3
3
3
1
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Jl. W.R. Supratman Bengkulu
2
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Propinsi Bengkulu
ABSTRACT
The aim of this study was to evaluate the effect of using fermentation of sludge of palm oil and increace
critical amino acids; (methyonine, lysine, and tryptophan) in diet of hens to reduce environment pollution.
The collected data were analyzed based on complety randomized design with 4 teatments each treatment
consists of 10 replications. P1; control diet, without addition of critical amino acid. P2; diet contained critical
amino acid in level of 50%. P3; diet cointained critical amino acid in level of 75%; and P4; diet cointained
critical amino acid in level of 100%. Parameter measured were nitrogen, ammonia, sulfide, phosphor, BOD
(Biochemical Oxygen Demand) and COD (Chemical Oxygen Demand) in faeces. Results showed that
nitrogen, ammonia, sulfide and COD in faeces were highly significantly different (P < 0.01), and fosfor was
significantly different (P < 0.05). BOD was not significantly different in faeces. In conclutions, the use of
fermented sludge of palm and increase of critical amino acid in hen rations reduced nitrogen, ammonia;
nitrogen, ammonia, sulfide, phosphor, BOD, COD in faeces and in turn it reduced enviromen pollution. The
best treatment was diet contained fermented sludge of palm and increaced critical amino acid in level of
100%.
Key Word: Fermented Sludge of Palm Oil, Critical Amino Acid, Environment Pollution
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui level penambahan asam amino kritis (Metionin. Lisin dan
Triptopan) dalam ransum berbasis Lumpur Sawit Fermentasi (LSF) sebagai bahan pakan yang murah dan
dapat mengurangi pencemaran lingkungan ternak ayam petelur. Perlakuan adalah ransum tanpa penambahan
asam amino kritis (PO), ransum B dengan penambahan asam amino kritis level 50% (P1), ransum C dengan
penambahan asam amino kritis level 75% (P2) dan ransum D dengan penambahan asam amino kritis level
100% (P3). Parameter yang diukur adalah kadar nitrogen, amoniak, sulfida, fosfor, BOD (Biological Oxygen
Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) pada feses. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan
pemberian lumpur sawit fermentasi dengan penambahan asam amino kritis terhadap kadar nitrogen, amoniak,
sulfida dan COD pada fases ayam didapatkan berpengaruh sangat nyata (P < 0,001) dan terhadap kadar fosfor
berpengaruh nyata (P < 0,05), sementara kadar BOD pada feses tidak berbeda (P > 0,05). Pemberian lumpur
sawit fermentasi dengan penambahan asam amino kritis (mentionin, lisin dan triptopan) disimpulkan bahwa
dapat mengurangi kadar nitrogen, amoniak, fosfor, sulfida dan COD dalam fases ayam yang secara langsung
dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Perlakuan terbaik adalah pemberian lumpur sawit fermentasi
dengan penambahan asam amino kritis dengan level penambahan 100%.
Kata Kunci: Lumpur Sawit Fermentasi, Asam Amino Kritis, Pencemaran Lingkungan
725
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011
726
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011
Ransum perlakuan
Bahan pakan
P0 P1 P2 P3
Jagung giling (%) 33,00 33,00 33,00 33,00
Konsentrat layer (%) 30,00 30,00 30,00 30,00
Lumpur sawit fermentasi (LSF) (%) 15,00 15,00 15,00 15,00
Dedak halus (%) 20,00 20,00 20,00 20,00
Mineral mix 2,00 2,00 2,00 2,00
Total(%) 100,00 100,00 100,00 100,00
Metionin (%) - 0,70 1,05 1,40
Lisin(%)) - 1,13 1,69 2,26
Triptopan (%) - 0,36 0,63 0,72
Kandungan nutrien:
Protein kasar(%) 17,26 17,26 17,26 17,26
ME (kkal/kg) 2754,20 2754,20 2754,20 2754,20
Serat kasar(%) 7,03 7,03 7,03 7,03
Kalsium(%) 4,50 4,50 4,50 4,50
Fosfor(%) 1,54 1,54 1,54 1,54
Lemak(%) 6,17 6,17 6,17 6,17
727
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011
728
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011
Tabel 1. Kandungan Nitrogen; amoniak; fosfor; sulfida, BOD dan COD pada feses ayam petelur yang diberi
ransum LSF dengan penambahan asam amino kritis
Perlakuan Nitrogen (%) Amoniak (ppm) Fosfor (%) Sulfida (%) BOD (mg/l) COD (mg/l)
Superskrip yang berbeda pada lajur yang sama, berbeda nyata (P < 0,05)
729
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011
antara nilai 10,002 sampai 10,274 (mg/l). BAEKER, T.W.NJ., DROULISCOS and J.T. WORGAN.
