Lingk Kerja Faktor Kimia Biologi PDF
Lingk Kerja Faktor Kimia Biologi PDF
Lingk Kerja Faktor Kimia Biologi PDF
halaman 1
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
BAGIAN - 1
LINGKUNGAN KERJA
FAKTOR KIMIA
I. PENGANTAR
Lima puluh tahun yang lalu hanya satu juta ton bahan-bahan kimia telah dihasilkan
setiap tahunnya, sedikit sekali telah diketahui, dan sedikit pula dikerjakan,
sehubungan dengan bahaya-bahaya kimia dan prosesnya. Sekarang ini lebih dari
400 juta ton bahan-bahan kimia dihasilkan setiap tahunnya, dan diantara 5-7 juta
bahan kimia yang telah diketahui, lebih dari 80.000 dipasarkan. Lebih dari 1000
bahan kimia baru dihasilkan setiap tahunnya. Diperkirakan 500-10.000 bahan kimia
diperdagangkan mengandung bahaya, diantaranya 150–200 kemungkinan
penyebab kanker.
Bahan kimia telah meningkatkan mutu kehidupan. Bahan kimia disektor
pertanian dalam bentuk pembasmian hama (pestisida) dan pupuk (fertilizer) telah
secara besar-besaran meningkatkan produksi makanan. Obat kemotrapi telah
memberikan kontribusi terhadap pengobatan kanker dan obat-obat baru terus
menerus secara konstan memasuki pasaran untuk pengobatan penyakit jantung
misalnya. Serat karbon secara luas digunakan dipabrik pembuatan bahan baru
yang ringan, sementara serat keramik digunakan sebagai bahan penyekat dan
sering digunakan sebagai pengganti asbestos.
Kini sesungguhnya setiap tempat kerja, tercemar oleh bahan kimia seperti bahan
pelarut yang digunakan untuk membersihkan dan menghilankan minyak, campuran
cat dan pernis dan pelarut campuran yang kental dan bahan campuran lainnya.
Bahan kimia dalam bentuk padat dapat berubah dijadikan bubuk atau partikel abu
selama proses manufaktur dan dapat bersisa masuk kedalam udara ambient untuk
jangka waktu yang lama.
Gas dan uap digunakan dalam operasi industri seperti pengelasan dan
pendinginan, atau pada bermacam-macam proses kimia lainnya, gas juga
dipergunakan dirumah sakit sebagai bahan anestesi. Laboratorium di Sekolah,
Universitas, Badan penelitian, Perwakilan pemerintah dan Perusahaan perorangan
banyak menggunakan berbagai macam bahan kimia baik dalam jumlah besar
maupun kecil.
II. PENGERTIAN
Faktor kimia adalah faktor didalam tempat kerja yang bersifat kimia, yang meliputi
bentuk padatan (partikel, cair, gas, kabut, aerosol, dan uap yang berasal dari
bahan- bahan kimia, mencakup wujud yang bersifat partikel adalah debu, awan,
kabut, uap logam, dan asap ; serta wujud yang tidak bersifat partikel adalah gas dan
uap (pasal 1, butir 11, dan butir 12. Permennakertransi No.PER. 13/MEN/X/2011,
tentang NAB (Nilai Ambang Batas) Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja).
halaman 2
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
Gas
adalah bahan seperti oksigen, nitrogen, atau karbon dioksida dalam bentuk gas
pada suhu dan tekanan normal, dapat dirubah bentuknya hanya dengan kombinasi
penurunan suhu dan penambahan tekanan.
Aerosol (partikel)
yaitu setiap sistem titik-titik cairan atau debu yang mendispersi diudara yang
mempunyai ukuran demikian lembutnya sehingga kecepatan jatuhnya mempunyai
stabilitas cukup sebagi suspensi diudara. Perlu diingat bahwa partikel-partikel debu
selalu berupa suspensi.
