Citra sengaja jongkok. Handuk kecilnya terangkat, memamerkan paha mulusnya.
"Loh dek... Kok kamu keluar ngak ganti baju sih... Malu tuh ada Pak Utet... "
"Yah mas, nanggung banget... Sekalian ngotorin handuk... Lagian Pak Utet juga ga komen... Iya khan
pak..?"
"Hak hak hak... Iya neng... " jawab lelaki tua itu sambil cengngesan..
"Tuh... Khan Pak Utet aja nggak komen... Silakan diminum pak... Mas..." Suguh Citra.
"Hak hak hak.. Iya Neng makasih,... Sluuurrrppp... " Sruput Pak Utet, "Wuaaahh kopinya enak banget
neng... Susunya berasa banget... " Kata Pak Utet sambil melirik gundukan payudara Citra yang masih
terikat handuk.
"Ya sudah kalo enak... Saya balik dulu ya. Mau pake baju dulu... "
"Ini dia saatnya" batin Citra. Ketika Citra hendak berdiri dari posisi jongkok, ia sengaja menarik ujung
handuknya supaya terlepas dari ikatannya.
"Aaaawww...Handukkuu...." Jerit Citra ketika handuk kecil yang menutup tubuh telanjangnya tiba-tiba
jatuh, merosot kelantai dan teronggok di kakinya. Pura-pura reflek, dengan kedua tangannya Citra buru-
buru menutup payudara dan vaginanya. Namun, apalah arti, tangan mungil Citra sama sekali tak mampu
menyembunyikan keindahan tubuh telanjangnya. Payudaranya masih terlihat tumpah ruah,
memamerkan gundukan daging berukuran besar dengan aerola dan puting yang kemerahan. Vagina Citra
yang gemuk tanpa rambut itu juga sekilas terlihat begitu putih, sangat menggoda.
"Masss Marwan.... Tolong mas..." pinta Citra pura-pura kaget. "Tolong ambilin handukku..."
Diam mematung, Marwan yang terkejut dengan apa yang sedang diperbuat istrinya, hanya melongo
diam, tanpa bisa melakukan apa-apa. Matanya melotot tak berkedip. Bahkan ketika Pak Utet mulai
bergerak mengambil handuk yang ada di dekat kaki mulus Citra, Marwan masih hanya diam tak tahu
harus melakukan apa-apa.
"Ini neng handuknya.." kata Pak Utet yang dengan sigap mengambilkan handuk Citra
Melihat mas Marwan masih tak bereaksi apapun, membuat Citra semakin nakal.
"Coba angkat tangannya neng..." Kata Pak Utet yang sepertinya tahu maksud isi otak mesum Citra.
"Yang kenceng ya pak..." kata Citra sambil mengangkat kedua tangannya kesamping, melepas tangkupan
tangan pada payudaranya yang tergantung bebas. Tak lupa, Citra juga melepas tutupan tangan pada
vaginanya.
"Iya Neng... Permisi ya..." Kata Pak Utet sambil melilitkan handuk.
Tanpa merasa diperlakukan kurang ajar, Citra membiarkan tangan lelaki tua ketika ia sengaja menyentuh
payudara Citra bergantian.
"Yes...." Kata Citra dalam hati ketika berhasil mempertontonkan kelakuan mesumnya didepan mata
suami tercintanya. Marwan masih terdiam, ia masih melongo keheranan. Entah kenapa, Citra mendadak
suka sekali melihat muka polos pria-pria yang ada didekatnya ketika melihat dirinya berbuat
nakal.Seperti muka Pak Utet ketika takut kepergok tadi di kamar mandi, atau muka bengong suami
tercintanya saat ini. Muka itu seolah menjadi muka penyemangat bagi Citra untuk berbuat semakin nakal
lagi.
"Kurang kenceng pak..."Kata Citra merefisi lilitan handuk Pak Utet, "Buka lagi aja handuknya..."
"Eeh iya pak... Kain di tetek aku masih kendor... Nanti malah merosot lagi handuknya..."
Sekali lagi, Marwan dibuat tercengang oleh permintaan istrinya yang tak masuk akal. Dengan sengaja,
handuk yang sudah terlilit ditubuh indahnya diminta dibuka lagi, otomatis, Pak Utet mampu melihat
ketelanjangan istrinya sekali lagi.
"Begini Neng...?"
"Tetek aku kekencengan pak... Sakit...Kendorin dikit..." pinta Citra cuek, membiarkan tangan mesum Pak
Utet berulang kali mengusel-usel payudaranya. "Iya bener... Bagus begitu pak..."
