Plasmolisis
Plasmolisis
Plasmolisis
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini Bawang merah (
Allium Cepa) , larutan sukrosa dan NaCl 1 dan 2 M, Cutter, pipet tetes, kertas penyerap,
Mikroskop, kaca preparat cover glass.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
NaCl 2 M 1. Ungu
2. Putih
-kerusakan 70%
Sukrosa 1 M 1. Ungu
2. Putih
-kerusakan 50%
Sukrosa 2 M 1. Ungu
2. Putih
-kerusakan 80%
b. Deplasmolisis
Larutan Gambar Keterangan
Sukrosa 2 M 1. Ungu
dan Aquadest 2. Putih
-kembali
berkembang 70%
b) Pembahasan
Berdasarkan pada pengamatan yang dilakukan pada percobaan plamolisis dan deplasmolisis
pada epidermis bawang merah, ialah dengan melakukan percobaan dengan menggunakan
mikroskop untuk mengamati perubahan yang terjadi. Perubahan diamati dengan melakukan
percobaan pertama dengan menambahkan larutan aquadest, hal ini bertujan untuk melihat
bertuk awal dari sel sayatan bawang merah tersebut, kemudian perlakuan dilanjutkan dengan
pada preparat bawang merah percobaan yang mengalami plasmolisis ditambahkan larutan
NaCl 1 M mengalami proses plasmolisis dengan kerusakan 60% kemudian larutan NaCl 2 M
mengalami kerusakan 70% , lalu pada larutan sukrosa 1 M mengalami kerusakan 50% dan pada
larutan sukrosa 2 M mengalami kerusakan 80%. Kemudian pada percobaan deplasmolisis
larutan NaCl 1 M ditambahkan aquadest kembali mengembang 80%, lalu pada NaCl 2 M + air
mengalami mengembang kembali 90%, pada sukrosa 1 + air kembali ke keadaan semula 90%
dan pada sukrosa 2 M + air kembali mengembang 70 %.
Telah kita ketahui bahwa plasmolisis adalah peristiwa terlepasnya membran sel dari dinding
sel akibat isi sel mengecil yang disebabkan oleh peristiwa osmosis. Dimana air dalam sel
berdifusi keluar sel, akibat konsentrasi air lebih tinggi dalam sel daripada diluar sel itu sendiri.
Sedangkan peristiwa deplasmolisis adalah kabalikan dari peristiwa plasmolisa. Untuk melihat
peristiwa plasmolisa dan deplasmolisa dengan jelas maka dalam praktikum ini menggunakn
tanaman yang cairan selnya mengandung zat warbna seperti anthocyan, tanama yang
digunakan yaitu bawang merah (Allium cepa).
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan data bahwa sel epidermis bawang merah mengalami
plasmolisis jika ditetesi larutas sukrosa dan NaCl. Hal ini terjadi akibat penambahan sukrosa
dan NaCl yang menyebabkan kondisi diluar sek bawang merah hipertonis dibandingkan di
dalam sel. Kondisi hipertonis di luar sel bawang merah menyebabkan air di dalam sel memiliki
potensial yang lebih tinggi dibandingkan di luar sel. hal ini berakibat air yang ada di dalam sel
bawang merah keluar dan membrans el menjado mengkerut kemudian lepas dari dinding sel
menjadi berkurang (plasmolisis).
Saat sel bawang merah didiamkan ( tidak diberi perlakuan lain s) ternyata sel bawang merah
yang semula plasmolisis tidak kembali lagi kebentuk semula (deplasmolisis). Hal ini disebabkan
karena kondisi di dalam sel masih hipotonis dibandingkan dengan diluar sel. Akibat konsentrasi
gliserol da n glukosa tinggi. Dengan demikian menyebabkan air tetap bergerak dari dalam sel
ke luar sel. Deplasmolisis ini dapat terjadi apabila konsentrasi gliserol dan glukosa tidak terlalu
tinggi. Hal ini dikarenakan ketika air bergerak ke luar sel untuk membuat keadaan didalam dan
diluar sel isotonis (seimbang) menyebabakan suatu kondisi yang terbalik dimana semula kondisi
diluar sel lebih hipertonis berubah menjadi hipotonis ( karena penambahan air oleh sel) di
bandingkan di dalam sel. Sehingga dengan demikian, air dari luar sel akan masuk kembali ke
dalam sel akibat kondisi didalam sel yang hipertonis ( deplasmolisis terjadi).
Pada perlakuan dimana sel bawang merah yang mengalami plasmolisis akibat ditetesi dengan
sukrosa dan NaCl ketika ditetesi air suling maka terjadi peristiwa deplasmolisis. Karena
penetesan air suling mengakibatkan menurunnya konsentrasi gliserol dan glukosa sehingga
kondisi diluar sel lebih hipotonis dibandingkan dengan di dalam sel bawang merah. Hal ini
menyebabkan air diluar sel masuk dan sel akan kembali ke keadaan semula
(deplasmolisis)deplasmolisis dapat terjadi jika sel bawang merah tersebut tidak mengalami
plasmolisis sempurna artnya masih ada bagian-bagian tertentu dari membran plasma yang
masih menempel pada dinding sel (membran sel tidak lepas seluruhnya dari dimdimg sel).