Kabut (mist) ,
adalah sebaran butir-butir cairan diudara. Kabut biasanya dihasilkan oleh proses
penyemprotan dimana cairanh tersebar, terpercik atau menjadi busa partikel buih
yang sangat kecil.
Asap (fume)
halaman 3
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
adalah butiran-butiran benda padat hasil kondensasi bahan-bahan dari bentuk uap.
Asap ini biasanya berhubungan dengan logam di mana uap dari logam
terkondensasi menjadi butiran-butiran padat di dalam ruangan logam cair tersebut.
Asap juga ditemui pada sisa pembakaran tidak sempurna dari bahan-bahan yang
mengandung karbon, karbon ini mempunyai ukuran lebih kecil dari 0,5 (micron)
MSDS
adalah singkatan dari material safety data sheet memuat informasi mengenai
sifat-sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengunaan zat kimia,
pertolongan apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat yang berbahaya.
Label
adalah keterangan mengenai bahan kimia yang berbentuk piktogram/simbol,
tulisan, atau kombinasi keduanya atau bentuk lain yang juga berisi informasi
identitas produk dan pemasok serta klasifikasi bahan kimia.
Bahan berbahaya khususnya bahan kimia adalah bahan-bahan yang pada suatu
kondisi tertentu dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, pada setiap tingkat
pekerjaan yang dilakukan (penyimpanan, pengangkutan, penggunaan, pembuatan
dan pembuangan).
halaman 4
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
disertai dengan tenaga perusakan yang besar, pelepasan tekanan yang besar serta
suara yang keras.
halaman 5
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
i. Gas bertekanan
Gas bertekanan telah banyak digunakan dalam industri ataupun laboratorium.
Bahaya dari gas tersebut pada dasarnya adalah karena tekanan tinggi dan juga
efek yang mungkin juga bersifat racun, aspiksian, korosif, dan mudah terbakar.
Gas-gas tersebut diatas dalam silinder yang bertekanan, harus disimpan dalam
keadaan terlindung, bebas panas, dan goncangan serta terikat kuat dan bebas dari
kebocoran kran.
halaman 6
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
Bahan-bahan kimia adalah bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dan
atau proses kerja serta sisa sisa proses produksi dan atau proses kerja. Potensi
bahaya kimia yang memungkinkan terjadi di lingkungan kerja akibat penggunaan
bahan kimia dalam proses produksi atau proses kerja.
Ada dua cara praktis yang dapat digunakan untuk mengenal bahaya bahan kimia di
tempat kerja, yakni :
Membaca Diagram Alir Proses Produksi.
Melakukan survey bahan – bahan kimia di tempat kerja
Dengan melihat secara garis besar tentang diagram alir proses produksi di dalam
suatu industri sehingga dapat diketahui di setiap bagian mana saja yang
memungkinkna untuk menimbulkan bahaya dan dapat dicegah agar tidak berlanjut
ke proses berikutnya.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menentukan apakah ada bahaya
potensial dari bahan – bahan yang ada di lingkungan kerja. Jadi di dalam survey ini
harus mencatat dan melakukan inventarisasi terhadap semua bahan yang
digunakan dalam proses produksi itu maupun yang dihasilkan selama proses
sampai akhir proses.
halaman 7
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
aliran dari drum ke lubang penampung (damp ground), atau membuat korosi
internal bila disimpan dalam waktu lama?
3. Apakah beracun?
Apakah menyebabkan akut?
Apakah menyebabkan kronis?
Apakah masuk melalui saluran makanan?
Apakah masuk melalui pernapasan?
Apakah masuk melalui absorpsi?
Apakah kadar toksisitas dapat segera ditentukan?
Berapakah Nilai Ambang Batas (NAB) nya?