"Hihihi... makasih ya pak... Saya masuk kedalam dulu ya..." kata Citra genit
Seolah sedang bermimpi disiang bolong. Marwan masih hanya terdiam melihat semua kenakalan dan
kegenitan istrinya. Padahal, sudah jelas sekali terlihat, Citra berulang kali sengaja menelanjangi dirinya
sendiri di depan mata Marwan.
"Maaf ya mas... Bapak jadi ngelihat tubuh telanjang neng Citra." Basa-basi Pak Utet, "Ck ck ck...Montok
bener istrimu mas.." Kagum Pak Utet.
"Beruntung banget kamu mas... Punya istri cantik kaya neng Citra... Pasti tiap hari minta jatah mulu yak?
Hakhakhak.."
"Minta jatah mulu...?" tanya Marwan yang masih tak sadar dengan kejadian barusan
"Iya mas... pasti tiap hari mas minta ngentotin memek neng Citra mulu yak? Hah hak hak..."
Mendadak, Marwan bangkit dari duduknya dan mengejar Citra masuk dalam rumah. Melihat Citra
telanjang bulat di depan lelaki yang bukan suaminya membuat nafsu birahi Marwan meninggi, terlebih
ketika melihat tangan mesum Pak Utet itu berulang kali mengusel-usel payudara istrinya, membuat
penisnya menegang.
"Dek.. " kata Marwan yang tiba-tiba menabrak tubuh Citra lalu menarik lepas handuk Citra dan
merebahkan tubuhnya ke kasur "Mas pengen dek..."
"Aaauuuhh...." Jerit Citra kaget " mas..? tumben..kamu pagi-pagi nafsu banget mas..."
Tanpa menjawab, Marwan langsung melilit lidah istrinya, memberikan gulat lidah pagi hari yang cukup
seru. Ciumannya lalu turun ke leher, dan mendarat ke payudaranya.
"Shhh.. Maaasss...."
"Slluurrppp... Cup cup Sluuurp.... " Kecup Marwan berulang-ulang ke payudara Citra.
Namun ketika ia ingin mencaplok puting payudara istrinya, tiba-tiba Marwan menghentikan jilatannya. Ia
menatap heran kearah beberapa bekas cupangan merah yang ada di kedua puting payudara istrinya "....
kok tetek kamu merah-merah gitu...Dek?"
"Nggak tahu Dek... melihat kamu abis mandi, keliatan seksi banget dek..." Kata Marwan sembari
melahap payudara istrinya. "Liat tuh tetek kamu ini... amat sangat menggoda.. Sluuuuurrrpp cup cup
cup..." Tambah Marwan melahapi payudara besar istrinya dengan rakus. "Eehhmm.. Empuk banget tetek
kamu dek... "
Tak henti-hentinya kedua tangan Marwan pun meremasi kedua belah payudara besar istrinya. Membuat
puting payudara itu keras menegang
"Aauuww...pelan-pelan masss... Sakit..." Jerit Citra spontan ketika merasakan puting payudaranya dicubit
Marwan keras-keras.
"Sluurpp... Sumpah.. Hari ini... Kamu nafsuin banget dek..." kata Marwan yang kali ini mulai merabai
vagina Citra.
"Oohhh.. masss... Enaaak..." Desah Citra ketika jemari Marwan mulai menggelitik lubang kenikmatannya.
"Loooh... Memek kamu kok udah basah banget dek? " Tanya Marwan heran.
Lagi-lagi Marwan menghentikan jilatan lidahnya, mencabut jemari tangannya lalu memperhartikannya
dengan seksama. Jemari itu ternyata sudah berlumuran cairan bening yang sangat kental.
"Ini lendir apa ya dek...? Kok baunya kaya pejuh...?" Tanya Marwan curiga
"Aku... anu... Anu mas... Aku lagi keputihan mas.... " Bohong Citra. Ia tak mungkin mengatakan jika lendir
yang keluar dari dalam liang vaginanya adalah sperma Pak Utet, "Iya.. Aku lagi keputihan mas...."
"Hihihi... Iya.."
SLEEPP
"Oooohhh... " Erang Marwan ketika kepala penisnya berhasil masuk membelah bibir vagina istrinya
dengan mudah.
Perlahan, Marwan menekan pinggulnya kearah tubuh Citra dan mendorong penis kecilnya masuk ke
dalam liang vagina istrinya. Lancar sekali seperti jalan tol, tanpa ada halangan apapun.
