Spektroskopi Nuclear Magnetic Resonance
Spektroskopi Nuclear Magnetic Resonance
Spektroskopi Nuclear Magnetic Resonance
Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah salah satu metode analisis yang
paling mudah digunakan pada kimia modern. NMR digunakan untuk menentukan
struktur dari komponen alami dan sintetik yang baru, kemurnian dari komponen, dan
arah reaksi kimia sebagaimana hubungan komponen dalam larutan yang dapat
mengalami reaksi kimia. Meskipun banyak jenis nuclei yang berbeda akan
menghasilkan spektrum, nuclei hidrogen (H) secara histori adalah salah satu yang
paling sering diamati. Spektrokopi NMR khususnya digunakan pada studi molekul
organik karena biasanya membentuk atom hidrogen dengan jumlah yang sangat
besar.
1
penggabungan molekul yang memiliki ikatan yang panjang, seperti struktur spiral
DNA. Struktur kompleks pita NMR pada mulanya spin coupling diantara beberapa
atom hidrogen. Penggabungan ini merupakan perputaran fungsi jarak melintasi ikatan
dan geometri molekul. Dalam kasus molekul kecil, pita yang kompleks mungkin
disimulasikan tepat dengan perhitungan mekanika kuantum atau didekati
menggunakan mekanika kuantum yang sesuai dengan aturan.
NMR digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan sintetik
yang baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia sebagaimana
hubungan komponen dalam larutan yang dapat mengalami reaksi kimia.
2
menyerap energy melalui suatu proses absorpsi yang dikenal dengan resonansi
magnetik. Absorpsi radiasi terjadi bila kekuatan medan magnet sesuai dengan
frekuensi radiasi elektromagnetik.
Proton tunggal 1H adalah isotop yang paling penting dalam hidrogen. Isotop
ini melimpah hampir 100% dan jaringan hewan mengandung 80% air. 1H memproses
momen magnetik yang besar dari nuclei yang penting secara biologi. Ketika pada
medan magnet konstan, frekuensi NMR dari nuclei hanya bergantung pada momen
magnetnya, frekuensi 1H paling tinggi pada spektrometer yang sama.
Sebagai contoh, pada spektrometer 360 MHz untuk 1H, frekuensi untuk 31P adalah
145,76 MHz dan untuk 13C adalah sekitar 90 MHz. 13C adalah isotop karbon yang
dapat digunakan untuk NMR. Di alam hanya ada 1,1%. Oleh karena itu, spektrum
13C yang diperoleh membutuhkan banyak waktu.
Disamping itu spektrum 13C lebarnya adalah 200 ppm, yang identifikasinya
mudah diperoleh pada metabolisme jaringan. Sensitivitas spektroskopi 13C
dapat ditingkatkan dengan spektroskopi proton-observed carbon-edited.
Banyak informasi yang dapat diperoleh dari spektra NMR. Pada umumnya
metode ini berguna sekali untuk mengidentifikasi struktur senyawa atau rumus
bangun molekul senyawa organik. Meskipun Spektroskopi Infra Merah juga dapat
digunakan untuk tujuan tersebut, analisis spektra NMR mampu memberikan
informasi yang lebih lengkap.
NMR digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan sintetik
yang baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia sebagaimana hubungan
komponen dalam larutan yang dapat mengalami reaksi kimia. Spektroskopi NMR
merupakan alat yang dikembangkan dalam biologi struktural. Dasar dari spektroskopi
NMR adalah absorpsi radiasi elektromagnetik dengan frekuensi radio oleh inti atom.
3
Frekuensi radio yang digunakan berkisar dari 0,1 sampai dengan 100 MHz. Bahkan,
baru-baru ini ada spektrometer NMR yang menggunakan radio frekuensi sampai 500
MHz. Inti proton (atom hidrogen) dan karbon (karbon 13) mempunyai sifat-sifat
magnet. Bila suatu senyawa mengandung hidrogen atau karbon diletakkan dalam
bidang magnet yang sangat kuat dan diradiasi dengan radiasi elektromagnetik maka
inti atom hidrogen dankarbon dari senyawa tersebut akan menyerap energi melalui
suatu proses absorpsi yang dikenal dengan resonansi magnetik. Absorpsi radiasi
terjadi bila kekuatan medan magnet sesuai dengan frekuensi radiasi elektromagnetik.