Klarifikasi antara kadar racun dengan bahaya harus dimengerti dengan jelas. Kadar
racun bahan kimia adalah satu dari sipat-sipat alami nyang tidak dapat dihilangkan
bila bahan kimia tersebut tetap sama rumus bangunnya, tetapi bahaya ditentukan
oleh frekuensi dan lamanya pemaparan dan konsentrasi bahan kimia. Cedera tidak
akan terjadi tanpa pemaparan konsentrasi yang diberikan dan rancangan dan
operasi proses bahan kimia yang menentukan banyaknya pemaparan,konsentrasi
dan lain-lain. Karenanya, dengan rancangan yang benar dan penanganan yang
aman, bahaya dapat dihilangkan atau tanda-tanda potensinya dapat diredakan.
Karena penggunaannya yang sangat umum, hampir dapat dikatakan bahwa semua
mengetahui bahwa asam sulfat pekat merupakan cairan korosif yang dengan cepat
dapat menghancurkan jaringan badan dan membuat luka bakar. Meskipun
demikian, ratusan ton asam sulfat dimanipulasi,ditransfer, dan disimpan setiap hari
tanpa bahaya yang besar. Hal ini disebabkan sifat-sifat racunnya telah diketahui
dan difahami dan cara-cara pencegahan kecelakaannya telah dibuat. Hasil; kontak
dengan asam sulfat terjadi dengan cepat dan akut, tetapi meskipun benzene dalam
kuantitas sedikit dikulit tidak merupakan hal yang berbahaya, efek akumulatif dari
sifat-sifatnya dapat memicu anemia yang serius dan kematian.
Aspek lanjutan dari pertanyaan mengenai kadar racun dapat segera ditentukan dan
apakah Nilai Ambang Batas (NAB) yang dinyatakan dalam bagian per juta, yang
menyatakan kondisi yang karyawan dapat terpapar setiap hari tanpa mengalami
efek yang berarti. Tetapi, peringatan harus diberikan bahwa NAB, dalam konteks
yang benar, hanya dapat dinterpretasikan dengan benar oleh personil yang terlatih
dalam higiene industri, dan tidak boleh digunakan sebagai:
Indeks relatif atas bahaya atau kadar racun;
Alat evaluasi pada gangguan polusi udara;
Perkiraan potensi racun pada pemaparan terus-menerus yang tidak
berhenti.
Meskipun bahaya yang terditeksi sebagai bau tidak dapat diyakinkan benar, tetapi
tidak ada keraguan bahwa bau khas dari beberapa bahan kimia merupakan indikasi
yang jelas akan adanya bahan kimia tersebut, meskipun bukan konsentrasinya.
Berikut ini adalah bahaya dari pemantauan dengan orang. Sebagai contoh, bau dari
klorin (Cl2 ) dapat dikenali dengan tercium pada konsentrasi yang sangat kecil, dan
karena tidak ada efek iritasi yangnyata dalam waktu cepat, maka tidak ada tindakan
perbaikan. Tetapi konsentrasi maksimum yang diperbolehkan untuk klorin di udara
adalah satu bagian klorin per satu juta bagian udara untuk delepan jam pemaparan,
dan konsentrasi terkecil yang dapat terditeksi oleh manusia pada umumnya adalah
tiga sampai empat bagian klorin per satu juta bagian udara. Hal ini menunjukkan
bahwa bila klorin tercium berarti ada instalasi yang perlu diperbaiki.
halaman 8
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
4. Berapakah :
Densitas uap?
Tekanan uap?
Titik beku?
Specific Gravity?
Kelarutan dalam air?
Pengetahuan atas kelima karakter fisik di atas memberikan fakta dan informasi
yang terpisah dan berharga. Semua cairan akan menguap, tetapi kecepatan
penguapannya tergantung pada suhu dan tekanan; secara umum cairan panas
menguap lebih cepat daripada cairan dingin. Tekanan uap cairan dan larutan harus
diperhatikan, terutama pada suhu ruang. Hal ini sangat penting bila menyimpan
drum berisi cairan berbahaya. Kebocoran dari beberapa bahan kimia, dapat
menimbulkan bahaya. Perbandinga berat jenis antara uap/gas dengan udara
menunjukkan apakah uap pada suhu normal (0°C) dan tekanan normal (76cm-Hg)
lebih padat atau lebih renggang daripada udara; karena uap itu akan naik ke
atmosfir atau turun. Sebagai contoh adalah petroleum yang memiliki berat jenis 2,5.