"Memek kamu kok agak licin ya dek... Kurang keset..." Tanya Marwan heran.
"Masa sih mas...? Apa mungkin karena aku sedang kena keputihan kali mas...?" Elak Citra memberi
alasan, "Tapi titit kamu tetep berasa enak banget kok sayang... Gedhe..." Puji Citra.
Walau sudah dipuji seperti itu, tetap saja Marwan masih merasa ada hal yang aneh pada vagina istrinya
pagi itu. vagina Citra sama sekali tak memberikan perlawanan yang berarti, tak seperti waktu-waktu
kemarin ketika mereka melakukan persetubuhan. Vagina itu terasa begitu licin dan longgar. Mirip seperti
mencoblos tumpukan mentega, licin sekali. Dinding-dinding vaginanya benar-benar seperti lembut dan
sangat berair, tak sedikitpun terasa menggigit.
Sambil mencoba mengingat-ingat, Marwan terus menggenjot penisnya dalam-dalam ke vagina istrinya.
"Kok memek istriku hari ini benar-benar berbeda ya...?" tanya Marwan dalam hati, "Sepertinya kemaren
tak selonggar ini deh...?" Bingungnya. "Lalu lendir apa ini..? tak henti-hentinya keluar seiring sodokan
kelaminku..."
Melihat Marwan yang selalu melihat kearah vagina istrinya, membuat Citra cukup was-was. Ia khawatir
jika suaminya sadar jika yang keluar dari vagina istrinya itu memang adalah sperma.
"Terus maaass.... Tititmu enak bangeeettttt...." Jerit Citra lantang, sengaja merusak perhatian Marwan
supaya tak melulu melihat kearah vaginanya.
"Isep tetek aku mas... enaaaakk...." Tambahnya lagi sambil menggelinjang manja.Persetubuhan pagi ini
terdengar begitu berisik. Citra seolah sengaja lupa jika sedang ada tamu di rumahnya. "Sodok yang
keeenceng maaass...." Raungnya lagi sambil terus mengoyang pinggulnya, berlagak seperti wanita yang
sedang kesetanan karena birahi.
Mendapat goyangan eksotis istrinya, mau tak mau Marwan menimpali Citra juga. "Ooohhh
sayaaang....Kamu liar banget deeeeekkk..."
Kembali, pikiran Marwan dirubung birahi, sesaat, ia sama sekali tak mempermasalahkan dan mencoba
melupakan keanehan pada tubuh istrinya. Yang jelas, pagi itu ia ingin mencapai orgasmenya cepat-cepat.
"Haah Haah Haah.. Deeekkk... Memek mu basah bangeeettt..." Kata Marwan terengah-engah, sambil
terus mencoba menikmati gesekan dinding vagina longgar istrinya.
"Oooh... ohhh... Deeekkk... Aku mau kekuar dek... Ssshh...." Desah Marwan.
"Iyaaa maaasss... Aku juga... Kita keluar bareng maaass..." Balas Citra
Enam semburan dahsyat langsung memberondong liang vagina Citra, membuat rahimnya tak mampu
menampung banyaknya cairan kejantanan kedua lelaki itu. Benih-benih panas suaminya langsung
bergabung dengan benih Pak Utet yang sudah sedari awal bersarang di liang kenikmatan istrinya.
"Iya mas.. Aku juga... pagi ini kamu terlihat begitu perkasa..."
"hehehe... itu juga gara-gara kamu dek... Pagi-pagi udah ngegoda aku... Mana pake ngelepas handuk di
depan Pak Utet segala..."
"Nakal kamu sayang..." Kata Marwan manja, sambil mengecup keras leher Citra, meninggalkan beberapa
bekas merah, "Ih mas... Kok leher adek dicupang sih... "
"Lah.. dikit aja kok..." Bela Marwan, " Lagian ini di tetek kamu juga banyak...."
"Hahahaha.... Biar semua orang pada tahuh kalo kamu abis ngelayanin suamimu..."
"Mana ada dicupang jadi tambah cantik... " kata Citra sambil terus menggosok area lehernya keras-keras,
berharap cupangan Marwan dapat hilang dengan cepat. Namun apa daya, cupangan itu sudah benar-
benar tercetak jelas di kulit lehernya yang putih mulus.
PLOP
"Hssss.... pelan-pelan keleeess..." Gerutu Citra yang tak mengira suaminya langsung mencabut penisnya
yang sudah lunglai dari vaginanya.
"Wow.. Banyak banget dek lendirnya..." Kagum Marwan, "Pasti langsung jadi tuh..."