Proton tunggal 1H adalah isotop yang paling penting dalam hidrogen. Isotop ini
melimpah hampir 100% dan jaringan hewan mengandung 80% air. 1H memproses
momen magnetik yang besar dari inti yang penting secara biologi. Ketika pada medan
magnet konstan, frekuensi NMR dari inti hanya bergantung pada momen magnetnya,
frekuensi 1H paling tinggi pada spektrometer yang sama. Sebagai contoh, pada
spektrometer 360MHz untuk 1H, frekuensi untuk 31P adalah 145,76 MHz dan untuk
13C adalah sekitar 90MHz..
Dampak spektroskopi NMR pada senyawa bahan alam sangat penting. Ini dapat
digunakan untuk mempelajari campuran analisis, untuk memahami efek dinamis
seperti perubahan pada suhu dan mekanisme reaksi, dan merupakan instrumen tak
ternilai untuk memahami struktur dan fungsi asam nukleat dan protein. Teknik ini
dapat digunakan untuk berbagai variasi sampel, dalam bentuk padat atau pun larutan.
4
5. Memeriksa struktur plastik, untuk memastikan mereka akan memiliki sifat yang
diinginkan.
Metode spektroskopi jenis ini didasarkan pada penyerapan energi oleh partikel
yang sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat. Energi yang dipakai
dalam pengukuran dengan metode ini berada pada daerah gelombang radio 75-0,5m
atau pada frekuensi 4-600 MHz, yang bergantung pada jenis inti yang diukur. Inti yang
dapat diukur dengan NMR yaitu :
a) Bentuk bulat
b) Berputar
c) Bilangan kuantum spin = ½
d) Jumlah proton dan netron ganjil, contoh : 1H, 19F, 31P, 11B, 13C
Di dalam medan magnet, inti aktif NMR (misalnya 1H atau 13C) menyerap pada
frekuensi karakteristik suatu isotop. Frekuensi resonansi, energi absorpsi dan
intensitas sinyal berbanding lurus dengan kekuatan medan magnet. Sebagai
contoh, pada medan magnet 21 tesla, proton beresonansi pada 900 MHz. nilai
magnet 21 T dianggap setara dengan magnet 900 MHZ, meskipun inti
yang berbeda beresonansi pada frekuensi yang berbeda. Di medan magnet bumi,
inti yang sama beresonansi pada frekuensi audio. Fenomena ini dimanfaatkan
oleh spektrometer NMR medan bumi, yang lebih murah dan mudah dibawa. Instrumen
ini biasa digunakan untuk keperluan kerja lapangan dan pengajaran.
5
mempunyai spin. Spin inti akan menimbulkan medan magnet. Dari resonansi magnet
proton (RMP), akan diperoleh informasi jenis hidrogen, jumlah hidrogen dan
lingkungan hidrogen dalam suatu senyawa begitu juga dari resonansi magnet karbon
(RMC).
6
Skema spektometer NMR
7
Prinsip dalam spektrometri NMR yaitu bila sampel yang mengandung1H
atau 13C (bahkan semua senyawa organik) ditempatkan dalam medan magnet, akan
timbul interaksi antara medan magnet luar tadi dengan magnet kecil (inti). Karena
adanya interaksi ini, magnet kecil akan terbagi atas dua tingkat energi (tingkat yang
sedikit agak lebih stabil (+) dan keadaan yang kurang stabil (-)) yang energinya
berbeda. Karena inti merupakan materi mikroskopik, maka energi yang berkaitan
dengan inti ini terkuantisasi, artinya tidak kontinyu. Perbedaan energi antara dua
keadaan diberikan oleh persamaan.
∆E = γhH/2π
Bila sampel disinari dengan gelombang elektromagnetik (ν) yang berkaitan dengan
perbedaan energi (∆E),
∆E = hν
Inti dalam keadaan (+) mengabsorbsi energi ini dan tereksitasi ke tingkat energi (-).
Proses mengeksitasi inti dalam medan magnetik akan mengabsorbsi energi (resonansi)
disebut nuclear magnetic resonance(NMR).