Kebocoran petroleum, setelah menguap pada suhu normal, membentik uap
cenderung bergerak sepanjang permukaan. Beberapa kondisi yang mempengaruhi
seperti kecepatan angin dan suhu sekitar membantu petrpleum menyebar cukup
jauh dari lubang inpeksi, tetapi uap petroleum bergerak disepanjang lubang,
menghasilkan atmosfir mudah meledak yang dapat menghasilkan bencana hanya
dengan adanya letikan api
Pentingnya pengetahuan tentang specfic grafvity terlihat nyata saat menentukan
tindakan yang hrus diambil saat menghadapi kebocoran besar. Perbandingan berat
jenis bahan kimia dengan berat jenis air menunjakan apakah bahan kimia akan
mengambang di atas air atau tenggelam. Semua cairan bocor diarahkan mencapai
saluran buang, dan ledakan dibawah tanah akibat kontaminasi oleh cairan sangat
mudah terbakar dapat membuat kerusakan hebat di area yang luas. Bahan tersebut
contohnya adalah petroleum memiliki berat jenis 0,80, sehingga bocoran akan
mengambang di atas air. Karenanya air tidak direkomendasikan sebagai bahan
pemadam untuk kebakaran petroleum cair, karena air akan tenggelam di bawah
petroleum, dan dengan naiknya volume cairan, maka akan cenderung memperlebar
area kebakaran. Membiarkan petroleum keluar kesaluran buang hanya akan
meningkatkan bahaya.
Sebaliknya, bila cairan karbon disulfida yang sangat mudah terbakar, memiliki titik
nyala yang rendah dan titiok bakar yang rendah, memiliki specific gravity 1,26
terbakar, maka dapat dikendalikan dengan menggunakan air yang cukup.
Bila bahan kimia dapat larut dalam air, kebocoran apapun akan mudah bergabung
karena dapat dijenuhkan dengan air dan setelah pencegahan yang layak telah
dilakukan, dapat dikeluarkan ke sistem efluen.
Sehubungan dengan kemampuan pelarutan bahan kimia ke dalam air, harus pula
diperhatikan bahaya yang mungkin terjadi pada beberapa bahan kimia. Beberapa
kasus pernah terjadi yang menimbulkan cedera serius yang timbul akibat masuknya
air ke dalam wadah kosong berbagai bahan kimia menyebabkan reaksi yang hebat.