Waktu deplasmolisis pada sel mengandung NaCl lebih cepat dibandingkan dengan sel yang
mangandung sukrosa . hal ini dikarenakan garam lebih cepat larut ketika di tetesi air suling
debandingkan dengan sukrosa,
Akan tetapi menurut hasil pengamatan kami yang telah dilakukan di dapati peristiwa kerusakan
paling segnifikan karena secara langsung pengkerutan terjadi dan membran plasma sel keluar
banyak. Di dalam praktikum ini kami banyak melakukan kesalahan yang membuat hasil yang
kami dapatkan tidak maksimal.
BAB V
KESIMPULAN
1. Plasmolisis dapat terjadi akibat sebagian air keluar dari vakuola sehingga menyebabkan
dinding sel mengalami penyusutan.
2. Plasmolisis merupakan suatu proses melepasnya prooplasma / membrane plasma dari dinding
sel yang diakibatkan oleh terjadinya suatu eksomasis (sel ditempatkan dalam larutan yang
hipertonik).
3. Deplasmolisis merupakan kebalikan dari proses plamolisis, yaitu suatu proses menyatunya
kembali membrane plasma atau protoplasma yang telah terlepas dari dinding sel. Deplasmolisis
terjadi jika sel tumbuhan diletakkan didalam larutan yang hipertonik, sel tumbuhan akan
menyerap air dan juga tekanan turgor akan meningkat
4. Dalam proses terjadinya dinding sel yang mengalami plasmolisis dan deplasmolisis
dippengaruhi oleh beberapa faktor: Konsentrasi, Suhu, Hidrasi molekul zat terlarut dan Kadar
air dan materi yang terlarut didalam sel.
5. Gula yang masuk kedalam suatu sel maka sel tersebut akan memgalami plasmolisis.
DAFTAR PUSTAKA
Difusi adalah gerakan molekul dari konsentrasi lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih
rendah, yaitu penurunan gradien konsentrasi sampai mencapai keseimbangan dan penyebarannya
seimbang. Osmosis adalah gerakan air melintasi membran yanng permeabilitasnya berbeda
disebabkan karena perbedaan konsentrasi (Fida;2007).
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan diletakkan
pada larutan hipertonik, sel tumbuhan akan kehilangan air dan tekanan turgor, yang
menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan kondisi sel seperti ini disebut layu.
Kehilangan air lebih banyak lagi menyebabkan terjadinya plasmolisis : tekanan terus berkurang
sampai di suatu titik di mana sitoplasma mengerut dan menjauhi dinding sel. Sehingga dapat
terjadi chytorisis yaitu runtuhnya dinding sel. Sitoplasma biasanya bersifat hipertonis (potensial
air tinggi), dan cairan di luar sel bersifat hipotonis (potensial air rendah), karena itulah air bisa
masuk ke dalam sel sehingga antara kedua cairan bersifat isotonus. Apabila suatu sel diletakkan
dalam suatu larutan yang hipertonus terhadap sitoplasma, maka air di dalam sel akan berdifusi ke
luar sehingga sitoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding sel, hal ini disebut plasmolisis.
Bila sel itu kemudian dimasukkan ke dalam cairan yang hipotonus, maka air akan masuk ke
dalam sel dan sitoplasma akan kembali mengembang hal ini disebut deplasmolisis (Tim fisiologi
tumbuhan. 2009).
Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui dari proses
plasmolisis. Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan oleh sel-sel yang
terplasmolisis. Apabila ruang bening diantara dinding dengan protoplas diisi udara, maka
dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan. Jika isinya air
murni maka sel tidak akan mengalami plasmolisis. Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-
benang protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel. Benang-benang
tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema, dimana diameternya lebih besar daripada molekul
tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah.
Pada dasarnya pengangkutan melalui membran sel dapat terjadi secara pasif maupun
secara aktif. Pengangkutan secara pasif terjadi jika mengikuti arah gradien konsentrasi, artinya
dari larutan yang memiliki konsentrasi tinggi menuju larutan yang memiliki konsentrasi rendah.
Proses ini terjadi tanpa memerlukan energi hasil metabolisme. Sedangkan pada proses
pengangkutan secara aktif memerlukan energi hasil metabolisme seperti ATP (Adenosin Tri
Phospat) karena prosesnya terjadi melawan arah gradien konsentrasi. Proses difusi dan osmosis
merupakan contoh proses pengangkut secara pasif. Proses osmosis merupakan proses difusi yang
sifatnya khusus, yang menunjukan adanya perpndahan air melalui selaput membran yang bersifat
permeabel selektif (permeabel deferensial ). Terjadinya proses osmosis sangat ditentukan oleh
adanya perbedaan potensial kimia air atau potensial air (PA).
Rachmadiarti Fida,dkk.2007.BIOLOGI UMUM.Surabaya: UNESA Unipress
2. Rahayu, Yuni Sri, dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan: Laboratorium Fisiologi
Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Unesa
3. Tim fisiologi tumbuhan. 2009. Penuntun Praktikum FISIOLOGI TUMBUHAN. Bandung :
Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.