ν = γH/2π
Bila kekuatan medan magnet luar, yakni magnet spektrometer, adalah 2,3490 T(tesla;
1 T = 23490 Gauss), ν yang diamati sekitar 1 x 108 Hz = 100 MHz. Nilai frekuensi ini
di daerah gelombang mikro.
8
frekuensi diinduksi oleh perbedaan lingkungan kimia tempat inti tersebut berada.
Perubahan ini disebut pergeseran kimia. Dalam spektrometri 1H NMR, pergeseran
kimia diungkapkan sebagai nilai relatif terhadap frekuensi absorpsi (0 Hz)
tetrametilsilan standar (TMS) (CH3)4Si.
ν merupakan perbedaan frekuensi resonansi (dalam Hz) inti yang diselidiki dari
frekuensi standar TMS (dalam banyak kasus) dan ν frekuensi (dalam Hz) proton
ditentukan oleh spektrometer yang sama. Karena nilai ν/ν sedemikian kecil, nilainya
dikalikan dengan 106. Jadi nilai δ diungkapkan dalam satuan ppm.
9
1.3 . Bagan alat dan keteranagn komponen – komponennya
Instrumen NMR terdiri atas komponen-komponen utama berikut (Khopkar, 2003 &
Sastrohamidjojo, 1994) :
1. Magnet ; kekuatan magnet menentukan akurasi dan kualitas suatu alat NMR.
Ada tiga jenis magnet yang dipakai :
Magnet permanen
Elektromagnet
Magnet superkonduksi
Magnet Akurasi dan kualitas suatu alat NMR tergantung pada kekuatan
magnetnya. Resolusiakan bertambah dengan kenaikkan kekuatan medannnya,
bila medan magnetnyahomogen elektromagnet dan kumparan superkonduktor
(selenoids). Magnetpermanen mempunyai kuat medan 7046-14002 G, ini
10
sesuai dengan frekuensioskilator antara 30-60 MHz. Termostat yang baik
diperlukan karena magnet bersifatpeka terhadap temperatur. Elektromagnet
memerlukan sistem pendingin,elektromagnet yang banyak di pasaran
mempunyai frekuensi 60, 90 dan 100 MHzuntuk proton. NMR beresolusi tinggi
dan bermagnet superkonduktor dengan frekuensiproton 470 MHz. Pengaruh
fluktuasi medan dapat diatasi dengan sistem penguncifrekuensi, dapat berupa
tipe pengunci eksternal atau internal. Pada tipe eksternalwadah senyawa
pembanding dengan senyawa sampel berada pada tempat terpisah,sedang pada
tipe internal senyawa pembanding larut bersama-sama sampel.
Senyawapembanding biasanya tetrametilsilan (TMS).
11
6. Tempat sampel dan kelengkapannya (Tempat sampel dan probe) Tempat
sampel merupakan tabung gelas berdiameter 5mm dan dapat diisi cairansampai
0,4 ml. Probe sampel terdiri atas tempat kedudukan sampel, sumber frekuensi
penyapu dan kumparan detektor dengan sel pembanding. Detektor dan
kumparan penerima diorientasikan pada 90º. Probe sampel menggelilingi
tabung sampel pada ratusan rpm dengan sumbu longitudinal.
Untuk NMR beresolusi tinggi, sampel tidak boleh terlalu kental. Biasanya
digunakan konsentrasi larutan 2-15%. Pelarut yang baik unutk NMR sebaiknya tidak
mengandung proton seperti CS2, CCl4. Pelarut–pelarut berdeuterium juga sering
digunakan seperti CDCl3 atau C6D6. (Khopkar, 2003).
Kelebihan dari alat ini adalah dapat mengidentifikasi adanya senyawa organic
dalam sampel.
Kelemahan dari alat ini adalah mahal dalam pngujiannya, tidak dapat
menggunakan pelarut CCl4 pelarut ini sangat nonpolar sehingga mempunyai
kapasitas pelarutan yang relatif rendah. Misalnya tidak dapat melarutkan
senyawa-senyawa yang bersifat polar. Karena hal-hal tersebut maka terdapat
beberapa pelarut yang sering digunakan pada spektrometer NMR yakni pelarut
yang telah terdeuterasi, misalnya Deuterokloroform (CDCl3),
Heksadeterobenzena (C6D6), Aseton-d6 (CD3COCD3)
12