Sebagai contoh adalah fosfor klorida yang bukan bahan kimia korosif, tetapi setelah
kontak dengan air atau uap air, akan bereaksi hebat, melepas panas dan uap
klorosif asam klorida. Contoh lain adalah sejumlah natrium sianida dengan air di
saluran buang. Reaksi antara natrium sianida dengan air di saluran buang
memperbesar volume gas asam sianida yang mematikan. Bahan kimia seperti
asam sulfat jika bercampur dengan air akan menghasilkan uap air yang cukup untuk
halaman 9
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
halaman 10
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
Klas Penjelasan
Klas I (Eksplosif) Dapat terurai pada suhu dan tekanan tertentu
dan mengeluarkan gas kecepatan tinggi dan
merusak sekeliling
Klas II (Cairan mudah 1. Gas mudah terbakar
terbakar) 2. Gas tidak mudah terbakar
3. Gas beracun
Klas III (Bahan mudah 1. Cairan : F.P <23oC
terbakar) 2. Cairan : F.P >23oC
( F.P = flash point)
Klas IV (Bahan mudah 1. Zat padat mudah terbakar
terbakar selain klas II 2. Zat yang mudah terbakar dengan
dan klas III) sendirinya
3. Zat yang bila bereaksi dengan air dapat
mengeluarkan gas mudah terbakar
Klas V (Zat pengoksidasi) 1. Oksidator bahan anorganik
2. Peroksida organic
Klas VI (Zat racun) 1. Zat beracun
2. Zat menyebabkan infeksi
Klas VII (Zat radioaktif) Aktifitas : 0.002 microcury/g
Klas VIII (Zat korosif) Bereaksi dan merusak
MSDS ( Material Safety Data Sheet ) atau Lembar data keselamatan bahan
(LDKB) merupakan suatu berkas data yang mengandung informasi mengenai sifat-
sifat suatu bahan. Lembar data ini bertujuan memberikan informasi kepada para
pekerja dan personel gawat darurat mengenai informasi penanganan suatu bahan
dengan aman. Lembar data ini memberikan informasi data seperti titik leleh, titik
didih, titik nyala, toksisitas, efek kesehatan, perawatan pertama, reaktivitas, cara
penyimpanan, cara pembuangan, peralatan pelindung yang diperlukan, dan
prosedur penanganan tumpahan bahan. Format lembar data ini berbeda-beda
bergantung pada persyaratan tiap-tiap negara.
Lembar data keselamatan bahan juga digunakan secara luas dalam
mengkatalogkan informasi bahan-bahan dan campuran kimia. Lembar data ini
dapat ditemukan di mana pun suatu bahan kimia digunakan, yang isinya paling
tidak ada 8 informasi penting yang termuat dalam sebuah dokumen MSDS atau
LDKB. Informasi tersebut meliputi:
halaman 11
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
Material safety data sheet atau dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian No.
87/M-IND/PER/9/2009, tentang global harmonize system (GHS) dinamakan Lembar
Data Keselamatan Bahan (LDKB) adalah lembar petunjuk yang berisi informasi
bahan kimia meliputi sifat fisika, kimia, jenis bahaya yang ditimbulkan, cara
halaman 12
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
halaman 13
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
bahwa semua MSDS harus menggunakan bahasa Indonesia, ini berarti para
pemasok dan importir bertanggung jawab menterjemahkan MSDS tersebut kedalam
bahasa Indonesia. Penggunaan MSDS dalam bahasa Indonesia memang lebih
tepat mengingat sebagian besar pengguna bahan kimia dilapangan (para pekerja)
tidak bisa berbahasa Inggris. Jika MSDS yang disediakan dilapangan berbahasa
Inggris dan para pekerja tidak memahaminya maka MSDS tersebut menjadi tidak
berguna. Maka sebaiknya pihak perusahaan meminta kepada pihak pemasok untuk
menyediakan MSDS dalam bahasa Indonesia, jika tidak mungkin maka perusahaan
sebaiknya menterjemahkan sendiri MSDS tersebut kedalam bahasa Indonesia
sebelum diberikan kepada pengguna dilapangan.
Selama transportasi atau pengiriman bahan kimia juga harus disertai dengan
MSDS,misalnya pada saat bahan kimia tersebut dikirim dengan menggunakan truk
container maka MSDS bahan kimia harus dibawa oleh sopir truk bersamaan
dengan dokumen pengiriman lainnya. Jangan sekali-kali menyimpan MSDS
didalam container atau packaging bahan kimia yang dikirim karena akan sulit untuk
diambil jika terjadi kecelakaan.
Jangan mengirimkan MSDS kepada pengguna atau pembeli dengan cara
memasukkan MSDS tersebut kedalam kemasan bahan kimia,tetapi dapat dikirim
melalui email,fax atau system database menggunakan internet.