Menurut RACHMAWATI (2000) kadar BOD 1981. Compotition and nutritional evalution of
pada usaha ayam petelur berkisar rata-rata Aspergillus oryzae biomass grown on palm oil
15,39 mg/l. Dengan penembahan asam amino processing effluents, J. Sci. Food Agric. 32:
1014 1020.
kritis dalam pakan tidak memberikan pengaruh
yang nyata terhadap kadar BOD feses ayam. BELL, D.D. and J.R. WEAFER. 2002. Commercial
chicken meat and egg production poultry
specialist, University of California Riverside,
Chemical oxygen demand (COD) California.
BINTANG, I.A.K., A.P. SINURAT, T. PURWADARIA dan
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam di T. PASARIBU. 2000. Nilai gizi lumpur sawit
dapatkan bahwa perlakuan berbeda sangat hasil fermentasi pada berbagai proses
nyata (P < 0,01). Setelah dilakukan uji lanjut inkubasi. JITV 5(1): 7 11.
Duncans Multiple Rang Test menunjukkan
BPS. 2000. Statistik Indonesia 2000. Badan Pusat
perlakuan P1 dan P2 tidak berbeda nyata
Statistik. Jakarta.
dengan perlakuan kontrol namun perlakuan
kontrol (P0) berbeda nyata dengan perlakuan CHARLES, R.T. dan HARIONO. 1991. Pencemaran
P3. Hasil analisa kandungan BOD faeces lingkungan oleh limbah peternakan dan
terendah terdapat pada perlakuan P3 sebesar pengolahannya. Bull. Fakultas Kedokteran
19,77. Kadar COD pada penelitian ini berkisar Hewan Universitas Gajah Mada 10(2) : 71 75.
antara 19,77 sampai 23,42 mg/l. Hasil ini juga FENITA. 2002. Suplementasi Lisin Dan Metionin
menghasilkan nilai COD yang masih rendah Serta Minyak Lamuru Ke Dalam Ransum
bila dibandingkan dengan hasil penelitian Berbasis Hidrolisa Bulu Ayam Ras Pedaging,
RACHMAWATI (2000), pada usaha ayam petelur Disertasi Program Pascasarjana Institut
kadar COD nya rata-rata sebesar 35,12 mg/l. Pertanian Bogor, Bogor.
Rendahnya kadar COD pada penelitian ini, FONTENOT, J.P., W. SMITH and A.L. SUTTON. 1983.
mungkin disebabkan karena kondisi kandang Alternative utilization of animal waste.
yang relatif sehat untuk pemeliharaan ayam GATEL, F and F. GROSJEAN. 1992. Effect of protein
petelur, juga didukung oleh adanya content of diet nitrogen excretion by pigs. J.
suplementasi asam amino kritis, sehingga Livest. Prod. Sci. 31: 109 120.
penguraian senyawa organik terlarut dan
HUTAGALUNG, R.I. 1978. Nontradisional
mengoksidasi senyawa anorganik seperti
Feedingstuffs for Livestock in Feedingstuffs
amoniak dan nitrit menjadi berkurang. Livestock in Southeast Asia (DEVENDRA, C.
and R.I. HUTAGALUNG EDS.). Malaysia
KESIMPULAN Society of Animal Production. Serdang
Malaysia.