"Bodo..."
Buru-buru Marwan langsung berpakaian lagi dan meninggalkan Citra yang masih tergeletak telentang
diatas kasur. Sambil meremas dan menjilati teteknya yang berukuran jumbo Citra tenggelam dalam
lamunan mesumnya.
"Gimana ya kira-kira jika mas Marwan tahu tentang apa yang telah aku perbuat dengan Pak Utet...?"
tanya Citra dalam hati, "marah nggak ya...? Khan aku hanya melakukan seperti apa yang ia inginkan..."
tambahnya lagi.
"SILAKAN SAJA KAMU CARI KONTOL-KONTOL YANG JAUH LEBIH BESAR... SILAKAN SAJA KAMU MINTA
DIENTOT AMA KONTOL-KONTOL PRIA LAIN YANG LEBIH KUAT..."
"Hihihi... aku sama sekali ga pernah menyangka kalo selingkuh itu begitu memabukkan..." Kata Citra lagi,
sambil mengulik liang vaginanya yang masih terus mengeluarkan sperma. "Peju lelaki-lelakiku..."
Mendengar sayup suara suaminya, Citra buru-buru tersadar dari lamunannya. Ia harus berangkat kerja.
Tanpa membersihkan lendir sisa-sisa pertempurannya barusan, wanita cantik itu langsung mengenakan
pakaiannya.
"Hak hak hak.. Gausah malu mas Marwan, bapak ngerti kok.... "Kekeh Pak Utet.
"Habisan... Citra hari ini keliatan seksi sih, apalagi ngeliat dia telanjang basah-basahan abis mandi tadi..."
"Ya gimana nggak tahu mas... Saya juga kalo liat dek Citra telanjang, langsung saja pengen ngegenjot dia
terus mas... Liat tubuh telanjangnya aja sudah bikin kontol cenut-cenut mas.... Apalagi kalo bisa
ngerasain jepitan memek dan ngisep tetek neng Citra yang tumpah tumpah gitu... Bisa jadi nggak
berangkat kantor mulu saya.." Ceplos Pak Utet terlena
"Eeh Nganu mas... Maksud bapak... Kalo bapak ngeliat bini bapak telanjang, pasti langsung nafsu juga..
Gitu loh mas... Yaa walaupun badan istri saya nggak sebagus badan Neng Citra... Hak hak hak..."
"Iya dong Mas.. Ya masa iya bapak mau ngajak gituan ama dek Citra..." bohong Pak Utet, "Kalaupun Neng
Citra mau, pasti kontol bapak sudah langsung muncrat duluan... Hak hak hak..."
"Hak hak hak... Beruntung banget tahu mas, punya istri secantik Neng Citra...."
"Belom tau aja kamu Marwan, jika istri kebangganmu sudah sering aku jebolin gawang kenikmatannya
dengan kontolku... Hakhakhak.." Tawa Pak Utet dalam hati.
"Yuk pak.. Kita jalan..." Ajak Citra yang tiba-tiba keluar dari dalam rumah, "Mas.. aku jalan dulu ya..."
Ucap Citra sambil mencium tangan Marwan.
"Hak hak hak.. Gimana nggak telat kalo mau berangkat Neng Citra minta disodok-sodok dulu..." kata pak
Marwan bercanda.
"Hehehe. Okelah kalo begitu.... Titip istri saya ya pak... Tolong dijagain biar nggak digodain laki-laki
mesum... Hehehe"
"Baik Mas... Mari... Bapak jalan dulu..." Pamit Pak Utet sopan.
"Ati-ati dijalan..."
***
Dari kejauhan, tampak sepasang mata yang menatap Citra dan Pak Utet dengan pandangan serius.
Tubuhnya telanjang bulat dengan kulit yang basah karena keringat. Nafasnya menggebu-gebu, seolah
baru saja lari marathon.
"Ternyata... Dibalik sosok cantikmu yang anggun dan mempesona, kamu menyembunyikan sifat nakal
yang sangat menggoda..." Bisik pemilik sepasang mata itu yang terus mengikuti semua gerak gerik Citra.
Sambil mengelap kaca nako dan tebok yang ada didepannya, sosok itu berusaha menghilangkan bekas
pencapaian puncak kenikmatan dan nafsunya yang baru saja ia lampiaskan dengan cara membetot penis
besarnya hingga ia orgasme.
"Kamu benar-benar nakal ya Mbak... " Kata sosok itu lagi sambil terus membersihkan cipratan spermanya
yang mengenai tembok dan kaca nako ruang tamunya.