1. Jalur Masuk
Masuk bahan kimia ke dalam tubuh bisa melalui 3 jalan yakni melalui; (i)
Pernapasan ( inhalation ), (ii) Kulit (skin absorption ), dan (iii) tertelan ( ingestion)
Untuk mengetahui suatu jenis bahan kimia dan kandungannya maupun tingkat
bahayanya, maka setiap bahan kimia harus memiliki material safety data set
(MSDS).
Pernapasan (inhalation)
halaman 14
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
Kulit merupakan jalur pemaparan yang paling umum dari suatu zat kimia, tetapi
untungnya kulit merupakan barrier yang paling efektif terhadap berbagai jenis zat
kimia. Apabila zat kimia menembus kulit toksitasnya tergantung pada derajat
absorpsi yang berlangsung, semakin besar absorpsi zat tersebut semakin besar
kemungkinan zat tersebut mengeluarkan efek toksitnya. Zat kimia begitu masuk
menembus kulit, zat tersebut akan memasuki darah dan terbawah keseluruh tubuh.
Kemampuan suatu zat kimia menembus kulit tergantung pada dapat larutnya zat
tersebut dalam lemak, seperti pelarut organik dan fenol dapat terserap melalui kulit.
Apabila kulit mengalami kerusakan akibat ter-iris, tergores, atau penyakit, maka
penyerapan bahan-bahan kimia yang kontak dengannya masuk kedalam tubuh
lebih cepat .
Tertelan ( ingestion )
halaman 15
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
1. Iritasi
Iritasi adalah diartikan suatu keadaan yang dapat menimbulkan bahaya apabila
tubuh kontak dengan bahan kimia. Bagian tubuh yang terkena biasanya kulit, mata
dan saluran pernapasan.
halaman 16
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
Contoh ,
Saluran pernapasan
halaman 17
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
2. Reaksi Alergi
Elergi bisa terjadi melalui proses paparan terhadap bahan kimia. Bahan kimia
alergen atau sensitizers dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit atau organ
pernapasan.
Kulit :
Reaksi elergi dari kulit adalah suatu keadaanyang sering kita lihat menyerupai
dermatitis. Contoh bahan kimia : colophony ( rosin), formaldehyde, logam seperti
chromium atau nickel, epoxy hardeners, turpentine.
Pernapasan :
Kepekaan saluran pernpasan menyebabkan asma pada waktu bekerja . Contoh
bahan kimia : disocyanates, fibre-reactive dyes, formaldehyde, nickel.
Karena ini berhubungan dengan kadar zat asam di udara yang digantikan dan
didominasi oleh gas seperti nitrogen, karbon dioksida, ethane, hydrogen atu helium
yang kadar tertentu mempengaruhi kelangsungan hidup. Udara normal biasanya
mengandung 21% zat asam. Apabila kandungan zat asam turun dibawah 17%,
maka jaringan tubuh akan mengalami kekurangan zat asam, sehingga
menimbulkan gejala-gejala seperti pusing , mual dan kehilangan konsentrasi.
Situasi seperti ini bisa terjadi dalam ruangan-ruangan kerja tertutup. Proses
penurunan kadar zat asam secara terus-menerus bisa menyebabkan kehilangan
kesadaran dan kematian.
Paparan terhadap konsentrasi yang relatif tinggi dari bahan kimia tertentu seperti
ethyl dan prophyl alcohol (alipaphatic alcohol), dan methylethyl keton (aliphatic
halaman 18
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
keton), acetylene hydrocarbon ethyl dan isoprophyl ether, dapat menekan susunan
syaraf pusat.Bahan –bahan kimia tersebut akan mengakibatkan efek yang sama
seperti dalam keadaan mabuk. Paparan pada konsentrasi yang tinggi bisa
menimbulkan kehilangan kesadaran, bahkan bisa mematikan.
