Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pengendalian Endokrin

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

PENGENDALIAN ENDOKRIN

Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa
menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi
endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh
perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit
hormon.

Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa
kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar
target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus
dankelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka
berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada
dibawah kendali hipofisa.

Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki
jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan
sekresi LH danFSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron
pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.

Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik ini
masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon terhadap
semacam jam biologis.

Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon. Prolaktin (hormon yang


dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di payudara menghasilkan
susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak
prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan
mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi.

Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada di bawah kendali
hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih
banyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan
karena tubuh harus mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula
darah akan turun sampai sangat rendah.

Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas. Kadar kortikosteroid
dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan terendah pada senja hari.
Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti.

KLASIFIKASI HORMON
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat
kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel :

1. Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya

Golongan Steroid, yang termasuk golongan ini adalah : Turunan dari kolestrerol
yaitu
androgen ,estrogen dan adrenokortikoid
Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat
Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil, yang termasuk
golongan ini
adalah Thyroid, Katekolamin, epinefrin dan tiroksin
Golongan Polipeptida/Protein : Insulin, Glukagon, GH, TSH, oksitosin vasoperin ,
hormon yang dikeluarkan oleh mukosa usus dan lain lainnya.

2. Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormonLipofilik :

Kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak,contohnya : hormon golongan


steroid
(estrogen, progesteron,testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan
tironin (mis., tiroksin)
Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air, contohnya insulin,
glukagon,
hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin dan katekolamin (mis:
dopamin, norepinefrin,epinefrin)
3. Berdasarkan lokasi reseptor hormon

Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler


Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasmamembran)

4. Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon didalam sel yaitu kelompok
Hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa
cAMP,cGMP,Ca2+, Fosfoinositol, Lintasan Kinase sebagai mediator intraseluler
5. Berdasarkan pola siklus sekresi hormon, maka di bedakan atas :

Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam, contohnya

Kortisol , dimana kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari.

Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjangwaktu tertentu, seperti
bulanan, contohnya Estrogen dimana merupakan non siklik dengan puncak dan
lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.
Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar
subtrat
lainnya, contohnya Hormon paratiroid dimana proses sekresinya tergantung respons
terhadap kadar kalsium serum.

Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu
hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan
testis.

a. Kelenjar hipofisis (kelenjar pituitari)


Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam
hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis
disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian
anterior, bagian tengah, dan bagian posterior.
1. Hipofisis lobus anterior yaitu menghasilkan hormon

Hormone tirotropin (Tiroid stimulating hormone, TSH) berfungsi


memelihara
pertumbuhan dan perkembangan kelenjar targetnya (tiroid kelenjar gondok)
dan merangsang tiroid untuk mensekresikan hormone tiroksin.
Andrenocorticotrophic (corticotropia, ACTH) berfungsi memelihara
pertumbuhan dan
perkembangan normal korteks adrenal dan merangsang untuk mengsekresikan
kortisol dan glucocorticoid yang lain.

Gonadotropin, yang terdiri dari Follicle stimulating hormone (FSH) dan


Luteinizing
hormone (LH)
Somatotropic hormone (Ghowth hormone, GH) yaitu hormone yang
menyebabkan
pertumbuhan dari semua jaringan tubuh yang dapat tumbuh.
Prolaktin (Luteotropic hormone, LTH) berfungsi untuk merangsang sekresi
kelenjar
susu (glandula mamae).

2. Hipofisis lobus intermedia yaitu hormon perangsang melanosit atau melanosit


Stimulating
Hormon MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan
kulit
menjadi hitam.
3. Hipofisis lobus posterior, hormon yang dihasilkan yaitu ;
Hormone vasopressin atau antidiuretik hormone (ADH) yaitu berfungsi
untuk
mencegah pembentukan urine dalam jumlah banyak dan berpengaruh dalam
pengaturan tekanan darah.
Hormon oksitosin yang berfungsi merangsang kontraksi yang kuat pada
uterus
sehingga penting dalam membantu proses kelahiran.

Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)

Kelenjar tiroid ialah organ endokrin yang terletak di leher manusia. Fungsinya
ialah mengeluarkan hormon tiroid. Antara hormon yang terpenting ialah
Thyroxine (T4) dan Triiodothyronine (T3). Hormon-hormon ini mengawal
metabolisma (pengeluaran tenaga) manusia.
Kelenjar langerhans (pancreas)

Pulau langerhans mempunyai sel-sel alfa dan beta.


a) Sel-sel alfa menghasilkan glukogon yang berfungsi meninggikan gula darah
b) Sel-sel beta menghasilkan hormone insulin yang berfungsi mengubah gula
darah menjadi
gula otot (menurunkan gula darah)
d) Sel D yang berfungsi mensekresi somatostatin yang berfungsi sebagai
penghambat
sekresi insulin dan glukagon
e) Sel F yang berfungsi untuk menghasilkan polipeptida pankreas
Selain itu pancreas juga menghasilkan kelenjar pencernaan.

Kelenjar paratiroid

Kelenjar ini menghasilkan hormone paratormon (PTH), yang terletak


menempel pada permukaan kelenjar tiroid dan berjumlah 4 buah. Hormon
paratormon (PTH) berperan dalam metabolisme kalsium dan fosfot di dalam
darah.
Kekurangan hormone paratiroid dapat mengakibatkan gejala kekejangan otot.

Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal, suprarenalis)

Kelenjar anak ginjal terletak menempel di atas ginjal, yang terdiri atas 2
bagian, yaitu :
a) Bagian korteks yang merupakan 80% dari kelenjar adrenal. Korteks adrenal
mensintesa
tiga kelas hormonsteroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan
androgen.

b) Bagian medula yang Menghasilkan adrenalin (epinefrin), noeepinefrin dan


katekolamin.
Kelenjar kelamin

a) Kelenjar kelamin pria (testis)

Testis mempunyai 2 fungsi utama menghasilkan sel-sel mani (sperma) oleh


tubulus seminifelus
dan sekresi hormone jantan (androgen) yaitu hormone testosterone oleh sel-sel
leyding.

Hormon testosterone berfungsi untuk mempengruhi spermatogenesis


(pembentukan sperma) dan menimbulkan sifat-sifat seks sekunder pada pria
seperti suara yang besar, tumbuh cambang, dan lain-lain.

b) Kelenjar kelamin wanita (ovarium)

Ovarium dapat menghasilkan ovum (sel telur) dan hormone-hormon ekstrogen


dan progesterone.
Estrogen berpengaruh pada :

Pematangan sel-sel kelamin


Pertumbuhan alat kelamin
Pemeliharaan sistem reproduksi
Menimbulkan tanda-tanda seks sekunder pada wanita.
Progesteron dihasilkan oleh korpus leuteun yaitu badan kuning di dalam
ovarium.
Progesteron berfungsi :
Mempengaruhi kontraksi otot rahim

Pada endometrium uterus berfungsi mempersiapkan untuk nidasi

Anda mungkin juga menyukai