Pemakaian lumpur sawit fermentasi dengan LESSON. S. and J.D. SUMMERS. 2001. Nutritional of
penambahan asam amino kritis (metionin, lisin, the Chicken 4th Ed. University Books Guelph,
triptopan) dapat mengurangi pencemaran Ontario, Canada.
lingkungan ditandai terjadinya penurunan MORAN, E.T. JR., D. BUSHONG and S.F. BILGILI.
kadar nitrogen, amoniak, sulfida dan COD 1992. Reducing Dietary Crude Protein for
pada feses ayam petelur. Broilers While Satisfying Amino Acid
Requirements by Least-Cost Formulation:
Live Performance, Litter Composition, and
DAFTAR PUSTAKA Yield of Fast-Food Carcass Cuts at Six
Weeks. Poult. Sci. 71(10): 1687 1994.
AOAC. 1980. Official methods of analysis. 11 Ed.
PASARIBU, T., A.P. SINURAT., T. PURWADARIA,
Association of Official Analytical Chemist,
SUPRIYATY, J. ROSIDA dan H. HAMID. 1998.
Washington D.C.
Meningkatkan nilai gizi lumpur sawit melalui
BARNES, D.M., C.C. CALVERT and K.C. KLASING. fermentasi. Pengaruh jenis kapang, suhu dan
1995. Methionin deficiencies protein and lama proses enzimatis. JITV 3: 237 242.
sistim but not tRNA acylation in muscles of
chick. J. Nutr. 125: 2623 2630.
730
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011
PAUZENGA, 1991 Animal P. Inrtoduction in the 90s SINURAT, A.P., T.PURWADARIA, T. PASARIBU, P.
in harmony with nature, A case study in the KETAREN, D. ZAINUDIN dan I.P. KOMPIANG
Nederlands. In biotechnology in the feed 2000. Pemanfaatan lumpur sawit untuk
Industry. Proc. Alltech!s Seven Annual Symp. ransum unggas. (1) Lumpur sawit kering dan
Nicholasville, Kentucky. produk fermentasinya sebagai bahan pakan
ayam broiler. JITV 6(2): 107 112.
PURWADARIA, T., A.P. SINURAT, SUPRIYATY, H.
HAMID dan I.A.K. BINTANG. 1999. Evaluasi SVENSON, I. 1990. Putting the lid on the heaps. Acid
nilai gizi lumpur sawit fermentasi dengan Enviro. Magazine. 9: 11 15.
Aspergillus niger setelah proses pengeringan
YEONG, S.W. 1982. The Nutritive Value of Palm
dan pemanasan. JITV 4(4): 257 279.
Oil, the Products for Poultry in Animal
RACHMAWATI, S. 2000. Upaya pengendalian Production and Health in the Tropics
lingkungan usaha peternakan ayam. Wartazoa. (JAINUDIN, M.R. and A.R. OMAR, Eds.)
9(2): 73-80. Penerbit University Malaysia, Selangor. pp.
217 232.
SETIAWAN, H. 1996. Amonia sumber pencemar yang
meresahkan. Infovet (Informasi dunia
kesehatan hewan) 037, Agustus 1996. hlm. 12.
SINURAT, A.P., T. PURWADARIA, H. SURACHMAN, H.
HAMID dan I-P. KOMPIANG. 1998. Pengaruh
suhu ruangan fermentasi dan kadar air substrat
terhadap nilai gizi produk fermentasi lumpur
sawit. JITV 3(1): 225 279.
DISKUSI
Pertanyaan:
1. Apakah pemberian asam amino tidak mempengaruhi nafsu makan pada ayam?
2. Apakah secara histopatologi tidak menimbulkan kerusakan jaringan?
3. Rekomendasi dosis asam amino diperoleh dari mana?
Jawaban:
1. Nafsu makan ayam tetap baik dan tidak terdapat kerusakan jaringan yang nyata pada paru-
paru dan hati.
2. Dosis asam amino diperoleh dari hasil-hasil penelitian sebelumnya
731