5. Keracunan Sistemik
6. Kanker
halaman 19
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
7. Efek Reproduksi
Evaluasi factor lingklungan kerja kimia dimaksudkan sebagai usaha teknis untuk
mengetahui secara baik kualitatif maupun kuantitatif factor apa yang terdapat di
lingkungan kerja tersebut. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI
No.Kep.187/MEN/1999, tentang pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat
kerja, dimana bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal
atau campuran yg berdasarkan sifat kimia dan atau fisika dan atau toksikologi
berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan
Menurut Olishifski.J.B (1988) : tanggung jawab dan kewajiban manajemen
dalam program pengendalian bahaya ditempat kerja antara lain sebagai berikut :
1
..... Olishifski.J.B. (1988) . Fundamental of Industrial Hygiene
halaman 20
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
Dalam upaya pengendalian potensi bahaya di tempat kerja, maka perlu adanya
pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar pengendalian yang harus diikuti yaitu
melalui tahapan sebagai berikut : lihat Gambar 2.11
Pengenalan potensi bahaya yang ada maupun resiko yang mungkin timbul
(Hazards Identification).
Penilaian tingkat resiko yang mungkin timbul (Risks Assessment).
Penentuan dan pemilihan tindakan pencegahan monitoring atau
pengukuran lingkungan kerja, untuk mengetahui besarnya tingkat resiko di
halaman 21
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
tempat kerja . Dari data hasil pengukuran lingkungan kerja bila telah
melebihi ketentuan stdard Nilai Ambang Batas (NAB) dan pengendalian
yang tepat dengan menggunakan metode hirarki pengendalian (Risks
Control), diadakan suatu analisa dan disusun sebagai umpan balik dalam
proses pencegahan, dengan eliminasi atau sibtitusi, bila bahaya tersebut
bisa di eliminasi atau disibtitusi (ya), baru didakan pengendalian bahaya,
dan bila (tidak) berarti dilaksanakan proses isolasi, proses selanjut bisa
dilihat pada gambar 2.11
6.1. Subtitusi
halaman 22
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
6.2. Isolasi
Isolasi yang dimaksud disini adalah mengisolir tempat atau ruangan-ruangan yang
mengandung aspek bahan kimia yang berbahaya dari para pekerja atau tidak
kontak langsung bahan-bahan berbahaya tersebut, cukup dilakukan dengan
mengontrol dari luar atau tempat lain.
Jaga Jarak atau menggunakan pelindung (antara pekerja dg bahan berbahaya)
– Pemagaran seluruh mesin
– Menutup titik- titik daerah penyebar debu dari ban berjalan/conveyors
– Memasang tirai pelindung proses operasi abrasive blasting
halaman 23
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
Tujuan
halaman 24
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
halaman 25
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
Q = Q’.k
Q = 4528,09 * 4 =
Q = 18.126,36 cfm
Maka tingkat pengenceran adalah sebesar 18.126 cfm
Gambar, 2.16. Ada dua cara ventilasi pengeluaran setempat Sebelah kiri kontaminan ditarik mlalui
meja kerja sebelum mencapai zona pernapasan si pekerja. Sebelah kanan asap dari pengelasan ditarik
kedalam sistim pembuangan udara
Tujuan dari sistem ini adalah mengeluarkan udara kontaminan bahan kimia dari
sumber tanpa memberikan kesempatan kontaminan mengalami difusi dengan udara
di tempat kerja.
halaman 26
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
Alat keselamatan kerja adalah sebagai cara terakhir bila teknik-teknik pengamanan,
dan usaha- usaha rekayasa (engineering) tidak berhasil dilaksanakan seperti
dilukiskan pada gamabar-.2.11 Alat keselamatan ini belum sepenuhnya
menjamain seseorang untuk tidak celaka, karena fungsi alat keselamatan hanyalah
mengurangi akaibat dari kecelakaan.
Sarung tangan dipakai guna melindungi jari-jari tangan dan telapak tangan dari
kontak dengan bahan kimia berbahaya
Kaca mata
Kaca mata tipe goggle ini lensanya berwarna putih bening, sehingga cocok untuk
pekerjaan yang menimbulkan debu, pekerjaan-pekerjaan yang ada hubungannya
dengan bahan kimia serta dipakai pada pekerjaan mengetok/memukul yang
menimbulkan partikel beterbangan.Misalnya : mengetok,memukul dan
menggerindo.
halaman 27
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
DAFTAR PUSTAKA
ILO (1988)
Accident Prevetion a Workers. Education Manual, Geneva Switzerland
NIOSH (1988)
Industrial Hygiene and Chemical Safety M.H. Fulekar Professor Life Science (2006)
Department University of Mumbai I.K. International Publishing House Pvt. Ltd.
New Delhi Published by I.K. Internatinal Pvt. Ltd. S-25, Green Park Extension i.
Jack T. Garrett, Lewis J. Cralley, Lester V. Cralley - 1988
eRobert W. Allen, Michael D. Ells, Andrew W. Hart - 1976 - Industrial hygien363 halaman
halaman 28
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
BAGIAN - 2
LINGKUNGAN KERJA
FAKTOR BIOLPGI
I. PENGENALAN
Higiene industri adalah Ilmu dan seni yang mencurahkan perhatian pada
pengenalan, evaluasi dan kontrol faktor lingkungan yang muncul di tempat kerja
yang mungkin menyebabkan sakit, gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau
menimbulkan ketidaknyamanan pada tenaga kerja maupun lingkungan. Faktor
lingkungan kerja yang dapat menimbulkan bahaya di tempat kerja(occupational
health hazards) adalah bahaya : (i) Faktor fisik (panas, cahaya, noise, vibrasi,
ioniasing radiation, debu, tekanan, suhu, listrik, gelombang elektromagnitik, dll ), (ii)
Faktor kimia ( logam berat, non logam, gas, vapor, uap, fume, asap , dll), (iii)
Biologie ( jamur, bakteri, fungi, serangga, dll), (iv) Ergonomi.
Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari
sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari
binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang
terdegradasi.
Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu (i) yang menyebabkan
infeksi dan (ii) non-infeksi.
Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi (i)
organisme viable, (ii) racun biogenik dan (iii) alergi biogenik.
2.1. Bakteri
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu (i) bulat (kokus), (ii) lengkung
dan (iii) batang (basil). Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan
dan sanitasi yang buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan
baik dan kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang
diakibatkan oleh bakteri : anthrax (kulit dan paru), tuberculosis (paru), burcelosis
(sakit kepala,atralagia, enokkarditis), lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan
sebagainya
halaman 29
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja
yang potensial mengalaminya a.l.: pekerja di rumah sakit, laboratorium, jurumasak,
penjaga binatang, dokter hewan dll.
Contoh : Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus, salmonella, chlamydia,
psittaci
Masuknya M.O. kedalam tubuh tidak selalu mengakibatkan infeksi, dipengaruhi oleh
banyak faktor, aanata lain : (i)Virulensi, (ii) Route of infection, (iii) Daya tahan tubuh
2.3. VIRUS
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter.
Virus tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang
khas. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis,
HIV, dan sebagainya
(HIV) menyebabkan penurunan daya kekebalan tubuh, ditularkan melalui:
Tranfusi darah yang tercemar, Tertusuk/teriris jarum/pisau yag terkontaminasi,
Hubungan sexual, Luka jalan lahir waktu melahirkan
Pekerja berisiko (HIV) Pekerja RS, Pekerja yang sering ganti-ganti pasangan
2.4. Parasit
2.5 .HEWAN
Seraangga sengatan
Binatang berbisa gigitan ular
Binatang buas Carnovora
2.6. Tumbuhan
halaman 30
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
3.5. Di Laboratorium :
halaman 31
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi dan bagaimana mengotrol dan
mencegah penularannya diharapkan efek yang merugikan dapat dihindari.
DAFTAR PUSTAKA
halaman 32
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri
halaman 33